Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Nur Hikmah
"Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk morbiditas dan mortalitas. Estimasi angka prevalensi pada tahun 2010, bahwa hipertensi di seluruh dunia adalah sebanyak 1,39 miliar orang, dan mewakili 31% dari populasi dewasa. Proporsi hipertensi pada wanita meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah obesitas. Prevalensi hipertensi dan obesitas pada wanita di Indonesia tahun 2013 sekitar 28,8% dan 32,9%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 18 tahun atau lebih di Indonesia tahun 2014. Desain penelitian studi cross sectional dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 Tahun 2014.
Hasil penelitian menemukan bahwa wanita usia 18 tahun atau lebih dengan obesitas berisiko terjadinya hipertensi sebesar 1,243 kali setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan dibandingkan wanita usia 18 tahun atau lebih yang tidak mengalami obesitas dengan umur dan pendidikan yang sama. Bisa dikatakan bahwa wanita dengan obesitas berisiko 55,4% terjadinya hipertensi setelah dikontrol oleh umur dan pendidikan. Pada instansi kesehatan dan tenaga kesehatan harus rutin melakukan skrining kesehatan (sweeping) dengan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta didik, khususnya pada wanita sebaiknya lebih sering dan aktif mengikuti dan mendengarkan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan serta dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.

Hypertension is a major risk factor for morbidity and mortality. Estimated prevalence rates in 2010, that worldwide hypertension is 1.39 billion people, and represents 31% of the adult population. The proportion of hypertension in women increases with age. One of the risk factors of hypertension is obesity. The prevalence of hypertension and obesity in women in Indonesia in 2013 was 28.8% and 32.9%. The purpose of this study to know the relationship of obesity with the incidence of hypertension in women among above 18 years in Indonesia in 2014. Cross-sectional study design study using Indonesian Family Life Survey data 5 Year 2014.
The results found that women among above 18 years with obesity at risk the occurrence of hypertension of 1,243 times after controlled by age and education variables compared to women among above 18 years who are not obese with the same age and education. It could be said that women with obesity risk 55.4% of the occurrence of hypertension after controlled by age and education. In health institutions and health workers should routinely perform health screening (sweeping) with health screening and periodic checks on learners, especially in women should be more frequent and actively follow and listen to health education activities and can apply what has been submitted by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Yolanda
"Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang penting karena memiliki hubungan yang kuat dengan penyakit kardiovaskuler dan kematian dini. Angka penderita hipertens meningkat dari tahun ke tahun. Wanita lebih rentan mengalami hipertensi. Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, salah satunya adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap hipertensi pada wanita dewasa usia 21-40 tahun di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family LifeSurvey IFLS 5 tahun 2014 dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.859 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 6.861 wanita usia 21-40 tahun di Indonesia Tahun 2014 terdapat 11,98 95 CI: 10,76-12,01 wanita mengalami hipertensi, 24,78 95 CI: 23,6-25,37 termasuk dalam kategori obesitas. Setelah dilakukan uji confounding, tidak ada variabel kovariat yang menjadi variabel confounding dalam pengaruh obesitas terhadap hipertensi dalam penelitian ini sehingga hasil akhirnya OR hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 21-40 tahun di Indonesia berdasarkan hasil IFLS 2014 sebesar 3,29. Artinya wanita dengan obesitas mempunyai peluang 3,29 kali mengalami hipertensi dibandingkan wanita tidak obesitas. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan program deteksi dini hipertensi di masyarakat khususnya pada wanita obesitas usia 21-40 tahun. Kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga asupan makanan.

Hypertension is an important public health challenge because it has a strong effect with cardiovascular disease and premature death. The number of hypertension increases from year to year. At the same riskfactors, women are more susceptible to hypertension. Many factor that influence of hypertension, one of them is obesity. This study aims to determine the effect of obesity to hypertension in adult women 21 40 years old in Indonesia, 2014. This study uses secondary data of Indonesian Family Life Survey IFLS 5,2014 with cross sectional study design. The number of samples is 6,861 people.
The results of this studyindicate that 6,861 of women aged 21 40 years old are 11.98 95 CI 10,76 12,01 hypertension,24.78 95 CI 23,6 25,37 obesity. The results of multivariate analysis, there is no covariate variable that becomes confounding variable in influence of obesity to hypertension in this research, odds ratio influence obesity to hypertension is 3,29. This means that women with obesity have risk 3,29 to be hypertension. Health Office needs to improve the early detection program of hypertension, especially in obese women with aged 21 40 years olds. The society must apply a healthy lifestyle by maintaining food intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hardianti Arafah
"Prevalensi kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,05 dan merupakanprevalensi penyakit kanker tertinggi kedua setelah kanker serviks. Salah satu faktor risikokanker payudara adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan berdasarkanRiskesdas 2007-2013 secara signifikan mengalami peningkatan 13,9 , 15,5 , dan32,9. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadiankanker payudara pada wanita di Indonesia.
Berdasarkan analisis IFLS Indonesian Family Life Survey 5 yang dilakukan pada Tahun 2014 diperoleh data tentang kanker payudara,obesitas dan faktor lainnya di 13 Provinsi. Desain studi yaitu cross sectional danmenggunakan analisis data Regresi Logistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsiwanita obesitas yang menderita kanker payudara di 13 Provinsi di Indonesia sebesar0,3. Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa Wanita obesitas memiliki efekprotektif sebesar 0,5 kali terhadap penyakit kanker payudara setelah dikontrol olehvariabel usia POR= 0,4999; 95 CI 0,275-0,906.
Kesimpulan penelitian ini adalahobesitas berhubungan secara statistik merupakan efek proteksi terhadap kanker payudarapada wanita di 13 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 setelah dikontrol oleh variabel usia.Meskipun demikian, proporsi obesitas dan kanker payudara di Indonesia cenderungmeningkat, oleh sebab itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap programpencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.

The prevalence of breast cancer in Indonesia in 2013 amounted to 0.05 and is the second highest prevalence of cancer after cervical cancer. One of the risk factors forbreast cancer is obesity. The prevalence of obesity in women based on Riskesdas 2007 2013 significantly increased 13.9 , 15.5 , and 32.9. The purpose of this study is toknow the relationship of obesity with incidence of breast cancer in women in Indonesia.
Based on analysis of IFLS Indonesian Family Life Survey 5 conducted in the Year 2014 obtained data about breast cancer, obesity and other factors in 13 Provinces. The study design is cross sectional and using Logistic Regression data analysis.
The results showed that the proportion of obese women with breast cancer in 13 provinces in Indonesia was0.3. Logistic Regression Analysis showed that obese women had a protective effect of0.5 times against breast cancer after being controlled by age variables POR 0.4999 95 CI 0.275 0.906.
The conclusions of this study were obesity statistically related to the protective effect on breast cancer in women in 13 provinces in Indonesia 2014 after being controlled by age. Nevertheless, the proportion of obesity and breast cancer in Indonesia tends to increase, therefore we need to control of non communicable diseaseprevention program in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrilia Dwi Lestari
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung, stroke dan banyak penyakit lain yang menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Hipertensi pada wanita harus mendapatkan perhatian yang serius karena mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan kejadian hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 tahun 2014) dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.503 orang yang terdiri dari 3.675 wanita di daerah rural dan 2.828 wanita di daerah urban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3.675 wanita di di daerah rural terdapat 17,63% orang menderita hipertensi dan dari 2.828 wanita di daerah urban terdapat 18,14% orang menderita hipertensi. Setelah dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor dominan hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban didapatkan bahwa umur sebagai faktor dominan di kedua daerah tersebut dengan masing-masing di daerah rural dengan PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) dan di daerah urban dengan PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).

Hypertension is one of the non-communicable diseases that is the cause of other noncommunicable diseases such as heart disease, stroke and many other diseases which are the leading causes of death in the world. Hypertension in women must get serious attention because it increases over time and can cause further complications. This study aims to look at the dominant factor in the incidence of hypertension in women in rural and urban areas in Indonesia in 2014. This study uses secondary Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 2014) with a cross sectional study design. The total sample is 6,503 people consisting of 3,675 women in rural areas and 2,828 women in urban areas. The results of this study indicate that of 3,675 women in rural areas there were 17.63% of people suffering from hypertension and from 2,828 women in urban areas there were 18.14% of people suffering from hypertension. After multivariate analysis to see the dominant factor of hypertension in women in rural and urban areas, it was found that age was the dominant factor in the two regions with each in the rural area PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) and in urban area PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Triana Cyntia Wulandari
"Hipertensi saat ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, akan tetapi juga diderita oleh remaja. Hipertensi pada remaja berkaitan dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan hipertensi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5), dan analisis statistik dengan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami hipertensi sebesar 14,57% dan remaja yang merokok sebesar 17,99%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perokok ringan memiliki risiko 0,63 kali lebih rendah untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, sedangkan pada perokok berat tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Screening hipertensi diperlukan untuk mengetahui status hipertensi pada remaja, sehingga penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan tepat.

Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression.
The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Wardhani
"Tuberkulosis merupakan salah satu dari 9 penyebab kematian di dunia pada tahun 2015. Sebanyak 62% kasus tuberkulosis di dunia pada tahun 2017 berada di Wilayah SEAR (South-East Asia Region). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014 dan memakai desain penelitian studi longitudinal. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 31.916 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat yang digunakan adalah Cox Regression. Insiden tuberkulosis pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia tahun 2014 sebesar 1% (327 orang) responden. Hasil Multivariat yaitu: Usia ≥ 65 tahun (RR= 3,86; 95% CI 2,46-6,06), pendidikan (RR=0,76; 95% CI 0,60-0,98), malnutrisi (RR=1,30; 95% CI 1,02-1,62), merokok (RR= 0,62; 95% CI 0,46-0,82), lantai rumah (RR= 0,26; 95% CI 0,06-1,04), bahan bakar memasak (RR= 0,54; 95% CI 0,36-0,79), dan kontak serumah dengan penderita (RR= 69,68; 95% CI 34,07-142,49). Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap tuberkulosis pada usia ≥ 15 tahun dan lebih akurat yaitu usia baik hubungan langsung (bivariate) maupun hubungan dengan tuberkulosis setelah dikontrol dengan variabel lainnya (multivariate) (RR= 3,86; 95% CI 2,46-6,06 untuk responden yang berusia ≥ 65 tahun.

Tuberculosis is one of the nine causes of death in the world by 2015. 62% of tuberculosis cases in the world in 2017 is in the Region SEAR (South-East Asia Region). This study aims to determine the risk factors associated with tuberculosis at age ≥ 15 years in Indonesia. This study uses secondary data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014 and put on a longitudinal study research design.The sample used in this study amounted to 31.916 respondents who meet the inclusion and
exclusion criteria. Multivariate analysis used is the Cox Regression.The incidence of tuberculosis at the age ≥ 15 years in Indonesia in 2014 amounted to 1% (327 people) of the respondents. Results Multivariate namely: age ≥ 65 years (RR = 3.86; 95% CI 2.46 to 6.06), education (RR = 0.76; 95% CI 0.60 to 0.98), malnutrition (RR = 1.30; 95% CI 1.02 to 1.62), smoking (RR = 0.62; 95% CI 0.46 to 0.82), floor of the house (RR = 0.26; 95% CI 0 , 06-1.04), cooking fuel (RR = 0.54; 95% CI 0.36 to 0.79), and household contact with patients (RR = 69.68; 95% CI 34.07 to 142 , 49). The factors that most influence on tuberculosis at the age ≥ 15 years and more accurately the age group either direct connection (bivariate) and relations with tuberculosis after controlling for other variables (multivariate) (RR = 3.86; 95% CI 2.46 to 6 06 for respondents aged ≥ 65 years)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Retno Yunitasari
"Indonesia menghadapi masalah gizi yang cukup serius. Sebagian besar stigma masyarakat di Indonesia akan merasa bangga bila memiliki anak balita yang bertubuh gendut dan masih berpikiran anak gemuk itu lucu dan menggemaskan. Padahal, anak yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas juga cenderung mengalami kelebihan berat badan dan obesitas di usia remaja dan dewasa. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimnulkan kerugian ekonomi dan penurunan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gizi lebih (overweight/obesitas) pada anak balita usia 24-59 bulan terhadap gizi lebih pada dewasa usia 22-26 tahun. Desain yang digunakan adalah studi longitudinal menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) I tahun 1993 dan IFLS 5 tahun 2014. Sampel yang diapat di follow up dari IFLS 1-IFLS5 sebanyak 608 orang. Analisis statistik yang dilakukan yaitu univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak usia 24-59 bulan di tahun 1993 yang memliki status gizi lebih sebesar 3.30%, sementara saat usia dewasa 22-26 tahun di tahun 2014 yang memiliki status gizi lebih sebesar 23.8%. Overweight/obesitas pada usia 24-59 bulan tidak memengaruhi overweight/ obesitas usia 22-26 tahun (p=0.758 dan OR=1,18).

Indonesia faces a quite serious nutritional problem. Most of the stigma of parents in Indonesia is they will be proud if they have fat toddlers and still think that fat children are cute and adorable. In fact, children who were overweight and obese also tend to be overweight and obese in their adolescence and adulthood. If it is not handled quickly, it can cause economic losses and a decrease in the quality of human resources. The aim of this study was to find out effects of overweight and obesity on toddlers aged 24-59 years against overweight and obesity in adults aged 22-26 years (Based on IFLS Data for 1993 and 2014). The design used was longitudinal study using data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) I in 1993 and IFLS 5 in 2014. Samples eligible were as many as 608 people. Data was analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate method. This results of this study were only 3.3% of subject was overweight/obese toddler in 1993, while in 2014, adult whose are overweight/ obese were 23.8%. (Overweight / obesity in toddlers at the age of 24-59 years did not affect overweight / obesity in adult aged 22-26 years (p = 0.758 and OR = 1.18)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Sakurta Harapen
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan banyak disandang masyarakat. Data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan pada tahun 2025 setiap tahunnya 9,4 juta orang akan meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Indonesian Family Life Survey 5 / SAKERTI 2014. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan uji bivariat. Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan (p-value < 0,05) antara kejadian hipertensi dengan usia, wilayah tinggal, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, merokok, obesitas, dan depresi. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hipertensi dapat melalui kerjasama lintas sektor, seperti penguatan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yang memadai di area urban serta rural untuk menjaga pola hidup sehat. Kegiatan difokuskan kepada upaya surveilans berbasis masyarakat, meningkatkan screening/deteksi dini dengan menjangkau masyarakat melalui pemanfaatan kader dan tokoh-tokoh masyarakat.

Hypertension is one of the most common cardiovascular diseases. World Health Organization (WHO) estimated that in 2025 every year 9.4 million people will die from hypertension and its complications. This study aims to determine factors are associated with the incidence of hypertension in the Indonesian population. This research is a further analysis of the 2014 Indonesian Family Life Survey IFLS 5/SAKERTI 2014. The research methodology used in this study was cross-sectional with a bivariate test. Statistically, there is a significant relationship p-value <0.05 between the incidence of hypertension and age, area of ​​residence, level of education, physical activity, smoking, obesity, and depression. Efforts made to control hypertension can be through cross sectoral collaboration, such as strengthening adequate UKBM (Usaha Kesehatan Bersum berdaya Masyarakat) in urban and rural areas to maintain a healthy lifestyle. The activity focused on community based surveillance efforts, improving screening/early detection by reaching out to the community through the use of cadres and community leaders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Selvianita
"BBLR terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global. Laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi BBLR yaitu sebesar 35,3%. BBLR tidak hanya menjadi prediktor utama mortalitas dan morbiditas prenatal, tetapi BBLR juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat menentukan kondisi bayi yang dilahirkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kejadian BBLR di Indonesia. Desain penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BBLR. Responden penelitian sebanyak 5064 WUS yang mempunyai anak terakhir lahir hidup. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden (OR= 1,56; 95% CI= 1,25-1,74); status ekonomi keluarga (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); usia saat hamil (OR= 1,28; 95% CI= 1,08-1,51), paritas (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), usia kehamilan (OR= 4,59; 95% CI= 3,72-5,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), dan konsumsi TTD (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) dengan kejadian BBLR. Faktor yang paling dominan terhadap kejadian BBLR adalah usia kehamilan (p-value= < 0,001; OR= 4,61), usia kehamilan preterm memiliki peluang 4,61 kali terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, status ekonomi keluarga, dan paritas. Kolaborasi multisektoral sangat diperlukan dalam meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan meningkatkan status gizi ibu selama kehamilan.

Low Birth Weight (LBW) continues to be a significant public health problem globally. Indonesia Health Profile Report in 2019, the most common cause of neonatal death is LBW conditions, as much as 35.3%. LBW is not only a major predictor of prenatal mortality and morbidity, but LBW also increases the risk of non-communicable diseases such as diabetes and cardiovascular disease in later life. The condition of the mother before and during pregnancy greatly determines the condition of the baby is born. This study aims to determine the determinants of the incidence of LBW in Indonesia. The design of this study is cross sectional. This research is a quantitative study using secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014. Bivariate analysis using chi-square test. Multivariate analysis using multiple logistic regression to determine the factors that contribute to the incidence of LBW. Research subjects are 5064 eligible women who have the last child born alive. The results showed that there was a significant relationship between the respondent's education (OR= 1,56; 95% CI= 1,32-1,85); family economic status (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); maternal age (OR= 1,28; 95% CI= 1,08-1,51), parity (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), gestational age (OR= 4,59; 95% CI= 3,72-5,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), iron during pregnancy (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) with the incidence of LBW. The most dominant factor for the incidence of LBW is gestational age (p-value < 0,001; OR= 4,61), preterm gestational age has a 4.61 times chance of the incidence of LBW after being controlled by the variables of education, family economic status, and parity. Multisectoral collaboration is needed in increasing access to the use of antenatal care and improving the nutritional status of mothers during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Kurniati
"Obesitas merupakan permasalahan global yang semakin sering ditemukan diberbagai negara. Obesitas berkaitan erat dengan permasalahan penyakit tidak menular lainnya dan menyebabkan kematian pada 2,80 juta orang dewasa setiap tahunnya. Beberapa penelitian menemukan bahwa obesitas dapat disebabkan oleh status pertumbuhan individu pada usia dini. Sementara itu prevalensi obesitas saat dewasa di negara berkembang juga meningkat bersamaan dengan tingginya prevalensi kekurangan gizi pada masa anak-anak. Beberapa studi menunjukkan adanya fenomena catch up growth atau mengejar ketertinggalan pertumbuhan yang berdampak pada kelebihan gizi di masa depan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan status gizi stunting saat balita terhadap risiko obesitas saat dewasa di Indonesia berdasarkan analisis data Indonesia Family Life Survey tahun 1993 dan 2014. Desain penelitian adalah kohort retrospektif. Besar sampel yang digunakan adalah 588 sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status gizi stunting saat balita terhadap risiko obesitas saat dewasa (p=0,003). Hasil analisis multivariat juga menunjukkan bahwa responden dengan status gizi stunting saat balita cenderung 1,63 (95% CI 1,18-2,27) kali berisiko mengalami obesitas saat dewasa setelah dikontrol variabel riwayat obesitas ibu, jenis kelamin, berat badan lahir, dan daerah tempat tinggal. Perlu penguatan program gizi spesifik, seperti pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK). Selain itu adanya upaya penguatan edukasi pada remaja perempuan saat mulai memasuki masa pubertas, dengan cara mengkonsumsi makanan yang tinggi protein seperti telur, susu, daging, ikan, keju, kerang dan udang. Protein nabati juga dianjurkan untuk dikonsumsi seperti tempe, tahu dan kacang- kacangan.

Obesity is a global problem that is increasingly found in various countries. Obesity is closely related to other non-communicable disease problems and causes death in 2,80 million adults each year. Several studies have found that obesity is also caused by an individual growth status in early age. Meanwhile, the prevalence of obesity as adults in developing countries has also increased, the prevalence of malnutrition in childhood was high. Several studies have shown that there is a catch- up growth phenomenon that results in excess nutrition in the future. The purpose of this study was to determine the relationship between stunting in childhood to the risk of obesity in adulthood in Indonesia based on analysis of Indonesia Family Life Survey data in 1993 and 2014. We used a retrospective cohort study. The sample size was 588 respondents based on inclusion and exclusion criteria. The results showed that the nutritional status of stunting in children associated with the risk of obesity in adolescent (p=0,003). The results of the multivariate analysis also showed that respondents with stunting nutritional status in children tended to be 1,63 (95% CI 1,18-2,27) times at risk of developing obesity in adolescent after controlling for the variables of history of maternal obesity, sex, birth weight, and area of residence. It is necessary to strengthen specific nutrition programs, such as antenatal care examinations for pregnant women and provision of additional food for pregnant women with chronic energy deficiency. In addition, there are efforts to strengthen education for teenager when they start entering puberty, by consuming foods that consist of high protein such as eggs, milk, meat, fish, cheese, shellfish, and shrimp. Plant-based or nabati protein is also recommended for consumption such as tempe, tofu, and nuts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>