Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Creani Handayani
"ABSTRAK
Salah satu kendala dalam pemanfaatan sumberdaya laut di Indonesia adalah perubahan lingkungan yang terjadi akibat fenomena ENSO. Produksi ikan Cakalang Katsuwonus pelamis di perairan Malang Selatan mengalami fluktuasi akibat fenomena tersebut. Kurangnya informasi mengenai fenomena ENSO kepada nelayan menyebabkaan kurang maksimal dalam memanfaatkan produksi ikan Cakalang Katsuwonus pelamis pada fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak fenomena ENSO terhadap hasil tangkapan ikan Cakalang Katsuwonus pelamis . Parameter oseanografi yang diamati yaitu data suhu permukaan laut SPL serta klorofil-a dari citra MODIS. Metode yang digunakan dengan mengumpulkan data sekunder hasil tangkapan ikan Cakalang Katsuwonus pelamis serta suhu permukaan laut dan klorofil-a dari data citra satelit AQUA-MODIS level 3 dengan resolusi 4km selama ENSO yaitu tahun 2014-2016. Hasil penelitian ini menunjukkan Suhu Permukaan Laut SPL di perairan Malang Selatan berkisar antara 24.825-32.055 C. Southern Oscillation Index SOI menunjukan El-Nino kuat terjadi pada bulan Mei-Oktober 2015, La-Nina terjadi pada bulan Januari-April 2014 dan Normal terjadi pada tahun 2016. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh antara ENSO dengan SPL yang ditunjukkan dengan nilai determinasi R sebesar 0.133 dengan signifikansi sebesar 0,029 sehingga ada pengaruh variabel lain yang dapat mempengaruhi ENSO. Pada saat El-Nino tahun 2015 terjadi peningkatan hasil tangkapan ikan Cakalang Katsuwonus pelamis yang tinggi di perairan Malang Selatan pengaruh utamanya adalah akibat SPL lebih dingin, hal ini mengindikasikan bahwa perairan tersebut subur yang kaya akan nutrien. Dengan didukung kondisi perairan yang optimal pada saat El-Nino lokasi tersebut merupakan sumber pakan yang subur sehingga cocok untuk beberapa ikan pelagis besar, khususnya ikan Cakalang Katsuwonus pelamis .

ABSTRACT
One of the obstacles of the use of marine resources in Indonesia is the environtmental changes caused by ENSO. Skipjack tuna Katsuwonus pelamis production in South Malang waters had fluctuated because of the aforementioned phenomenon. The lack of information about ENSO phenomenon for fishermen caused the use of skipjack tuna is not quite optimum. This research aims to analyse the impact of ENSO phenomenon towards the Skipjack tuna Katsuwonus pelamis catches. The oceanographic analyzed parameters are the sea surface temperature SST and also chlorophyll a from Citra MODIS. The method used in this research is by collecting the secondary data of the Skipjack tuna Katsuwonus pelamis cathes and the sea surface temperature SST and chlorophyll a from AQUA MODIS Citra Satellite level 3 which resolution is 4 km during ENSO which was from 2014 to 2016. The result of the research shows that the sea surface temperature SST in South Malang waters was around 24.825 32.055 C. Southern Oscillation Index SOI shows that strong El Nino occurred in May October 2015, La Nina occurred in January April 2014 and normally occurred in 2016. The analysis result shows that there is an influence between ENSO and SST proven by the determination value R2 is 0,133 and the significance is 0,029 so that there is influence of other variables that could influence ENSO. When El Nino in 2015 occurred, the significant increase of Skipjack tuna Katsuwonus Pelamis catches occurred in South Malang Waters was mainly caused by Sea Surface Temperature SST was cooler, it indicates that the waters was fertile which was rich of nutrients. Being supported by this optimum waters condition in El Nino, this location was considered as the great woof so that it is beneficial for some of big pelagic fishes, especially Skipjack tuna Katsuwonus pelamis ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alimin
"Tingginya permintaan pasar terhadap ikan cakalang mengakibatkan aktivitas penangkapannya dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun sehingga dapat mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian yaitu mengetahui distribusi frekuensi panjang ikan cakalang secara temporal dan menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap purse seine pelagis besar di fishing ground Samudera Hindia bagian timur. Data yang digunakan adalah data panjang cagak ikan cakalang selama Januari s/d Desember 2016 yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Analisis data frekuensi panjang dilakukan dengan membandingkan sebaran individu ikan dalam bentuk histogram, dan analisis selektivitas dengan metode skoring berdasarkan komposisi hasil tangkapan, persentase hasil tangkapan layak tangkap dan membandingkan nilai Lc dan Lm.
Hasil penelitian menunjukkan pada bulan juli sampai oktober distribusi frekuensi panjang cagak cakalang terbanyak pada rentang kelas 40-45 cm dengan panjang rata-rata 43 cm atau diatas nilai Lm (42,9 cmFL). Sedangkan pada bulan november sampai juni distribusi frekuensi panjang cagak cakalang berada pada nilai dibawah nilai Lm. Panjang ikan cakalang pertama kali tertangkap (Lc) diperoleh nilai 40,83 cmFL dibawah nilai pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 42,9 cmFL. Hasil tangkapan utama purse seine pelagis besar selama penelitian yaitu ikan cakalang 42,6% dan hasil tangkapan sampingan sebesar 57,4%. Jumlah cakalang layak tangkap sebesar 26%, sehingga berdasarkan analisis selektivitas, selektivitas alat tangkap purse seine pelagis besar di perairan Samudera Hindia bagian timur memiliki selektivitas rendah.

The high market demand for skipjack tuna has resulted in its catching activities continuously throughout the year so can be threaten its sustainability. The objectives of this research are to know the temporal length frequency distribution of skipjack tuna and to analyze the level of selectivity of large pelagic purse seine in the Eastern Indian Ocean fishing ground. The data used were length data of skipjack tuna wich unloaded during January to December 2016 at Nizam Zachman Jakarta Fishing Port. Length frequency data analysis was done descriptively by comparing the distribution of individual fish in the form of histogram, whereas the selectivity analysis done by scoring method based on the catch composition, the capture catch percentage and compare the Lc and Lm values.
The results of this research showed that in July to October, highest distribution of the length frequency of skipjack tuna was in the 40-45 class range, with average length value was higher than Lm value of 43 cmFL and 42.9 cmFL, respectively. While from November until June, the length frequency distribution value of skipjack tuna was lower the Lm value. The skipjack tuna minimum length of caught (Lc) was lower than its minimum length of gonad mature (Lm) of 40.83 cmFL and 42.9 cmFL, respectively. The major catches of large pelagic purse seine during this research was skipjack tuna as much as 42.6%, and by-catch by 57.4%. The amount of catchable fish is 26%, so based on selectivity analysis, the selectivity of the large pelagic purse seine fishing gear in the waters of the East Indian Ocean has low selectivity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elhad Soumeru
"Tuna landed in 2014 reached a production of 1,093,537 tons and has a peak production in September amounted to 182 350 tonnes. temporal mapping potential areas of skipjack fishing aqua MODIS image, is thought to have optimum levels of arrest occurred in August which has a density of 25 214 mg/m3. This study aims to: (1) identify skipjack capture result; (2) Analyze distribution and variations chlorophyl-a and SST in spatial and temporal from Aqua Modis Imagery satelite; (3) Analyze the relationship and influence between Chlorophyl-a and SST to CPUE skipjack; (4)Mapping potential area of catching skipjack in Banda Sea waters and arround Maluku Province."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winnie Hertikawati
"Ikan cakalang merupakan salah satu sumberdaya ikan pelagis bernilai ekonomis yang didaratkan di PPN Palabuhanratu. Penelitian bertujuan mengetahui aspek biologi, status keberlanjutan pengelolaan, dan menyusun model dan strategi pengembangan pengelolaan secara berkelanjutan. Metode pengambilan sampel ikan cakalang secara acak terhadap kapal pancing tonda yang mendarat di PPN Palabuhanratu. Sedangkan untuk analisis status keberlanjutan menggunakan Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), dan untuk menyusun prioritas strategi menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (AHP). Aspek biologi menunjukkan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa ikan betina lebih banyak dari pada ikan jantan. Ikan cakalang yang tertangkap kebanyakan pada TKG III sebesar 42%, dimana telah mengalami pemijahan. Hasil analisis potensial lestari (MSY) sebesar 741.039 kg/tahun, fmsy = 1.392 unit dan CPUEopt adalah 532.050 kg/unit; Status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap ikan cakalang di PPN Palabuhanratu secara multidimensi dalam kondisi kurang berkelanjutan (nilai indeks 46,19). Strategi yang perlu dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah 1) Pengaturan alat bantu penangkapan ikan, 2) Penentuan selektivitas alat penangkapan ikan, 3) Pembatasan upaya penangkapan ikan, 4) Peningkatan kualitas SDM, 5) Pengaturan perubahan target tangkapan sementara sesuai musim, 6) Pengelolaan hasil tangkapan sampingan (by catch), 7) Peningkatan pengawasan penangkapan ikan, 8) Pengembangan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, 9) Meningkatkan nilai GDP, 10) Pengaturan kepemilikan sumberdaya, 11) Kebijakan dalam pengelolaan perikanan mempertimbangkan kearifan lokal nelayan setempat, 12) Meningkatkan Peran Sektor Perikanan, dan 13) Status konflik.

Skipjack tuna is one of the major pelagic fish resources which has economic value that landed on PPN Palabuhanratu. The research aims to determine the biological aspects, determine the status management of sustainability, and model and strategy of sustainability development management. Sampling methods is randomly collect the skipjacks tuna on the trolling ship that landed in PPN Palabuanratu. Moreover, in the purpose of analysis of sustainability status is using Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), to arrange the strategic priorities is using Analytical Hierarchy Process (AHP). Biological aspects show allometric growth pattern is negative. Sex ratio showed that female fish are more than the male fish. Tuna were caught mostly on TKG III by 42%, which has undergone spawning. The results of the analysis of the sustainable potential (MSY) is 741.039 kg/year, fmsy = 1.392 units and CPUEopt is 532.050 kg/unit. The status of sustainability management in multidimension point of view, skipjack tuna fisheries activities in PPN Palabuhanratu is less sustainable condition (index value of 46.19). The strategies that need to do based on priority scale are: 1) setting up the fishing tools, 2) Determination of the selectivity of fishing tools, 3) Restriction of fishing activities, 4) improving the quality of human resources, 5) Settip up the changes of temporary target catch according to season, 6) Management of side catches value (by catch), 7) Improving monitoring of fishing, 8) Developing of fishing tools that are environmentally friendly, 9) Increase the value of GDP, 10) Admission of resource ownership, 11) Policy in fisheries management that considering the value of local fishermes, 12) Increase the Role of Fisheries Sector, and 13) Status of conflict.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ashari
"Palabuhanratu merupakan lokasi penting bagi perikanan tangkap di daerah pantai selatan Jawa Barat. Salah satu hasil tangkapan yang dominan dan memiliki nilai ekonomis penting yang didaratkan di PPN Palabuhanratu yaitu ikan cakalang (Katsuwonus pelamis, 1758). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek penangkapan dan aspek biologi ikan cakalang. Aspek penangkapan meliputi; jenis alat tangkap, derah penangkapan, hasil per unit upaya, dan produksi. Aspek biologi meliputi; struktur panjang berat dan tingkat pemanfaatan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober ? Januari 2013. Sampling aspek penagkapan dengan observasi dan wawancara. Sampling aspek biologi dilakukan secara porposional pada tempat pendaratan ikan. Terdapat beberapa yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang antara lain; Jaring insang hanyut, payang dan pancing tonda. Pengoperasian alat ini dilakukan di sekitar rumpon. Terlihat dari data statistik perikanan PPN Palabuhanratu tahun 2005 - 2012 menunjukkan jumlah produksi penangkapan ikan cakalang mengalami penurunan setiap tahunnya sekitar 13,39%. Oleh karena itu diperlukan pengelolaannya yang lebih serius antara lain dengan suatu alternatif memperluas daerah penangkapan ke arah selatan perairan Samudera Hindia yang diperkirakan di Lintang 90 LS - 110 LS dengan bujur antara 1050 BT ? 1060 BT. Adapun hasil analisis hubungan panjang dan berat diperoleh persamaan W = aLb yang berarti pola pertumbuhan allometrik negartif terlihat bahwa p-value pada selang kepercayaan 95%, dan juga apabila pendapat Rothschial (1967) kita terapkan pada hasil penelitian maka ikan cakalang ini lebih dari setengahnya telah berukuran lebih dari 40 cm berarti ikan yang tertangkap telah mengalami pemijahan sebelum tertangkap oleh nelayan.

Palabuhanratu an important location for the fisheries on the south coast of West Java. One of the dominant catch and has an important economic value landed in PPN Palabuhanratu ie tuna (Katsuwonus pelamis Linnaeus, 1758). Fishery statistics PPN Palabuhanratu years 2005-2012 indicates the number of tuna fishing production has decreased about 13.39% annually. Therefore we need an alternative to expanding the capture area to the south of the Indian Ocean is estimated at Latitude 90 LS - 110 LS with longitude between 1050 BT - BT 1060. The linear regression analysis of the relationship length and weight to estimate patterns of growth and age estimation it is seen that the p-value is smaller at the 95% confidence interval, it can be obtained that tuna regeresi coefficient of the regression models above differ significantly on the real level 0.05. Thus indicating that the growth pattern of the landed tuna is negative allometric means that the length of the tuna faster than the growth of its weight, and also if the opinion Rothschial (1967) we apply the research results tuna is more than half have larger than 40 cm means the fish are.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo Budi
"Komoditas terbesar untuk produksi ikan di PPS Nizam Zachman pada tahun 2013-2015 adalah cakalang dengan rata-rata produksi 34.472,08 ton/tahun. Peningkatan intensitas penangkapan sumberdaya ikan akan memberikan dampak negatif berupa pengurangan stok dan penurunan produksi hasil tangkapan. Fokus utama penelitian adalah para nelayan kapal purse seine yang beroperasi di WPP 572 Samudera Hindia Barat Sumatera yang menangkap ikan cakalang serta mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zahman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kondisi aktual tingkat pemanfaatan, menganalisa standarisasi alat tangkap, merumuskan CPUE, dan tingkat keuntungan. Metode penelitian yaitu kuantitatif, dan studi kasus. Analisis fungsi produksi menggunakan Model Schaefer dan Model Fox.
Hasil standarisasi alat penangkapan ikan, alat tangkap purse seine lebih produktif dan efektif dibanding pemakaian alat rawai tuna dengan nilai FPI purse seine 1 dan rawai tuna 0,08. Nilai rata-rata upaya standar sebesar 917 upaya atau trip. Dari nilai hasil tangkapan didapat hasil CPUE standar rata-rata sebesar 24,69. Nilai produksi lestari penangkapan sebesar 180.884 ton, dengan EMSY senilai 19.185 trip dan TAC sebesar 144.707 ton. Tingkat pemanfaatan rata-rata masih dibawah jauh dari JTB yaitu 10 dari potensi model Fox dan 12,5 dari model Schaefer. Secara keseluruhan usaha penangkapan cakalang masih menguntungkan, yaitu 93,5 dari total responden mempunyai nilai BC ratio diatas 1 yaitu berkisar 1,01 ndash; 15,17 dan dinyatakan layak untuk diusahakan.

The largest commodity of fish production in PPS Nizam Zachman for 2013 2015 was skipjack with average production 34,472,08 ton year. The increasing intensity of captured fisheries resources gave a negative impact in stock reduction and decreased production of catches. The focus of this research was the purse seine vessel that has been operated in FMA 572 Indian Ocean West Sumatra that caught skipjack and landed at Nizam Zahman harbour. The purpose of this study was to evaluate the actual condition of skipjack resource utilization level, to analyze the standardization of fishing gear, and to formulate CPUE, also to analyze the level of skipjack tuna bussiness suistanability. This research was conducted by using quantitative research methods, based on case study. Analysis on sustainable capture fisheries production function used by Schaefer Model and Fox Model.
The result of standardization of fishing gear show purse seine fishing gear was more productive and effective than the use of tuna longline tools with the value of FPI purse seine 1 and long line 0.08. The standard effort average value was 917 effort or trips. From the catch value obtained the result of CPUE average standard was 24.69. The value of sustainable tuna fishing production in FMA 572 landed at PPS Nizam Zachman was 180,884 tons, with EMSY worth 19,185 trips and TAC of 144,707 tons. The level of skipjack resource utilization was still below the average of TAC which was 10 of the potential Fox model and 12.5 of the Schaefer model. Overall skipjack fishing business was still profitable, that was 93.5 of the total respondents had a value of BC ratio above 1, which had ranged from 1.01 to 15.17 it was declared feasible to bussines.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Adriansyah
"Kabupaten Sumedang terletak pada Provinsi Jawa Barat dengan iklim muson tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim ENSO, dan ENSO juga menyebabkan terjadinya fenomena El Nino dan La Nina. Berdasarkan pada nilai Southern Oscillation Index (SOI) periode tahun 2000-2020, terindikasi bahwa terjadi El Nino pada 5 tahun yang berbeda dengan klasifikasi yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh fenomena El-Nino Southern Oscillation serta dampaknya terhadap DAS Cimanuk Hulu di Kabupaten Sumedang, serta menganalisis pengaruh kekeringan meteorologis akibat El Nino dan La Nina terhadap sektor pertanian dan penduduk di Kabupaten Sumedang. Data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan dari stasiun pengamat curah hujan Kabupaten Sumedang, data curah hujan bulanan CHIRPS sebagai pengisi kekosongan data hujan bulanan stasiun curah hujan, serta data nilai SOI yang bersumber dari Australian Bureau of Meteorology. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Standardized Precipitation Index (SPI), interpolasi, analisis statistik, analisis spasial, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa El Nino pada nilai SOI memiliki hubungan kuat dan berbanding lurus dengan kekeringan pada nilai SPI. Pada periode tahun 2000-2020, kekeringan meteorologis akibat ENSO di Kabupaten Sumedang terjadi pada tahun 2002, 2005, 2007, 2015, dan 2019. Kekeringan terluas terjadi pada Bulan Juli-September tahun 2007 dengan 86,29% wilayah Kabupaten Sumedang.

Sumedang Regency is located in West Java Province with a Monsoon tropical climate which is very sensitive to climate anomalies ENSO, and ENSO also causes phenomena El Nino and La Nina. Based on the Southern Oscillation Index (SOI) value for the period 2000-2020, it is indicated that El Nino occurred in 5 different years with different classifications. This study aims to identify the effect of the phenomenon El-Nino Southern Oscillation and its impact on the Upper Cimanuk Watershed in Sumedang Regency, and to analyze the effects of meteorological drought due to El Nino and La Nina on the agricultural sector and population in Sumedang Regency. The data needed and used in this study are monthly rainfall data from the Sumedang Regency rainfall observer station,monthly rainfall data CHIRPS as a filler for monthly rainfall data for rainfall stations, and SOI value data sourced from the Australian Bureau of Meteorology. The method used in this research is the method Standardized Precipitation Index (SPI), interpolation, statistical analysis, spatial analysis, and descriptive analysis. The results showed that El Nino at the SOI value had a strong relationship and was directly proportional to drought at the SPI value. In the 2000-2020 period, meteorological drought due to ENSO in Sumedang District occurred in 2002, 2005, 2007, 2015, and 2019. The widest drought occurred in July-September 2007 with 86.29% of the Sumedang Regency area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jon Arifian
"Data kondisi batas laut-atmosfer dari NCEP/NCAR reanalysis periode 1974-2002 telah dijadikan masukan bagi simulasi model laut global MPIOM untuk wilayah regional perairan Indonesia tepatnya di jalur Arlindo. Studi ini menggunakan sistem model dengan grid curvilinier dengan dua kutub di wilayah China dan Australia. Model mensimulasi variabilitas thermohaline dan transport pada jalur Arlindo dan focus pada enam kanal utama di jalur Arlindo yang mewakili jalur masuk dan keluar utama (Selat Makassar, Lifamatola, Halmahera, Lombok, Ombai dan Timor).
Hasil validasi variabilitas temperatur dan volume transport hasil simulasi di jalur Arlindo di selat Makassar memiliki nilai korelasi berturut-turut 0.88 dan 0.71 dengan data observasi in-situ selama periode El- Niño (Januari 1997-Februari 1998). Variabilitas interannual temperatur dan salinitas di enam kanal menunjukkan bahwa lapisan thermocline (antara 47-220 meter) memiliki korelasi paling kuat dengan indeks ENSO, dibandingkan lapisan permukaan dan laut dalam. Korelasi temperatur dan salinitas dengan SOI dimajukan satu bulan tertinggi terjadi di selat Lifamatola (0.77) dan SOI dimajukan dua bulan tertinggi terjadi di selat Makassar (0.74).
Hasil simulasi di selat Makassar menunjukkan bahwa volume transport terbesar terjadi di lapisan 100-385 meter. Variabilitas transport mengikuti episode ENSO dengan transport maksimum pada periode La-Niña dan transport minumum pada periode El-Niño. Rata-rata volume transport di jalur Arlindo pada periode 1974-2002 menunjukkan bahwa nilai terbesar terjadi di selat Makassar, yaitu 9.8 Sv, kemudian selat Lifamatol 5.5 Sv dan selat Halmahera 1.5 Sv. Sementara itu di tiga kanal keluar, rata-rata volume transport bulanan masing-masing adalah selat Lombok 2.4 Sv, selat Ombai 5.7 Sv dan laut Timor sebesar 10.5 Sv.

Climatic boundary forcing fields from NCEP/NCAR re-analyses for a period between 1974 to 2002 were used as the major input forcing from atmosphere to drive the global ocean model MPIOM for the Indonesian archipelago focusing over the Indonesian Throughflow (ITF) region. This study applies a special model grid with curvilinear grid system that uses bipolar over Australian and China. The model simulates thermohaline and current variabilities within major ITF passages that represents three major inlets (Makassar, Lifamatola and Halmahera Straits) and three major outlets (Lombok, Ombai and Timor Straits).
The model result validation using temperature and volume transport from the Arlindo Project gives a correlation of 0.88 and 0.71, respectively, over the Makassar Strait. The Arlindo project installed mooring buoy between January 2007 to February 2008 month or during a strong El-Niño 1997/1998. The interannual temperature and salinity variabilities in six major passages show that the thermocline (between 47 to 220 meter) has significant and better correlation with the ENSO index than the surface and deep ocean levels. Correlations of the temperature and salinity against SOI index reach the highest when time lag of one-two month is applied over the Lifamatola Strait (0.77) and over Makassar Strait (0.74).
The result of simulation indicates that the largest volume transport occurs at depth of 100-385 meter. Volume transport variability follows the ENSO episodes with maximum during La-Niña and minimum during El-Niño. The average volume transport in Arlindo during the period of 1974?2002 shows that the largest volume transport occur in the Makassar strait 9.8 Sv, then the Lifamatola 5.5 Sv and the Halmahera 1.5 Sv.Meanwhile in the major outlets, average monthly volume transport in the Lombok, Ombai and Timor Straits are 2.4, 5.7 and 10.5 Sv, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Skipjack tuna is an important species targeting by pole and line fishery in Bone Bay. The distribution and abundance of this species tended to aggregate to the preferred bio-physical environments. To describe the short term relationship between skipjack tuna and oceanographic conditions and to visualize the predicted high catch areas, remotely sensed satellite based-oceanographic sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a together fisheries data were used. Results indicated that the highest skipjack CPUEs were mainly found in coastal areas of Palopo and Kolaka both in 2007 and in 2009 during the period of study. The high tuna concentrations corresponded well with chlorophyll-a of 0.15-0.40 mg mg-3 and SST of 29.0-31.5 °C. The preferred ranges provide a good indicator for initially detecting potential skipjack fishing grounds. This study suggested that thermal and chlorophyll fronts as well as upwelling may important mechanisms in explaining the temporal and spatial dynamics of skipjack tuna distribution and abundance in Bone Bay."
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Cassanovia
"Produksi ikan cakalang di PPN Palabuhanratu mencapai 34,92, tuna mata besar 30,66 , madidihang 26,74 dan albakora 7,66. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh klorofil-a dan SPL terhadap hasil tangkapan cakalang dan mengidentifikasi daerah potensial penangkapan cakalang di perairan Barat daya Palabuhanratu. Lokasi penelitian pada koordinat 06o 30,0 39; S - 07o 40,0 39; S dan bujur 105o 00 39;,0 T - 107o 00,0 39; T. Data yang digunakan citra SPL dan klorofil-a dari satelit Aqua MODIS melalui software SeaDAS, kemudian data CPUE cakalang dari PPN Palabuhanratu 2005-2011. Analisis data menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan sebaran SPL di perairan barat daya Palabuhanratu antara 23,81oC -29,40°C, rata-rata 27,70°C dengan suhu optimum 27,27 -29,35°C. Konsentrasi bulanan klorofil-a antara 0,001 mg/m3 - 4,835 mg/m3, rata-rata 0,623 mg/m3 dan optimum 0,190 - 0,648 mg/m3. Hasil regresi berganda menunjukan hubungan SPL dan klorofil-a terhadap CPUE cakalang positif 19,5 artinya sangat lemah. Variabel SPL dan klorofil-a secara parsial dan simultan tidak mempengaruhi CPUE cakalang hanya 3,80.
Peta daerah penangkapan ikan cakalang potensial berdasarkan parameter SPL dan klorofil-a terjadi pada musim peralihan Barat ke Timur April-Mei hingga pertengahan musim Timur Juni-Juli dan puncaknya terjadi bulan Mei. Secara spasial daerah penangkapan potensial cakalang berada di mulut Teluk Palabuhanratu, selatan Ujung genteng dan tenggara Tanjung Sodong.

Production of skipjack in Palabuhanratu fishing port reached 34.92 , 30.66 bigeye tuna, yellowfin tuna 26.74 and Albakora 7.66. The research objective analyzed the influence of chlorophyll a and SPL to skipjack CPUE and identify of potential fishing ground mapping of skipjack in the southwestern Palabuhanratu waters. Latitude position at 06o 30.0 39 S 07o 40.0 39 S and longitude 105o 00 39, 0 T 107o 00.0 39 T. Data were used in the SPL and chlorophyll a from MODIS Aqua satellite through SeaDAS software, then skipjack CPUE data from Palabuhanratu 2005 2011 . Analysis of data using multiple regression.
The results showed the distribution of SPL in southwest Palabuhanratu waters between 23,81°C 29,40°C, average 27,70°C with optimum temperature 27,27 29,35oC. Monthly chlorophyll a concentration of between 0.001 mg m3 4.835 mg m3, an average of 0.623 mg m3 and optimum 0.190 to 0.648 mg m3. The results of multiple regression analysis shows the relationship SPL and chlorophyll a of skipjack CPUE 19.5 means that very low. Variable SPL and chlorophyll a partial and simultan does not influence to skipjack CPUE only 3.80.
Potential fishing ground mapping based on parameters of the SPL and chlorophyll a transition the west to the east season April May to middle east season June July and the peak occurred in May. Spatially potential skipjack fishing ground at the mouth of the Palabuhanratu bay, southern of Ujung genteng and southeast of Tanjung Sodong.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T49568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>