Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Mian Karlina
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang konsep partisipatoris yang dapat dikembangkan di Pusat Peragaan Iptek PP-IPTEK , Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Penelitian ini dilatarbelakangi pada pergeseran paradigma museum yang semula berorientasi pada pelestarian koleksi menjadi museum yang berorientasi pada pengunjung yang sesuai dengan penerapan konsep Museologi Baru, dimana keterlibatan masyarakat sangat penting untuk diterapkan. Selain itu, pengunjung PP-IPTEK yang masih terbatas pada kelompok pelajar atau sekolah menjadi permasalahan mengapa penelitian ini dilakukan. Sebagai science center, PP-IPTEK perlu melakukan perubahan dan pengembangan layanan yang berorientasi pada kebutuhan pengunjung atau masyarakat. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep keterlibatan masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan oleh PP-IPTEK, sehingga masyarakat mempunyai peran yang lebih besar dan bukan hanya sebagai pengguna layanan saja, yakni peragaan dan program sains yang merupakan fokus pada penelitian ini. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui kajian pustaka, observasi lapangan dan diskusi terbatas dengan pakar science center dan museologi. Penelitian ini menggunakan konsep partisipatori yang dikemukakan oleh Nina Simon 2010 . Simon menggunakan 4 empat model partisipatori untuk pengembangan di museum, yakni Contributory, Collaborative, Co-creative dan Hosted. Keempat model tersebut memberikan ruang dan peran masyarakat di level yang berbeda. Dalam menerapkan keempat model ini, masyarakat dapat ikut menciptakan Create , berbagi pemikiran dan keterampilan Share bersama dengan museum dan partisipan lainnya dan mensosialisasikan apa yang telah didapat oleh mereka kepada teman lainnya Connect . Dalam menerapkan masing-masing model partisipatori, PP-IPTEK dapat memenuhi beberapa tujuan dari 5 lima tujuan yang akan dicapai, yakni: menarik dan mendidik pengunjung sekolah, menarik pengunjung umum, meningkatkan keterampilan dan inovasi pengunjung, meningkatkan keterlibatan stakeholder, dan mengumpulkan informasi atau masukan pengunjung. Diharapkan dengan diterapkannya konsep partisipatori di PP-IPTEK dapat meningkatkan citra dan kinerja layanan kedepannya.

ABSTRACT
This thesis discusses the concept of participatory that can developed in science center Pusat Peragaan Iptek PP IPTEK , Ministry of Research, Technology, and Higher Education. This research is based on the paradigm shift of the originally museum oriented in the collection preservation into a visitor oriented museum in accordance with the application of the new museology concept, where the involvement of the community is very important to be applied. In addition, PP IPTEK visitors who are still limited by students or schools group is the problems of this research. As a science center, PP IPTEK needs changes and developing their services that are oriented to the needs of the visitors or public. Therefore, a concept of community involvement in PP IPTEK activities are required, so the community has a bigger roles and not just as a user, ie the exhibits and science program which are the focus of this research. The methodology of this research use qualitative approach through literature review, field observation and limited discussion with experts in science center and museology. This research use Nina Simon 2010 participatory concept for museum development, which are Contribution, Collaborative, Co creative and Hosted. The four participatory models provide space and big roles of the community at different levels. In applying these four participatory models, the community can create exhibits and public programs Create , share their ideas and skills together with museums and other participants Share and socialize what they learned to other friends Connect . In applying each participatory models, PP IPTEK can meet several objectives from 5 five objectives to be achieved, ie attracting and educating school visitors, attracting public visitors, improving visitor rsquo s skills and innovation, increasing stakeholder involvement, and collecting visitor information or input. Developing the participatory concept in PP IPTEK, it expected will improve PP IPTEK rsquo s image and services performance in the future. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Purnomo
"Tesis ini membahas tentang konsep ekshibisi sebagai fungsi utama dalam Science Center sebagai salah satu sarana edukasi mengenai sains dan teknologi kepada masyarakat dan utamanya generasi muda. Lokasi penelitian adalah Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) yang bertempat di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Analisis penelitian ini ditinjau dari sudut pandang teori museologi baru, Science Center dan pendidikan museum.
Hasil analisis menunjukkan bahwa PP-IPTEK sejak awal pendiriannya sudah memfokuskan diri pada edukasi generasi muda dan masyarakatnya mengenai sains dan teknologi melalui aktivitas yang bersifat interaktif. Namun demikian, ekshibisi PP-IPTEK masih belum sepenuhnya menggunakan konsep Science Center dan museologi baru secara utuh. Masih ditemukan beberapa kelemahan dari segi visi-misi, struktur organisasi, kuratorial, tema ekshibisi, interaktifitas ekshibisi, informasi pameran, validasi ekshibisi dan sarana yang bersifat pendidikan lainnya. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan konsep ekshibisi PP-IPTEK sebagai sebuah Science Center.

This thesis discusses the concept of exhibitions as a major function in the Science Center. Exhibitions are one of the main tools for science and technology education for the community and particularly the younger generation. The research location is Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) which is located in the tourist area of ​​Taman Mini Indonesia Indah (TMII). This research is a qualitative descriptive study. This study analyzes exhibitions from three theoretical approaches: new museology, science center museum education.
The results show that since its establishment, PP-IPTEK has been focused on the education of young generation and the community concerning science and technology through interactive activities. Nevertheless, PP-IPTEK exhibitions are still not fully using the concept of the science center and new museology as well. There are some weaknesses were found in terms of vision, mission, organizational structure, curatorial, exhibition themes, interactivity of exhibitions, exhibition information, exhibition validation and other education tools. The results and analysis are used to improve and develop exhibition concept of PP-IPTEK as a science center."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Sa`Adiah
"Tesis ini membahas tentang konsep edukasi di Museum Fauna Indonesia Komodo Taman Mini "Indonesia Indah". Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Bagaimana mengembangkan konsep edukasi melalui penerapan museologi baru yang didasarkan kepada teori edukasi konstruktivis. Konsep ini belum pernah diaplikasikan di MFIK & TR. Di era museum baru teori konstruktivis dapat diterapkan karena kini museum tidak hanya berperan sebagai sumber pengetahuan tetapi berkembang menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran bagi semua pengunjungnya. Konsep pembelajaran konstruktivis akan membangun pengetahuan dan pemahaman pengunjung dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

This thesis discusses the concept of education in Komodo Indonesian Fauna Museum and Reptile Park Taman Mini "Indonesia Indah". This research is a descriptive study with qualitative approach. How to develop a concept of education through the implementation of new museology is based on constructivist educational theory. This concept has never been applied in MFIK & TR. In the era of the new museum constructivist theory can be applied because the museum is now not only serves as a source of knowledge but it evolve into a facilitator in the learning process for all of its visitors. Constructivist learning concept will build knowledge and understanding for visitors from various different viewpoints."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yunani
"Dalam rumusan yang diberikan ICOM museum berfungsi sebagai lembaga penelitian. kata "the tangible and intangible", merupakan penekanan tentang aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelestarian bukti-bukti manusia dan lingkungannya. dalam melakukan research (penelitian), keterlibatan masyarakat sangat diperlukan sebagai sumber awal penelitian, sebagai pemilik benda pamer, untuk dilakukan penelitian terhadap nilai (value) yang terkandung pada benda pamer yang dikaitkan dengan pengembangan kekinian yang terjadi pada masyarakat. artinya bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, menjadi subjek pokok pada pengelolaan museum (public service). dari masyarakat oleh masyarakat sehingga museum dalam operasionalnya tidak lagi eksklusif, tetapi menjadi inklusif.
Museum inklusif adalah museum yang berorientasi kepada masyarakat dan keragamannya dalam pencapaian target pengunjung. pengunjung museum sangat dianggap penting sebagaimana pentingnya museum dalam menentukan isi dan materi sebuah pameran. museum bergantung pelayanannya kepada jumlah pengunjung yang datang (kualitas kunjungan), keragaman jenis, laki-laki dan perempuan, serta keragaman kemampuan yaitu pengunjung yang memiliki kemampuan dalam melakukan kunjungan (sehat secara fisik) maupun pengunjung yang memiliki keterbatasan kemampuan (penyandang cacat). museum tidak mhanya menampilkan hal- hal yang unik dan menarik saja, akan tetapi museum dapat menjaring pengunjung secara beragam, baik tempat/wilayah, fisik, intelektual, maupun emosional. jadi museum inklusif adalah museum yang senantiasa melibatkan pengunjung dalam melakukan berbagai kegiatannya ( participation, representation, dan access) baik program maupun penyajiannya yang berbasis kepada sosial masyarakat.

In the ICOM formula, the museum provided as a research institution. the word "the tangible and intangible", is an emphasis on aspects that need to be considered in efforts to preserve human evidence and the environment. in conducting research (research), community involvement is needed as an initial source of research, as the owner of exhibit objects, to do research on the values ​​contained in exhibit objects that are associated with the development of the present that occurs in society. it means that everything related to society becomes the main subject in museum management (public service). from the community by the community so that the museum in its operations is no longer exclusive, but becomes inclusive.
Inclusive museum is a community-oriented museum and its diversity in achieving the target visitors. museum visitors are considered very important as the importance of the museum in determining the contents and material of an exhibition. The museum depends on its service to the number of visitors (quality of visits), species diversity, men and women, as well as the diversity of abilities, namely visitors who have the ability to make visits (physically fit) and visitors who have limited ability (disabled). The museum does not only display unique and interesting things, but museums can attract visitors in a variety of places, both in place, physical, intellectual, and emotional. so an inclusive museum is a museum that always involves visitors in carrying out various activities (participation, representation, and access) both social and community-based programs and presentations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28566
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Woo, Kyu Sung
Gloucester: Rockport Publishers, 1999
727.6 WOO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alwan Hadi
"Tesis ini membahas tentang pertambangan timah yang ada di Pulau Belitung. Menggunakan kebudayaan materi yang berasal dari sisa aktivitas industri pertambangan timah yang berkembang di Pulau Belitung sejak tahun 1852. Museum sebagai sebuah lembaga mempunyai kewajiban untuk melayani masyarakat dan mengkomunikasikan benda budaya serta lingkungannya untuk kepentingan pendidikan dan kesenangan. Melalui konsep open-air museum di kawasan pertambangan timah, masyarakat Pulau Belitung akan mengetahui tentang perubahan sosial budaya serta pertambangan timah sebagai memori kolektif masyarakat Pulau Belitung. Informasi mengenai kebudayaan materi yang disampaikan kepada masyarakat adalah kebudayaan materi yang telah diberikan pemaknaan.

This thesis discusses the existing tin mining island of Belitung. Using material culture derived from the residual activity of the tin mining industry that flourished in Belitung Island since 1852. Museum as an institution has an obligation to serve the public and communicating material culture and its environment for the purposes of education and enjoyment. Through the concept of open-air museum in the tin mining island of Belitung people will know about the culture and social change in tin mining island of Belitung people's, as collective memory. Information about the material culture presented to the public is the material culture that has been given meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saufika Fuadianti
"Museum adalah tempat dimana kita dapat mengetahui kultur sebuah wilayah. Pameran adalah media museum untuk mengkomunikasikan kulturnya. Pameran museum pada umumnya menggunakan media visual untuk mengkomunikasikan informasinya, seperti memperlihatkan koleksinya pada kotak-kotak kaca, menggunakan layar LED, proyeksi
visual, dan lainnya. Sehingga dengan media- media visual tersebut, pengunjung tunanetra seringkali tidak dapat menikmatinya. Pengunjung tunanetra sering sekali merasa tidak dianggap ketika mengunjungi museum karena terlalu banyak halangan untuk mereka dapat memahami informasi dari pameran. Lalu bagaimana pameran museum dapat menjadi inklusif dan informatif bagi pengunjung tunanetra? Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mempelajari media-media yang dibutuhkan pameran museum untuk dapat memberikan informasi kepada pengunjung tunanetra dengan melakukan studi kasus di Museum Bank Indonesia.

Museum is a place where we can learn about culture of a place. In communicating their culture, museums relies on its exhibition. Museum exhibitions mostly use visual media in communicating its information--they store their collections inside glass boxes, use LED screens, visual projections, and so on--made the visually impaired visitors cannot enjoy the exhibitions. Visually impaired visitors often feel left out in terms of visiting museums because there’s too much barrier for them to get the informations. Then how museums can be adapted to be more inclusive to people with visual disability? The purpose of my writing is to investigate how one of museum exhibition in Indonesia, Museum Bank Indonesia, able to give information to visually impaired visitors and give recommendations for its exhibition design to become an informative exhibition for visually impaired visitors"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ahmadi
"Tesis ini membahas tentang pelestarian kearifan lokal yang merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Sulawesi Tenggara yang kini nilai-nilainya mulai terkikis era globalisasi.Museum berperan untuk melestarikan melalui fungsi dasarnya yakni penelitian, preservasi dan komunikasi.Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan new museology yang terus berkembangseiring zaman, melalui tahapan pengumpulan data, analisis data dan pembahasan.Dari hasil penelitian mampu mengidentifikasi bahwa Museum Negeri Provinsi Sulewesi Tenggara dalam menjalankan misinya masih berorientasi pada benda dan belum berorientasi pada warisan budaya tak benda sebagai fokus new museology.Oleh karena itu, diperlukan informasi makna atau nilai-nilai memori kolektif dapat disajikan melalui pameran di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara.

This thesis discusses the preservation of local wisdom is a part of the culture of the people of Southeast Sulawesi which now values began to erode the era of globalization. Museum acts to preserve through the basic functions of research, preservation and communication. This research is a qualitative descriptive study new museology approaches that continue to evolve over time, through the stages of data collection, data analysis and discussion. From the results of this study identified that the Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara still in its missionoriented object-oriented and yet intangible cultural heritage as a focus of new museology. Therefore, the required information or the meaning of collective memory values can be presented through the exhibition in the Museum Negeri
Provinsi Sulawesi Tenggara.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mexico: Miguel Galas, 1970
069.5 SAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edwards, Edward
Routledge: Thoemmes Press, 1996
R 069 Edw l II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>