Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laurentius Sandi Witarso
"Orang dengan Schizophrenia ODS adalah individu dengan gangguan jiwa yang mengalami gangguan pada pikiran, emosi dan perilaku. Gejala-gejala yang dialami oleh ODS membuat fungsi peran dan pekerjaan mereka menurun sehingga menjadi tidak produktif dan membutuhkan pertolongan orang lain. Orang yang dapat merawat dan memenuhi kebutuhan ODS disebut dengan caregiver. Caregiver berperan dalam merawat pasien seperti melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurusi kebutuhan dasar pasien. Kondisi ini dapat mengakibatkan caregiver burden yaitu beban yang ditanggung oleh individu yang menyediakan bantuan bagi anggota keluarga dengan penyakit kronis ataupun memiliki keterbatasan. Caregiver burden yang kurang dikelola dengan baik akan berdampak pada kehidupan sosial dan psikologis caregiver.
Peneliti menggunakan intervensi psikoedukasi untuk mengelola beban pada caregiver orang dengan schiozphrenia. Penelitian ini menggunakan desain pre-post design. Partisipan berjumlah 3 orang dengan status ekonomi sosial menengah ke bawah dan berusia rata-rata 50 tahun. Data kuantitatif didapatkan dengan menggunakan alat ukur Zarit Burden Interview, Hopkins Symptom Checklist-25 dan General Health Questionnaire-12 sedangkan data kualitatif didapatkan dengan wawancara dan observasi selama intervensi berlangsung.
Hasil kuantitatif menunjukkan adanya penurunan beban pada caregiver sedangkan data kualitatif menunjukkan bahwa mereka bisa lebih mengerti bagaimana cara untuk mengatasi pasien, mengurangi stres dan bisa merawat diri sebagai bagian diluar tugas mendampingi pasien.

Schizophrenia disorder is a mental disorder in which the patient experiences a disruption in their mind, emotions, and behaviour. The symptoms that they experience make their role function and their work decrease so that it makes unproductive and need help from other. A caregiver has a responsibility in caring for the daily needs of the patient. This condition can lead into caregiver burden. Less well managed caregiver burden will give effect to the social and psychological life of the caregiver.
The researcher used psychoeducational intervention to manage the caregive burden of caregiver. This study used a pre post design. Quantitative data were obtained using Zarit Burden Interview, Hopkins Symptom Checklist 22, and General Health Questionnaire 12, while qualitative data were obtained using interview and observation during the intervention.
The quantitative results indicate a decrease burden on the caregiver. Meanwhile, qualitative data show that they can better understand how to cope with patients, to reduce stress, and to take care of themselves as the part of their task besides to take care of their patients.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
"Salah satu gangguan jiwa, yaitu skizofrenia, merupakan gangguan yang termasuk dalam incapacitating illness, dimana efek yang ditimbulkan dapat memberikan efek signifikan dalam populasi yang cukup luas (WFMH, 2014). Kurangnya tenaga ahli kesehatan jiwa di Indonesia membuat besar kemungkinan keluarga untuk menjadi caregiver bagi pasien. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa keluarga yang berperan sebagai primary caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS) merasakan beban akibat dari proses caregiving tersebut. Dampak yang dihasilkan oleh tingginya burden yang dirasakan caregiver, tidak hanya mempengaruhi well-being-nya sendiri, namun juga membuat proses caregiving menjadi tidak efektif dan meningkatkan kemungkinan relaps (Chan, 2011). Intervensi Keluarga ini diadaptasi dari modul Family Intervention and Support in Schizophrenia yang disusun oleh National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intervensi Keluarga secara efektif menghasilkan perubahan-perubahan di dalam diri primary caregiver, dimana perubahan tersebut dapat menurunkan burden yang dirasakan oleh primary caregiver.

Schizophrenia is a disorder classified in incapacitating illness, where the resulting effect may create significant consequence for a broad population (World Federation for Mental Health, 2014). The lack of mental health professional in Indonesia had create a big possibility for family members to double their roles as caregivers for patients living with schizophrenia. A number of research had stated that family members that plays a role as primary caregiver for patients living with schizophrenia had experienced burden from the role. High level of burden not only affected the caregiver but also the patients. The Family Intervention is adopted from Family Intervention and Support in Schizophrenia by National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). The result showed that The Family Intervention effectively deliver changes within the primary caregiver which reduce the level of burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Nadya Widyanti
"Sales (2003) mengatakan merawat anggota keluarga yang menderita penyakit kronis, misalnya skizofrenia, dapat menimbulkan perasaan terbebani dan ketegangan sehingga mengurangi kualitas hidup caregiver. Stanley dan Shwetha (2006) menjelaskan skizofrenia mengakibatkan stres tidak hanya bagi penderitanya tetapi juga bagi anggota keluarganya. Secara umum, hal ini dikenal sebagai beban caregiver yang terbagi dua, yaitu beban obyektif dan beban subyektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian intervensi psikologis pada caregiver penderita skizofrenia. Intervensi psikologis yang diberikan berdasarkan manual intervensi yang dibuat oleh National Institute of Mental Health and Neuroscience Bangalore (Varghese, Shah, Kumar, Murali, & Paul, 2002).
Penyampaian materi dan tujuan yang tertuang dalam modul tersebut akan dilakukan dengan pendekatan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penurunan beban caregiving yang dialami oleh caregiver penderita skizofrenia. Penelitian melibatkan dua orang partisipan yang menjalani rangkaian intervensi sebanyak lima kali pertemuan. Penurunan beban caregiving dilihat berdasarkan perbedaan skor pada alat ukur Zarit Burden Interview (ZBI) yang terdiri dari 22 item dan wawancara secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang dijalankan dapat menurunkan beban pada caregiver penderita skizofrenia,yang dilihat dari penurunan skor pada alat ukur ZBI dan perubahan positif yang dirasakan caregiver.

Sales (2003) said that caring for a family member suffering from a chronic disease, such as schizophrenia, can lead to feeling overwhelmed and tension thereby reducing caregiver quality of life. Stanley and Shwetha (2006) describe schizophrenia is stressful not only for the sufferer but also for family members. This is known as caregiver burden which can be divided into objective burden and subjective burden. Therefore, it is necessary to provide psychological intervention on caregiver of people with schizophrenia. Psychological intervention given is based on a manual intervention developed by National Institute of Mental Health and Neuroscience Bangalore (Varghese, Shah, Kumar, Murali, & Paul, 2002).
Delivery of content and objectives contained in the module will be done using counseling approach. This research was conducted to see whether the intervention with the caregiver of people with schizophrenia can ease the caregiver's burden. This research involved two participants who underwent a series of interventions consists of five sessions. The decrease in caregiver burden is seen by differences in scores using Zarit Burden Interview (ZBI), which consists of 22 items, and a qualitative interview. The result showed this psychological intervention have decreased caregiver burden, as seen from ZBI scores and positive changes which caregiver perceived.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rami Busyra Ikram
"ABSTRAK
Latar Belakang: tugas dan tanggung jawab istri dalam merawat pasien hemodialisis dapat menimbulkan caregiver burden. Beban yang dialami tidak hanya terkait dengan tugas perawatan, tetapi juga tugas non-perawatan. Akibatnya, istri dari pasien hemodialisis rentan mengalami depresi. Tujuan penelitian: untuk menguji penerapan support group dalam mengelola caregiver burden. Metode: penelitian quasi-eksperimental, pretest-posttest nonequivalent control group design. Partisipan berjumlah delapan orang empat orang pada kelompok intervensi dan empat orang lainnya pada kelompok kontrol . Kelompok intervensi menjalani program support group yang dilaksanakan dalam lima sesi dan satu sesi follow-up. Program ini terdiri dari enam kegiatan: sharing, psikoedukasi, teknik pemecahan masalah, reframing thoughts, komunikasi asertif, dan latihan relaksasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Zarit Burden Interview ZBI dan General Health Questionnaire-12 GHQ-12 . Hasil: Partisipan kelompok intervensi mengalami penurunan skor ZBI maupun skor GHQ-12 setelah menjalani program support group. Dari hasil uji Mann-Whitney, diketahui nilai Z pada GHQ-12 adalah -2.178, p < .05. Artinya, terdapat perbedaan skor General Health Questionnaire-12 GHQ-12 yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data kualitatif menunjukkan bahwa partisipan kelompok intervensi memperoleh manfaat dari keikutsertaan dalam support group. Sharing, kohesivitas, dan sikap altruisme dalam kelompok membuat setiap partisipan mendapatkan dukungan informasional maupun dukungan emosional. Partisipan juga mengenali cara-cara yang efektif dan berguna dalam menghadapi masalahnya. Kesimpulan: penerapan support group membantu partisipan dalam mengelola beban yang dirasakannya.

ABSTRACT
Background Wives rsquo duties and responsibilities in nursing hemodialysis patient can lead to caregiver burden. Burden they were experienced are not only related to nursing related tasks, but also to non nursing related tasks. As a result, they are prone to experience depression. Objective to examine the implementation of support group in managing caregiver burden. Methods Eight participants four in intervention group were enrolled into a quasi experimental research, pretest posttest nonequivalent control group design. The intervention group underwent a support group program, consisting of five sessions, and followed by a follow up session. This program contains of six activities, i.e. sharing, psychoeducation, problem solving techniques, reframing thoughts, assertive communication, and relaxation exercises. Zarit Burden Interview ZBI and General Health Questionnaire 12 GHQ 12 were administered to measure the outcomes. Results Participants in the intervention group showed a decrease on ZBI and GHQ 12 score after undergoing a support group program. From Mann Whitney test, they showed a significantly GHQ 12 score compared to the control group, Z 2.178, p .05. Results from qualitative inquires suggest that intervention group acquired the benefits from participation in the support group. Sharing, cohesiveness, and altruism attitudes within group allowed the participants to gain informational support as well as emotional support. Participants in the intervention group were able to recognize the effective and useful ways of dealing with the problems. Conclusion the implementation of support group helps the participants in managing their burden."
2018
T49080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamay Kusumawaty
"Insiden tumor otak tertinggi dilaporkan di Asia sebanyak 156,217 kasus atau 52.6%. Tumor otak adalah jenis kanker yang langka namun mematikan dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pasien dengan tumor otak dengan keluhan gangguan penglihatan, kesulitan berbicara serta gangguan neurologis akan mengalami masalah disfungsi kognitif, neuropsikiatri dan fungsional. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pasien, namun juga pada keluarga. Kejadian kanker pada anggota keluarga meningkatkan beban caregiver yang merawat. Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan kepaerawatan tidak hanya pada pasien, namun juga pada keluarga sebagai caregiver. Dalam melaksanakan perannya sebagai caregiver akan banyak mengalami masalah fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Salah satu pendekatan teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan pada kondisi ini adalah teori Chronic Sorrow yang membahas fenomena spesifik tentang masalah-masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Residen mengaplikasikan Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) psikoedukasi yang bertujuan menurunkan burden caregiver pasien dengan tumor otak. Psikoedukasi dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam menurunkan burden caregiver yang dinilai dengan menggunakan instrumen Zarit Burden Interview (ZBI).

The highest incidence of brain cancer was reported in Asia with 156,217 cases or 52.6%. Brain cancer is a rare but deadly type of cancer with a low survival rate. This not only impacts the patient, but also the family. The incidence of cancer in family members increases the burden on caregivers. Nurses have an important role in providing nursing care not only to patients, but also to families. One of the emergence theory approaches that is suitable to be applied to this condition is the theory of chronic grief which discusses the specific phenomenon of problems arising from chronic illness including the process of depression, loss, precipitating factors and methods of management. Residents apply Psychoeducation intervention as Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) which aims to reduce the caregiver burden of patients with brain tumors. The result of five managed cases is provides that psychoeducation has significant effect on reducing the burden of caregivers assessed using the Zarit Burden Interview (ZBI) instrument"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Niah Maretno Sari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas intervensi powerful tool for caregiver bagi caregiver keluarga penderita schizophrenia. Intervensi ini terdiri dari satu pra sesi dan tiga sesi yang dilaksanakan setiap minggu sekali terhadap tiga orang partisipan. Intervensi yang dilakukan berupa psikoedukasi mengenai schizophrenia, manajemen emosi, perawatan diri, mengelola stres dan komunikasi efektif. Partisipan merupakan keluarga yang menjadi perawat utama dari anggota keluarga mereka yang menderita schizophrenia dan berada di bawah naungan Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Ciracas. Metode pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Caregiver Inventory (CGI) untuk mengukur tingkat caregiver self efficacy, Perceived Stress Scale 14 (PSS-14) untuk mengukur tingkat stres dan alat ukur pengetahuan mengenai gangguan jiwa schizophrenia. Pengumpulan data secara kualitatif menggunakan metode observasi dan wawancara. Pengukuran dilakukan pada sebelum dan sesudah intervensi untuk
mengetahui perbedaan kondisi partisipan sebagai hasil intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan caregiver self efficacy dan penurunan tingkat
stres pada seluruh partisipan melalui hasil pengukuran kuantitatif dan kualitatif

The purpose of the study was to investigate the effectiveness of powerful tool for caregiver intervention for schizophrenia family caregiver. The intervention consisted of one pre session and three session that was held once a week to three participants. The intervention is psychoeducation about schizophrenia, emotion management, reduce personal stres and effective communication. The participants were the primary caregiver for their family member who had schizophrenia and were monitored under the Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Ciracas. The data was collected with quantitative method
with Caregiver Inventory (CGI) to evaluate caregiver self efficacy, Perceived Stress Scale?14 (PSS-14) to evaluate stress level and instrument of schizophrenia knowledge to measure participant knowledge about schizophreia. Qualitative data were collected using interview and observation. Assessment was held before and after intervention to know the differentiation of participant condition as the result of intervention. The results showed that there were increasing in caregiver self
efficacy and decrease of stres level from all participant from quantitative and qualitative measurement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Aan
"Merawat penderita stroke kerap memunculkan stres dan pengalaman emosional negatif yang menjadi beban psikologis bagi anggota keluarga yang menjadi caregiver. Pemahaman yang kurang mengenai penyakit seringkali memunculkan asumsi keliru terhadap situasi yang dihadapi oleh caregiver selama merawat yang kemudian berkontribusi dalam peningkatan stres caregiver. Jika tidak ditangani, beban caregiver dapat menurunkan kualitas hidup caregiver sekaligus mempengaruhi kualitas perawatan yang diterima penderita stroke. Psikoedukasi merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan membangun keterampilan yang dibutuhkan caregiver dalam menjalankan tugas perawatan.
Penelitian ini menggunakan one group before after pretest - posttest design, dengan memberikan psikoedukasi kepada 3 orang anggota keluarga penderita stroke yang menjadi caregiver sebagai partisipan. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran pretest dan posttest. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa psikoedukasi berhasil membantu mengurangi beban caregiver pada 2 partisipan yang ditunjukkan oleh penurunan skor ZBI dan GHQ dan perubahan positif yang dirasakan caregiver.

Caring for patients with stroke often has stress and negative emotional experiences as its consequences and become a psychological burden for family members who become caregivers. Knowledge deficits often contribute to false assumptions which inadvertently exacerbate stress levels in caregivers If left untreated, caregiver burden will decrease caregiver 39 s quality of life as well affects the quality of care received by stroke patients. Psychoeducation is a program aimed to improve knowledge and build the skills needed by caregiver in caregiving tasks.
This study used a one group before after pretest posttest design, by providing psychoeducation to 3 family caregivers who became participants. The analysis was done by comparing the measurement results of pretest and posttest. The results showed that psychoeducation helped reducing caregiver burden of 2 participants, indicated by the decrease in ZBI and GHQ scores and perceived positive changes by the caregivers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Maharani Hardjono
"Skripsi ini tentang ayah sebagai caregiver orang dengan skizofrenia yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial, menggunakan metode kualitatif deskriptif. Orang dengan skizofrenia membutuhkan caregiver untuk membantu aktivitas sehari-hari. Caregiver terkategori menjadi tiga yaitu primary, secondary, dan tertiary yang didasari pada intensitas pemberian perawatan sehari-hari dan keputusan medis bagi ODS, serta serta pemenuhan kebutuhan finansial terkait perawatan bagi ODS. Peran pemberian perawatan oleh caregiver di Indonesia masih lekat dengan gender perempuan, yang umumnya menjadi primary caregiver, dan mengalami beban yang mengganggu kesejahteraannya. Oleh karena itu menjadi penting untuk meneliti bagaimana para ayah yang sebagai kepala keluarga juga terlibat menjadi caregiver bagi anak-anaknya yang mengalami skizofenia. Mengingat bila mereka mengalami beban terkait peran sebagai caregiver berpotensi mengganggu keberfungsian sosial dan kesejahteraan ayah. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada Januari hingga Juni 2024, melalui wawancara dengan dua informan yang dipilih secara accidental sampling karena berdasarkan ketersediaan dan kesediaan informan, dimana data terbatas dan yang tidak bersedia terlibat dalam penelitian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengalaman informan sebagai ayah dan caregiver tergolong sebagai secondary dan tertiary caregiver, dimana mereka tidak terlibat pada keputusan medis bagi ODS. Meskipun demikian, informan sebagai caregiver ayah ini juga mengalami beban sebagaimana hasil penelitian selama ini mengungkapkan dialami primary caregiver. Pengalaman beban yang dialami informan sebagai caregiver ayah dari putri-putrinya yang mengalami skizofenia adalah beban finansial. Untuk mengatasi beban tersebut, kedua informan menggunakan strategi koping yang didominasi kegiatan spiritual.

This study regarding fathers as caregivers of people with schizophrenia who are discussed from the discipline of Social Welfare Science, using a descriptive qualitative method. People with schizophrenia need caregivers to help with daily activities. Caregivers are categorized into three, namely primary, secondary and tertiary based on the intensity of providing daily care and medical decisions for people with schizophrenia. The role of providing care by caregivers in Indonesia is still closely linked to the female gender, who generally become primary caregivers, and experience burdens that interfere with their welfare.  Therefore, it is important to research how fathers who are the heads of families are also involved in being caregivers for their children with schizophrenia. Considering that if they experience a burden related to their role as caregivers, it has the potential to interfere with the social functioning and welfare of the father. The data collection of this research was carried out from January to June 2024, through interviews with two informants who were selected by accidental sampling because it was based on the availability and willingness of informants, where data was limited and those who were not willing to be involved in the research. The study revealed that the informant's experience as a father and caregiver was classified as a secondary and tertiary caregiver, where they are not involved in medical decisions for ODS. However, the informant as a father's caregiver also experienced a burden as the results of research so far revealed that the primary caregiver experienced. The experience of the burden experienced by the informant as a caregiver for the father of his daughters who have schizophrenia is a financial burden. To overcome this burden, the two informants used a coping strategy that was dominated by spiritual activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Rahma Dewi
"Keluarga dengan penderita gangguan jiwa merasakan beban selama merawat penderita. Beban dan perilaku penderita menimbulkan intensi keluarga untuk mengambil keputusan pasung. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi keluarga FPE dan keputusan perawatan tanpa pasung KPTP terhadap intensi keputusan pasung dan beban keluarga.Metode penelitian ini adalah quasi eksperimental pre-post test with control group. Sebanyak 72 keluarga dengan gangguan jiwa dibagi dalam 2 kelompok menggunakan teknik purposive sampling dan metode random sampling. Kelompok intervensi diberikan FPE dan KPTP, serta kelompok kontrol tidak diberikan tindakan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali. Pengukuran menggunakan the zarit burden interview dan kuesioner keputusan pasung daulima. Analisa data menggunakan uji independent t-test, dependent t-test, korelasi Pearson, dan korelasi Gamma dan Somers rsquo;D. Intensi keputusan pasung dan beban keluarga mengalami penurunan yang signifikan p value < 0,05 setelah mendapatkan terapi FPE dan KPTP, dibandingkan dengan hanya diberikan terapi FPE. Kombinasi terapi FPE dan KPTP menurunkan beban dan intensi sampai ketgori ringan. Kombinasi terapi FPE dan KPTP merupakan terapi yang efektif untuk mengatasi beban dan intensi keputusan pasung pada keluarga dengan gangguan jiwa, serta sebagi upaya penanggulangan pasung.

Caregiver of schizophrenia patient feel the burden during the patient caring. Caregiver's burden and behaviour of the patient schizophrenia induce the intention of the family to take the decision of the confinement. This study aimed to identify the effect of family psychoeducation FPE and care decision without confinement CDWC therapies on confinement intention and caregiver burden with schizophrenia. Quasi experimental pre test post test with control group was employed in this study. Seventy two family with schizoprenia were devided into two groups, use purposive sampling technique. The intervention group received FPE and CDWC. Data were gathered using The Zarit Burden Interview and Daulima's Pasung Decision Questionnaire. Data were analyzed using dependent t test, independent t test, Chi Square, Pearson, and Gamma Somers'D. The results showed that confinement intention and family burden was significantly lower after FPE and CDWC p 0,05 , compared with FPE. Combination FPE and CDWC therapies decreased the burden and confinement intention to the low level possible. Combination therapy of FPE and CDWC, as an effective therapy for decreasing family burden and Confinement intention in family with schizophrenia, and the effective prevention of confinement. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Michaely Aurelia Goldiny Lengkey
"Kasus demensia di Indonesia diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang pada tahun 2016 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan 4 juta pada 2050 (Alzheimer’s Indonesia, 2016). Jumlah penderita demensia yang akan terus meningkat juga menggambarkan peningkatan akan kebutuhan caregiver untuk mendampingi kebutuhan harian pengidap demensia, baik fisik maupun mental. Pada sisi lain, seringkali anggota keluarga kurang berpengalaman dalam proses caregiving bagi orang dengan demensia (ODD) karena gejala demensia yang tidak disadari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara caregiver burden dengan perceived social support pada cucu berusia dewasa muda yang menjadi family caregiver bagi kakek atau nenek mereka yang mengalami demensia. Responden penelitian ini terdiri dari 33 cucu berusia 18-26 tahun yang menjadi pendamping atau caregiver bagi kakek atau nenek mereka yang mengidap demensia. Alat ukur yang digunakan adalah Zarit Burden Interview (Zarit, Reever & Bach-Peterson, 1980) dan Multi-dimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa caregiver burden tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan perceived social support, namun nilai koefisien korelasi di antara kedua variabel tersebut cukup tinggi dan memiliki arah positif sebesar 0,981 (𝑟 2 = 0,962361). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa cucu sebagai caregiver memerlukan bantuan orang lain yang dipersepsikan sebagai sebuah dukungan (perceived social support) untuk menghadapi tantangan sebagai caregiver ODD dan untuk meminimalisir burden yang dirasakan sebagai caregiver.

Dementia cases in Indonesia are estimated to be around 1.2 million people in 2016 and are expected to increase to 2 million in 2030 and 4 million in 2050 (Alzheimer's Indonesia, 2016). The number of people with dementia that will continue to increase also illustrates the increasing need for caregivers to accompany the daily needs of people with dementia, both physically and mentally. On the other hand, family members often lack experience in the caregiving process for people with dementia because of unconscious symptoms of dementia. This study aims to determine the relationship between caregiver burden and perceived social support for young adult grandchildren who become family caregivers for their grandparents with dementia. Respondents in this study consisted of 33 grandchildren aged 18-26 years who became caregivers for their grandparents with dementia. The measuring instruments used in this study are the Zarit Burden Interview (Zarit, Reever & Bach-Peterson, 1980) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988). The results of the Pearson correlation analysis show that the caregiver burden does not have a significant correlation with perceived social support, but the correlation coefficient between the two variables is quite high and has a positive direction of 0.981 ( = 0,962361). The results showed that grandchildren as caregivers need the help of others who are perceived as a support (perceived social support) to face challenges as caregivers of people with dementia and to minimize the perceived burden of being a caregiver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>