Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179361 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Monasari
"ABSTRAK
Bioethanol saat ini banyak dikembangkan untuk penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Pemanfaatan low grade bioethanol merupakan awal mula penelitian ini dilakukan. Berawal dari pembuatan compact distillator pada mesin SI karburator untuk memperoleh high grade bioethanol dengan memanfaatkan gas buang sampai pada penelitian terbaru mengenai penggunaan zat aditif yang dicampurkan pada bahan bakar ethanol dengan bensin untuk mendapatkan performa dan emisi yang lebih baik. Pengujian dilakukan pada mesin SI 125cc pada engine dyno dengan menggunakan 7 variasi bahan bakar diantaranya, E0, E5, E10, E15, E5 aditif, E10 aditif, dan E15 aditif. Hasil pengujian diperoleh bahwa penambahan ethanol umumnya dapat meningkatkan performa motor uji yang dihasilkan, dan dengan penambahan zat aditif oxygenated cyclohexanol pada beberapa variasi bahan bakar dihasilkan kenaikan torsi dan daya yang dihasilkan. Sama halnya dengan performa, emisi gas buang CO dan HC pun mennurun akibat pengunaan ethanol sebagai campuran bahan bakar, dan sebaliknya nilai CO2 meningkat oleh karena molekul ndash;OH yang terkandung dalam campuran bahan bakar dengan aditif akan bereaksi dengan CO. CO2 juga dinilai sebagai salah satu indikator pembakaran yang sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh zat aditif terhadap performa dan emisi gas buang yang dihasilkan oleh motor uji.

ABSTRACT
Bioethanol is currently widely developed for the use of vehicle fuel. Utilization of low grade bioethanol is the beginning of this research conducted. Starting from the manufacture of compact distillator on carburetor SI engine to obtain high grade bioethanol by utilizing exhaust gas up to the latest research on the use of additives in fuel mixture ethanol and gasoline to get better performance and emission gas. The test was performed in a 125 cc SI engine on engine dynamometer using 7 variants of fuel, E0, E5, E10, E15, E5 adfitive, E10 additive, and E15 additive. The results obtained that the addition of ethanol can generally improve the performance, and with the addition of oxygenated cyclohexanol additive in some variations of fuel produces increased torque and power generated. Same with performance, CO, and HC exhaust emissions are reduced due to the use of ethanol as a fuel mixture, and the value of CO2 increases because the ndash OH molecules contained in the fuel mixture with the additive will react with CO. CO2 is also rated as one of the perfect burning indicators. This study aims to see the effect of additives on the performance and exhaust emission produced by the motor test."
2018
T51548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Aziz
"ABSTRACT
Bahan bakar fosil menjadi salah satu kebutuhan utama manusia modern, terutama untuk kendaraan bermotor. Namun, kekurangan bahan bakar fosil memunculkan berbagai alternatif, salah satunya adalah bioetanol. Bioetanol memiliki Angka RON nilai Oktan lebih tinggi dibanding BBM sehingga dapat meningkatkan performa mesin. Namun, penggunaan bioetanol masih terbatas pada pencampuran dengan bahan bakar fosil pada persentase tertentu. Bioetanol yang digunakan merupakan bioetanol fuel grade dengan kadar air dibawah 0,1. Selain meningkatkan performa, penggunaan bioetanol dapat menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga menghasilkan emisi yang lebih baik. Selain bioetanol, solusi lain dalam mengurangi emisi sekaligus memperkecil nilai COV Coefficient of Variation pada mesin adalah penambahan zat aditif Oxygenate dengan kandungan oksigen lebih tinggi sehingga dapat menghasilkan emisi lebih baik dibanding bahan bakar murni saat pembakaran. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bioetanol fuel grade dengan perbandingan E5, E10 dan E15 dengan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol yang nantinya hasil torsi akan dibandingkan dengan bahan bakar murni E0. Pengujian dilakukan menggunakan Engine Dynamometer Test. Dari penelitian ini disimpulkan: Pambahan Bioetanol dapat meningkatkan torsi; semakin banyak persentase bioetanol yang dicampurkan maka akan semakin tinggi nilai torsinya. Namun, penambahan aditif membuat rasio udara dan bahan bakar menjadi lean dikarenakan oksigen yang sangat banyak dan menyebabkan nilai torsi menurun.

ABSTRACT
Fossil fuel has become one of modern human primary needs, mainly for motorized vehicles. Nonetheless, due to its drawback, people have created its alternatives, including bioethanol. Bioethanol has higher octane number which produces better emission compared to fossil fuel. However, bioethanol usage is still limited to just mixing it with fossil fuel in a certain ratio. Bioethanol used for this method is fuel grade bioethanol with water percentage less than 0.1 which can improve engine performance as well as produce better emission. Another solution that can reduce emission and lessen Coefficient of Variation COV is by adding Oxygenate additive which has higher oxygen level that helps reducing emission during ignition. In this experiment, writer used fuel grade bioethanol with E5, E10, and E15 ratio with Oxygenate Cyclohexanol additive. Afterwards, torques generated from the experiments will be compared to ones from pure fossil fuel E0 usage. The experiment is conducted by using Engine Dynamometer Test. From the results obtained, it can be concluded that adding bioethanol will increase torque The more bioethanol being added, the higher torque will be generated. However, additive addition makes the ratio between air and fuel become lean and reduce torque due to high level of oxygen. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki Fajar
"ABSTRACT
Permasalahan tentang polusi udara dan kebutuhan energi merupakan fenomena yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2012-2016 mencapai 8,19. Kendaraan roda dua mendominasi kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia sebesar 81,33 dari total pada tahun 2016. Karena permasalahan kebutuhan energi dan polusi udara maka dibutuhkan sumber energi lain berupa bioethanol. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap dampak penggunaan fuel grade bioethanol dan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol sebagai campuran bahan bakar pada Brake Power yang dihasilkan oleh mesin injeksi 125cc. Penelitian menggunakan engine dynamometer, dengan metode pengambilan data dari putaran mesin 3000-8500 RPM. Campuran bahan bakar yang digunakan adalah E0, E5, E10, dan E15 beserta tambahan aditif ke dalam campuran gasoline dan fuel grade bioethanol. Dari studi didapatkan hasil campuran bahan bakar paling optimum adalah E15 yang dapat meningkatkan rata-rata daya 1,49 atau 0,08 kW dari E0. Maksimum Brake Power yang dihasilkan ada pada campuran E15 dan minimum Brake Power pada E15 dengan tambahan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol.

ABSTRACT
The problem of air polution and energy demand is faced by many countries, including Indonesia. The growth of motor vehicles in Indonesia in 2012 2016 reached 8.19. Motorcycle dominates motor vehicle ownership in Indonesia by 81,33 of total in 2016. Due to problem of energy demand and air polution other energy resources are needed in the form of bioethanol. The purpose of this research is to analyze the effect of Oxygenate Cyclohexanol as an additive substance to the 125cc engines brake power using a mixture of gasoline and fuel grade bioethanol as the fuel. This research using engine dynamometer, with data retrieval method from engine rotation 3000 8500 RPM. The fuel mixtures that used are E0, E5, E10, and E15 along with additional additive to the gasoline and fuel grade bioethanol mixture. From the study, the most optimum fuel mixture is E15 which can increase brake power average of 1.49 or 0.08 kW from E0. Maximum brake power that engine generates is from E15 mixture and minumum from E15 with additional Oxygenate Cyclohexanol additive substance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilam Alfa Firdaus
"Tert amyl methyl ether (TAME) adalah senyawa aditif oksigenat dari golongan eter yang dapat diproduksi dengan distilasi reaktif. Masalah utama dari penggunaan kolom distilasi reaktif adalah adanya kombinasi sistem reaksi dan pemisahan dalam satu kolom sehingga menghasilkan sistem yang sangat kompleks akibat dari interaksi setiap variabel proses yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan jenis pengendalian dengan kinerja yang dapat menjaga kondisi operasi tetap stabil dan mampu menangani gangguan proses dengan baik seperti Model Predictive Control (MPC). Pada penelitian ini, dilakukan simulasi pengendalian proses produksi TAME yang menggunakan kolom distilasi reaktif berskala pabrik dengan MPC dan proportional integral (PI) pada simulator HYSYS V11. Model untuk mewakili kondisi dinamis pada sistem ini didekati dengan model FOPDT. Untuk mendapatkan hasil yang optimal parameter MPC di-tuning menggunakan metode fine-tuning, yang kemudian dibandingkan kinerjanya dengan pengendali PI yang di­-tuning menggunakan autotuner yang sudah tersedia pada simulator HYSYS. Hasil simulasi menunjukan bahwa MPC memberikan hasil yang lebih baik dibanding pengendali PI dengan peningkatan kinerja pengendalian sebesar 54.4% dalam uji pelacakan setpoint. Selain itu, uji gangguan pun dilakukan dengan meningkatkan laju alir umpan kolom distilasi reaktif sebesar 10%. Pada uji gangguan MPC memberikan respon yang lebih cepat dan stabil sehingga menghasilkan peningkatan kinerja pengendalian sebesar 64.4% dibanding pengendali PI.

Tert amyl methyl ether (TAME) is an ether used as oxygenated fuel additive that can be synthesized using reactive distillation. The major problem with the use of reactive distillation is the existence of the combination of reaction and separation on a single column that makes the reactive distillation process become very complex systems due to its interaction among process variables. Therefore, it is very important to use the types of control methodologies that can stabilize the operating condition and provide satisfactory control performance due to the complexity of the reactive distillation process dynamics such as model predictive control (MPC). In this study, a simulation of plantwide control by MPC and PI for TAME production is investigated in HYSYS V11. In this research, the dynamics model representing the process was approached by the first order plus dead time (FOPDT) model. MPC was tuned by fine-tuning method, meanwhile the PI controller was tuned by autotuner that is available in HYSYS. The results show that MPC can produce an improvement in setpoint tracking test by 54.4% compared to the PI controller. A disturbance of 10% increases in the feed flow rate of reactive distillation was done to see the controller responses. MPC has faster dan more stable responses than the PI controller and 64.4% improvement was produced by MPC compared to the PI controller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addarda Irsyad Usman
"Kebutuhan energi setiap tahunnya terus meningkat terutama pada kebutuhan bahan bakar minyak. Konsumsi bahan bakar minyak yang terus meningkat menyebabkan permasalahan seperti semakin tingginya emisi dan ketersediaan bahan bakar minyak yang terus menurun yang akan habis pada waktunya. Indonesia tidak dapat menaruh sepenuhnya kebutuhan akan bahan bakar kepada bahan bakar minyak. Oleh karena itu dikeluarkan Permen ESDM No.12/2015 mengenai pemanfaatan bahan bakar nabati yang dapat diproduksi melalui fermentasi bahan pangan. Proyeksi pemerintah akan peraturan ini adalah pencapaian sebesar 20% pada tahun 2025 terkhusus pada penggunaan bahan bakar nabati. Pemanfaatan bahan bakar nabati seperti bioetanol dapat digunakan sebagai blending agent yang ditambahkan pada bahan bakar minyak agar penggunaannya dapat menurun. Dengan komposisi pencampuran ini, dapat berdampak kepada pengurangan emisi lingkungan. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari dan mempelajari karakteristik dari pencampuran bahan bakar dengan bioetanol yang akan berdampak kepada pembakaran mesin. Bahan bakar minyak menggunakan bensin RON 88 karena ketersediaannya dan memiliki karakter terendah diantara variasi bensin di Indonesia. Bioetanol menggunakan fuel-grade bioetanol dengan konsentrasi sebesar 99,5%. Pencampuran dilakukan secara perbandingan volume menjadikan sifat konsentrasi yang dihasilkan adalah volumetrik. Subjek penelitian terbagi menjadi empat yaitu campuran bensin RON 88 dengan konsentrasi bioetanol 60% (E60), 70% (E70), 80% (E80), dan 90% (E90).
Penelitian karakteristik bahan bakar campuran menghasilkan peningkatan terhadap massa jenis, nilai research octane number (RON), dan kandungan oksigen. Namun, didapatkan penurunan terhadap temperatur distilasi dan tekanan pada reid-vapor pressure (RV). Standar yang digunakan pada penlitian ini adalah massa jenis (ASTM D 4052), distilasi (ASTM D 86), RVP (ASTM D 5191), RON (ASTM D 2699), dan kandungan oksigen (ASTM D 5845). Berdasarkan perubahan karakter bahan bakar sehingga diperlukannya modifikasi dari mesin agar dapat bekerja optimal dengan menggunakan bahan bakar campuran. Engine Control Modul (ECM) digunakan untuk memodifikasi pengaturan khususnya pada ignition timing dan injection duration. Dengan begitu, penelitian ini dapat melakukan pengaturan yang terbaik untuk menguji bahan bakar campuran agar mendapatkan hasil yang optimal yang akan dibandingkan dengan pengaturan awal dan bahan bakar bensin murni. Pengujian unjuk kerja mesin menggunakan AVL Engine Dynamometeruntuk mengetahui hasil torsi, daya dan specific fuel consumption (SFC) yang dihasilkan pada putaran mesin dengan kecepatan 3500, 5000, 6500, dan 8000 RPM. Keadaan throttle selama pengujian dalam kondisi wide open untuk menghasilkan performa maksimum. Pengujian emisi dilakukan menggnakan alat AVL Compact Diagnostic System. Alat tersebut akan mengetahui hasil emisi gas buang karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon dan nitrogen oksida yang dihasilkan selama pengujian.
Pengaruh pencampuran bensin dengan bioethanol menggunakan modifikasi pengaturan ECM menghasilkan kenaikkan daya dan torsi, serta SFC yang lebih baik. Berdasarkan penelitian, dihasilkan daya maksimum yang diperoleh bahan bakar E60 dengan pengaturan ignition timing 28obTDC dan injection duration -10% ms pengaturan awal. Torsi maksimum dihasilkan bahan bakar E60 dengan pengaturan ignition timing 30obTDC dan injection duration -10% ms. Specific fuel consumption minimum dihasilkan bahan bakar E90 dengan pengaturan ignition timing 30obTDC dan injection duration -10% ms. Kadar karbon dioksida maksimum dihasilkan bahan bakar E70 dengan pengaturan ignition timing 20obTDC dan injection duration baseline. Kadar karbon monoksida minimum dihasilkan bahan bakar E80 dengan pengaturan ignition timing 30obTDC dan injection duration -10% ms. Kadar hidrokarbon minimum dihasilkan bahan bakar E80 dengan pengaturan ignition timing 20obTDC dan injection duration baseline. Kadar nitrogen oksida maksimum dihasilkan bahan bakar E60 dengan pengaturan ignition timing 32obTDC dan injection duration -10% ms.

Energy needs is increasing every year especially the needs of gasoline fuel. This condition generates the emission increase problem and reducement of crude-oil reserve. Indonesia have to find the solution to handle the problem. Therefore, government issued Permen ESDM No.12/2015 regarding the use of biofuels. Utilization of biofuels such bioethanol used as blending agent that added to the gasoline. This solution potentially benefitted to reduce the use of gasoline fuel. This research conducted the performance and emission test to the fuel mixture of gasoline and bioethanol. Gasoline test subject used in this research was RON 88 gasoline because the availability in the market and the low characteristic behavior compared to other gasoline in Indonesia. Bioethanol test subject used fuel grade bioethanol with concentration of 99,5%. Mixing carried out volumetrically. The research subject divided into four that are RON 88 gasoline with bioethanol concentration of bioetanol 60% (E60), 70% (E70), 80% (E80), dan 90% (E90).
Chacteristic research to the fuel blends produced an increase to the density, value of research octane number (RON), and oxygenates content. However, there were decrease to the characteristic of distillation temperature, and reid-vapor pressure (RVP). Standardization used on this characteristic research were density (ASTM D 4052), distillation (ASTM D86), RVP (ASTM D 5191), RON (ASTM D 2699), and oxygenates content (ASTM D 5845). Based on characteristic transformation of the fuel blends required modification to the test engine to perform optimally. Engine Control Module (ECM) used to modificate the configuration especially ignition timing and injection duration. Therefore, this research conducted the best configuration so test the fuel blends can produce the optimal performance. The performance test used AVL Engine Dynamometer to find results of torque, power, and specific fuel consumption (SFC) produced at engine speed of 3500, 5000, 6500, and 8000 RPM. Throttle condition was wide open during the test to produce maximum performance. Emission test done using AVL Compact Diagnostic System to find the results of carbon dioxide, carbon monoxide, hydrocarbon, and nitrogen oxide.
The benefit of using bioethanol as blending agent to gasoline with the modification to the ECM produced an increase to torque, power and SFC. Based on this research, produced maximum power by E60 fuel blends with ignition timing configuration of 28obTDC and injection duration configuration of -10% ms from original. Maximum torque produced by E60 fuel blends with ignition timing configuration of 30obTDC and injection duration configuration of -10% ms. Minimum specific fuel consumption produced by E90 fuel blends with ignition timing configuration of 30obTDC dan injection duration configuration of -10% ms. Carbon dioxide percentage produced maximally by E70 fuel blends with ignition timing configuration of 20obTDC and injection duration baseline. Carbon monoxide percentage produced minimally by E80 fuel blends with ignition timing configuration of 30obTDC dan injection duration configuration of -10% ms. Hidrocarbon percentage produced minimally by E80 fuel blends with ignition timing configuration of 20obTDC and injection duration baseline. Nitrogen oxide percentage produced maximally by E60 fuel blends with ignition timing configuration of 32obTDC dan injection duration configuration of -10% ms.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Abdul Majid
"Bioethanol is a renewable and oxygenated bio-based resource with the potential to reduce particulate emissions in direct fuel injection diesel engines. This study aims to further diminish the outflow of a Diesel Fuel Engine motor fueled by diesel-bioethanol by identifying the most suitable blend by applying various blends of diesel-bioethanol, namely E10, E20, E50, and E80 blends. The Diesel engine had been tested using solely diesel fuel and then with bioethanol blends for comparison purposes. The results show that bioethanol fuel can provide a lower torque for the Diesel engine, but a similar engine performance occurs in terms of Horse Power. However, the presence of bioethanol inside the blended fuels increases the emissions of Unburned Hydrocarbon, (HC), CO, CO2, and NOx compared to engines that use only Pure Diesel. E10 has been found as the most ideal blend from all the fuels tested. Further research is required to distinguish the E80 fuel blend, as it is unable to be tested on a 6-cylinder engine, since the standard running Diesel engine suitable for the E80 blend fuel is a single cylinder."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:6 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Andianto
"

Dewasa ini seluruh dunia sedang berlomba untuk mencari sumber energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Namun, bahan bakar fosil sendiri masih sangat dibutuhkan karena sudah banyak sektor memilki ketergantungan terhadap sumber energi tersebut. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini ialah bahan bakar jenis baru yaitu bioetanol. Bioetanol memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar konvensional sehingga dapat membantu performa mesin menjadi lebih baik. Selain itu gas buang hasil pembakarannya relatif ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bioetanol digunakan sebagai zat campuran terhadap bahan bakar konvensional agar dapat digunakan pada berbagai jenis mesin yang telah diproduksi sebelumnya dan dipergunakan secara luas. Penelitian ini menggunakan bioetanol fuel grade yang memiliki kadar air dibawah 0,1%. Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh coefficient of variation (COV) terhadap nilai specific fuel consumption (SFC) pada mesin uji berupa motor bakar 125 cc berbasis bahan bakar gasoline. Pengujian dilakukan menggunakan engine dynamometer untuk mengukur performa mesin serta exhaust gas analyzer untuk mengukur kadar emisi pada gas buang yang dihasilkan mesin uji. Penambahan etanol sebanyak 5% dari volume bahan bakar menghasilkan nilai COV paling rendah sehingga performa pembakaran di dalam mesin adalah yang paling baik serta memiliki nilai SFC paling rendah daripada campuran bahan bakar bioetanol lainnya.


Today the whole world is looking for renewable energy sources to obtain fossil fuels that are not environmentally friendly. However, fossil fuels are still very much needed because many sectors have the need for these energy sources. One of the benefits is as a vehicle fuel used by people throughout the world. One solution offered to overcome this problem is a new type of fuel, bioethanol. Bioethanol has a higher octane value compared gasoline so that it can help improve engine performance. In addition, the exhaust gas produced are relatively environmentally friendly compared to the one that fossil fuels produced. Bioethanol is used asa mixture for conventional fuels to be used in various types of machines that have been previously approved and are widely used. This study uses bioethanol fuel which has air content below 0.1%. In this study we discussed the effect of variant coefficient (COV) on the value of specific fuel consumption (SFC) on a test engine consisting of a 125 cc fuel-based gasoline engine. Tests were carried out using an engine dynamometer to measure engine performance, as well as a gas analyzer to measure emission levels in the exhaust gas produced by the test engine. Addition of bioethanol as much as 5% of the volume of fuel produces the lowest COV value which improves the combustion performance and the lowest SFC value compared to the other bioethanol fuel mixtures.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafyandra Farras Maulidina
"Seperti yang kita ketahui saat ini, keadaan dari Bumi kita tidaklah dalam keadaan yang seperti sebelumnya. Hari demi hari, Bumi kita semakin menua dan semakin rusak pula. Salah satu faktor utama yang menyebabkan tragedi ini adalah banyaknya konsumsi dari bahan bakar fosil. Di sisi lain, ketersediaan dari bahan bakar fosil pun akan terus berkurang dan tidak bisa diperbaharui lagi. Dengan pengisian bahan bakar fosil yang relatif mudah dan tidak merepotkan, tidak heran bahwa bahan bakar fosil menjadi favorit di antara sumber energi lainnya. Penulis melihat fenomena ini sebagai suatu hal yang mendesak. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar fosil. Dan akhirnya dilakukanlah penelitian mengenai bahan bakar fosil bercampur Bioetanol. Bahan bakar campuran ini terdiri dari berbagai macam persentase campuran yang mengandung Bioetanol. Persentase ini di antara lain campuran 0%, campuran 5%, campuran 10%, dan campuran 15%
As we all know, the earth that we live in is not as healthy as it was before. Our earth grows older and simultaneously weaker every day. One of the main factors that cause this is the use of fossil fuel. While the supply of fossil fuel will not be available for generations to come, another problem rises as the usage of fossil fuel is not declining at a significant rate, since it is trouble-free and can be consumed effortlessly. We see this as an emergency and as a background motivation for us to find an alternative power source for our motor vehicles. Then, fuel-grade Bioetanol was chosen as our base variable to help people from further using fossil fuel. To maximize the result, the Bioetanol is divided into several mixtures that contains different amount of Premium (PT Pertamina’s product of a lower-grade fossil fuel) and Bioethanol
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazrul Rahman
"Bio-oil fraksi non-oksigenat memiliki kandungan alkena yang tinggi hal tersebut menyebabkan tingginya ignition delay time dan nilai kalor yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar diesel komersial. Reaksi hidrogenasi diperlukan sebagai upgrading Bio-oil fraksi non-oksigenat agar dapat memiliki karakteristik mendekati bahan bakar diesel komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efek kecepatan putar impeller tipe flat blade turbine terhadap karakteristik biofuel produk upgrading Bio-oil fraksi non-oksigenat. Parameter yang dinilai mencakup kandungan ikatan rangkap, branching index, viskositas dan nilai kalor. Investigasi dilakukan terhadap kecepatan putar pengaduk reaksi hidrogenasi pada 200 s.d. 500 rpm dengan rentang 100 rpm. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode FTIR, GC-MS, H-NMR, dan viskometer. Penggunaan self-inducing impeller diharapkan dapat menghemat penggunaan gas hidrogen. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan self-inducing impeller berhasil mengkonveksi gas hidrogen ke dalam fasa liquid namun tanpa memerlukan suplai hidrogen yang kontinu sehingga penggunaannya lebih hemat. Peningkatan kecepatan putar pengaduk pada reaksi hidrogenasi menyebabkan peningkatan tingkat hidrogenasi Bio-oil untuk range 200 s.d. 400 rpm dan sedikit penurunan pada kecepatan putar 500 rpm karena terbentuknya vortex kearah posisi impeller. Biofuel pada kecepatan putar 400 rpm yang paling mendekati diesel komersial ditinjau dari HHV dan viskositas. Berdasarkan parameter branching index maka biofuel pada kecepatan putar 200 rpm yang paling mendekati diesel komersial.

Bio-oil non-oxygenate fraction has a high alkene content which causes high ignition delay time and low heating value when compared to commercial diesel fuel. Hydrogenation reaction is needed as upgrading process for non-oxygenate fraction Bio-oil in order to have the characteristics close to commercial diesel fuel. The purpose of this study is to determine the effect of the rotating speed of the flat blade turbine type impeller on the biofuel characteristics from upgrading process. The parameters assessed include the double bond content, branching index, viscosity and heat value. Investigations were carried out on the rotational speed of the hydrogenation reaction stirrer at 200 s.d. 500 rpm with a range of 100 rpm. Then analyzed using FTIR, GC-MS, H-NMR, and viscometer methods. The use of self-inducing impeller is expected to save the use of hydrogen gas. From the results of the study it was found that the use of self-inducing impeller succeeded in converting hydrogen gas into the liquid phase but without the need for a continuous supply of hydrogen so that it is more efficient. Increasing the stirring speed of the stirrer in the hydrogenation reaction causes an increase in the extent of hydrogenation for the range of 200 s.d. 400 rpm and a slight decrease in the rotational speed of 500 rpm due to the formation of vortex towards the impeller position. Biofuel at a rotational speed of 400 rpm which is most close to commercial diesel when viewed from HHV and viscosity. Based on the branching index parameters the biofuel at the rotational speed of 200 rpm which is the closest to commercial diesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Aditya
"Keterbatasan sumber energi fosil berupa minyak bumi dan terus meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar kendaraan menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan yang bukan energi fossil. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2015 yang menetapkan pentahapan kewajiban minimal pemanfaatan bahan bakar nabati dengan bahan bakar minyak hingga 2025. Solusi dari permasalahan kebutuhan energi adalah dengan memanfaatkan energi alternatif, ramah lingkungan, dan bersumber dari alam sehingga mengurangi penggunaan minyak bumi. Salah satu energi alternatif yang saat ini dikembangkan yaitu bioetanol. Bioetanol merupakan cairan biokimia C2H5OH atau sering disebut etanol yang berasal dari tumbuhan, melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Berdasasarkan penelitian sebelumnya yang membahas mekanisme pencampuran antara bioetanol hydrous dengan gasoline melalui mekanisme pencampuran bahan bakar ke ruang bakar dengan perbandingan terkontrol melalui bukaan gate valve. Permasalahan dari penggunan bioetanol hydrous sebagai bahan bakar ini yaitu pemanfaatannya masih jarang digunakan, sehingga pengaruhnya terhadap mesin belum banyak diperlihatkan. Oleh karena itu, penulis meneliti lanjutan untuk mengetahui performa HP dan Torsi dan konsumsi bahan bakar pada keadaan statis menggunakan mekanisme pencampuran gasoline dan bioetanol hydrous 96 dengan variasi campuran E5, E10, E15 dengan mekanisme fuel injection. Prroses pencampuran bahan bakar menggunakan alat fuel mixer.

Limitations of fossil energy sources in the form of petroleum and the ever increasing need for vehicle fuel caused the need for the development of renewable energy instead of fossil energy. This is supported by the Government by issuing a regulation of the Minister of energy and Mineral resources of the Republic of Indonesia number 12 year 2015 which sets minimum obligations of phasing the utilization of biofuels with fuel oil until 2025. The solution to the problem of energy needs is by making use of alternative energy, eco friendly, and sourced from nature so as to reduce the use of petroleum. One of the alternative energy that is currently developed i.e. bioetanol. Bioetanol is a liquid Biochemistry C2H5OH or often referred to ethanol derived from plants, through the process of fermentation with the aid of microorganisms.
Based on previous research that discusses the mechanism of mixing between bioetanol hydrous with gasoline through the mechanism of the mixing of fuel into the combustion chamber, controlled through comparison with the opening of the gate valve. The issue of the use of hydrous bioetanol as fuel use is still rarely used, so that its effects on the machine has not been much revealed. Therefore, the author examines the follow up to find out performance HP and torque and fuel consumption on the State using the static mechanism of mixing gasoline and hydrous bioetanol 96 with a variation of the mixture E5, E10, E15 with fuel injection mechanism. Prroses mixing fuel use fuel mixer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>