Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nonik Eko Wahyuning Tiyas
"ABSTRAK
Permasalahan kondisi tata guna lahan DAS Ciliwung dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami degradasi lingkungan sebesar 7,14 0,7 per tahun Bhakti, 2015 . Implikasi perubahan tata guna lahan suatu DAS mengakibatkan sumber daya air terganggu, yaitu dapat menurunkan resapan air ke dalam tanah dan meningkatkan limpasan permukaan. Tujuan penelitian ini menganalisa pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap hidrograf banjir pada Sub-DAS Ciliwung Tengah hingga Pintu Air Manggarai dengan memperhitungkan karakteristik sempadan sungai dan diskretisasi spasial dengan menggunakan model hidrologi HEC-GeoHMS. Data inflow dari debit Bendung Katulampa tahun 2017, sedangkan data outflow menggunakan debit Pintu Air Manggarai tahun 2017. Metode analisa dengan 3 skenario yaitu skenario 1 stream threshold area 174,39 km2 menghasilkan 1 sub-DAS, skenario 2 stream threshold area 25 km2 menghasilkan 3 Sub-DAS dan skenario 3 stream threshold area 15 km2 menghasilkan 9 Sub-DAS. Debit puncak hasil simulasi pada skenario 1 sebesar 142,80 m3/dt, skenario 2 sebesar 142,50 m3/dt dan skenario 3 sebesar 135,6 m3/dt. Dari ketiga skenario, skenario 3 yang lebih mendekati data observasi dengan nilai koefisien Efisiensi Nash-Sutcliffe NSE 0,764. Selanjutnya skenario 3 digunakan untuk menghitung hidrograf banjir dengan menggunakan peta RTRW, dihasilkan debit puncak di Pintu Air Manggarai kala ulang 2 tahun sebesar 465,5 m3/dt, kala ulang 5 tahun sebesar 612,7 m3/dt dan kala ulang 10 tahun sebesar 722,6 m3/dt. Semakin kecil diskretisasi spasial, semakin banyak Sub-DAS yang di delineasi dan semakin banyak reach yang dianalisa, sehingga semakin kecil bentangan dan detail karakristik sempadan sungai yang diamati yang dapat mempengaruhi nilai koefisien kekasaran saluran n Manning . Oleh karena itu, semakin kecil diskretisasi spasial Sub DAS, maka akan semakin menurunkan debit puncak banjir dan memperpanjang waktu puncak banjir.

ABSTRACT
The problem of Ciliwung Watershed Landuse condition in the last 10 years has environmental degradation of 7.14 0.7 per year Bhakti, 2015 . The implications of land use change in a watershed result in disturbed water resources, which can decrease water absorption into the soil and increase surface runoff. The aims of this study are to analyze the effect of land use change on flood hydrograph in Middle Ciliwung Sub watershed to Manggarai Weir by taking into account the characteristics of riparian and spatial discretization using HEC GeoHMS hydrological model. Inflow data from discharge of Katulampa Weir in 2017, while outflow data using Manggarai Weir discharge in 2017. The analysis method with 3 scenarios namely scenario 1 stream threshold area 174,39 km2 yield 1 sub watershed, scenario 2 stream threshold area 25 km2 yield 3 Sub watersheds and scenario 3 stream threshold area 15 km2 yielding 9 Sub watershed. The peak discharge simulation result in scenario 1 is 142,80 m3 s, scenario 2 is 142,50 m3 s and scenario 3 is 135,6 m3 s. From the three scenarios, scenario 3 is closer to the observation data with the value of the Nash Sutcliffe Efficiency coefficient NSE 0,764. Further scenario 3 is used to calculate the flood hydrograph using the Land Use Plan map, resulting in peak discharge at the Manggarai Weir when the 2 year return period is 465.5 m3 s, 5 year return period is 612,7 m3 s and 10 years return period is 722,6 m3 s. The smaller spatial discretization, the more delineated sub watersheds and the more reaches being analyzed, the smaller the expanse and the observed limits of riparian that can affect the value of the roughness coefficient n Manning . Therefore, the smaller spatial discretization of sub watershed, the more it will decrease the peak flood discharge and extend peak time. "
2018
T51439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Luthfi Werdiantoro
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk di Jakarta mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan pemukiman dan fasilitas pendukungnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman tersebut dilakukan dengan berbagai cara dari pemanfaatan lahan terbuka hingga memanfaatkan sempadan sungai, khususnya Sungai Ciliwung. Pemanfaatan sempadan sungai ini mengakibatkan hilangnya kealamiahan sempadan sungai sehingga berubahlah kondisi hidrolis dari Sungai Ciliwung. Perubahan-peruhanan sempadan sungai ini akan sangat berpengaruh pada koefisien kekasaran saluran. Koefisien kekasaran sungai ini merupakan suatu nilai yang dipengaruhi oleh ketidakteraturan saluran, variasi penampang saluran, pengaruh penghalang, vegetasi, dan derajat belokan sungai. Perubahan koefisien kekasaran saluran akan mempengaruhi kecepatan aliran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik sempadan sungai terhadap koefisien kekasaran alur sungai yang mempengaruhi kecepatan aliran yang akan mempengaruhi waktu tempuh puncak banjir. Pergeseran waktu tempuh puncak banjir dapat dilihat pada karakteristik hidrograf banjir rencana Sungai Ciliwung di ruas Bendung Katulampa hingga Pintu Air Manggarai. Identifikasi kondisi sempadan Sungai Ciliwung di ruas tersebut dilakukan dengan cara penelusuran sungai. Aplikasi HEC-RAS digunakan untuk mendapatkan hidrograf banjir rencana di Pintu Air Manggarai. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sempadan sungai terhadap koefisien kekasaran alur, simulasi HEC-RAS dilakukan dengan menggunakan kondisi eksisting dan Natural condition untuk membandingkan hidrograf kedua kondisi tersebut. Dari simulasi HEC-RAS didapatkan hasil berupa nilai debit aliran perjamnya. Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan debit puncak banjir dan lebih panjangnya waktu puncak banjir yang terjadi.

ABSTRACT<>br>
Increasing population in Jakarta leads to increased needs of settlement and its supporting facilities. To compensate, various ways are being done from utilization of open area to the riparian, especially in Ciliwung River. This utilization results in the loss of riparian natural ability that changes the hydraulic condition of Ciliwung River. These riparian changes will affect significantly to roughness coefficient. The roughness coefficient is a value that is affected by channel irregularity, variation of cross section, effect of obstraction, vegetation, and degree of meandering. Change of roughness coefficient will influence the velocity of the stream. The purpose of this research is to determine the effect of riparian characteristics to the roughness coefficient that affects the stream velocity, which has impact on the peak time. The peak time shift can be seen on flood hydrograph characteristics of Ciliwung River on Katulampa Weir until Manggarai sluice gate. Identification of Ciliwung riparian condition at that segment is conducted by river routing. HEC RAS application is used to get design flood hydrograph at Manggarai water gate. To get to know the influence of riparian characteristics to roughness coefficient, HEC RAS simulation is done using existing and natural condition to compare the hydrograph of those two conditions. From the simulation, the result is the value of flow rate per hour. Based on the simulation result, it can be concluded that there is a lower peak discharge and lengthened the duration of discharge."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Ratna Puspita Sari
"ABSTRAK
Beberapa waktu terakhir ini, tiap tahunnya Jakarta selalu dilanda banjir.
Saat ini model hidrologi telah banyak dikembangkan untuk membantu menganalisis permasalahan banjir, salah satu model hidrologi yang ada ialah HEC-GeoHMS. Pada penelitian ini dilakukan pelacakan banjir pada DAS Ciliwung di titik M.T. Haryono dengan menggunakan model HEC-GeoHMS. Penentuan keakuratan simulasi dilakukan dengan menggunakan metode Nash-Sutcliffe Efficiency NSE . Nilai NSE berkisar antara ndash; infin; hingga 1, semakin mendekati 1 maka akurasi model semakin akurat. Simulasi HEC-GeoHMS dilakukan pada beberapa tahun dengan menggunakan nilai CN berdasarkan peta tata guna lahan. Hasil simulasi memiliki keakuratan yang rendah dengan NSE untuk tahun 2006, 2011, dan 2016 masing-masing adalah 0.268, 0.361, dan -139.006. Untuk mendapatkan hasil simulasi dengan nilai akurasi yang tinggi dilakukan kalibrasi terhadap nilai CN DAS Ciliwung. Hasil kalibrasi yang dilakukan terhadap nilai CN DAS Ciliwung mendapatkan nilai NSE untuk tahun 2006, 2011, dan 2016 masing-masing adalah 0.999, 0.999, dan 0.704.

ABSTRAK
In the last few years, flood was occuring anually in Jakarta. Many studies with different approaches have been developed to solve this problem. In this research, flood routing conducted in Ciliwung at M.T. Haryono using model HEC GeoHMS. The accuracy of the simulation is determined using Nash Sutcliffe Efficiency NSE method. NSE score ranges from infin to 1. The model is more accurate if the NSE score getting closer to 1. The simulations were conducted in several years using CN value based on land use maps. The simulation results have low accuracy with NSE score for year 2006, 2011, and 2016 respectively are 0.268, 0.361, and 139.006. To obtain simulation results with high accuracy, CN value for Ciliwung Watershed was calibrated. The NSE score from simulations with calibrations performed on the CN value of Ciliwung Watershed for year 2006, 2011, and 2016 respectively are 0.999, 0.999, and 0.704."
2017
S69865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiffary Rafif Akmal Tursilo
"

Perubahan tutupan lahan merupakan suatu permasalahan yang terjadi secara global dan tak terkecuali pada wilayah Asia Tenggara. Perubahan tutupan lahan yang terjadi pada wilayah Asia Tenggara ini terjadi sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir tanpa terkecuali pada wilayah Sub DAS Batang Tembesi. Perubahan yang terjadi pada sub DAS Batang Tembesi ini terjadi pada tutupan lahan hutan yang dialih fungsikan menjadi tutupan lahan jenis lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik hydrologic response unit dan pengaruh perubahan penutup lahan terhadap karakteristik hidrologi di sub-das Batang Tembesi. Penelitian ini menggunakan model hidrologi SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool+) berdasarkan perubahan penutup lahan untuk mendapatkan pola spasial dan temporal dari HRU dan karakteristik hidrologi sub-das Batang Tembesi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pada kurun waktu 2013 – 2020 terjadi pola perubahan HRU dan karakteristik hidrologi akibat dari berubahnya tutupan lahan di sub-DAS Batang Tembesi. Berubahnya penutup lahan pada sub-das Batang Tembesi berpengaruh terhadap pola spasial dan temporal HRU dan juga berpengaruh terhadap berubahnya karakteristik hidrologi di sub-das Batang Tembesi.


Land cover change is a problem that occurs globally and is no exception in the Southeast Asia region. Land cover changes that have occurred in the Southeast Asia region have occurred very rapidly in the last few decades, including in the Batang Tembesi sub-watershed area. The changes that occurred in the Batang Tembesi sub-watershed occurred in forest land cover which was converted into other types of land cover. This research aims to analyze the characteristics of the hydrologic response unit and the influence of changes in land cover on the hydrological characteristics of the Batang Tembesi sub-basin. This research uses the SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool+) hydrological model based on land cover changes to obtain spatial and temporal patterns of HRU and hydrological characteristics of the Batang Tembesi sub-watershed. The results obtained in this research are that in the period 2013 - 2020 there was a pattern of changes in HRU and hydrological characteristics as a result of changes in land cover in the Batang Tembesi sub-watershed. Changes in land cover in the Batang Tembesi sub-basin affect the spatial and temporal patterns of HRU and also influence changes in hydrological characteristics in the Batang Tembesi sub-watershed.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Aqiella Widita
"Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang berlokasi di wilayah Jawa Tengah yang setiap tahun selalu mengalami banjir. Salah satu kejadian banjir terbesar yaitu pada tahun 1990 akibat meluapnya sungai Garang yang menjadi sungai utama pada DAS ini. Perubahan tutupan lahan pada DAS menjadi salah satu faktor banjir terus terjadi berulang. Tutupan lahan dapat dilihat melalui citra satelit Google Earth dan diproses dengan ArcGIS melalui metode Maximum Likelihood Classification (MLC) untuk tahun 1990, 2000, 2010, 2020, dan diperbandingkan dengan peta RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Semarang. Dari proses tersebut akan menghasilkan peta tutupan lahan DAS Garang yang terdapat data persentase tutupan lahan kedap air dan nomor kurva (CN) untuk setiap subdas. Kedua nilai tersebut menjadi input pada aplikasi Hec-HMS beserta dengan data lainnya seperti karakteristik aliran sungai dan subdas. Metode untuk simulasi dengan Hec-HMS untuk subdas menggunakan SCS CN dan untuk reach dengan metode Kinematic Wave Routing. Simulasi dengan Hec-HMS menggunakan data hujan maksimum tahunan stasiun hujan Ungaran, Simongan, Gunung Pati, dan Kalisari. Data hujan akan diuji dengan uji distribusi serta konsistensi sampai mendapatkan hujan rerata wilayah dengan metode Thiessen beserta hujan rencana periode ulang 25 tahun dan 50 tahun. Hasil simulasi Hec-HMS berupa hidrograf banjir akan digunakan sebagai data boundary condition pada aplikasi Hec-RAS untuk menghasilkan peta genangan sehingga dapat diketahui luas serta area banjir di DAS Garang. Penelitian ini akan menghasilkan besaran debit DAS Garang yang dipengaruhi oleh perubahan tutupan lahan tahun 1990, 2000, 2010, 2020, dan diperbandingkan dengan peta RTRW Kota Semarang tahun 2010 – 2030. Selain itu dapat diketahui pula wilayah yang terdampak dan kedalaman banjir yang terjadi pada keempat tahun tersebut.

Garang watershed is in East Java where flood events occur every year. One of the biggest flood events occurred in 1990 because of the overflows from the Garang river. The change of land use cover in DAS Garang is one of the reasons that create the flood events. Landuse cover can be seen from satellite images on google earth. The image will be processed using ArcGIS with the Maximum Likelihood Classification (MLC) method. The result from that process is the area of land use cover, percentage of impervious cover, and the curve number (CN) of DAS Garang in the years 1990, 2000, 2010, 2020, and will be compared with the Urban Land Use Plan Map of Semarang City. Those data will be the input for Hec-HMS. For subwatershed, the simulation in Hec-HMS will use SCS CN Method and the reach will use kinematic wave routing. That simulation will be using annual maximum rainfall data from four rainfall stations; Ungaran, Simongan, Gunung Pati, and Kalisari. Rainfall data will be tested by distribution test and consistent test so that it can be used to determine the area average rainfall data using the Thiessen method and rainfall plan for 25 and 50 years return period. The result from the Hec-HMS simulation is flow hydrographs that will be used for boundary conditions on Hec-RAS to define the depth and area of flood inundation in DAS Garang. This study aims to determine the amount of the Garang watershed discharge that is influenced by the changes in land use cover in the years 1990, 2000, 2010, 2020, and Urban Land Use Map of Semarang City 2010 - 2030. Furthermore, this study also can estimate the area affected and the depth of flooding that occurred during those four years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanka Prajna Paramitha
"ABSTRAK
Laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan kompleksitas permasalahan lingkungan, salah satunya adalah permasalahan banjir.  Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi mendesak ruang-ruang terbuka hijau dan sempadan sungai berubah menjadi wilayah-wilayah yang padat dengan permukiman seperti yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Ancaman bencana banjir, kondisi sosial dan ekonomi serta pembangunan infrastruktur dari hulu sampai dengan hilir DAS Ciliwung semakin meningkatkan risiko bencana banjir di DAS Ciliwung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ancaman bencana banjir, kerentanan (sosial dan ekonomi), kapasitas daerah dan masyarakat di DAS Ciliwung, menganalisis risiko bencana banjir di DAS Ciliwung, menganalisis alternatif pengurangan risiko bencana banjir di DAS Ciliwung. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder, data primer melalui pengisian kuesioner oleh pemangku kepentingan/Instansi dan penduduk yang terdampak banjir di DAS Ciliwung. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif-kuantitatif dan analisis AHP untuk menentukan pemilihan alternatif pengurangan risiko bencana banjir. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat ancaman bencana banjir di DAS Ciliwung baik di segmen tengah maupun di segmen hilir berada dikategori tinggi. Selain ancaman bencana banjir, tingkat kerentanan sosial ekonomi di DAS Ciliwung juga termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari sisi kapasitas masyarakat dan daerah, kapasitas masyarakat dan daerah pada segmen hilir lebih siap dibandingkan dengan masyarakat yang berada di segmen tengah. Tetapi walaupun kapasitas pada segmen hilir lebih siap, tidak dapat mengurangi risiko bencana banjir yang tinggi. Permasalahan tingginya risiko bencana banjir diatasi melalui alternatif pengurangan risiko bencana. Berdasarkan hasil AHP, maka diperoleh prioritas alternatif dengan bobot tertinggi yaitu peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana.

ABSTRACT
The rate of population growth and high population density causes the complexity of environmental problems, one of which is the problem of flooding. The high rate of population growth is urging green open spaces and river borders to change into areas that are densely populated as happened in the Ciliwung River Basin. The threat of floods, social and economic conditions and infrastructure development from upstream to downstream of the Ciliwung watershed further increase the risk of flooding in the Ciliwung watershed. The purpose of this study is to analyze the threat of flood disasters, vulnerability (social and economic), regional and community capacities in the Ciliwung River Basin, analyze the risk of flood disasters in the Ciliwung River Basin, analyze alternatives to reduce the risk of flood disaster in the Ciliwung River Basin. The method used in this research is quantitative and qualitative methods using secondary data, primary data through filling out questionnaires by stakeholders/agencies and residents affected by flooding in the Ciliwung River Basin. The analysis used is descriptive-quantitative analysis and AHP analysis to determine the alternative selection of flood disaster risk reduction. The results showed that the level of flood threat in the Ciliwung watershed both in the middle segment and in the downstream segment was in the high category. In addition to the threat of flood disasters, the level of socio-economic vulnerability in the Ciliwung watershed is also included in the high category. Meanwhile, in terms of community and regional capacity, the capacity of communities and regions in the downstream segment is better prepared than those in the middle segment. But even though capacity in the downstream segment is better prepared, it cannot reduce the risk of high flood disasters. The problem of the high risk of flood disaster is overcome through alternative disaster risk reduction. Based on AHP results, an alternative priority with the highest weighting is obtained, namely the effectiveness of disaster prevention and mitigation."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Praputra Setia
"Kota Depok pada awalnya merupakan daerah agraris dan direncanakan sebagai daerah resapan air untuk ibukota Jakarta. Namun pada kurun waktu 20 tahun terakhir ini telah banyak terjadi perubahan tata guna lahan. Menjamurnya pembangunan perumahan di wilayah ini dan diikuti dengan tumbuhnya sarana dan prasarana penunjang seperti tempat-tempat komersil akan mempersempit ruang terbuka hijau untuk daerah resapan. Demikian halnya yang terjadi di wilayah Sub DAS Sugutamu. Laju pembangunan fisik memicu Sub DAS Sugutamu yang berada di bagian wilayah Kota Depok, berubah dari daerah pedesaan (rural) menjadi daerah perkotaan (urban). Perubahan tersebut menyebabkan Sub DAS Sugutamu mengalami banjir yang cukup mengkhawatirkan. Selain perubahan tata guna lahan di sekitar wilayah tersebut, penyempitan alur sungai sepanjang pemukiman juga menjadi faktor yang menyebabkan meningkatnya debit limpasan yang terjadi.
Mengacu pada hal tersebut, maka diperlukan suatu metode teknologi yang dapat menentukan debit limpasan yang akan terjadi. Metode teknologi yang dimaksud adalah metode rasional dan simulasi program TR-20. Akan tetapi diperlukan perbandingan metode yang mana yang lebih efektif untuk menghitung debit limpasan yang terjadi di Sub DAS Sugutamu, Kota Depok.
Dari hasil perhitungan analisa yang dilakukan menunjukan bahwa tata guna lahan Sub DAS Sugutamu tahun 2007 sudah tidak memenuhi syarat karena mengalami peningkatan koefisien limpasan. Apabila tata guna lahan tersebut tetap dipertahankan maka diperlukan suatu usaha konservasi untuk mengurangi debit limpasan yang terjadi. Selain itu perlu peran Pemerintah Daerah Kota Depok dalam membuat suatu peraturan atau kebijakan dalam hal penggunaan lahan agar tidak membebani kapasitas daya dukung Sub DAS Sugutamu.

Depok, from the beginning is the agricultural region and planned to be the infiltration site for Jakarta. But around 20 years, there are many changes in land use. Accelerated housing development in this region followed by the development of supporting facilities such commercial places has reduced the open-green area and the infiltration site which mostly happened in sub-catchment of the Sugutamu river. The physical development triggers the sub-catchment of the Sugutamu river to change from the rural area into the urban area. This change causes the serious flood in Sugutamu sub-catchment. Beside the change of the land use, another factor that cause the increasing of the runoff discharge is the narrowed down of the river line.
Based on that fact, then it is needed to introduce a technology method to determine the runoff discharge might occur. The technology methods proposed are the rational method and TR-20 program simulation. However, it also necessary to compare which method that will give more effective result in determining the runoff discharge happened in Sugutamu sub-catchment.
From the analysis, it shows that the land use of the Sugutamu sub-catchment in the year 2007 is no longer valid because of the increasing of the runoff coefficient. If the land use remains the same, then it will need some conservation efforts to minimize the runoff discharge occurred. In the other hand, the government of the Depok city has to regulate the land use issues, so it will not burden the capacity of the Sugutamu sub-catchment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35796
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meike Erthalia
"ABSTRAK
Pertambangan timah merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian wilayah Sub DAS Perimping, Kabupaten Bangka. Namun demikian, kegiatan pertambangan mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar daerah pertambangan. Penataan lahan pasca tambang menjadi salah satu upaya konservasi untuk memperbaiki dan merevitalisasi kondisi lahan yang rusak akibat pertambangan timah. Penataan lahan dalam bentuk reklamasi dan revegetasi telah dilakukan, namun belum menunjukkan hasil yang maksimal. Studi ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan hasil kegiatan konservasi lahan pasca tambang timah yang ditinjau dari pola perubahan tutupan di area konservasi dan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan menggunakan Cellular Automata Marcov-Chain untuk memprediksi pola perubahan tutupan lahan area konservasi lahan pasca tambang timah di tahun 2032. Survei lapang juga dilakukan untuk validasi kondisi konservasi dan membandingkan hasil model di wilayah penelitian. Informasi dilengkapi dengan wawancara kepada pihak PT Timah, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat untuk mengetahui proses dan dampak konservasi yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pada tahun 2032 tutupan lahan di lokasi pertambangan yang telah direklmasi dan direvegetasi terjadi perubahan luas serta distribusi spasial menjadi tanaman seragam yang mengindikasikan perkebunan dan semak belukar. Variabel yang paling menentukkan hal tersebut adalah jarak lokasi reklamsi dari sungai, jarak dari tambang disekitarnya dan jarak dari perkebunan. Koordinasi antara para pelaku usaha tambang, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan kunci utama keberlanjutan dan keberhasilan konsevasi lahan pasca tabang timah yang dilakukan.

ABSTRACT
Tin mining has been contributing to Bangka Regency local economy for years including Perimping Sub Watershed. However, it brought environmental degradations around mining area as the impact. Land conservation for the post tin mining area has been done by doing reclamation and revegetation in order to restore the condition of the damaged post tin mining area although the results have not been maximized. This study aimed to analyze the sustainability of post tin mining land conservation results by identifying land cover changes in post tin mining surrounding area. The method used were cellular automata to build the prediction model of land cover changes in 2032, spatial multi criteria to build land suitability of post tin mining land conservation, survey to validate the result from model and existing condition of land cover and conservation, and interview to get more information about the process and impact of post tin mining land conservation from mining company PT. Timah, Tbk , government, and local people. The result showed that land cover at post tin mining and surrounding area changed into uniform crops which indicated plantation activities, shrubs, and wide change of lsquo kolong rsquo . The distance from river, mining area and plantation area were the variables that affected the most to land cover change in post tin mining land surrounding area. The land conservation of post tin mining area also needed to build good coordination between all miners, government, and society to achieve the goals. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hadianto
"Latar belakang riset ini adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir akibat perilaku masyarakat namun kurang diimbangi dengan kesiapsiagaan masyarakat terutama di hilir Sungai Ciliwung. Rumusan masalah riset menunjukkan bahwa faktor kesiapsiagaan lebih banyak berfokus pada pengetahuan dan sikap sedangkan faktor rencana darurat, peringatan dini, mobilisasi sumber daya dan pengalaman masih jarang diteliti. Riset ini bertujuan untuk membangun model kesiapsiagaan masyarakat hilir Sungai Ciliwung berbasis perilaku berwawasan lingkungan. Metode riset menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, melalui wawancara dengan otoritas setempat serta pemberian kuesioner kepada 397 kepala keluarga di Kelurahan Bidara Cina. Hasil riset menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dipengaruhi oleh pengetahuan, rencana darurat, peringatan dini, dan sikap namun dilemahkan oleh mobilisasi sumber daya, dan pengalaman. Masyarakat merasa sudah berpengalaman dan cenderung mengandalkan mobilisasi sumber daya dari pemerintah sehingga menjadi kurang siap siaga. Kesimpulan riset adalah diperlukannya kesiapsiagaan berbasis perilaku berwawasan lingkungan di tingkat keluarga untuk meningkatkan kesiapsiagaan banjir.

The background of the research is increasing flood frequency and intensity caused by human behavior but not followed by community preparedness. The problem of the research showed that preparedness focused more on knowledge and attitude but not on emergency plan, early warning, resources mobilization and experience factor. The objective of the research was to develop flood preparedness model for the community based on environmentally responsible behavior. The method of the research was quantitative and qualitative through interviews with local authorities and distribution of questionnaires to 397 households at Bidara Cina, East Jakarta. The results indicated preparedness influenced by knowledge, attitude, emergency planning and early warning but weakened by resources mobilization and experience. The community relied on their experience having flood and resources mobilization by the governmental thus causing low preparedness. The conclusion of the research is a necessity of preparedness based on environmentally responsible behavior to improve flood preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatin Farika
"Pendugaan debit banjir sangat tergantung dari kuantifikasi impervious area. Potensi masalah menggunakan Total Impervious Area TIA dalam model adalah menyebabkan perbedaan nilai koefisien limpasan yang nantinya mempengaruhi perkiraan debit banjir yang dihasilkan. Studi terbaru menunjukkan bahwa limpasan dalam suatu DAS dapat digambarkan dengan lebih baik oleh Effective Impervious Area EIA daripada TIA. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh metode penentuan kekedapan lahan berdasarkan TIA dan EIA dalam menghasilkan debit banjir rencana pada DAS dengan skala makro. Lokasi studi adalah Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung Hulu dengan outlet Bendung Katulampa. Jenis penggunaan lahan pada studi ini berdasarkan kondisi pada tahun 2017. Identifikasi distribusi penggunaan lahan berdasarkan peta GIS dan hasil intepretasi visual dari citra satelit resolusi tinggi. Simulasi debit banjir rencana menggunakan model hidrologi HEC-HMS 4.2. Debit maksimum yang dihasilkan dengan menggunakan metode TIA 153.7 m3/s dan metode EIA sebesar 149.6 m3/s. Hasil uji NSE untuk TIA dan EIA masing-masing sebesar 0,763 dan 0,864. Nilai NSE dan R2 metode EIA lebih tinggi, menunjukkan bahwa metode EIA lebih baik dalam memprediksi limpasan pada DAS Ciliwung hulu. Nilai rasio EIA/TIA pada debit banjir rencana diatas 0.95. Semakin besar periode banjir maka perbedaan nilai yang dihasilkan oleh kedua metode semakin kecil. Penerapan metode EIA untuk menentukan luas tutupan lahan kedap air pada DAS skala makro membutuhkan effort biaya dan waktu yang besar. Apabila sumberdaya untuk melakukan pengukuran dengan metode EIA terbatas, maka metode TIA masih dapat diandalkan untuk memperkirakan impervious area dalam suatu DAS.

The estimation of flood discharge depends on quantification of Impervious Area. The potential problem is what kind of impervious area determination method used in the model is causing the difference in runoff coefficient value which will affect the estimated flood discharge. Recent studies show that surface runoff in a watershed can be better described by Effective Impervious Area EIA than TIA. The aim of this study is to analyze the effect of the method of determining the landscape based on TIA and EIA in generating flood discharge plan in watershed with macro scale. The location of the research is Upper Ciliwung Watershed DAS with Katulampa Weir as outlet. Identification of land use distribution is based on digitized process used combined GIS maps using visual interpretation of high resolution satellite images 2017. Hydrologycal simulation by HEC HMS 4.2. Maximum discharge generated by using TIA method is 153.7 m3 s and EIA method is 149.6 m3 s. The NSE results for TIA and EIA were 0.763 and 0.864. The NSE and R2 values of the EIA method are higher, indicating that the EIA method is better at predicting runoff in the Upper Ciliwung Watershed. The EIA TIA ratio value on the flood discharge plan is above 0.95. However, for large watersheds, it takes much effort to identify and digitize an effective impervious area. In case of lack of resources for direct measurement of DCIA, the TIA Method is proven to be more reliable for estimating the impervious area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>