Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Watiningsih
"Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran terhadap lingkungan, baik berupa kerugian harta benda maupun kerusakan berbagai infrastruktur. Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerusakan dan kerugian yang paling besar akibat bencana alam berupa banjir. Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Mengidentifikasi sebaran dan karakteristik daerah banjir yang terjadi pada kurun waktu 2013 - 2015 di Kabupaten Bojonegoro, 2 Mengestimasi biaya beban kerugian banjir meliputi kerusakan permukiman, infrastruktur di daerah terdampak banjir, 3 Mengevaluasi upaya penanganan dan pengendalian pascabencana banjir, berdasarkan rambu prosedur yang ditetapkan oleh BNPB. Metode yang digunakan dalam menghitung biaya kerusakan akibat bencana banjir pada masing-masing unit analisis, dilakukan melalui pendekatam ECLAC Economic Comission for Latin American and Carribean. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan faktor fisik berupa ketinggian, penggunaan lahan, curah hujan, dan berdasarkan faktor sosial berupa kerusakan dan kerugian akibat banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian banjir di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2013-2015 tersebar hampir merata di seluruh kecamatan dengan genangan banjir terluas terdapat di Kecamatan Dander 3.428,47 Ha, wilayah dengan kerusakan dan kerugian terbesar adalah Kecamatan Balen. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pengendalian banjir, yang meliputi upaya struktural dan non struktural. Upaya penanganan banjir di Kabupaten Bojonegoro meliputi upaya penanganan saat darurat bencana dan upaya penanganan pasca bencana.

Natural disaster is a natural phenomenon that can cause damage and destruction to the environment, either in the form of property loss or damage to various infrastructure. Bojonegoro is one of the areas that have the highest level of damage and losses due to natural disaster in the form of floods. The purpose of this research are 1 Identify the distribution and characteristics of flood areas that occur over time 2013 - 2015 in Bojonegoro, 2 Estimate the cost of flood losses include damage to settlements, infrastructure in flood affected areas, 3 Evaluate the effort of handling and controlling after flood, based on signs procedure by BNPB National Board for Disaster Management. Methods used to calculate damage cause by flood in each unit analysis, through the approach of ECLAC Economic Comission for Latin American and Carribean. Variable used in this research based on physical factors, such as elevation, land use, rainfall, and based on social factors such as damage and losses due to flood. The result showed that flood incidence in Bojonegoro in 2013 - 2015 spread almost in all sub districts with the widest flooding inundation in Dander District 3,428.47 Ha, Balen District is the area with the biggest damage and losses. Therefore, there needs to be a flood control effort, which includes structural and non structural efforts. Efforts to handle flood in Bojonegoro include disaster mitigation and post disaster handling efforts.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Mulya
"Salah satu bencana alam yang dapat terjadi akibat dari perubahan iklim dengan meningkatnya suhu bumi adalah Kekeringan. Bojonegoro merupakan Kabupaten yang sebelah utaranya merupakan daerah aliran sungai dan sebelah selatan daerah perbukitan. Kekeringan yang terjadi di Bojonegoro hampir terjadi sepanjang tahun, dimana lokasi dan waktu terjadinya juga berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengklasifikasi wilayah kekeringan dan hubungan antara kekeringan meteorologis dengan kekeringan lahan.
Kekeringan meteorologis dihitung dengan menggunakan metode SPI Standardized Precipitation Index sedangkan kekeringan lahan dihitung dengan menggunakan penginderaan jauh metode TVI Thermal Vegetation Index. Pola sebaran kekeringan menunjukkan pola dimana kekeringan mulai terjadi pada bulan Maret saat curah hujan rendah, dengan sebaran kekeringan terjadi di wilayah utara yang merupakan daerah dataran dan kemiringan lereng datar hingga landai kemudian meluas pada wilayah selatan yang merupakan daerah perbukitan dan kemiringan lereng agak curam. Kekeringan Meteorologis memberikan dampak yang berbeda pada Kekeringan Lahan saat tahun El Nino kuat.
Tahun 2015 kekeringan lahan Sangat Berat terbesar terjadi pada bulan November seluas 20.010 ha dan tahun 1997 terbesar terjadi pada bulan Juni seluas 63.624 ha dan tersebar di sebagian besar wilayah Bojonegoro. Pola sebaran kekeringan lahan juga terjadi di wilayah dataran yang kemudian meluas pada daerah perbukitan. Kondisi kekeringan meteorologis SPI dengan kekeringan lahan TVI yang didasarkan pada Uji Chi Square menghasilkan nilai signifikansinya 0 dan kurang dari ? 0.05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat asosiasi atau hubungan antara kekeringan meteorologis dengan kekeringan lahan.

One of the natural disasters that can occur as a result of climate change with due to rising Earth rsquo s temperature is Drought. Bojonegoro is a regency with the river in northern part of it and the hill in the south. The drought that occurred in Bojonegoro mostly occurred throughout the year, where the location and time of occurrence are also vary. The purpose of this study were to analyze and classify drought areas and the relationship between meteorological drought and inland drought.
Meteorological drought was calculated using the SPI Standardized Precipitation Index method while the drought was calculated using remote sensing method of TVI Thermal Vegetation Index. The drought distribution shows a pattern where droughts start to occur in March when the rainfall is low, with the drought occurring in the northern part which is flat and with the flat slope to low then extends to the southern region which is a hilly area and the slope of a rather steep slope. Meteorological Drought has had a different impact on inland drought when El Nino is strong.
In 2015 ldquo Very Vast rdquo Inland Drought occurred in November of 20,010 ha and the largest in 1997 occurred in June of 63,624 ha and spreaded out in most of Bojonegoro regency. The pattern of Inland drought distribution also occurred in the plains which then extends to the hills. The condition of dryness of meteorological SPI and inland drought TVI based on Chi Square Test yields significance value 0 and less than 0.05 which means Ho is rejected and Ha accepted so it can be concluded there is an association or relationship between meteorological drought with inland drought
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Rafi Andhika Pratama
"Ekosistem terumbu karang yang baik dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup habitat ikan serta ekosistem perairan. Pada penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh aktivitas manusia terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Pulau Samatellu Lompo, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan pata tahun 2000, 2014, 2018, serta 2021. Persebaran terumbu karang didapatkan melalui survei lapang dengan menggunakan metode foto transek bawah air, serta melakukan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk koreksi kolom air, setelah itu dilakukan proses klasifikan objek perairan dengan klasifikasi unsupervised. Terkait aktivitas manusia yang mempengaruhi kerusakan terumbu karang didapatkan melalui wawancara terhadap informan serta mencari studi literatur terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terumbu karang di Perairan Samatellu lompo semakin menurun dari tahun 2000-2021. Pada tahun 2000 luas karang hidup yaitu sebesar 13,53 ha, sedangkan tahun 2021 karang hidup menurun dengan luas sebesar 8,031 ha. Kegiatan destructive fishing, yakni kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti pemboman serta pembiusan manusia menjadi faktor utama dalam kerusakan terumbu karang. Berdasarkan pengalaman serta pengetahuan informan, diketahui bahwa wilayah yang biasa dijadikan sebagai kegiatan destructive fishing adalah di bagian barat serta utara perairan Samatellu Lompo. Dengan menggunakan pemboman dapat mengakibatkan karang berubah menjadi pecahan karang atau rubble.

Good coral reef ecosystem can be beneficial for the survival of fish habitats and aquatic ecosystems. This study aims to analyze the influence of human activities on the distribution of coral reefs in the waters of Samatellu Lompo Island, Pangkajene Islands Regency, South Sulawesi in 2000, 2014, 2018, and 2021. Distribution of coral reefs was obtained through a field survey using the photo method. underwater transects, like processing image data using the Lyzenga algorithm for air column correction, after the process of classifying aquatic objects with unsupervised classification. Human activities that affect coral reef damage obtained through interviews with informants and looking for related literature studies. The results showed that the coral reefs in the Samatellu Lompo waters decreased from 2000-2021. In 2000, area of live coral was 13.53 ha, while in 2021, decreased by 8,031 ha. Destructive fishing activities, namely fishing activities in destructive ways such as bombing and anesthesia are the main factors in the destruction of coral reefs. Based on the experience and knowledge from informants, it’s known that the areas commonly used as destructive fishing activities are in the western and northern waters of Samatellu Lompo that causing coral to turn into dead coral or rubble."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fardhyan
"Bangunan cagar budaya di kawasan Kota Tua Jakarta dari tahun ke tahun semakin terancam oleh banjir. Identifikasi resiko kerusakan yang disebabkan oleh banjir belum menjadi perhatian dalam pengelolaan bangunan cagar budaya di kawasan Kota tua. Penilaian tingkat bahaya, kerentanan dan kemampuan penanganan pada setiap bangunan cagar budaya adalah informasi penting untuk proses perencanaan mitigasi bencana. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu pendekatan penilaian kemungkinan dampak resiko kerusakan yang diakibatkan oleh banjir pada bangunan cagar budaya, khususnya pada kejadian banjir tahun 2013.
Analisis resiko yang dilakukan pada 101 bangunan cagar budaya di evaluasi melalui metode Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE). SMCE merupakan sebuah proses yang menggabungkan dan mentransformasikan data geografi menjadi keluaran untuk membantu pengambilan keputusan. Paramater untuk faktor bahaya banjir (ketinggian genangan, lama genangan dan frekuensi genangan), kerentanan cagar budaya (golongan bangunan cagar budaya), kerentanan fisik (indeks konservasi, umur bangunan, bahan bangunan), dan kemampuan penanganan (penanganan pasca banjir) digunakan untuk mengkalkulasi besaran resiko pada setiap bangunan cagar budaya.
Pola distribusi keruangan memperlihatkan resiko tinggi berada pada wilayah utara kawasan Kota Tua (zona Sunda Kelapa) dan wilayah barat (zona Pekojan dan Pecinan), sedangkan tingkat resiko terendah berada di bagian tengah kawasan Kota Tua (zona kawasan Fatahillah). Implikasi resiko kerusakan tidak hanya berdampak pada bangunan itu sendiri, tetapi pada integritas setiap zona yang merepresentasikan ciri khas setiap wilayah (nilai budaya, historis, sosial, arsitektur).

Heritage building in Jakarta Old Town area threatening by flood every years. Spatial risk damage identification caused by flood is rarely getting attention for heritage building in old city heritage management. Hazard, vulnerability and coping assessment in every heritage building is a key information for disaster mitigation planning. Hence, this research purpose is to developing an approach to assessing risk damage possibilities that caused by flood to heritage building, particularly flood event in 2013.
Risk assessment of 101 heritage building has been evaluated through Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE). SMCE is a process combining and transforming geographical data into specific output to help decision making. Factor parameter for flood hazard (flood depth, flood duration and flood frequency), heritage vulnerability (heritage building rank), physical vulnerability (conservation index, heritage building age, and heritage building structural material), and coping capacity (post disaster action) have been used to calculate risk impact in every single heritage building in study area.
Distribution pattern show high risk area is located at north Jakarta Old Town area (Sunda Kelapa Zone) and west area (Pekojan and Pecinan Zone). The lowest risk concentrate at the center of Jakarta Old Town area (Fatahillah Zone). Risk damage implication not only potentially affect the heritage building, but each zone integrity which is representation the uniqueness of area (culture value, historical value, social value and architecture) possibly degraded."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Pahlevi
"Sungai Pesanggrahan merupakan salah satu aliran sungai yang menyebabkan banjir di Jakarta sehingga membentuk dataran banjir. Daerah yang seringkali tergenang akibat banjir adalah Kelurahan Ulujami dan Cipulir di Jakarta Selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sebaran kerugian akibat banjir secara spasial berdasarkan waktu periode ulang kejadian banjir. Penilaian kerugian akibat banjir di dataran banjir Sungai Pesanggrahan ini didasari oleh wilayah banjir yang dihasilkan dari hasil model banjir periode ulang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive random sampling dengan total sebanyak 50 sampel untuk melakukan verifikasi hasil model banjir dan melakukan wawancara terhadap responden untuk mengidentifikasi nilai bangunan serta mengetahui besaran kerugian banjir.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebaran kerugian akibat banjir di bagian selatan lebih besar dibandingkan bagian utara daerah penelitian karena wilayah tersebut terdapat banyak unit nilai bangunan yang terkategori sebagai usaha. Perbedaan besaran kerugian akibat banjir di dataran banjir dipengaruhi oleh kategori nilai bangunan dan faktor ketinggian dari keberadaan bangunan.

Pesanggrahan river is one of the river that caused flooding in Jakarta that formed the flood plains. Regions often flooded due to flood is Ulujami and Cipulir in South Jakarta. The purpose of research is to find distribution of losses due to flooding in spatial based on the time of the period of repeated flooding incident. The assessment of losses due to flood in the river flood plains Pesanggrahan this constituted by the flooding resulting from the results of a model of the period of repeated flooding.
Methods used in this research is a method of purposive random sampling with a total of 50 sample to verify the results of a model of the flood and do an interview on the respondents to identify the value of building and knowing the amount of flood losses.
The analysis shows that the distribution of losses due to flooding in the south are higher than the northern regions of research because the region there are many unit of value of a building which is categorized as business. The difference in the amount of losses due to flood in flood plains influenced by the category of the value of the building and the elevation of buildings.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Taris
"Kota Singkawang merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Barat yang berada pada dataran aluvial, sehingga mengakibatkan kota tersebut menjadi rawan akan bahaya banjir. Banjir terjadi setiap tahunnya dan mengakibatkan kerugian baik secara sosial dan ekonomi. Banjir di pusat Kota Singkawang terakhir kali terjadi pada tahun 2016 yang mengakibatkan banyaknya bangunan yang tergenang dan ratusan warga harus dievakuasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi tingkat bahaya banjir, kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian kerugian ekonomi. Tingkat bahaya banjir diperoleh dengan melakukan overlay pada parameter karakteristik banjir, yaitu frekuensi, durasi, dan tinggi banjir. Metode dalam penilaian kerugian dilakukan dengan metode stratified random sampling dengan total sampel sebanyak 99 sampel, dimana diambil 3 sampel untuk tiap nilai bangunan pada tiap kelas bahaya banjir terdapat 11 nilai bangunan di pusat Kota Singkawang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian di dominasi oleh banjir dengan bahaya rendah dan sedang dengan persentase luasan 44,02 dan 43,03, serta bahaya tinggi sebesar 12.95 yang didominasi pada wilayah barat daerah penelitian. Berdasarkan hasil penilaian kerugian, diperoleh total kerugian akibat banjir sebesar Rp15.838.232.500 1,150 million USD. Terdapat perbedaan sebaran kerugian pada wilayah barat dan timur daerah penelitian, dimana kerugian pada wilayah barat lebih tinggi karena didominasi oleh bangunan-bangunan dengan kategori usaha. Hasil penelitian tidak hanya sebatas jumlah kerugian, namun juga melihat distribusi spasial dari kerugian tersebut. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pengembangan mitigasi bencana pada wilayah dengan tingkat bahaya banjir serta kerugian ekonomi yang tinggi, serta dapat digunakan sebagai acuan dalam proses perencanaan pembangunan agar lebih memperhatikan aspek kebencanaan.

Singkawang City is in the Province of West Kalimantan, which is located above an alluvial plain, that causing the city to be prone of flood. Floods that occur annually have result in social and economic losses. The last flood that occurred in the centre of Singkawang City happened in 2016, which resulted in many flooded buildings and hundreds evacuated resident. Based on that background, this research is to identify the hazard level of flooding and then proceed with the assessment of economic losses based on the floods that occurred. The flood hazard level is obtained by overlaying the flood characteristics parameters, i.e. frequency, duration, and height of the flood. The method for assessing the rate of the damage is done by stratified random sampling method with total sample of 99 samples, in which 3 samples were taken for each building value in each level of flood hazard there are 11 building values in the centre of Singkawang City.
The result showed that the region was dominated by floods with high and medium classification, with percentage of area 44,02 and 43,03, and high classification with percentage of 12,95, which is dominated in western part of the region. The loss assessment for this research shows that the total loss from the flood is Rp15.838.232.500 1.150 million USD. There is a difference in the distribution of losses in the western and eastern part of the research area, where the losses in the western part of the region are higher, which is because it is dominated in the business district. The result of this study not only limited to the amount of losses, but also to identify the spatial distribution of these losses. This research is conducted as an effort to develop disaster mitigation in areas with high flood hazard and economic losses, also can be used as a reference in the regional development to pay more attention to the disaster aspect.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Sulvana Zaen
"Industri mebel kayu merupakan industri yang berasal dari industri kerajinan tangan. Industri ini bergerak dalam mengolah bahan bahan baku kayu yang mempunyai nilai tambah dan dapat diperdagangkan, namun pemasaran industri mebel kayu di Kecamatan Bojonegoro masih kurang. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Pola Saluran Distribusi Industri Mebel Kayu dan faktor yang mempengaruhi saluran distribusi industri mebel kayu di Kecamatan Bojonegoro yang kemudian dikaitkan dengan karakteristik industri, produksi dan jaringan jalan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa saluran distribusi yang dominan digunakan industri mebel kayu adalah Produsen ndash; Konsumen,pola saluran distribusi tersebut secara acak. Faktor yang mempengaruhi tingkat saluran distribusi yaitu jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja.

Wood furniture industry is an industry that comes from handicraft industry. The industry is engaged in processing wood raw materials that have added value and can be traded, but the marketing of wood furniture industry in Bojonegoro District is still lacking. The purpose of this research is to know the Channel Pattern of Wood Furniture Distribution and the factors influencing the destribution channel of wood furniture industry in Bojonegoro District which is then linked by industry characteristis, production and road network. The method used is descriptive spatial analysis and quantitative analysis. The result of this research shows that the dominant distribution channel used by wood furniture industry is Producer Consumer, the channel pattern distribution is random. Factors affecting the level of distribution channels is amount of production and amount of labor. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S67371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pakpahan, Suliyanti
"Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, memiliki potensi pertumbuhan pembangunan tinggi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Priangan Timur dan Pangandaran. Diperlukan upaya strategis untuk mengurangi dampak kerugian dan korban jiwa jika terjadi gempabumi karena kota ini masuk dalam kategori indeks risiko tinggi bencana gempabumi. Penelitian bertujuan mengkaji pola spasial bahaya dan risiko gempabumi untuk menghasilkan peta yang menjadi dasar dalam mengevaluasi kesesuaian kawasan permukiman. Kajian dilakukan dengan metode analisis kuantitatif dan analisis spasial berdasarkan indikator fisik, sosial, dan ekonomi. Pola spasial bahaya tinggi gempabumi dibentuk lapisan batuan dengan indeks kerentanan seismik dan PGA permukaan tinggi serta kestabilan struktur tanah rendah yang membujur di bagian timur Kecamatan Purbaratu menerus ke bagian timur Kecamatan Cibereum hingga bagian utara Kecamatan Tamansari dan sebagian kecil Kecamatan Kawalu. Wilayah tersebut berpotensi mengalami guncangan lebih kuat dibanding daerah sekitarnya yang divalidasi dengan data kerusakan gempabumi 2 September 2009. Pola spasial risiko bencana gempabumi tinggi terjadi akibat tingkat bahaya dan kerentanan tinggi serta rendahnya kapasitas wilayah yang membentuk pola spasial mengelompok di wilayah timur, tepatnya di Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Tamansari, dan sebagian kecil Kecamatan Purbaratu. Sementara risiko kerugian tinggi membentuk pola spasial mengelompok di pusat perkotaan yang memiliki sarana prasarana lebih lengkap. Evaluasi kesesuaian kawasan permukiman berbasis bencana gempabumi menunjukkan kawasan permukiman di Kota Tasikmalaya sebagian besar berada pada daerah risiko rendah. Hal ini menunjukkan pemerintah Kota Tasikmalaya sudah cukup baik dalam perencanaan dan implementasi perijinan pembangunan kawasan permukiman.

Tasikmalaya Municipality, West Java, has high development growth potential. Strategic efforts are needed to reduce the impact of losses and casualties from an earthquake because it has a high-risk earthquake index. This study aims to examine the spatial pattern of earthquake hazards and risks as the basis for evaluating settlement suitability that is safer from earthquakes. This research was conducted using quantitative and spatial analysis based on physical, social, and economic indicators. The spatial pattern of earthquake hazard is formed by the higher seismic vulnerability index and surface PGA and low soil structure stability that stretches from the eastern of Purbaratu continuously to the eastern Cibereum to the northern Tamansari and a small part of Kawalu. Earthquake shocks in the area will be stronger than the surrounding area, as validated by the damage data from the 2 September 2009 earthquake. The high risk of earthquakes, due to the high level of hazard and vulnerability as well as the low regional capacity, forms a clustered spatial pattern in the eastern region, precisely in Cibeureum, Tamansari, and a small part of Purbaratu. Meanwhile, the high risk of loss forms a clustered spatial pattern in the downtown, which has more complete infrastructure facilities. Evaluation of settlement suitability based on earthquake risk shows that most of the settlement areas are in low-risk areas. This evaluation shows that the government of Tasikmalaya Municipality is quite good at planning and implementing permits to develop settlement areas.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>