Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudi Utomo Putra
"Atap rumah menjadi salah satu tempat terbaik untuk meletakan panel surya, tetapi energi matahari yang didapatkan akan sangat bergantung pada sudut azimuth panel Azs dan sudut kemiringan panel terhadap matahari. Sehingga perlunya perhitungan secara matematis untuk mendapatkan energi maksimal pada sudut azimut dan sudut kemiringan yang diinginkan. Metode explanatory digunakan untuk mengetahui hubungan antara sudut matahari pada koordinat 6,2o lintang selatan dengan energi matahari yang diterima panel. Penelitian dilakukan dengan menghitung energi yang diterima pada masing ndash; masing desain atap rumah. Hasil dari perhitungan menampilkan bahwa, pada luas atap 38,31 m2, desain atap rumah berbentuk pelana dengan Azh = 90o,270o dan = 20o mendapatkan rata-rata energi matahari sebesar 4.411 W.jam/m2/hari. Sehingga desain atap rumah pelana akan mendapatkan energi listrik 20.548 W.jam/hari.

Roof becomes one of the best places to install solar panels, but the solar energy obtained will depend on the angle of the azimuth panel Azs and the tilt angle of the panel against the sun. Mathematical calculation is needed to obtain the maksimum energy with spesific azimuth angle and tilt angle. The explanatory method is used to determine the relationship between the sun angle at latitude angle of 6.2o with solar energy received by the panel. Research is done by calculating the energy received at each roof design. The results of the calculations show that, on the roof area of 38,31 m2, the design of a saddle roof with Azh 90o, 270o and 20o obtains an average solar energy of 4.411 Wh m2 day. So, the saddle roof design will get electrical energy of 20.548 Wh day. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Abdul Razak Afifi
"Indonesia diberkahi dengan potensi besar sumber daya energi surya untuk pembangkit listrik tetapi, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah Indonesia telah menaruh perhatian terhadap masalah ini dengan mempromosikan Pembakit Listrik Surya Atap (PLTS Atap) untuk rumah tangga. Namun, penting untuk memahami motivasi rumah tangga Indonesia dalam mengadopsi PLTS Atap, agar dapat meningkatkan penggunaan PLTS Atap.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perilaku lingkungan yang terkait dengan penghematan listrik dan motif efek sebaya Peer Effect) pada keputusan rumah tangga untuk penerapan PLTS Atap. Menggunakan data primer yang dikumpulkan oleh penyedia survei online di lima kota besar di Indonesia, penelitian ini menggunakan model logit untuk mengetahui hubungan diantara variabel-variabel utama penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga yang menggunakan barang hemat energi, bergabung dengan komunitas lingkungan, dan memiliki rekan yang sudah memasang PLTS Atap memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memasang PLTS Atap. Dengan demikian, pemerintah Indonesia dapat bekerja sama dengan komunitas lingkungan dan pemimpin lokal untuk mempromosikan penggunaan PLTS Atap sebagai pelopor penerapan teknologi PV.

Indonesia blesses with the massive potential of solar energy resources for electricity, yet it is not utilized maximumly. The government of Indonesia puts concern about this problem by promoting rooftop solar PV for the household. However, it is essential to understand what Indonesian household motivation in adopting technology is to promote the PV technology uptake successfully.
The purpose of this study is to explain the environmental behavior related to electricity saving and peer effect motives on household decisions for rooftop solar PV uptakes. Using primary data collected by an online survey provider in five major cities in Indonesia, this study uses the logit model to find out the association among those variables of interest.
The result shows that household using energy-efficient goods, joining an environmental community, and having a peer who already installs rooftop solar PV has a higher probability of installing rooftop solar PV. Thus, the government of Indonesia can work together with the environmental community and local leaders to promote rooftop solar PV adoption as pioneers in PV technology applications.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Kevin Marsahala
"Panel surya atap merupakan suatu terobosan dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia yang ramah lingkungan. Meskipun begitu, teknologi pembangkitan listrik ini tidak terlalu berkembang karena belum ada skema bisnis yang tepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi iradiasi matahari, seizing instalasi, potensi penjualan tenaga listrik dari instalasi panel surya atap, evaluasi proses bisnis, dan rekomendasi skema bisnis. Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan Meteonorm Software untuk mengkalkulasi Global Horizontal Radiation. Kemudian, mengkalkulasinya dengan efisiensi modul, module mismatch, inverter, MPPT, kabel, dan shading untuk mengetahui produksi energi per kWh/m2. Hasil penelitian menunjukan bahwa skema bisnis Power Purchase Agreement dan sewa instalasi layak untuk diimplementasikan di kawasan industri Pulogadung berdasarkan Internal Rate of Return, Net Present Value, dan Pay Back Period. Penelitian ini merekomendasikan Power Purchase Agreement karena paling menguntungkan secara finansial dalam jangka panjang.

Solar photovoltaic rooftop is a breakthrough in increasing the renewable energy mix in Indonesia that is environmentally friendly. Even so, this electricity generation technology is not too developed because there is no appropriate business scheme yet. This research aims to analyze the potential of solar irradiation, seizing the installations, potential sales of electricity from solar photovoltaic rooftop installations, and evaluate business process and the recommendation. The research methodology was carried out using Meteonorm Software to calculate Global Horizontal Radiations. Then, it calculates with module efficiency, module mismatch, inverter, MPPT, cable, and shading to determine energy production per kWh/m2. The result of the study shows that the business schemes such direct purchase, installment purchase, power purchase agreement, and installation lease are proper to be implemented in Pulogadung Industrial Area based on Internal Rate of Return, Net Present Value, and Pay Back Period. This research recommends the power purchase agreement because it is the most financially profitable in the long term."
2018
T51779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumokoy, Stieven Netanel
"Salah satu faktor penentu diperolehnya jumlah energi surya yang maksimal dengan menggunakan panel surya adalah dengan menentukan sudut arah pemasangannya (tilt Angle). Beberapa rekomendasi pemasangan sudut panel surya dengan elevasi tinggi dipandang kurang relevan terhadap kondisi area tropis yang seakan tegak lurus dengan matahari. Sudut pemasangan panel surya yang optimum di daerah tropis dipandang perlu dilakukan karena daerah tropis memiliki kharakteristik kondisi lingkungan yang berbeda dibanding dengan belahan bumi yang lain. Besar sudut optimum panel surya direpresentasikan dengan persamaan 1.15875 X + 0.001075718 Y(X merupakan lintang dan Y merupakan bujur bumi), dengan nilai RMSE 2.398 dan R square 0.979. Dari hasil perbandingan jenis panel surya, thin film terlihat lebih efektif dibanding dengan monocrystalin dan polycristalin dalam pertimbangan terhadap rata-rata suhu lingkungan di daerah tropis.

One of determinant factor in gaining maximum solar energy collected by Photo Voltaic Panel depended on the tilt angle of the panel. Some recommendation of high elevation tilt angle was not too relevant in tropical area as upright with sun. Optimum tilt angle on tropical area need to do, because tropical area has a special environtment characteristic than other earth hemisphere. The Optimum tilt angle on tropic area represented by the equation 1.15875 X + 0.001075718 Y (X for latitude and Y for longitude), which the RMSE 2.398 and R square 0.979. The comparison result of different type solar panel is thin film was greater than monocrystalin and polycrystalin based on tropic ambient temperature average."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Danastri
"Energi matahari merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak potensinya di muka bumi. Sel surya mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik yang kemudian dikenal sebagai fotovoltaik (PV). Saat ini, bifacial pv menjadi sesuatu yang menjanjikan untuk digunakan karena memiliki konversi yang lebih tinggi dari monofacial PV. adanya 2 sisi pada bifacial PV (atas-bawah) akan menghasilkan daya energi yang lebih tinggi, namun permasalahan saat ini konversi energi dari bifacial PV belum maksimal, bagaimanapun penelitian ini tetap penting untuk diteliti lebih jauh.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bifacial PV membutuhkan desain reflektor yang tepat dengan mengukur sudut kemiringan dari panel surya, jarak antara panel dan reflektor serta warna dari reflektor. Alat ukur seaward PV 200 yang merupakan alat ukur parameter kelistrikan sistem panel surya yang memenuhi standar IEC 62446 dan IEC 61829 juga digunakan agar dapat mengukur daya yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan mendesain modul reflektor untuk panel surya jenis bifacial supaya dapat meningkatkan dan mengoptimalkan performa yang diakibatkan dari pantulan reflektor yang ada di bagian bawah solar panel bifacial.
Dari hasil dan analisis pengukuran didapatkan desain modul reflektor dengan sudut kemiringan 5° , jarak antar panel surya dan reflektor 10 cm (panel surya-reflektor tidak sejajar), dengan warna menggunakan warna putih menghasilkan daya terbaik dari pantulan iradiasi matahari, sehingga bisa didapatkan desain yang dapat meningkatkan dan mengoptimalkan panel surya jenis bifacial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Rashifa Zahra
"Energi surya merupakan sumber energi alternatif yang berkelanjutan dan dapat memberikan dampak baik bagi lingkungan. Energi surya dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi dan emisi gas kaca yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil. Memaksimalkan potensi dari sistem panel surya diperlukan untuk mendapatkan efisiensi daya tertinggi yang dapat diberikan oleh panel surya. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat mengurangi efektivitas daya dari panel surya, seperti radiasi matahari yang bervariasi sepanjang hari. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi langit yang sedang berawan dan variasi sudut datangnya sinar matahari. Selain itu, suhu juga berpengaruh dalam efisiensi daya, karena semakin tinggi suhu yang dimiliki oleh panel surya, tegangan yang dihasilkan akan semakin rendah. Oleh karena itu, diperlukan algoritma Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan teknik Perturb and Observe yang dapat secara terus menerus melacak titik daya maksimum yang dapat diberikan oleh panel surya. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan produksi energi yang dihasilkan. Algoritma MPPT akan diintegrasikan pada Solar Charge Controller (SCC) yang dilengkapi dengan Internet of Things (IoT) agar pengguna dapat melakukan monitoring sistem secara real-time. Pada penelitian ini, dilakukan 2 pengujian, yaitu pengujian karakteristik panel surya untuk mengetahui titik daya maksimum dari panel surya yang digunakan serta pengujian implementasi algoritma P&O untuk mengetahui performa pelacakan titik daya maksimum menggunakan algoritma P&O. Akurasi yang dihasilkan dari membandingkan titik daya maksimum dari kedua pengujian tersebut untuk panel surya 10W dengan iradiasi 280 W/m2, 340 W/m2, 385 W/m2, 450 W/m2, dan 1470 W/m2, secara berturut-turut adalah 70,09%; 80,47%; 98,07%; 91,39%; dan 94,76%. Sementara itu, untuk panel surya 85W dengan iradiasi 478 W/m2—485 W/m2, 553 W/m2—560 W/m2, dan 680 W/m2—685 W/m2, secara berturut-turut adalah 84,99%; 85,47%; dan 89,94%.

Solar energy is a sustainable alternative energy source and can have a good impact on the environment. Solar energy can contribute in reducing pollution and gas emissions produced by fossil fuels. Maximizing the potential of a solar panel system is necessary to obtain the highest power efficiency that solar panels can provide. However, there are some things that can reduce the power effectiveness of solar panels, such as solar radiation that varies throughout the day. This can be caused by several factors, such as cloudy sky conditions and variations in the angle of occurrence of sunlight. In addition, temperature also affects power efficiency, because the higher the temperature owned by solar panels, the lower the voltage produced. Therefore, a Maximum Power Point Tracking (MPPT) algorithm with the Perturb and Observe technique is needed because it can continuously track the maximum power point that can be provided by solar panels. This is done to maximize the production of energy produced. The MPPT algorithm will be integrated into the Solar Charge Controller (SCC) equipped with the Internet of Things (IoT) so that users can monitor the system in real-time. In this study, 2 tests were carried out, namely testing the characteristics of solar panels to determine the maximum power point of the solar panels used and testing the implementation of the P&O algorithm to determine the maximum power point tracking performance using the P&O algorithm. The accuracy resulting from comparing the maximum power points of the two tests for 10W solar panels with irradiation of 280 W/m2, 340 W/m2, 385 W/m2, 450 W/m2, and 1470 W/m2, respectively are 70.09%; 80.47%; 98.07%; 91.39%; and 94.76%. Meanwhile, for 85W solar panels with irradiation of 478 W/m2—485 W/m2, 553 W/m2—560 W/m2, and 680 W/m2—685 W/m2, respectively are 84.99%; 85.47%; and 89.94%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Romasindah
"Photovoltaics atau panel surya telah banyak dikembangkan baik dalam bidang keilmuan maupun teknologi terapan. Panel surya memberikan pendekatan baru dalam perancangan bangunan sebagai sumber listrik yang ramah lingkungan. Di Indonesia, penelitian mengenai penggunaan panel surya sebagai teritisan belum pernah dilakukan. Semua penelitian panel surya yang pernah dilakukan mengenai optimasi kinerja panel surya pada atap miring dan kemiringan optimal panel surya pada atap miring dan kemiringan panel surya dengan sistem stand alone. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja panel surya yang optimal sebagai teritisan untuk menekan biaya listrik bangunan.
Kinerja yang optimal berarti susunan panel surya yang efektif menghasilkan energi terbesar. Efektivitas panel surya bergantung pada orientasi panel, kemiringan panel, bayangan pada panel, debu pada permukaan panel, dan jarak panel ke inverter. Dimensi bangunan, kondisi sekitar bangunan, dan total area untuk panel surya merupakan data penting yang dimasukkan ke dalam simulasi PVSYST untuk analisis.
Engineering center Universitas Indonesia dipilih sebagai studi kasus karena orientasi bangunan utara-selatan, terbebas dari bayangan bangunan sekitar, dan kebutuhan energi listrik di atas 80.000 watt. Bangunan dengan orientasi utara, teritisan tipe horisontal dengan kemiringan panel 25º menghasilkan energi lebih besar daripada orientasi timur, barat, atau selatan, serta teritisan tipe vertikal dengan kemiringan 10º atau 30º.
Pengaturan sel surya ada panel tidak ebrgantung pada ruang yang tersedia pada panel itu sendiri. Dengan ukuran 5,75 cm/sel, sel surya bisa digunakan pada semua elemen bangunan, terutama teritisan. Dengan menggunakan simulasi Autocad, panel dimensi 40 cm x 40 cm (36 sel surya) mampu menghasilkan 36% energi dari total kebutuhan energi.
36% energi dari total kebutuhan energi berarti engineering center Universitas Indonesia membutuhkan 580 panel surya sebagai teritisan. Pada investasi awal, 580 membutuhkan biaya lebih besar daripada listrik konvensional. Pada tahun 2018, pembayaran listrik konvensional dapat ditekan sebesar 30%.

Photovoltaics known as solar panel has been well broad in the research activity as well as practical utilization. Installation of the solar panel gives a new approaching to building design as well as it provides clean energy to building. In Indonesia, research about solar panels as sun shading had never been done. All research that have been done are about the optimize performance solar panels in slopped roof and also the optimum tilt for photovoltaics as stand alone system. So that, the main purpose of this research is finding the optimum performance of solar panel as sun shading to reduce building electricity cost.
Optimum performance means the effective solar panels array which produce the most energy. Solar panels effectivity depend on panels, dust on panel's surface, and solar panels distance to inverter. Building dimension, building surrounding condition, and total area for solar panel are significant datas for PVSYST simulation.
Engineering center University of Indonesia was chosen as case study because of the orientation (north and south), free of building shadow and the energy demand more than 80.000 watt. Building with north orientation, horizontal device sun shading with north orientation, and tilt 25º could produce more energy than east, west or south orientation, and also vertical device sun shading with tilt 10º or 30º.
Solar cell arrangement in modul do not depending on the available space of panel itself. Solar cell dimension is 5,75 cm/cell, so that it can be use in all building element, especially sun shading. By using Autocad simulation in solar cell array, solar panel with 36 solar cell in 40 cm x 40 cm solar panel could produce 36% energy of total energy demand.
36% energy of total energy demand mean that engineering center University of Indonesia need 580 solar panels as sunshading. In the beginning investment, 580 solar panel spend more money than conventional electricity (PLN). In the year 2018, conventional electricity payment could be reduce 34% off.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avadiana Rahmi Putri
"Beberapa kegiatan, di medan operasional, berlokasi pada tempat yang tidak memiliki sumber listrik yang memadai, meskipun begitu, kegiatan-kegiatan ini membutuhkan sumber daya untuk mengisi peralatan-perlatan krusial. Pada kegiatan operasional contoh nya radio dan radar, untuk itu dibutuhkan sebuah pengisi daya baterai yang dapat mengisi daya menggunakan sumber tenaga yang dapat didapatkan dimana saja, yaitu matahari, yang kita ketahui dapat ditemukan dimanapun. PANTER telah disesuaikan dengan spesifikasi tegangan dan arus yang dibutuhkan untuk mengisi alat komunikasi pada PANTER utamanya adalah handy talkie.
Dalam pembuatan PANTER digunakan metodologi penelitian berupa literatur dengan sumber jurnal, ataupun buku, konsultasi baik dengan pembimbing maupun sumber lain untuk mengetahui informasi mengenai penggunaan handy talkie pada kegiatan medan operasional utamanya, setelah itu dilakukan perancangan menurut spesifikasi yang telah dicocokkan dengan handy talkie. Setelah perancangan dilakukan lah eksperimen dan pengujian untuk menganalisis data yang di dapat. Hasil yang di dapat adalah charger mengisi daya baterai dengan tegangan 8.4 Volt dan arus 0.25 Ampere dengan lama pengisian 7 jam.

Some activities, such as military activities, are located in places where there is no adequate power source, but these activities require resources to replenish crucial equipment. In the case of military activities, examples of these important devices are radio and radar, it is necessary for a charger that can charge using a source of energy that can be obtained anywhere, the sun, which we know can be found anywhere. PANTER has been adjusted to the voltage and current specifications required to charge the communication tool, PANTER rsquo s main device to charge is a handy talkie.
In the making, PANTER used research methodology in the form of literature with journal source, or book, consultation with counselor and other sources to know information about the use of handy talkie on its main military activity, after that done by design according to specification which have been matched with handy talkie. After the design is done the experiment and testing to analyze the data in the can. The result is a charger that charges battery with voltage 8.4 Volt and current 0.25 Ampere with 7 hours charging time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Triana
"Kebutuhan energi meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Energi fosil masih mendominasi, menyebabkan peningkatan polusi udara. Kontribusi energi terbarukan yang ramah lingkungan masih minim dalam bauran energi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap ditinjau dari aspek tekno-ekonomi, sosial-ekonomi dan lingkungan, dengan contoh kasus di Jakarta. Pertama, estimasi luas atap potensial yang tersedia untuk memasang sistem PLTS atap PV dihitung dengan menganalisis data spasial penggunaan lahan dan tapak bangunan menggunakan Sistem Informasi Geografis dan menghitung potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dari luas atap potensial. Kedua, menghitung faktor reduksi emisi CO2 dengan memanfaatan listrik PLTS atap PV serta mengkaji kelayakan ekonomi skala rumah tangga. Terakhir, mengevaluasi difusi PLTS atap PV melalui simulasi model system dynamics untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan. Berdasarkan hasil analisis diketahui, potensi listrik PLTS atap di Jakarta dapat memenuhi 69-135% dari kebutuhan listrik saat ini, menurunkan emisi CO2 per tahun 24,43-33,58 juta ton CO2-eq. Sistem PLTS atap PV skala rumah tangga di Jakarta dengan kapasitas 2 kW ke atas telah mencapai nilai keekonomian.

Energy demand increase along with population growth and economic activity. Fossil energy still dominates, causing an increase in air pollution. The contribution of environmentally friendly renewable energy is still minimal in the national energy mix. This study aims to examine the potential of rooftop photovoltaics solar power generation in terms of techno-economic, socio-economic, and environmental aspects, with case study of Jakarta. First, an estimate of the potential available roof area for installing a rooftop PV system is calculated by analyzing the spatial data of land use and building footprint using a Geographic Information System and calculating the potential electrical power can be generated from the potential roof area. Second, calculating the CO2 emission reduction factor by utilizing PV rooftop PLTS electricity and assessing the economic feasibility of household scale. Finally, evaluating the diffusion of PV rooftop solar through system dynamics model simulations to generate recommendations. Based on the analysis, it is known that the electricity potential of rooftop PLTS in Jakarta able to fulfil 69-135% of the current electricity demand, reducing CO2 emissions per year by 24.43-33.58 million tonnes of CO2-eq. The household-scale PV rooftop solar system in Jakarta with a capacity of 2 kW and above has achieved economic value."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Rizqullah
"Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat. Hampir seluruh peralatan dan teknologi yang digunakan memanfaatkan energi listrik sebagai sumber daya utamanya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut diperlukan pembangkit listrik yang andal. Pembangkit listrik masa kini masih didominasi dengan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dan fosil. Walaupun pembangkit tersebut bisa menghasilkan listrik yang cukup terdapat efek samping seperti kerusakan lingkungan dan juga sumber daya yang semakin menipis. Oleh karena itu, pemerintah telah memberlakukan peraturan baru untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT) salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan PLTS atap on-grid gedung LP3I Pasar Minggu berdaya 41,5 kVA. Perancangan PLTS ini dapat memproduksi energi selama setahun sebesar 19.394,2 kWh dan bisa berkontribusi ke kebutuhan listrik bangunan sebesar 46,5% dengan kebutuhan energi bangunan sebesar 41.701,2 kWh. Modal awal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp231.730.250. Perancangan PLTS ini mempunyai LCOE sebesar Rp629,06 per kWh di bawah nilai LCOE PT PLN (Persero) sebesar Rp.1.119 per kWh. Rata-rata penghematan tagihan listrik yang didapatkan per bulan sebesar Rp2.031.005 dengan pengembalian modal investasi didapatkan pada tahun ke-13.

As time goes by, the development of technology is increasing rapidly. Almost all equipment and technology used utilizes electrical energy as its main power source. To meet the needs of electricity, a reliable power plant is needed. Today's power plants are still dominated by power plants that use coal and fossils. Although the plant can produce enough electricity there are side effects such as environmental damage and also depleting resources. Therefore, the government has enacted new regulations to use new and renewable energy (EBT), one of which is by building a Solar Power Plant (PLTS). In this study, we will discuss the design of the on-grid PLTS roof LP3I Pasar Minggu building with 41.5 kVA power. This PLTS design can produce energy for a year of 19,394.2 kWh and can contribute to the electricity needs of buildings by 46.5% with building energy needs of 41,701.2 kWh. The initial investment capital required is Rp231.730.250. This PLTS design has an LCOE of Rp629,06 per kWh, below the LCOE of PT PLN (Persero) of Rp.1.119 per kWh. The average electricity bill savings obtained per month is Rp2.031.005 with a return on investment capital obtained in the 13th year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>