Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuad Wafa Nawawi
"ABSTRAK
Terak Timah Akhir Slag timah II merupakan produk hasil samping dari peleburan timah tahap kedua. Slag timah II ini mengandung unsur bernilai ekonomi tinggi dalam bentuk unsur radioaktif dan logam tanah jarang. Proses ekstraksi unsur radioaktif U dan Th dan Logam Tanah Jarang LTJ telah dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga tahapan proses. Tahap pertama yaitu proses peleburan dengan NaOH pada 700oC yang bertujuan untuk memecah ikatan silika, sehingga didaptakan endapan bebas silika dengan presentase unsur terendapkan sebesar 91,07 thorium, 81,57 uranium, dan 78,5 unsur logam tanah jarang. Tahap kedua merupakan tahap pelindian dengan menggunakan asam sulfat H2SO4 . Tahap ini bertujuan untuk memisahkan unsur radioaktif U dan Th dengan unsur logam tanah jarang. Pada proses ini didapatkan filtrat dengan persen terlarut Thorium 80,06 , Uranium 74,72 dan Logam Tanah Jarang kurang dari 0.05 . Tahap ketiga yaitu proses pemisahan unsur Th dan U dengan menggunakan metode solvent extraction dengan trioctylamine TOA . Pada kondisi optimal didapatkan jumlah persen terekstrak pada larutan organik yaitu 67 uranium dan 0 thorium.

ABSTRACT
Tin Slag II is a by product of tin smelting process. This Slag contain of high economic elements such as Thorium, Uranium, and Rare Earth Element. Extraction of Th, U, and REE have been studied in this research, by three stage process. First stage was alkaline roasting at 700oC with NaOH to minimize silica content in the hydroxide cake, with precipitation recovery of Th, U, and REE are 80,06 81,57 and 78,5 . Second stage was leaching process using H2SO4 to separate radioactive elements Th and U and REE, with recovery of Th, U, and REE in the filtrate are 97,24 , 74,72 and less than 0.05 REE. Last stage process was solvent extraction using Trioctylamine TOA to separate Th and U. The best separation for U VI and Th was obtained when A O ratio 1 1, concentration of TOA 4 , and mixing time 2 min, were used."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Noerpitasari
"ABSTRAK
Telah dilakukan studi pemisahan thorium dari uranium dengan kromatografi pertukaran kation Dowex 50W dan optimasi parameter elektrodeposisi sebagai preparasi sumber alfa. Kedua metode tersebut digunakan pada analisis isotop thorium dengan spektrometer alfa untuk penentuan umur yellow cake hasil penambangan oleh Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir PTBGN , komersil Cogema , dan limbah pengolahan batuan fosfat PT Petrokimia Gresik PKG . Berdasarkan penentuan koefisien distribusi thorium dan uranium pada resin Dowex 50W diketahui bahwa kondisi pemisahan thorium dari uranium terbaik dilakukan dengan menggunakan resin dowex 50W-X8 dengan HNO3 0,25 M, uranium dielusi menggunakan HNO3 1 M dan thorium dielusi menggunakan HNO3 6 M. Parameter elektrodeposisi thorium yang optimum yaitu menggunakan larutan elektrolit 1 M, dengan arus 0,4A selama 105 menit dengan recovery sebesar 50,25 . Dari hasil analisis kadar thorium dalam sampel yellow cake menggunakan spektrofotometer UV-Vis secara simultan dengan pengompleks arsenazo-III, diperoleh kadar thorium sebesar 141,499 ppm dalam sampel yellow cake PTBGN, 199,574 ppm dalam sampel yellow cake Cogema, dan 354,268 ppm dalam sampel yellow cake PKG. Hasil pencacahan planset dari elektrodeposisi larutan efluen sampel yellow cake Cogema diketahui thorium yang terdapat dalam sampel yellow cake adalah 230Th yang merupakan anak luruh 230U, bukan thorium alam 232Th dan anak luruhnya 228Th , sehingga yellow cake Cogema tidak dapat ditentukan umurnya. Hasil ektrodeposisi thorium dari sampel yellow cake PTBGN dan PKG belum diperoleh baik seperti yang diharapkan yaitu terbentuk lapisan deposit thorium yang berwarna putih, akan tetapi terdapat lapisan berwarna hitam pada permukaan planset, diduga masih terdapat unsur pengotor selain uranium dalam larutan efluen.

ABSTRACT
The study of thorium separation from uranium with ion exchange chromatography using Dowex 50W resin and optimization of thorium electrodeposition parameter as alfa source preparation have been done. Those method is used for thorium isotopic analysis with an alpha spectrometer to determine the age of yellow cake mined from Kalan PTBGN , commercial Cogema , and the phosphate rock processing waste PT Petrokimia Gresik PKG . Based on the determination of the coefficient of distribution of thorium and uranium in on Dowex 50W, is known that the best condition of the separation of uranium thorium is Dowex 50W X8 resin with 0.25 M HNO3, uranium can be eluted using 1M HNO3 and thorium can be eluted using 6 M HNO3. The optimum parameters of thorium electrodeposition are using 1 M sodium acetate as electrolyte solution, with current 0,4 Ampere for 105 minutes with 50,25 recovery. From the analysis of thorium in yellow cake samples using UV Vis spectrophotometer simultaneously with complexing agent Arsenazo III, yellow cake PTBGN contain 141.499 ppm of thorium, yellow cake Cogema contain 199.574 ppm of thorium, and yellow cake PKG contain 354.268 ppm of thorium. From the alpha spectrometer spectrum of Cogema yellow cake effuent planset, known that Cogema yellow cake contain the 230Th which is not natural thorium, but the 234U decay product, so the age of Cogema yellow cake cannot be determined. The electrodeposition results from other yellow cake have not been served well as expected, it should formed deposits of thorium were white layer, but there is a black layer on planset surface, maybe there is still impurities other than uranium contained in solution effluents."
2017
T46927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenin
"Thorium dan uranium di Pulau Bangka terdapat di dalam mineral monasit. Secara geologi monasit terbentuk pada granit tipe S, batupasir, serta endapan aluvium. Di daerah Bangka Barat terdapat beberapa granit tipe S dan aluvium hasil rombakannya sehingga wilayah ini dianggap sebagai wilayah potensial untuk terbentuk cebakan monasit tipe plaser. Granit tipe S dianggap sebagai sumber monasit sedangkan aluvium hasil rombakannya dianggap sebagai tempat berakumulasinya monasit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi geologi dan potensi sumber daya thorium dan uranium pada endapan aluvium di Bangka Barat. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi, pengukuran kadar thorium dan uranium batuan, pengambilan sampel batuan granit untuk analisis petrografi, pengambilan sampel mineral berat pada aluvium untuk analisis butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi di wilayah Bangka Barat tersusun oleh satuan sekis, satuan meta batu pasir, terobosan granit, terobosan diabas, satuan batupasir dan aluvium. Monasit dijumpai pada terobosan granit, satuan batupasir dan aluvium. Sesar yang berkembang adalah sesar-sesar yang berarah relatif Barat Laut Tenggara, Timur Laut, Barat Daya dan Barat Timur. Hasil analisis butiran mineral berat menunjukkan persentase monasit rata-rata dalam mineral berat adalah sebesar 6,34%. Mineral lain yang terdapat dalam cebakan plaser dan cukup potensial adalah zirkon 36,65 %, ilmenit 19,67%, dan kasiterit 14,75%."
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
660 EKSPLOR 35:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Ivandrew Pelafu
"Meningkatnya permintaan global akan logam tanah jarang (LTJ) dan masalah lingkungan yang terkait dengan penambangan tradisional telah mendorong eksplorasi sumber alternatif. Penelitian ini menyelidiki kelayakan pemulihan serium oksida (CeO2), sebuah LTJ berharga, dari limbah terak timah di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada penilaian kelayakan teknis ekstraksi CeO2, evaluasi kelayakan ekonomi proses pemulihan, dan analisis dampak lingkungan, terutama terkait mitigasi radon. Proses ekstraksi skala laboratorium dilakukan, menunjukkan keberhasilan pemulihan CeO2 dengan tingkat ekstraksi maksimum 75,16% (Tarigan 2023) dalam kondisi optimal. Kelayakan ekonomi dinilai menggunakan kerangka analisis biaya-manfaat (CBA), menggabungkan analisis arus kas diskon (DCF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek ini layak secara finansial, dengan nilai kini bersih (NPV) positif sebesar Rp 100.536.458.975,00, tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 24%, dan periode pengembalian modal selama 6 tahun. Rasio manfaat-biaya (BCR) sebesar 1,49 semakin mendukung daya tarik ekonomi proyek ini. Penilaian dampak lingkungan mengungkapkan potensi risiko yang terkait dengan paparan radon dari terak timah, tetapi juga mengukur potensi penghematan biaya kesehatan akibat berkurangnya paparan radon. Temuan penelitian ini memiliki implikasi signifikan bagi industri pertambangan Indonesia dan pasar LTJ global, menyoroti potensi terak timah sebagai sumber sekunder LTJ dan menekankan pentingnya mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan kesehatan ke dalam proses industri.

The increasing global demand for rare earth metals (REMs) and the environmental concerns associated with their traditional mining have led to the exploration of alternative sources. This study investigates the feasibility of recovering cerium oxide (CeO2), a valuable REM, from tin slag waste in Indonesia. The research focuses on assessing the technical feasibility of CeO2 extraction, evaluating the economic viability of the recovery process, and analyzing the environmental impact, particularly concerning radon mitigation. A laboratory-scale extraction process was conducted, demonstrating the successful recovery of CeO2 with a maximum extraction rate of 75.16% (Tarigan 2023) under optimized conditions. The economic viability was assessed using a cost-benefit analysis (CBA) framework, incorporating a discounted cash flow (DCF) analysis. The results indicate that the project is financially viable, with a positive net present value (NPV) of Rp100,536,458,975.00, an internal rate of return (IRR) of 24%, and a payback period of 6 years. The benefit-cost ratio (BCR) of 1.49 further supports the project's economic attractiveness. The environmental impact assessment revealed potential risks associated with radon exposure from tin slag, but also quantified the potential health cost savings resulting from reduced radon exposure. The findings of this study have significant implications for the Indonesian mining industry and the global REM market, highlighting the potential of tin slag as a secondary source of REMs and emphasizing the importance of integrating environmental and health considerations into industrial processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Tusafariah
"Teknologi nuklir atau radiasi sudah banyak dimanfaatkan dalam bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan dan industri. Namun demikian selain memberi dampak positif, tenaga nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerjanya, anggota masyarakat dan lingkungan hidup, apabila didalam pemanfaatan tenaga nuklir ketentuan tentang keselamatan nuklir tidak diperhatikan dan diawasi dengan sebaiknya.
Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Serpong adalah salah satu pusat kegiatan yang melakukan penelitian dan pengembangan program -pemanfaatan tenaga nuklir. Dalam melaksanakan tugas tersebut para pekerjanya saling berhubungan dengan sumber radiasi maupun bahan zat radioaktif. Dengan demikian pekerjanya berpotensi untuk terpajan dengan radiasi baik secara interna maupun eksterna. Hal ini mungkin dapat menyebabkan ganguan kesehatannya, untuk itu perlu dilakukan pemantauan dosis radiasi baik itu pada pekerja maupun lingkungan kerjanya untuk menghindari agar dosis radiasi tidak melebihi nilai batas dosis yang diizinkan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang berhubungan dengan dosis radiasi eksterna yang diterima oleh pekerja radiasi akibat interaksi antara pekerja radiasi dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Rancangan penelitian adalah pendekatan cross sectional, untuk melihat hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan dan sikap, peralatan proteksi radiasi, prosedur kerja dan pengawasan serta pajanan radiasi lingkungan daerah kerja dengan dosis radiasi eksterna yang diterima. Sebagai responder digunakan 100 orang pekerja radiasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang pekerja radiasi ada 10 % yang menerima dosis radiasi lebih besar dari 15 mSv. Jika dibandingkan dengan laporan dari UNSCEAR tahun 2000 (1%) untuk rata-rata penerimaan dosis pekerja radiasi di dunia selama periode 1990-1994, ternyata lebih tinggi, namun bila dibandingkan dengan penerimaan untuk rata-rata dengan jenis pekerjaan (13%), hasil yang diperoleh lebih rendah.
Dari hasil pemantauan lingkungan kerja diperoleh pajanan radiasi daerah kerja pada umumnya di bawah 2,5 mR/jam. (yang tertinggi lebih dari 200 mR/jam), tetapi pajanan radiasi yang tinggi ini tidak berlangsung lama. Dengan demikian pajanan radiasi masih tergolong dalam daerah pengendalian sesuai dengan pembagian daerah kerja.
Hasil penelitian dengan uji statistik menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan, peralatan proteksi radiasi tidak ada hubungan yang signifikan dengan dosis radiasi eksterna. Sementara sikap, prosedur kerja, pengawasan dan pajanan radiasi lingkungan daerah kerja berhubungan dengan dosis radiasi eksterna.
Dari hasil analisis multivariat diperoleh 2 faktor yang saling berhubungan dengan dosis radiasi eksterna. Dari dua faktor tersebut ternyata yang paling berhubungan dengan dosis radiasi eksterna adalah pajanan radiasi daerah kerja kemudian prosedur kerja dengan nilai Odds Ratio masing-masing 89,9086 95% CI : 8,6600-933,4321 dan 14,0036, 95% CI : 1,9476-100,6859.
Dengan demikian disarankan kepada instansi untuk mengambil langkah berusaha menurunkan pajanan radiasi lingkungan kerja dan lebih memperhatikan/mengawasi pekerja radiasi dalam melakukan pekerjaan agar mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan dan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang menerima dosis lebih besar dari 15 mSv lebih diperhatikan.

Analysis on Factors Related to External Radiation Dose to Radiation Workers at Serpong Nuclear Research Centre, National Nuclear Energy Agency in 2000/2001Nuclear or radiation technology has much been used in various fields of life: agriculture, health, industry etc. Nevertheless, along with its positive advantages, nuclear energy also potentially dangerous to the workers, public and environment, whose using the nuclear energy, whenever the requirements of safety radiation are not well establish.
Serpong Nuclear Research Centre is one of the centres of activities that carries out research and development of nuclear energy. In the implementation of the task, the workers are often in contact with radiation sources and radioactivity materials. The workers will then potentially expose to radiation, externally and internally. This may affect his health so that it is necessary to monitor the radiation dose to the workers and his work environment to avoid the radiation dose that exceeds the dose limit.
This study has purpose to analyze factors that related to the external radiation dose received by the workers or their work environment since there were interaction among workers with his job and his work environment.
The design of the study was a cross sectional approach and to know the relationship of age, sex, education, training, work duration, knowledge, attitude, equipment for radiation protection, work procedures, supervision and radiation exposure to the environment of work area with external radiation dose received. As respondents, 100 radiation workers have been collected.
The result of the study shown that 10% out of 100 radiation workers received radiation dose more than 15 mSv. If compared to 2000 UNSCEAR report (1%) for global averaged dose received by radiation workers dining 1990-1994, it is seen higher. But if compared to average rate received wording to the work classification (13%), the result obtained is lower.
From the result of the monitoring of work area environment, in general its obtained under 2,5 mR/hour, the highest is over 200 mR/hour but not longer. Therefore, it can still be classified as of controlled area.
The result of the study using the statistical test shows that age, sex, education, training, work duration, knowledge, equipment for radiation protection have no significant relationship with external radiation dose. However, attitude, work procedures, supervision and radiation exposure of work area environment have a significant relationship with external radiation dose.
From the multivariate analysis result two factors which were related with external radiation dose. The most related of that factors were radiation exposure of work area, followed by the procedures having the Odds ratio value 89, 9086 95% CI: 8, 6600-933,4321and 14, 0036, 95% Cl : 1,9476-100,6859 respectively.
It is therefore advisable for the institution to take the necessary measures to minimize radiation exposure of work environment and to give more attention to their radiation workers. Establishing work procedures, as well as to provide a more thorough health examination to workers who received radiation dose exceeding 15 mSv.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Anggraini
"Proses peleburan timah menghasilkan limbah berupa slag II dalam jumlah besar. Slag II sebagai terak pada proses peleburan timah masih mengandung beberapa unsur utama antara lain 0,0619% uranium, 0,530% thorium, 0,179% P2O5, dan 6,194% logam tanah jarang (LTJ) oksida total. Berdasarkan fakta tersebut, maka sangat menarik untuk meneliti pengolahan slag II, terutama untuk memisahkan uranium dan thorium yang terkandung di dalamnya. Uranium dan thorium dilarutkan dengan pelarut asam (H2SO4). Recovery pelarutan slag II dari hasil peleburan timah pada kondisi optimum adalah 98,52% uranium, 83,16% thorium, 97,22% fosfat, dan 69,62% LTJ. Uranium, thorium, LTJ, dan fosfat yang telah terlarut diendapkan agar masing-masing unsur terpisah. Faktor yang mempengaruhi kesempurnaan reaksi pada pengendapan antara lain reagen yang digunakan, pH reaksi, suhu, dan waktu. NH4OH digunakan sebagai reagen pengendapan dengan kondisi optimum proses pada pH 4. Suhu dan waktu reaksi tidak mempengaruhi proses. Recovery pengendapan yang dihasilkan adalah 93,84% uranium dan 84,33% thorium."
Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2015
660 EKSPLOR 36:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Sumaryanto
"ABSTRAK
Rencana pembangunan PLTN di Indonesia merupakan isu publik yang menarik untuk diperdebatkan, terutama setelah bencana tsunami yang melanda Jepang yang memicu terjadinya kecelakaan reaktor nuklir di Fukushima. Di satu sisi, PLTN merupakan solusi untuk mengatasi krisis energi listrik di Indonesia, tetapi di sisi lain faktor keselamatan dan kesiapan sumberdaya manusia pengelola PLTN menyebabkan timbulnya penolakan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap PLTN dan seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut. Untuk mempelajari hal tersebut digunakan model logit dengan penerimaan terhadap PLTN sebagai variabel dependen.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari dari data hasil survey yang dilakukan oleh BATAN pada tahun 2011 terhadap 255 responden yang berusia di atas 17 tahun yang tersebar di tiga wilayah, yaitu Jepara, Serang, dan Pontianak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan SDM dalam menguasai iptek nuklir dan tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh positif pada penerimaan masyarakat terhadap PLTN. Sedangkan kepuasan masyarakat terhadap pasokan listrik dari PLN dan pekerjaan responden sebagai pedagang berpengaruh negatif pada penerimaan masyarakat terhadap PLTN. Sementara itu, pemahaman masyarakat mengenai manfaat energi nuklir dan pentingnya penggunaan energi alternatif tidak berpegaruh pada penerimaan masyarakat terhadap PLTN. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa fenomena NIMBY bukan merupakan dasar penolakan masyarakat terhadap PLTN.

ABSTRACT
Government’s plan to construct the first nuclear power plant in Indonesia has become a debatable public issue, particularly after tsunami disaster in Japan which caused nuclear accident in Fukushima nuclear power plant. Nuclear power plant is considered as the most feasible solution for electricity crisis in Indonesia, but on the other hand its safety aspect and the availability of qualified human resources to run and manage nuclear power plant have caused many resistances. The purpose of this study is to investigate the factors affecting public acceptance on nuclear power plant and to measure how big the impact is. This study employs a logit model using public acceptance on nuclear power plant as its dependent variable, using a secondary data which is taken from survey which is conducted by BATAN in 2011 to 255 respondents which are older than 17 years old over three areas, i.e. Jepara, Serang, and Pontianak.
This study has several findings. First, public trust on human resources capability on nuclear science and technology and the education level of the respondent has a positive impact on public acceptance on nuclear power plant. Second, the satisfaction level of respondent on electricity service provided by PLN and respondent’s occupation as businessman has a negative impact on public acceptance on nuclear power plant. Third, respondent’s perception regarding the benefit of nuclear energy and the needs of alternative energy have no effect on public acceptance on nuclear power plant. Finally, NIMBY fenomena has no correlation with negative public acceptance on nuclear power plant."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Perbandingan tingkat validasi metode multi elemen dan metode adisi unsur Cu dalam standard reference material (SRM) dengan AAS. Analisis unsur dengan AAS berdasarkan pengukuran adsorbansi atom tunggal. "
Jakarta Selatan: Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011
620 EKSPLOR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Geologi dan keterdapatan uranium di sektor Paluq Hulu, Kalimantan timur. Tahapan prospeksi sistematik mencakup luasan Sektor Paluq (0,8 km2). Tujuan kegiatan ini untuk mendapatkan gambaran geologi rinci dan mineralisasi U serta potensi di Sektor Paluq. kegiatan yang dilakuan adalah pengukuran topografi, pengukuran radioaktivitas tanah, pengamatan stratigrafi dan struktur geologi rinci, pembuatan kupasan pada lokasi anomali dan pembuatan kupasan/paritan pada lokasi anomali radiometri. Pada sektor paluq terdapat 5 (lima) lokasi anomali radiometri yang signifikan yaitu Anomali Putra, Roos, Paluq Hulu, Mahakam dan Siweg dengan nilai radiometri 500 - 10.000 c/s, dengan nilai latar 100 c/s, telah dilakukan pembuatan kupasan dan paritan dilakukan pengambilan contoh mineralisasi dengan metode sistematic chanel sampling. Hasil analisis petrografi dan mineragrafi menunjukkan bahwa mineralisasi berupa pitchblenda, autonit berasosiasi dengan mineral bornit, kalkosit, kalkopirit, lolingit, pirhotit, pirit, sfalerit, ilmenit, limonit, magnetit, markasit, rutil, melnikovit, hematit dan oksida besi. Hasil analisis geokimia uranium total batuan berkisar antara 35 ppm U hingga 4.600 ppm U. "
Jakarta Selatan: Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011
660 EKSPLOR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>