Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidharta Akmam
"ABSTRAK
Nama : Sidharta AkmamProgram Studi : Hubungan InternasionalJudul : Ketentuan Basel dan Krisis KeuanganPembimbing : Makmur Keliat PhD Tesis ini bertujuan menganalisis hubungan antara ketentuan Basel Basel Accord yang mengatur permodalan perbankan dengan krisis keuangan yang terjadi pada periode setelah tahun 1990, khususnya krisis keuangan di Asia tahun 1997-1998 dan krisis di Amerika Serikat dan Eropa tahun 2008-2009. Studi ini menggunakan teori rezim untuk menganalisis tingkat kepatuhan aktor terhadap ketentuan Basel sebagai suatu rezim di bidang keuangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melalui studi pustaka sebagai sumber data primer. Sebagai sumber data sekunder studi ini menggunakan hasil wawancara dengan nara sumber dari industri perbankan. Studi ini menemukan bahwa krisis terjadi karena aktor melakukan cosmetic/mock compliance, akibat peraturan pemerintah yang mempermudah pencapaian target kecukupan modal sesuai ketentuan Basel. Kelemahan rezim Basel juga tidak lepas dari proses penyusunannya yang sarat dengan kepentingan para aktor, negara dan lembaga bukan negara.

ABSTRACT
Name Sidharta AkmamStudy Program International RelationTitle Ketentuan Basel dan Krisis KeuanganCounsellor Makmur Keliat Ph.D This thesis highlight the relationship between Basel Accord, an international capital adequacy regime for the banking industry, with the financial crisis after 1990, in particular the 1997 Asian financial crisis and the 2008 crisis in the US and Europe. This study applies the regime theory to analyze actors rsquo compliance with Basel Accord as a regime in the financial sector. This research uses qualitative method with library research as the main source and interviews as the second source. The study found that the crisis occurred due to the mock cosmetic compliance by the actors, encouraged by a lenient government regulation with the objective to achieve capital adequacy as prescribed by the Basel Accord. The weakness of Basel Accord as a regime started from it rsquo s inception, which characterized by conflicting interest among the actors, both state of non state organizations. Keywords banking crisis, financial crisis, Basel Accord, compliance, international regime"
2018
T50695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jazeed Parama Abidin
"ABSTRAK
Krisis Keuangan Asia (AFC) 1997-98 dan Krisis Keuangan Global (GFC) 2008 telah mendorong turbulensi ekonomi dan mata uang negara-negara ASEAN-5. Fenomena ini meningkatkan kerentanan fundamental ekonomi makro dan memicu peneliti untuk membangun Indikator Peringatan Dini (EWI) sebagai alat untuk mencegah terjadinya krisis mata uang. Skripsi ini akan membandingkan 9 perilaku indikator ekonomi makro dari sektor domestik, eksternal, dan kerentanan moneter dan keuangan di negara-negara ASEAN-5 yang meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi, menggunakan matriks ERPD dan regresi logit biner pada periode AFC dan GFC. Hasil penelitian menunjukkan variabel sektor eksternal signifikan dalam meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi di negara-negara ASEAN-5 selama periode AFC dan GFC. Rasio impor terhadap cadangan devisa adalah indikator yang paling signifikan dan memiliki dampak positif pada kemungkinan terjadinya krisis. Semakin besar impor ke cadangan meningkatkan tekanan nilai tukar dan meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi.

ABSTRACT
Asian Financial Crisis (AFC) 1997-98 and Global Financial Crisis (GFC) 2008 had driven economic and currency turbulence of ASEAN-5 countries. This phenomenon increases vulnerabilities of macroeconomic fundamentals and triggers the researcher to build an Early Warning Indicator (EWI) as a tool to mitigate the occurrence of a crisis. This research will compare 9 macroeconomic indicators behavior from real domestic, external, and monetary and financial vulnerabilities sector in ASEAN-5 countries that increase the possibility of currency crisis using the ERPD matrix and binary logit regression during the AFC and GFC period. The results show the external sector variables are significant in increasing the probability of currency crisis in ASEAN-5 countries during the AFC and GFC period. Import to reserves ratio is the most significant indicator and has a positive impact on the probability of crisis occurrence. The greater import to reserves increasing the exchange rate pressure and increase the probability of currency crisis to occur"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warnke, Frank J.
New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1964
306 WAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saniyya Sridarmi
"Quarter life crisis adalah kondisi yang menggambarkan krisis atas identitas yang dirasakan oleh seorang individu dari mereka remaja dan kemudian beranjak menjadi seorang individu dewasa dengan sumber krisis yang berpusat pada belum siapnya individu dalam proses transisi antar status tersebut. Secara umum, dampak yang dihasilkan pada saat seseorang mengalami situasi krisis ini adalah mereka akan merasakan penurunan tingkat percaya diri, menarik diri secara sosial, cemas hingga depresi. Dalam menghadapi situasi ini, individu diharapkan memiliki sumber penguatan dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis pada Individu dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik stratified random sampling, sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Alat ukur dukungan sosial disusun dengan mengacu kepada teori oleh House (1981) tentang 4 aspek mengenai dukungan sosial, sedangkan untuk alat ukur quarter life crisis, peneliti mengadaptasi kuesioner oleh Hassler (2009) tentang quarter life crisis. Responden dalam penelitian ini berjumlah 85 mahasiswa yang seluruhnya terhimpun sebagai mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2019. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis dengan arah hubungan antara keduanya adalah negatif (r=-0,686**) di mana semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi tingkat quarter life crisis yang dialami oleh seseorang, dan berlaku untuk sebaliknya.

Quarter life crisis is an identity crisis phenomenon that occurs to the unpreparedness in the transition process from a teenager and then turns into an adulthood. The impact that is produced when someone experiences this crisis situation is that they will feel a decrease in their level of self-confidence, anxiety and depression. To dealing with this situation, individuals are expected to have a source of reinforcement from within themselves and their surroundings. Therefore, this study aims to determine the relationship between social support and quarter life crisis in early adulthood. This study uses a quantitative research approach with a survei type. The sample in this study was measured using the probability sampling method with stratified random sampling technique, while the research instrument used was a questionnaire. The measuring instrument for social support was prepared with reference to the theory by House (1981) regarding 4 aspects of social support, while for the measuring instrument for quarter life crisis, researchers adapted the questionnaire by Hassler (2009) about quarter life crisis. Respondents in this study totaled 85 students, all of whom were final year students at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class of 2019. The results showed that there was relationship between social support and the level of quarter life crisis. The direction of the relationship between the two was negative ( r=-0.686**). The lower the social support score, the higher the level of quarter life crisis experienced by a person, and vice versa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mahathir
"Laporan berikut telah dimasukkan secara komprehensif untuk menganalisis efek dari Krisis Keuangan Global dan Euro Sovereign Krisis Utang ke Barclays Bank dan OCBC Bank, kinerja dan manajemen risiko dua bank dari Inggris dan Singapura selama krisis yang merusak Eropa dan sektor keuangan dunia. Kami tertarik untuk meninjau kinerja Barclays Bank karena mereka adalah Bank terbesar kedua dalam hal aset di Inggris bahwa selama krisis keuangan didakwa untuk memalsukan tingkat Libor, jumlah $ 451.400.000 didenda kepada Bank multinasional ini. Kami juga ingin melihat dampak dari Krisis Keuangan terhadap kinerja OCBC Bank Singapura, dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah dari Krisis Keuangan Global dan Euro Sovereign Krisis Utang, OCBC Bank dikenal sebagai yang paling beragam dari ketiga Bank lokal di Singapore. Untuk timeline laporan ini kita memutuskan untuk menganalisis 2007‐2013, karena kami berharap untuk menganalisis sebelum dan afther Krisis Keuangan Global yang berdampak pada 2008 dan Euro Sovereign Krisis Utang yang meletus sekitar 2009‐2010, dan jika ada setelah efek ini krisis masih berlangsung pada kinerja dan risiko manajemen, kami juga ingin melihat strategi dua bank tersebut dalam mengatasi masalah ini.

The following reports has been put comprehensively to analyse the effects of the Global Financial Crisis and Euro Sovereign Debt Crisis to Barclays Bank and OCBC Bank, performance of these two Banks and the risk management of these two banks of United Kingdom and Singapore during the crises that ruin the Europe and world financial sector. We are interested to review the performance of Barclays Bank as they are the second biggest Bank in term of assets in UK that during financial crisis was charged for falsifying Libor rates, the amount of $451.4 million were fined to this multinational Bank. We also like to see the impacts of the Financial Crises to the performance of OCBC Bank of Singapore, and how they resolve the issues of Global Financial Crisis and Euro Sovereign Debt Crisis, OCBC Bank is known as the most diversified of all three local Banks in Singapore. For the timeline of this report, we decide to analyse from 2007 to 2013, as we hope to analyse before and after the Global Financial Crisis that impacted on 2008 and Euro Sovereign Debt Crisis erupted around 2009 to 2010, and if there are any after effects of this still ongoing crisis on their performances and risk managements, we also like to see the strategies of these two banks in overcoming these issues."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Aulia
"ABSTRACT
The purpose of writing this thesis is to have an understanding of the authority and new role of the Indonesia Deposit Insurance Corporation in handling and preventing financial crises in Indonesia in accordance with Laws and Regulations in force in Indonesia. This thesis will describe the new role of the Indonesia Deposit Insurance Corporation in maintaining the stability of the financial system and differences in the authority of the Indonesia Deposit Insurance Corporation in handling failed Banks before and after issuance of Law No.9 of 2016 on Prevention and Management of Financial System Crises. The research method employed in this research is examination of existing law materials. Therefore, descriptive research is conducted to provide background on the role of the Indonesia Deposit Insurance Corporation in eradicating financial crises and maintaining the stability of the banking system in Indonesia after the issuance of Law No.9 of 2016. Based on the results of thesis analysis, a conclusion can be drawn that the new authority held by the Indonesia Deposit Insurance Corporation under Law No. 9 of 2016 can create an accurate, prompt and secure prevention and handling process and maintain the stability of the financial system in Indonesia so as to prevent another financial crisis. Based on analysis of the issue, the authors hope that this thesis can provide recommendations for the development of the role of the Indonesia Deposit Insurance Corporation in maintaining the stability of the banking system in Indonesia as well as providing a proper protection and proper handling of the banking system in Indonesia especially preventing occurrence of financial crises.

ABSTRAK
Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memiliki pemahaman tentang kewenangan dan peran baru Lembaga Penjamin Simpanan dalam melakukan penanganan dan pencegahan terhadap krisis keuangan di Indonesia sesuai dengan Hukum dan Regulasi yang berlaku di Indonesia. Skripsi ini akan menjabarkan mengenai peran baru Lembaga Penjamin Simpanan dalam menjaga stabiltas sistem keuangan dan perbedaan terhadap kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan dalam melakukan penanganan Bank gagal sebelum dan sesudah disahkannya Undang-undang No.9 tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan. Metode penelitian dalam penelitian dilakukan melalui pemeriksaan materi hukum yang ada. Oleh karena itu, penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan latar belakang tentang bagaimana peran Lembaga Penjaga Simpanan dalam memberantas krisis keuangan dan menjaga stabilitas sistem perbankan di Indonesia setelah disahkannya Undang-undang No.9 tahun 2016. Berdasarkan hasil analisis tesis, tujuannya adalah untuk menarik kesimpulan bahwa kewenangan baru yang dimiliki oleh Lembaga Penjamin Simpanan dari Undang-undang No.9 tahun 2016 dapat menciptakan pencegahan dan proses penanganan yang tepat, cepat dan aman serta dapat menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia sehingga tidak terjadi lagi krisis keuangan. Berdasarkan dari analisis isu tersebut, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan rekomendasi untuk pengembangan peran Lembaga Penjaga Simpanan dalam menjaga stabilitas sistem perbankan di Indonesia serta menciptakan perlindungan dan penanganan yang baik kepada sistem perbankan di Indonesia dan terutama untuk mencegah terjadinya krisis keuangan.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nanda Sawitri
"Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008, berdampak pada industri perbankan syariah di Indonesia. yang terjadi dibelahan dunia termasuk di Indonesia, telah mengakibatkan berbagai lembaga keuangan global mengalami kerugian dan kebangkrutan. Salah satu sistem perbankan yang teruji dapat bertahan pada saat terjadinya krisis adalah perbankan syariah. Akan tetapi, dilihat dari pertumbuhan industri perbankan syariah pada indikator keuangan dan rasio keuangan cenderung melambat pada tahun 2014-2015. Dengan melambatnya perkembangan industri perbankan syariah maka penelitian ini akan melihat dampak assesment terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia ketika krisis keuangan global dan sesudah krisis keuangan global bersifat fluktuatif. Bank Umum Syariah ketika krisis keuangan global lebih efisien dibanding sesudah krisis keuangan global. Penyebab inefisiensi yang harus diperbaiki fokus bisnisnya akibat terjadinya kekurangan dan kelebihan pada variabel input Dana Pihak Ketiga, Aset Tetap, dan Modal serta variabel output Pembiayaan dan Pendapatan operasional.

Global financial crisis happened in 2008 had an effect on Islamic banking industry in Indonesia. The crisis had made different financial institutions suffered global losses and bankruptcy. One of the banking system that was tested and survived on that crisis was Islamic banking. However, judging from its development, the Islamic banking industry tended to slow down in the years 2014 2015. Based on this slow development of Islamic banking industry, this study will look at the impact of assessment on the efficiency of Islamic banking in Indonesia.The method used in measuring the efficiency of the method is non parametric Data Envelopment Analysis DEA.
The results of this study indicates that the overall level of efficiency of Islamic banking in Indonesia in and after the global financial crisis is fluctuating. Islamic Banks in the global financial crisis were more efficient than after the global financial crisis. The cause of inefficiency that had to be fixed due to the advantages and disadvantages of the input variables Deposits, Fixed Assets, and Capital and output variables Financing and Operating Income.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), 2016
657.3 PUS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ammar Jihad
"After the enactment of Law No. 4 of 2023 on Financial Sector Development and Strengthening (P2SK Law) there are several laws that have been amended one of them is UU No. 9 of 2016 regarding Prevention and Handling of Financial System Crisis. After the collapse of Silicon Valley Bank (SVB) in early 2023, the discussion on the prevention and handling of financial system crisis has become interesting. This thesis will discuss the comparison of the prevention and handling of financial system crisis between Indonesia and the United States. This research is conducted using doctrinal research method, namely processing and testing legal substance using legal doctrines in order to find and construct rules or principles. Furthermore, the data analysis process is carried out through a comparative study used on a particular topic, aspect, or legal institution in one legal system, which in this study is the United States. From this research, it can be concluded that there are several differences and similarities in regulations related to the prevention and resolution of financial system crises between Indonesia and the United States, due to the broader and more complex market, the US financial and banking system regulations are more advanced than Indonesia's. Suggestions from this study, Indonesia can learn a lot from the United States in dealing with failed bank problems and financial system stability.

Setelah disahkannya UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) terdapat beberapa Undang-Undang yang telah diubah salah satunya adalah UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan. Pasca runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) pada awal tahun 2023, pembahasan mengenai pencegahan dan penanganan krisis system keuangan menjadi menari. Skripsi ini akan membahas perbandingan pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Penilitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian doktrinal, yaitu mengolah dan menguji substansi hukum dengan menggunakan doktrin-doktrin hukum untuk menemukan dan mengkonstruksikan aturan atau prinsip-prinsip hukum. Selanjutnya, proses analisis data dilakukan melalui studi perbandingan yang digunakan terhadap suatu topik, aspek, atau lembaga hukum tertentu dalam satu system hukum, yang dalam penelitian ini adalah Amerika Serikat. Dari Penelitian ini, disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dan persamaan pengaturan terkait pencegahan dan penanganan krisis system keuangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, dikarenakan pasar yang lebih luas dan kompleks, regulasi sistem keuangan dan perbankan Amerika Serikat lebih maju dibandingkan dengan Indonesia. Saran dari penelitian ini, Indonesia dapat belajar banyak dari Amerika Serikat dalam menangani masalah bank gagal dan stabilitas system keuangan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Sinta Martha Lovanya Sipayung
"Dalam situasi pandemi COVID-19 di Indonesia, terjadi penurunan aktivitas perekonomian di Indonesia. Kegiatan usaha yang semakin rendah berdampak pada keuangan negara yang memungkinkan untuk terjadinya krisis sistem keuangan. Dengan demikian, dibentuklah UU No. 2 Tahun 2020 tentang Perppu No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang (UU 2/2020) sebagai langkah luar biasa untuk menangani krisis sistem keuangan akibat COVID- 19, yang memuat kewenangan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka penyesuaian dengan kondisi COVID-19. Skripsi ini membahas bagaimana kewenangan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan UU 2/2020 dan implikasinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan undang-undang. Penulis menggunakan bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kewenangan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan dalam pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan diberikan sesuai dengan kedudukan tiap lembaga, dan UU 2/2020 mengakibatkan berbagai perubahan kewenangan. Saran yang diberikan adalah lembaga terkait perlu untuk memberikan rasionalisasi mengenai perubahan kewenangan tersebut, serta KSSK untuk menginformasikan indikator kesuksesan dalam pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan pandemi COVID-19.

In COVID-19 pandemic, economic activities in Indonesia has taken a downfall and can lead to a financial system crisis. Therefore, Law Number 2 of 2020 concerning Perppu Number 1 of 2020 on State Finance Policy and Financial System Stability for the Handling of Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) and/or in the Framework of Dealing with Threats Endangering National Economy and/or Financial System Stability (Law 2/2020) is ratified as an extraordinary step to handle the financial system crisis due to COVID-19, which includes the authority of Bank Indonesia, Indonesia Deposit Insurance Corporation and Financial Services Authority in order to adapt to the conditions of COVID-19. This paper discusses the authority of Bank Indonesia, Indonesia Deposit Insurance Corporation and Financial Services Authority according to Law 2/2020 and the implications. This research used normative legal research method with legislation approach. The author uses primary, secondary, and tertiary legal materials using a qualitative approach. From this research it can be concluded that the authority of Bank Indonesia, Indonesia Deposit Insurance Corporation and Financial Services Authority in preventing and handling financial system crisis is given according to their functions, and Law 2/2020 resulted in various changes in authority. The suggestions given are that related institutions need to provide a rationalization regarding the changes of authority, as well as KSSK needs to inform the indicators of success in preventing and handling financial system crisis due to COVID-19."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>