Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Mutu Manikam
"ABSTRAK
NamaProgram StudiJudulPembimbing::::Ratna Mutu ManikamIlmu Kesehatan MasyarakatKonsumsi Makanan Siap Saji dan Faktor Lain PenyebabKejadian Kegemukan dan Obesitas pada Siswa di SMP Islam AlAzhar 2 Jakarta Tahun 2018Prof. Dr. dr. Kusharisupeni Djokosujono, M.ScKegemukan dan obesitas pada remaja memiliki dampak yaitu meningkatan risiko terhadap berbagaipenyakit kardiovaskular dan hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas adalahgaya hidup modern dengan pola makan yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsumsi makanan siap saji dan faktor lain penyebab kejadiankegemukan dan obesitas pada siswa. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metodepengambilan data total sampling dengan jumlah sampel 172 siswa. Pengumpulan data dilakukan denganmelakukan pengukuran antropometri, pengisian kuesioner dan recall 2x24 jam . Pengolahan dan analisisdata menggunakan uji chi square bivariat dan regresi logistik ganda model faktor risiko multivariat .Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan dan obesitas pada siswa sebesar 40.7 . Hasiluji chi square menunjukkan bahwa ada perbedaan kejadian kegemukan dan obesitas pada siswaberdasarkan konsumsi makanan siap saji p=0.01 , jenis kelamin p=0.008 , aktivitas fisik p=0.001 ,kebiasaan sarapan p=0.01 , asupan protein p=0.006 , durasi tidur p=0.001 , dan besar uang jajan p=0.001 . Hasil uji regresi logistik ganda model faktor risiko menunjukkan bahwa konsumsi makanan siapsaji merupakan faktor risiko penyebab kejadian kegemukan dan obesitas pada siswa setelah dikontrol olehvariabel kebiasaan sarapan dan besar uang jajan. Mengubah pola makan menjadi gizi seimbang sangatpenting sebagai upaya pencegahan kegemukan dan obesitas pada remaja.Kata kunci:Kegemukan, Obesitas, Makanan Siap Saji, Remaja

ABSTRACT
NameStudy ProgramTitleCounsellor Ratna Mutu ManikamPublic Health of ScienceFast Food Consumption and Other Factors Causes Overweightand Obesity in Students at SMP Islam Al Azhar 2 JakartaProf. Dr. dr. Kusharisupeni Djokosujono, M.ScOverweight and obesity in adolescents has affects increase of cardiovascular disease and hypertension. Amodern lifestyle with an unhealthy intake is one of causes overweight and obesity. The purpose of thisstudy is to identify fast food consumption and other factors causes overweight and obesity. This study wasa cross sectional design with total sampling technique 172 sample . Data collection consist ofanthropometric measurements, filling out the questionnaire, and recall 2x24 hour . Data analysis using chisquare test bivariat and multiple logistic regression risk factor model multivariat . The prevalence ofoverweight and obesity in adolescents was 40.7 . Fast food consumption p 0.01 , gender p 0.008 ,physical activity p 0,001 , breakfast habit p 0,01 , protein intake p 0.006 , sleep duration p 0.001 ,and pocket money p 0,001 had a significant relationship with overweight and obesity. Fast foodconsumption is associated with overweight and obesity after being controlled with breakfast habit andpocket money. Consumption of food with balanced nutrition is important as an effort to prevent overweightand obesity in adolescents.Keywords Overweight, Obesity, Fast Food, Adolescents"
2018
T51042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Widyanti Nurdin
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik anak (jenis kelamin dan berat badan lahir), status gizi orangtua, pekerjaan ibu, asupan zat gizi makro (asupan energi total, karbohidrat, lemak dan protein), frekuensi makan dalam sehari serta durasi menonton TV dan bermain games dengan status gizi (kegemukan) pada anak di TK Islam Al-Azhar 03 Cirebon. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 134 anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32,1% anak mengalami kegemukan. Variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu status gizi ibu, pekerjaan ibu, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, durasi menonton TV dan bermain games. Peneliti menyarankan agar orangtua menerapkan pola makan yang teratur dengan porsi cukup disertai gizi yang seimbang kepada anak serta melakukan aktivitas fisik secara rutin.

The aim of this study was to understand the relations between child's characteristics (sex and birthweight), nutritional status of parents, mothers?s occupation, macronutrients intake (total energy, carbohydrates, fat and protein), frequency of eating in a day, duration of watching television and duration of playing games with nutritional status (overweight/obese) among children at Al-Azhar 03 Islamic Kindergarten Cirebon 2012. Cross Sectional design was used in this study. Statistic test Chi Square was also used in this study. Total samples of this study were 134 children.
Results showed that 32,1% children were overweight/obese. Variables that significantly related were mother?s nutritional status, mother's occupation, total energy intake, carbohydrates intake, fat intake, duration of watching television and playing games. Author suggests that parents have to regulate child?s food pattern with sufficient portions and balance nutrition and also do physical activity regularly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Septiani
"ABSTRAK
Nama : Mina SeptianiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Determinan Perilaku Makan pada Anak Gemuk Overweight diSekolah Dasar Negeri Wilayah Kecamatan Duren Sawit KotaAdministrasi Jakarta Timur Tahun 2018Pembimbing : Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PHKegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Tidak Menularutama. Perilaku makan menjadi faktor yang mempengaruhi kegemukan dan obesitas.Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anaksekolah sebesar 9,2 persen. Mengalami peningkatan 2 kali lipat pada Riskesdas tahun2013 yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan obesitas 8,8 persen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku makan anak gemuk overweight di Sekolah Dasar Negeri wilayah Kecamatan Duren Sawit KotaAdministrasi Jakarta Timur. Metode penelitian adalah cross sectional dengan jumlahsampel 247 anak gemuk, kelas 4 dan 5. Penelitian dilakukan selama bulan Mei-Junitahun 2018. Variabel yang diteliti mencakup perilaku makan anak gemuk overweight ,pengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlahanggota keluarga, kebiasaan membawa bekal, kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan, perankeluarga dan guru, keterpaparan informasi, dan uang saku. Hasil penelitianmenunjukkan anak yang memiliki perilaku makan kurang baik sebesar 55,1 . Faktoryang berhubungan dengan perilaku makan anak gemuk adalah pengetahuan tentanggizi, sikap tentang gizi, pendidikan ibu, kebiasaan membawa bekal, kebiasaan sarapan,peran keluarga, dan peran guru. Peran keluarga merupakan faktor dominan yangberhubungan dengan perilaku makan anak gemuk OR 2,942 95 CI: 1.496-5.785 .Kata Kunci: perilaku makan, anak sekolah, kegemukan, pengetahuan tentang gizi, perankeluarga

ABSTRACT
Nam Mina SeptianiStudy Program Ilmu Kesehatan MasyarakatTitle Determinant of Overweight Children rsquo s Eating Behavior in StatePrimary School of Duren Sawit District, East Jakarta 2018Counsellor Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PHOverweight and obesity are risk factors for non communicable diseases. Eatingbehavior is a factor that affects overweight and obesity. Riskesdas 2010 showed theprevalence of overweight and obesity in school children by 9.2 percent. It had increasein Riskesdas 2013 which is 18.8 percent, consist of 10.8 percent overweight and 8.8percent obesity. This study aims to know the determinants of overweight children rsquo seating behavior in the State Primary School of Duren Sawit District, East Jakarta. Theresearch method was cross sectional with total sample of 247 overweight children, 4thand 5th grade. The research was conducted during May June 2018. The variablesstudied included overweight children 39 s eating behavior, nutritional knowledge,nutritional attitude, mother education, number of family members, habits to bring lunch,breakfast habits, snack habits, the role of family, the role of teacher, exposure toinformation about nutrition, and daily allowance. The results showed that children whohave less good eating behavior by 55.1 . Factors associated with the overweightchildren rsquo s eating behavior are nutritional knowledge, nutritional attitudes, maternaleducation, eating habits, breakfast habits, the role of family, and the role of teachers.The role of family is the dominant factor associated with overweight children,s eatingbehavior of OR 2,942 95 CI 1.496 5.785 .Keywords eating behavior, school children, overweight, nutritional knowledge, the roleof family"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Dhestina
"Penelitian ini membahas tentang kegemukan dan faktor-faktor penyebabnya pada siswa SD X di Bekasi tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran prevalensi kegemukan dan membuktikan konsumsi junk food sebagai faktor dominan dari kegemukan pada populasi studi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan observasional pada siswa kelas IV dan V SD X di Bekasi selama bulan April 2017. Proses pengambilan data meliputi pengukuran antropometri menggunakan microtoise dan timbangan yang telah divalidasi, wawancara food recall 24 jam, dan pengisian angket untuk mengetahui informasi terkait pola makan dan aktivitas fisik.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 55,9 siswa yang gemuk IMT/U Z-score > 1,00. Faktor risiko yang memiliki perbedaan signifikan dengan kegemukan adalah asupan energi, asupan lemak, konsumsi junk food, jenis kelamin, dan berat badan lahir. Konsumsi junk food terbukti sebagai faktor dominan. Peneliti merekomendasikan upaya peningkatan edukasi gizi dan kontrol terhadap konsumsi junk food.

This study explores overweight obesity and the risk factors in students of SD X Bekasi 2017. The purpose of this study is to find out the prevalence of overweight obesity and to determine its dominant factor in the study population. This study uses cross sectional design with observational approach to grade 4 and 5 students of SD X Bekasi in April 2017. The collection data processes are consist of anthropometric measurement using calibrated microtoise and digital weight scale and dietary assessment using 24 hour food recall interview and self administer questionnaire about dietary and physical activity pattern.
The result of this study shows that 55,9 students are overweight obese BMI Z score 1,00. The risk factors that have significant difference with overweight obesity are energy intake, fat intake, junk food consumption, sex, and birth weight. Junk food consumption is identified as the dominant factor. Recommendations from this study are to increase nutritional education and to control junk food consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phellia Emirza
"Kelebihan berat badan memiliki dampak pada pertumbuhan dan perkembangan remaja. Remaja yang kelebihan berat badan memiliki risiko tinggi menjadi orang dewasa yang kelebihan berat badan dan mengalami penyakit degeneratif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan makanan dan faktor lain dengan kejadian kelebihan berat badan pada remaja berusia 10 - 12 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metode simple random sampling dengan actual subject 107 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, recall (2x24 jam), dan pengisian self administered questionnaire oleh responden. Kuesioner diberikan kepada responden untuk mengetahui adanya anggota keluarga yang kelebihan berat badan, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square, odd ratio, dan independen T-test.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kelebihan berat badan adalah 53,3%. Terdapat hubungan bermakna (p = 0,031; OR: 2.9) antara kebiasaan mengonsumsi serat dengan kelebihan berat badan. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan energi (p = 0,000), asupan karbohidrat (p = 0,000), konsumsi protein (p = 0,000), asupan lemak (p = 0,000), dan aktivitas fisik (0,046) antara siswa yang kelebihan berat badan dengan siswa yang tidak kelebihan berat badan. Kerja sama antara lembaga kesehatan, sekolah, dan orang tua untuk mencegah dan mengatasi masalah ini sangat diperlukan yaitu dalam membiasakan siswa melakukan pola hidup sehat yang diantaranya mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Excess body weight has an impact on adolescents?s growth and development. Adolescents who are excess body weight have a higher risk to be adults who are excess body weight and have degenerative diseases. This research was conducted to figure out the relationship of food intake and other factors with the incidence of excess body weight in adolescents aged 10- 12 years. This research was using a cross-sectional design and simple random sampling method with actual subject 107 respondents. Data were collected through anthropometric measurements, recall (2x24 hours), and self administered questionnaire. Questionnaires were given to respondents to know of any family member who is excess body weight, eating habits, and physical activity. Statistical tests used in this study are chisquare, odd ratio, and independent T-test.
The result showed that the prevalence of excess body weight is 53,3%. There is significant relation (p=0,031;OR: 2,9) between fiber consumption habits with excess body weight. Moreover there are statistically significant difference between energy intake (p=0,000), carbohydrate intake (p=0,000), protein intake (p=0,000), fat intake (p=0,000), and physical activity (0,046) between students who are excess body weight with students who are not excess body wight. Therefore to prevent and resolve this problem required the cooperation between health agencies, schools, and parents to accustom students have healthy lifestyle including eating a balanced nutritious diet, consuming adequate amounts of fiber, and regular physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Josephine Aditya
"[Pendahuluan: Obesitas adalah suatu permasalahan pandemik yang ditemukan di
negara maju maupun berkembang, dengan peningkatan prevalensi dalam dua
dekade terakhir. Obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit
kronik, baik fisik maupun psikis. Gangguan psikososial yang berkaitan dengan
obesitas pada anak meliputi: depresi, cemas, rendah diri, gangguan hiperkinetik,
serta peningkatan agresivitas. Diperkirakan obesitas berhubungan dengan
gangguan perilaku dan emosional akibat ekspresi genetik rentan pada individu
obes. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada anak usia sekolah dasar
di SDN 01 Menteng Jakarta untuk mengetahui hubungan tersebut. Penelitian
dilakukan dengan membandingkan status gizi anak dengan skrining gangguan
perilaku dan emosional melalui kuesioner PSC-17. Hasil: Sebaran anak obes di
SDN 01 Menteng Jakarta mencapai 23,18%. Hasil analisis obesitas pada anak
terhadap gangguan perilaku secara signifikan bermakna untuk subskala
eksternalisasi (p = 0,036). Sedangkan obesitas pada anak tidak memiliki hubungan
bermakna secara statistik untuk subskala internalisasi (p = 0,428), perhatian (p =
0,233), dan skor total PSC-17 (p = 0,824). Secara umum, obesitas tidak
berhubungan dengan gangguan perilaku dan emosional pada anak (p = 0,602).
Diskusi: Obesitas tidak berhubungan dengan gangguan perilaku dan emosional
pada anak secara general menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang
berperan dalam menimbulkan gangguan psikis pada anak. Namun, penggunaan
kuesioner PSC-17 yang singkat dapat menunjukkan adanya kemungkinan negatif
palsu, terutama untuk gangguan cemas. Obesitas berhubungan dengan gangguan
subskala eksternalisasi (agresivitas, dissosial) yang diduga berhubungan dengan
sosial stigma dari peer group;Introduction: Obesity has become a pandemic problem, which is common in
both developed and developing countries. The prevalence of obesity in children
has increased in the last two decades. Obesity in children can increase the risk of
various chronic diseases, both physically and mentally. Psychosocial disorders
associated with childhood obesity include: depression, anxiety, low self-esteem,
hyperkinetic disorder, as well as increased aggressiveness. It is estimated that
obesity is associated with behavioral and emotional disorders are due to
vulnerable genetic expression in obese individuals. Method: A cross-sectional
study conducted in primary school age children in SDN 01 Menteng Jakarta to
determine the relationship. The study was conducted by comparing the nutritional
status of children and behavioral/emotional disorders screening through PSC-17
questionnaires. Result: Distribution of obese children in SDN 01 Menteng Jakarta
reached 23.18%. Association between childhood obesity and behavioral disorders
is significant for externalizing subscale (p = 0.036). On the other side, childhood
obesity did not have a statistically significant relationship for internalization
subscale (p = 0.428), attention (p = 0.233), and PSC-17 total score (p = 0.824). In
general, obesity is not associated with behavioral and emotional disorders in
children (p = 0.602). Discussion: No associations between obesity and
behavioral/emotional disorders in children suggest that there are other factors
playing a role in causing mental disorders in children. However, the use of brief
PSC-17 questionnaires may indicate the possibility of false negatives, especially
for anxiety disorders. Association between obesity and externalizing subscale
disorders (aggresiveness, dissocial behavior) may be caused by the social stigma
of the peer group, Introduction: Obesity has become a pandemic problem, which is common in
both developed and developing countries. The prevalence of obesity in children
has increased in the last two decades. Obesity in children can increase the risk of
various chronic diseases, both physically and mentally. Psychosocial disorders
associated with childhood obesity include: depression, anxiety, low self-esteem,
hyperkinetic disorder, as well as increased aggressiveness. It is estimated that
obesity is associated with behavioral and emotional disorders are due to
vulnerable genetic expression in obese individuals. Method: A cross-sectional
study conducted in primary school age children in SDN 01 Menteng Jakarta to
determine the relationship. The study was conducted by comparing the nutritional
status of children and behavioral/emotional disorders screening through PSC-17
questionnaires. Result: Distribution of obese children in SDN 01 Menteng Jakarta
reached 23.18%. Association between childhood obesity and behavioral disorders
is significant for externalizing subscale (p = 0.036). On the other side, childhood
obesity did not have a statistically significant relationship for internalization
subscale (p = 0.428), attention (p = 0.233), and PSC-17 total score (p = 0.824). In
general, obesity is not associated with behavioral and emotional disorders in
children (p = 0.602). Discussion: No associations between obesity and
behavioral/emotional disorders in children suggest that there are other factors
playing a role in causing mental disorders in children. However, the use of brief
PSC-17 questionnaires may indicate the possibility of false negatives, especially
for anxiety disorders. Association between obesity and externalizing subscale
disorders (aggresiveness, dissocial behavior) may be caused by the social stigma
of the peer group]"
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhyno Febriyanto
"Latar belakang: Remaja merupakan kelompok risiko tinggi defisiensi besi. Adanya obesitas pada remaja meningkatkan risiko defisiensi besi disebabkan perbedaan pola asupan dan inflamasi kronis derajat rendah.
Tujuan: Mengetahui status besi remaja usia 15 -17 tahun dengan obesitas.
Desain penelitian: Penelitian potong lintang pada remaja usia 15 ? 17 tahun di dua SMU Jakarta Pusat pada bulan September ? November 2015. Subjek dibagi 2 kelompok berdasar indeks massa tubuh (IMT). Subjek obes bila IMT≥P95 dan non-obes bila IMT ≥P5 -
Hasil penelitian: Diperoleh 100 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) diperoleh 52 subjek obes dan 48 subjek non-obes. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik proporsi defisiensi besi dan anemia defisiensi besi pada kelompok obes dan non-obes (9,6% vs 16,7%; p=0,295). Tidak terdapat perbedaan bermakna asupan besi total kelompok obes dan non-obes ( 8 (2,6 ? 95,9) mg/hari vs 10 (1,8 ? 83,4) mg/hari; p=0,188). Persentase asupan besi heme kelompok obes lebih tinggi dibandingkan kelompok non-obes ( 31 (0,0 ? 95,6)% vs 20 (15,2 ? 100,0)%; p=0,029).
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik proporsi defisiensi besi dan anemia defisiensi besi remaja usia 15 ? 17 tahun dengan obes dan non-obes. Tidak terdapat perbedaan rerata asupan besi remaja usia 15 - 17 tahun dengan obes dan non obes.

Background. Adolescent period is high risk group of iron deficiency. Obesity can increase the risk of iron deficiency. It was caused by low iron intake and low grade chronic inflammation.
Objective. To assess whether obese adolescents, who often have poor dietary habits, are at increased risk of iron deficiency.
Methods: Cross-sectional study on adolescence 15 to 17 years old in Senior High School in Central Jakarta between September to November 2015. Subject was divided into 2 groups based on body mas index (BMI). Obese group if BMI ≥P95 and non-obese group if BMI ≥P5 -
Results. There are 100 subjects that meet the inclusion and exclusion criteria. There was no significance difference proportion of iron deficiency and iron deficiency anemia between obese and non-obese group (9,6% vs 16,7%; p=0,295). Both groups did not significantly differ in total iron intake ( 8 (2,6 ? 95,9) mg/day vs 10 (1,8 ? 83,4) mg/ day; p=0,188). Obese groups have higher heme iron intake than non-obese groups ( 31 (0,0 ? 95,6)% vs 20 (15,2 ? 100,0)%; p=0,029).
Conclusion. Proportions of iron deficiency and iron deficiency anemia were same in both adolescence group. There was no difference in iron intake in obese and non-obese adolescence."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Milla Ifariza
"Prevalensi overweight dan obesitas pada remaja setiap tahun meningkat pesat di seluruh dunia. Kejadian overweight dan obesitas pada remaja akan bermanifestasi menjadi penyakit kronis di masa dewasa. Menurut data Riskesdas tahun 2010 prevalensi penduduk usia 13-15 tahun di Indonesia yang mengalami status gizi overweight dan obesitas sebesar 2,5 yang kemudian meningkat menjadi 10,8 pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi serat dan faktor-faktor lainnya dengan overweight dan obesitas pada siswa SMPN 98 Jakarta Tahun 2017. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan 208 siswa dari kelas 7 dan 8 dengan metode total sampling dari 6 kelas selama April-Mei 2017.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 29,8 responden memiliki status gizi overweight dan obesitas. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square menunjukkan hubungan antara kebiasaan konsumsi serat, kebiasaan sarapan dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu melakukan upaya pemantauan satus gizi remaja, progam penyuluhan gizi serta memasang media poster berkaitan dengan anjuran sayur dan buah.

The prevalence overweight and obesity in adolescents increasing rapidly around the world every year. The incidence of overweight and obesity in adolescents will manifest as a chronic disease in adulthood. According to Riskesdas data in 2010 the prevalence of overweight and obesity in adolescent 13 15 years old of 2,5 which then increased to 10,8 in 2013.The aim of this study to determine the relationship between fiber consumption habits and other factors with overweight and obesity in Junior High School Student of 98 Junior High School South Jakarta 2017. The design study used cross sectional with 208 student from grades 7th and 8th with a total sampling method from 6 classes during Aptil May 2017. This study used univariate and bivariate analysis.
Based from the result 29,8 of respondents had overweight and obesity and from analysis data by chi square test, there were significantly relationship between fiber consumption habits, breakfast habits and duration of sleep with overweight and obesity. Therefore, the school should make efforts to monitor the nutritional status of adolescents, nutrition counseling program and putting up poster media related to vegetable and fruit recommendations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soepardi Soedibyo
"Anak usia sekolah 6-12 tahun, di kota besar mempunyai aktivitas flsik yang kurang dan gaya hidup yang santai. Fast food dan soft drink yang dikonsumsi mengandung kalori dan protein tinggi berasal dari protein dan karbohidrat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak terutama aspek psikososial. Faktor yang turut berperan mendukung terjadinya obesitas pada anak adalah keadaan sosial ekonomi, perilaku dan gaya hidup serta pola makan. Dilakukan penelitian deskriptif analitik secara seksi silang pada murid sekolah dasar di Jakarta, utituk mengidentifikasi faktor yang berperan pada obesitas anak usia sekolah. (Med 3 Indones 2006; 15:43-54).

School-aged children of 6-12 year old in big cities have less physical activities and relax life style. Fast food and soft drink consumed contain high calorie and protein of protein and carbohydrate sources. Obesity has impact on children's growth and development especially on psychosocial aspect. The factors that play a role in supporting the obesity occurrence in children include socio-economic condition, behavior and life style and diet. A cross sectional descriptive -analytic study was conducted on elementary school students in Jakarta, to identify factors that play roles on obesity of school-aged children. (Med J Indones 2006; 15:43-54)."
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 15 (1) January-March 2006: 43-54, 2006
MJIN-15-1-JanMarch2006-43
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmadi
"Obesitas merupakan fenomena saat ini yang banyak terjadi pada semua umur tak terkecuali anak usia sekolah. Pola makan yang salah serta gaya hidup kurang gerak merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya obesitas selain faktor keturunan. Dampak yang terjadi pada anak-anak maupun dewasa merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi individu, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan orang terdekat bagi anak dan berfungsi melakukan perawatan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan arti dan makna pengalaman keluarga dalam merawat anak usia sekolah dengan obesitas di kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan adalah keluarga baik ayah atau ibu (care giver) yang mempunyai pengetahuan cukup dan mampu menjelaskan fenomena, dan dapat berbahasa Indonesia. Jumlah partisipan keseluruhan ada 8 orang. Data yang dikumpulkan berupa rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan teknik Colaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi 9 tema. Persepsi keluarga dengan anak obesitas mempunyai tema yaitu persepsi baik dan persepsi buruk anak obesitas. Hambatan keluarga dalam perawatan obesitas mempunyai tema norma keluarga yang tidak tepat. Makna pengalaman keluarga merawat anak obesitas mempunyai tema perasaan membolehkan dan melarang, kepercayaan (believe) keluarga yang salah tentang anak obesitas, obesitas bukan hambatan percaya diri dan mekanisme koping pada anak. Harapan keluarga dalam perawatan obesitas mempunyai tema perbaikan pola makan pada anak obesitas dan dukungan keluarga yang mempunyai tema memotivasi anak obesitas mencapai berat badan ideal. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran perawatan anak usia sekolah dengan obesitas serta bermanfaat untuk mengurangi kejadian obesitas di masyarakat dan membuat kebijakan untuk mencegah obesitas bagi pemerintah.

Obesity is phenomena that dwelly with most of all people include school age children. Pattern of eat and sedentary life style and also genetic cause obesity and dangerous for individu, family and community. Family are the closest with children and caring for children. This study was aimed to provide deep understanding and meaning of family to explain school age children and how the family caring children with obesity in Yogyakarta. This study was descriptive phenomenology with indepth interview method. The participant were family (father or mother) whose caring school of children with obesity, have enough knowledge to explained the phenomena and able to spoke Indonesian language well. Data were gathered by indepth interview recording and field notes, and analyzed with Colaizzi’s analysis method. This study involved 8 participants. This study identified 9 themes, obesity child’s family have themes good perception, and bad perception. Inhabated family in caring obesity have themes norm in ineffective pattern. Mean of experiences of obesity child’s family have themes wrong of pattern of care feel of agree and do not agree, family’s believe of wrong to children with obesity, obesity was not make down of self confidence and child coping mechanism. Family hope in caring obesity child have themes to repair eat pattern of child obesity and to family enhance have themes expect to motivation children with obesity to ideal body. The result of this study were expected to explained caring of child age obesity and function to decrease incident obesity in community, and for the government to make police obesity prevence. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>