Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Luh Putu Mega Melinda
"Stress kerja merupakan masalah yang paling umum dialami oleh petugas kepolisian. Polisi tidak hanya bertindak sebagai penegak hukum namun juga pelayan sosial, agen perubahan dan pelindung hak dan tugas dari masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sumber stres anggota intel dan cara mengelola stres.Manajemen stres yang digunakan oleh penulis adalah strategi coping oleh Lazarus dan Folkman yang terdiri dari problem-focused coping dan emotional-focused coping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan dengan rancangan sekuensial eksploratoris. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 30 anggota intelkam untuk mendapatkan data awal terkait sumber stres anggota. Setelah itu melakukan wawancara dan observasi terhadap beberapa anggota.Observasi dilaksanakan dengan mengamati perilaku anggota selama bekerja. Hasil yang ditemukan adalah sebagian besar anggota intelkam merasa sumber stres mereka berasal dari stres kerja dan stres organisasi.Stres kerja terdiri dari beban kerja, tugas yang menantang, promosi dan kondisi keuangan. Sedangkan stres organisasi terdiri dari tidak dilibatkannya anggota dalam pembuatan keputusan, kurangnya perhatian pimpinan, struktur organisasi yang tidak sesuai dan sarana prasarana yang tidak memadai. Anggota merasa tertekan dengan perintah pimpinan yang memberikan beban kerja yang berlebihan sehingga meningkatkan stres kerja yang berdampak pada penurunan kinerja mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari anggota menjadi malas, ketidakhadiran anggota dan pekerjaan yang terbengkalai. Sebagian besar anggota memilih untuk mengelola stres dengan cara sharing dengan orang yang dipercaya, berdoa, rekreasi, olahraga dan manajemen waktu. Peran pimpinan juga penting dalam mengelola stres anggota yaitu dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan.

Work stress is the most common problem which experienced by police. Police work is not only to enforce the law but also to serve and protect society. The aim of this research are to know police stressors and stress management. This research use stress management especially coping mechanism from Lazarus and Folkman which is consist of problem focused coping and emotion focused coping. Mixed method with exploratory sequential design is the research method used in this study. First, researcher distributed questionnaires to the 30 intelligence police so researcher get the initial data of the stressors. Then,Some of police officers were interviewed and observed. Observation was done by observing police officers behaviour while they were working. The result shown that almost of officers experienced job related stressors and organization related stressors. Job related stressors consider of too many task to perform, challenging assignments, promotion and condition that affect workers rsquo economic well being. Organization related stressors consist of not involved in decision making,lack of leader attention,inappropriate organizational structure and inadequate infrastructure. The officers feel depressed because the leader provide a lot of work and it causes the raise of job stress which impact to the decrease of their performance. It can be seen from members who become lazy to work, absenteeism, and neglected work. Most of the officers choose to manage their stress in a way of sharing with trusted person, praying, recreation, doing exercises and time management. However, the effort of organisation to manage police stress is really important such as provide adequate facilities, attention of the leader, and sabbathical day. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Candrawati
"Fokus penelitian ini membahas tentang pengaruh dukungan organisasi, stress kerja dan kecerdasan emosional anggota pada bidang operasional di Polres Metro Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh simultan dan parsial dukungan organisasi, stres kerja, dan kecerdasan emosional terhadap keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan. Sebanyak 190 responden dari anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan berpartisipasi dalam penelitian ini untuk memberikan data melalui kuesioner yang mencakup aspek-aspek tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, dukungan organisasi, stres kerja, dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan kerja (F =224.490, p < 0,05). Artinya, gabungan variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap variasi dalam keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional. Secara parsial, hasil menunjukkan bahwa dukungan organisasi (t hitung=2.814, p < 0,05), stress kerja (t hitung = 3,043, sig < 0,05), dan kecerdasan emosional (t hitung = 5.212, p < 0,05), dan masing-masing variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kontribusi masing-masing faktor terhadap keseimbangan kehidupan kerja, memberikan dasar bagi manajemen Polres Metro Jakarta Selatan untuk mengembangkan strategi yang lebih terfokus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota bidang operasional melalui perbaikan dukungan organisasi, penanganan stress kerja dan pemberdayaan kecerdasan emosional.

The focus of this research is on the influence of organizational support, job stress, and emotional intelligence of members in the operational field at the South Jakarta Metropolitan Police (Polres Metro Jakarta Selatan). This study aims to evaluate the simultaneous and partial effects of organizational support, job stress, and emotional intelligence on the work-life balance of operational field members at the South Jakarta Metropolitan Police. A total of 190 respondents from the operational field of the South Jakarta Metropolitan Police participated in this study, providing data through a questionnaire covering these aspects. This research utilized a quantitative method with multiple regression analysis. The research findings indicate that simultaneously, organizational support, job stress, and emotional intelligence have a significant influence on work-life balance (F = 224.490, p < 0.05). This means that the combination of these variables significantly contributes to the variation in the work-life balance of operational field members. Partially, the results show that organizational support (t-value = 2.814, p < 0.05), job stress (t-value = 3.043, sig < 0.05), and emotional intelligence (t-value = 5.212, p < 0.05) each have a significant influence on the work-life balance of operational field members at the South Jakarta Metropolitan Police.These findings provide a deeper understanding of the contribution of each factor to work-life balance, laying the foundation for the management of the South Jakarta Metropolitan Police to develop more focused strategies to enhance the well-being of operational field members through improving organizational support, addressing job stress, and empowering emotional intelligence."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Pratama
"Dalam Pasal 77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan mengenai waktu kerja yang diperbolehkan bagi para pegawai, yaitu 40 jam dalam satu minggu. Sementara itu apabila waktu kerjanya melebihi ketentuan yang ada, maka dihitung kedalam waktu kerja overtime (lembur) yang mana maksimal waktu lembur adalah 14 jam per minggu. Namun demikian, fakta di lapangan menemukan bahwa waktu kerja yang dihabiskan oleh para anggota opsnal penyelidik melebihi batas waktu tersebut ditambah lagi dengan pola kerja yang tidak jelas. Dengan demikian, penilitian ini akan mengkaji bagaimana sebenarnya gambaran pola kerja dan manajemen waktu para anggota opsnal serta menganalisa mengapa mereka tetap bertahan melakukan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkan analisa yang mendalam, penelitian ini berfokus pada anggota opsnal Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan dengan metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dengan pendekatan kualitatif. Narasumber yang terlibat dalam penelitian ini adalah 5 anggota opsnal Satreskrim serta petugas dan PNS lain sebagai bahan perbandingan pola kerja dan manajemen waktu yang dialami. Kemudian, terdapat dua garis besar dari hasil penelitian ini. Pertama, pola kerja yang dimiliki oleh para anggota opsnal tidak pasti dan cenderung bersifat spontan tergantung dari kasus apa yang telah terjadi atau informasi apa yang muncul dari masyarakat berkaitan dengan indikasi adanya aktivitas kejahatan. Sementara itu, manajemen waktu dalam bekerja dan beristirahat, seluruhnya dikendalikan, dikontrol, dan harus selalu atas sepengetahuan Kanit. Kedua, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa para anggota opsnal tetap bertahan, yaitu sifat dasar dari pekerjaan penyelidikan itu sendiri yang menuntut para anggota opsnal untuk bekerja dengan pola waktu yang tidak jelas, motivasi dari para anggota opsnal itu sendiri, dan nilai-nilai yang terdapat dalam organisasi seperti nilai "respect dan loyalitas" serta adanya pedoman kerja "Catur Prasetya" yang menekankan nilai pengorbanan demi masyarakat, bangsa, dan negara.

In Article 77 paragraph 2 of Act Number 13 of 2003, it mentions that the working time allowed for employees is 40 hours a week. Meanwhile, if the working time exceeds the limits, then it will be calculated as overtime working as explained in Article 78 paragraph 1 in which the maximum of overtime working is 14 hours per week. However, in fact, the detectives in South Jakarta have worked more than the working time limits and they also had an unclear work patterns. Thus, this research will examine how exactly the work patterns and time management of the detectives in South Jakarta and analyze why they persist in doing the work. To get an in-depth analysis, this research focuses on the detectives in South Jakarta Police Station by using a semi-structured interview and qualitative approach. Further, the participants of the study are 5 detectives and other officers who working at other departments to compare their work patterns with the detectives.Finally, there are two main points as the result from this research. First, the work patterns of the detectives in South Jakarta are uncertain and tends to be spontaneous action depending on the case that happened and the criminal information appeared. Meanwhile, the time management of them are fully controlled and always be supervised by the chief of unit. Secondly, the study found that there are several reasons of why the detectives persist in their job, which is (1) the nature of the investigation job itself which push the detectives to work with unclear work patterns; (2) the detectives motivations  itself; and (3) the values within the police culture, such as respect and loyalty and the existence of the work guidelines Catur Prasetya which emphasizes the value of sacrifice for the sake of society, nation and state."
Depok: Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T55462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Su`udi
"Polisi Turjawali Polres Metro Jakarta Selatan adalah polisi yang bertugas melakukan pengaturan pengawalan dan penindakan terhadap pelanggaran lalulintas dalam rangka penegakan hukum lalu lintas dengan luas wilayah 145 73 km2 dengan anggota 84 personil yang bertugas dari jam 06 00 Wib hingga 22 00 Wib mereka harus berada di lapangan dalam kondisi apapun hingga jam dinas mereka selesai baik dalam keadaan cuaca dan lingkungan yang mendukung ataupun tidak Dengan keadaaan tersebut membuat mereka cenderung stres kerja Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stres kerja pada Polisi Turjawali Polres Metro Jakarta Selatan antara lain faktor internal dalam keanggotaan sepertituntutan fisik dan tuntutan tugas peran dalam organisasi pengembangan karir hubungan dalam keanggotaan struktur dan iklim organisasi Pada Polisi Turjawali Polres Metro Jakarta Selatan ditemukan adanya beban kerja yang berlebihan karena luasnya wilayah Polres Metro Jakarta Selatan dan Minimnya anggota Polisi Turjawali Selain hal tersebut ada juga faktor eksternal yaitu wilayah Polres Metro Jakarta selatan adalah tempat lalu lalangnya kendaraan bermotordari daerah Depok Bogor dan sekitarnya sehingga semakin menambah bebankerja yang dirasakan oleh Polisi Turjawali Polres Metro Jakarta Selatan Kondisi lapangan yang terkadang panas hujan bising berdebu semakin menambah beban mereka yang akhirnya cenderung membuat mereka stres kerja Hasil penelitian ini menunjukkan adanya beberapa faktor stres kerja pada polisi Turjawali yaitu beban kerja yang berlebihan karena luasnya wilayah danminimnya anggota.

Turjawali Police Metro South Jakarta District are on duty police who organizing and controlling a traffic violation in the framework of traffic law enforcement with total area 145 73 km2 Turjawali Police have 84 members of personnel on duty from 06 00 to 22 00 They should be ready in any condition regardless the weather conditions to complete their service hours This situation tends to cause ajob stress for them There are several factors that influence job stress on Turjawali Police Metro South Jakarta among others the internal factors such as the physical and task demands role in the organization career development relationships in the structure and organization In Turjawali Police Metro South Jakarta are found excessiveworkload due lack of the proper number of personnel in the large district of South Jakarta In addition there are also external factors namely that Jakarta Metro District in the southern Jakarta are the weeds of motor vehicles from the area of Depok Bogor and its surroundings so this added the workload felt by Turjawali Police Metro South Jakarta Field and weather conditions that are burning rainy noisy dusty increase their burden which eventually tend to cause them stress Results of this study showed the factors of job stress on Turjawali Police are caused the excessive workload due to the lack of proper number of personnel in the large district.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfred Sabungan Banjar Nahor
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh kompetensi, kualitas kehidupan kerja, dan kinerja penyelesaian perkara pada Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini bersifat eksplanatory untuk menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kualitas kehidupan kerja; menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja penyelesaian perkara; menguji dan menganalisis pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja penyelesaian perkara; serta menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja penyelesaian perkara melalui kualitas kehidupan kerja sebagai variabel mediasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian campuran dengan jenis sequential explanatory design dimana tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan dilanjutkan tahap kedua yaitu dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei dimana jumlah responden dalam penelitian ini terdiri dari 113 anggota Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk selanjutnya dianalisis menggunakan software analisis SEM AMOS 22 untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Skala Likert dalam pengukuran kuisioner menggunakan 1-5 skala. Penelitian kualitatif dibangun berdasarkan hasil awal data kuantitatif untuk membuktikan, memperdalam dan memperluas data kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan hipotesis yang diusulkan dapat diterima. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan positif yaitu kompetensi terhadap kualitas kehidupan kerja; kompetensi terhadap kinerja penyelesaian perkara; kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja penyelesaian perkara; dan kompetensi terhadap kinerja penyelesaian perkara melalui kualitas kehidupan kerja yang artinya kualitas kehidupan kerja mampu menjadi variabel intervening antara kompetensi terhadap kinerja penyelesaian perkara.

The research is conducted in order to examine the effect of competency, quality of work life, and performance in crime clearance at Criminal Investigation Department of South Jakarta Metropolitan Police Resort. This is an explanatory research aiming to examine and analyse the effect of competency on the quality of work life; the effect of competency on the performance in crime clearance; the effect of quality of work life on the performance in crime clearance; and the effect of competency on the performance in crime clearance through the quality of work life as an intervening variable.
The methods of the research is mixed, called sequential explanatory design, in which the first stage of the research employs the quantitative approach and the second stage employs the qualitative approach. The quantitative research using survey methods has 113 respondents who are the members of South Jakarta Metropolitan Police Resort Criminal Investigation Department. Samples are taken using the saturated sample method where the entire population is sampled in the study. Data is collected through distributing questionnaires to respondents. Then, the data is analysed using SEM AMOS 22 analysis software in order to determine the effect between variables. The Likert scale in measuring the questionnaire uses the 1-5 scale. The Qualitative research is built on the initial results of the quantitative data to prove, deepen and expand the quantitative data.
The results of the study indicate that the overall hypothesis proposed can be accepted. The factors that have a significantly positive effect are competency on the quality of work life; competency on the performance in crime clearance; quality of work life on the performance in crime clearance; and competency on the performance in crime clearance through the quality of work life, which means that the quality of work life can be an intervening variable between competency and performance in crime clearance
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Michael Patria Tama
"Kegiatan penelitian melalui analisis perspektif motivasi kerja anggota Sat Resnarkoba dalam manajemen kepolisian Polres Metro Jakarta Barat, merupakan penjabaran dari hasil kerja anggota dalam rangka mengungkap dan menangkap para pelaku kejahatan narkoba (pengedar dan pengguna) yang telah merusak moril dan mental generasi muda. Metode penulisan menggunakan penelitian kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini, ada faktor yang mempengaruhi motivasi anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat dalam rangka pemberantasan narkoba, antara lain : sumber daya manusia anggota Polri yang direkrut harus berdasarkan hasil seleksi yang ketat, kemudian proses rekruitmen secara transparan dan akuntabel serta penggunaan teknologi untuk menentukan keberhasilan kelulusan yang menunjukan kompetensi atau kemampuan personel Polri tersebut. Kemudian ada faktor ketidakpuasan dan faktor kepuasan motivasi atau hygine motivator atau faktor intrnsik-ekstrinsik dalam perspektif anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat, terwujud karena adanya dukungan prestasi kerja melalui bantuan teknologi Direction Finder (DF) dan pemberian reward yang didasari pada keputusan Pimpinan Polri, bagi anggota yang berhasil dalam mengungkap kasus peredaran narkoba. Dan ada harapan kondisi yang ideal dalam rangka memaksimalkan motivasi kerja anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat, antara lain : setiap anggota Sat Resnarkoba mampu melakukan antisipasi setiap menghadapi kasus-kasus yang berkaitan dengan narkoba, mampu melakukan komunikasi dua arah baik kepada pimpinan maupun kepada bawahan serta penataan manajemen kepolisian melalui reformasi organisasi maupun struktur jabatan, diberikan reward yang disesuaikan dengan peraturan Polri sesuai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hasil penelitian disarankan pemberian reward perlu diberikan berdasarkan aturan yang berlaku di Polri bagi anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Dukungan alat Direction Finder (DF) perlu lebih dioptimalkan lagi melalui pengadaan alat baru hingga mencapai 5 unit setiap Polres, perpanjangan lisensi dan dukungan biaya pemeliharaan material khusus (Harmatsus) yang digunakan anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat. Perlu dipertahankan budaya reward berupa pemberian Pin Emas Kapolri, Pendidikan Alih Golongan (PAG), Promosi Sekolah Inspektur Polisi (SIP), Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB), Kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta (KPLBA) bagi anggota yang gugur dalam melaksanakan tugas, serta pemberian Piagam Penghargaan disertai uang kesejahteraan guna mewujudkan motivasi kerja yang optimal.

Research activities through analysis of the perspective of work motivation of members of Sat Resnarkoba in the management of the West Jakarta Metro Police, is an elaboration of the work of members in order to uncover and arrest drug offenders (dealers and users) who have damaged the morale and mentality of the younger generation. The writing method uses qualitative research. The conclusion from this study, there are factors that influence the motivation of West Jakarta Metro Police Sat Resnarkoba members in the context of eradicating narcotics, including: the human resources of Polri members who are recruited must be based on the results of strict selection, then the recruitment process is transparent and accountable and the use of technology to determine the success of graduation which shows the competency or ability of the Polri personnel. Then there are dissatisfaction factors and motivational satisfaction factors or hygine motivators or intrinsic-extrinsic factors in the perspective of West Jakarta Metro Police Narcotics Unit members, manifested due to support for work performance through the help of Direction Finder (DF) technology and awarding rewards based on the decisions of the National Police leadership, for members who succeed in uncovering cases of drug trafficking. And there is hope for ideal conditions in order to maximize the work motivation of West Jakarta Metro Police Sat Resnarkoba members, including: every member of the Narcotics Sat Residency is able to anticipate every time they face cases related to drugs, able to carry out two-way communication both to leaders and to subordinates as well as structuring police management through organizational reforms and position structures, rewards are given according to Polri regulations according to the Regulation of the Head of the National Police of the Republic of Indonesia Number 3 of 2016 concerning Administration of the Ranks of Members of the Indonesian National Police. The results of the study suggest that giving rewards needs to be given based on the rules in force at the National Police for members of the West Jakarta Metro Police Narcotics Residency Unit who have carried out their duties properly. Direction Finder (DF) support needs to be further optimized through the procurement of new tools up to 5 units per Polres, license extensions and support for maintenance costs for special materials (Harmatsus) used by members of the West Jakarta Metro Police Sat Resnarkoba. It is necessary to maintain a reward culture in the form of giving the National Police Chief's Gold Pin, Class Transfer Education (PAG), Police Inspector School Promotion (SIP), Extraordinary Rank Promotions (KPLB), Posthumous Extraordinary Rank Promotions (KPLBA) for members who fall in carrying out their duties, and the awarding of a Certificate of Appreciation along with welfare money in order to realize optimal work motivation.."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Agus Ita Lestari Br
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pengelolaan kinerja Bhabinkamtibas yang sudah dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Pusat dalam mewujudkan Polri yang professional, modern, dan terpercaya (Promoter). Selain itu, juga dikaji berbagai kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan kinerja tersebut. Sehingga dengan mengetahui kedua faktor tersebut, dapat dirumuskan langkah-langkah pengelolaan kinerja Bhabinkamtibmas yang tepat serta dapat mengurangi kendala yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi pasif, wawancara, dan telaah dokumen. Analisa data menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggota Bhabinkamtibmas selain memiliki tugas rutin, juga sering dihadapkan dengan tugas adaptif.  Dalam melaksanakan tugasnya, secara umum anggota Bhabinkamtibmas sudah menunjukkan sikap dan perilaku yang positif. Pelaksanaan tugas pemolisian masyarakat (polmas) juga telah dilakukan dengan membangun sinergitas dan kemitraan dengan seluruh komponen masyarakat. Namun demikian, anggota Bhabinkamtibas dalam mewujudkan kamtibmas juga menghadapi berbagai kendala baik dari dalam maupun dari luar Polri. Dari hasil termuan di atas, disarankan untuk meningkatkan pengetahuan deklaratif dan prosedural anggota Bhabinkamtibmas melalui pelatihan, pendidikan, maupun berbagi pengalaman dan pengetahuan antar anggota. Motivasi anggota Bhabinkamtibas juga perlu ditingkatkan melalui pemberian penghargaan atas kinerja yang efektif. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendukung pelaksanaan pemolisian masyarakat dan mencegah preemtif terjadinya kejahatan dan gangguan kemtibmas.

This study aims to conduct a study of the management of Bhabinkamtibas performance that has been carried out by the Central Jakarta Metro Police department in realizing the professional, modern, and trusted national police. In addition, various constraints faced in implementing the performance management were also examined. By knowing these factors, the proper performance management can be formulated and can reduce the obstacles faced. This research was conducted with a qualitative approach through passive observation, interviews, and document study. Data analysis was perfomed through data reduction, data display, and verification. The results of this study indicate that Bhabinkamtibmas members in addition to having routine assignments, are also often faced with adaptive tasks. In carrying out their duties, Bhabinkamtibmas personnels, in general, have shown positive attitudes and behavior. The task of community policing (polmas) has also been carried out by building synergy and partnership with all components of the community. However, members of Bhabinkamtibas in creating community security and order also faced various obstacles both from within and from outside the National Police. From the results, it is recommended to increase the declarative and procedural knowledge of members of Bhabinkamtibmas through training, education, and sharing experiences and knowledge among members. The motivation of Bhabinkamtibas members also needs to be improved through giving awards for effective performance. Community empowerment in order to support the implementation of community policing and prevent (pre-emptive) the occurrence of crimes and community disorders."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T55485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Adhikara
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Kinerja bersifat penting karena menjadi penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan Kepemimpinan merupakan indikator yang strategis karena menentukan kinerja terutama bagi organisasi yang memiliki sistem hierarki dan bersifat struktural seperti organisasi kepolisian. Demikian pula dengan budaya organisasi yang merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam organisasi dan membentuk perilaku individu serta berimplikasi pada kinerja individu tersebut dalam organisasi. Disamping itu, kepuasan kerja merupakan faktor pendorong penyidik Satreskrim yang berkontribusi pada pelaksanaan kerja. Hipotesis awal yang diuji dalam penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dari ketiga variabel bebas terhadap kinerja. Penelitian ini menjadi penting untuk melihat pengaruh tiga aspek vital tersebut dalam dinamika kinerja penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Mix method digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dari 59 penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan sebagai responden yang kemudian ditunjang dengan wawancara. Variabel multivarian yang diteliti dianalisis dengan Structural Equation Modeling SEM dan software Partial Least Square PLS untuk menentukan dan menganalisis model pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, budaya organisasi, dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan dengan variabel kepemimpinan sebagai variabel paling berpengaruh.

The purpose of this thesis was to examined the influence of leadership, organizational culture, job satisfaction, and job performance on Police Investigator of South Jakarta Police Department. Job performance is important to determined the success of organization to achieved their goals. Leadership is a strategic indicator which affected job performance, especially for the organization that having a hierarchical and structural system for instance Police organization. Afterwards, organizational culture is a value that embodied in the organization and configured the individual behaviour and its implication to that individual rsquo s performance in an organization. Furthermore, job satisfaction was an influencing factor on investigator rsquo s performance of South Jakarta Police Department which contributed to work implementation. The initial hypothesis stated that there was a positive influence or correlation of the three variables on the investigator rsquo s performance. Therefore, this study was needed to identified the three vital aspects and its influenced in job performance dynamics on Police Investigator of South Jakarta Police Department. This thesis used a mixed and an explanative methods by questionnaire and also interview to collect the data from 59 investigators of South Jakarta Police Department as a main research subject. More significant, the data obtained were analyzed using Structural Equation Modeling SEM and Partial Least Square PLS software to focused on multi variant variables. Both of tools was used to determined and analyzed influence model of independent variable and dependent variable. The research results were showed that leadership, organizational culture, and job satisfaction had a positive influence on investigators rsquo performance of South Jakarta Police Department while leadership had the highest influence."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Riyanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh kompetensi, kepuasan kerja dan stres kerja terhadap kinerja penyidik dan Penyidik Pembantu Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara. Kinerja penyidik dan penyidik pembantu sangat penting untuk memberikan pelayanan masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban terutama dalam menghadapi berbagai bentuk kejahatan yang berkembang khususnya di wilayah Hukum Polres Jakarta Utara. Sampel penelitian ini diambil secara simple random sampling untuk sebanyak 158 orang penyidik dan penyidik pembantu berada diwilayah Polres Jakarta Utara. Pengumpulan data kepuasan kerja dan stress kerja menggunakan kuesioner dengan skala likert dan untuk kompetensi menggunakan 9 butir tes pengetahuan terkait reserse. Analisis data menggunakan SEM untuk menjawab pertanyan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa masih cukup banyak penyidik dan penyidik pembantu yang belum memiliki sertifikat penyidik (87.1%) dan belum pernah mengikuti pendidikan kejuruan reserse (42%). Analisis SEM menemukan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap kinerja penyidik dan penyidik pembantu (r=0.682;p< 0.05). Stres kerja mempunyai korelasi negatip terhadap kinerja penyidik dan penyidik pembantu (r=-0.341;p< 0.05). Selanjutnya kompetensi mempunyai pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap kinerja penyidik dan penyidik pembantu (r=0.106;p<005). Stres kerja tidak signifikan dalam mempengaruhi langsung kinerja dan kompetensi tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja.
Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel moderator mempunyai pengaruh paling kuat dalam peningkatan kinerja penyidik dan penyidik pembantu. Kepuasaan kerja anggota menjadi unsur penting terhadap peningkatan kompetensi dan mengurangi stres kerja penyidik dan penyidik Pembantu. Secara keseluruhan, kepuasan kerja memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja penyidik dan penyidik pembantu Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara.

This research was undertaken to investigate the influence of competency, job satisfaction and work stress toward the performance of investigators and assistance investigators of criminal unit at north police district. The performance of investigators and assistance investigators were important to serve the communities in terms of safety and order due to the increasing number of crime at north police district areas. The sample involved 158 investigators and assistance investigators that was selected using simple purposive random sampling technique. The collection of data for job satisfaction and work stress was used questionnaire with likert five scale. While the competency data used 9 items test related to the crime investigation knowledges. Structural Equation Modelling (SEM) was employed to answer the research question and objectives of the study being formulated.
The results indicated that there were many investigators and investigators assistance did not have certificate (87.1%) as the investigators and 42% of those did not have special training for crime investigation. Using SEM analysis found that job satisfaction had the strongest correlation with the performance of investigators and investigators assistance (r=0.682;p<005). Work stress had a negative correlation to the performance (r=0.341;p<005). And competency did not have strong correlation to the investigators and investigator assistance (r=0.106;p<0.05). While, work stress was not significantly influenced the performance, and competency was not significantly the job performance.
It coud be concluded that job satisfaction as the moderator variable has the strongest effect to the improvement of investigators and investigators assistance. Job satisfaction was the important elemen so that by improving the competency dan reducing the works stress will effect the improvement of investigators and investigators assistance at north police district office.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Zuldh Fermana
"Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber stres yang dirasakan dan dialami oleh anggota Reskrim, mengidentifikasi dan menganalisis agresivitas yang dilakukan oleh anggota Reskrim, menjelaskan kaitan antara stres dan agresivitas, serta membuat rumusan mengenai strategi penanganan stres oleh organisasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode campuran, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada 30 anggota Reskrim. Metode Kualitatif dilakukan dengan mewawancarai narasumber sebanyak 7 orang yang kesemuanya adalah anggota reskrim. Teori yang digunakan dalam tesis ini yaitu teori coping stres dan teori agresivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber stres yang dirasakan oleh anggota ada 3 yaitu stres pribadi, stres kerja, serta stres organisasi. Dari ketiga sumber stres tersebut, ditemukan bahwa sumber stres kerja dan stres organisasi adalah yang paling dominan dirasakan oleh anggota. Apabila stres tidak segera ditangani, anggota reskrim memiliki kerawanan untuk melakukan agresivitas. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada 4 bentuk agresivitas yang dilakukan anggota Reskrim yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan (anger), serta kebencian (hostility). Untuk mencegah terjadinya Agresivitas tersebut perlu dilakukan upaya Coping Stress oleh anggota, hal ini dapat dilakukan dengan problem-focused coping secara individu, emotion-focused coping secara individu, problem-focused coping organisasi, dan emotion-focused coping organisasi. Hasil penelitian menemukan bahwa upaya coping stres dari organisasi sangat jarang didapat oleh anggota. Diperlukan adanya mekanisme yang jelas yang dibuat oleh organisasi untuk mengatasi stres anggota agar terhindar dari perilaku Agresivitas.

This thesis aims to identify and analyze the sources of stress felt and experienced by members of the Criminal Investigation Police, identify and analyze the aggressiveness carried out by members of Criminal Investigation Police, explain the relationship between stress and aggressiveness, and formulate a strategy for handling stress by the organization. In this study, researchers used mixed methods, namely quantitative and qualitative. The quantitative method is carried out by distributing questionnaires to 30 members of the Criminal Investigation Unit. Qualitative methods are carried out by interviewing as many as 7 people who are all members of the Criminal Police Reskrim. The theory used in this thesis is stress coping theory and the theory of aggressiveness.
The results showed that there were 3 sources of stress felt by members, namely personal stress, work stress, and organizational stress. Of the three sources of stress, it was found that the sources of work stress and organizational stress were the most dominant felt by members. If stress is not immediately addressed, reskrim members have the vulnerability to aggressiveness. From the results of the study it was found that there were 4 forms of aggressiveness carried out by members of the Criminal Investigation Unit, namely physical aggression, verbal aggression, anger (hostility), and hostility. To prevent the occurrence of aggressiveness, Coping Stress is needed by members, this can be done by problem-focused coping individually, emotion-focused coping individually, problem-focused coping organizations, and emotion-focused coping organizations. The results of the study found that stress coping efforts from organizations were very rarely obtained by members. There is a need for a clear mechanism made by the organization to deal with members' stress to avoid aggressiveness.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>