Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raditya
"ABSTRAK
Penelitian Perancangan ini ditulis sebagai upaya menunjukkan bahwa kegiatan ber-pasar merupakan kegiatan yang terjadi pada ruang kota, tidak hanya di dalam bangunan pasar semata. Tulisan ini akan fokus pada pola ruang yang dibentuk oleh pedagang yang beraktivitas di sekitar pasar tradisional yang dirancang dengan perencanaan modern. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lapangan untuk mengetahui informasi mikro mengenai pola dan proses perdagangan yang berhubungan dengan keruangan. Temuan utama dari penelitian ini adalah adanya perbedaan pola ruang pasar antara perdagangan tradisional dengan perdagangan modern. Pola perdagangan yang terjadi pada kawasan pasar membutuhkan ruang yang dapat mengakomodasi kegiatan pasar baik tradisional maupun modern untuk dapat di terapkan di dalam proses perancangan.

ABSTRACT
This design research was conducted as an initial effort to show that the economic activities in a market are activities that occur in an urban space and not just in a building. This paper was focused on the spatial pattern created by the merchants who stationed around the modernized traditional market. The research used Field Observation method to find micro information regarding the trading patterns and process related to their spatial aspect. The main finding of this research was the difference between the traditional trading pattern and the modern one. The trading patterns created in the market area require a space that can accommodate both traditional or modern market activities so it could be applied into the design process. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T32608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Kurniati
"ABSTRAK
Kegagalan dalam pembentukan karakter ruang perkotaan menghasilkan kekurangan makna yang dapat memberikan kesan sebagai daya tarik masyarakat terhadap ruang perkotaan. Perubahan cenderung menggambarkan kemajuan, yang mencerimkan modernitas dalam mengedepankan inovasi perencanaan. Penelitian ini berkontribusi memberikan gambaran perkembangan perkotaan yang di pengaruhi oleh Sungai Batanghari di Jambi. Perkembangan perkotaan pada awalnya di pengaruhi oleh pendatang dengan menggunakan transportasi air di Jambi. Pendatang tersebut kemudian tinggal dan berdagang di Daerah Aliran Sungai Batanghari. Para pendatang ini secara tidak langsung membentuk pertumbuhan permukiman di sekitar Sungai Batanghari. Seiring dengan perkembangan masyarakat, kini kehidupan di sekitar Sungai Batanghari tidak lagi mencerminkan kehidupan masyarakat yang bergantung dengan Sungai Batanghari. Hal ini terlihat dari orientasi pembangunan membelakangi Sungai Batanghari. Penelitian ini memerlukan tahapan identifikasi wawancara yang tahapannya tidak dapat dinyatakan secara numerik. Naratif masyarakat menjadi kunci dalam proses penelitian ini, terhadap fenomena sosial di ruang jalur perbelanjaan di Jambi. Hasil penelitian ini menemukan pada kawasan perdagangan belum dapat menciptakan narasi yang di pengaruhi oleh kebudayaan setempat pada ruang perkotaan. Perkembangan kawasan perdagangan di sekitar Sungai Batanghari yang cepat menyebabkan ruang perbelanjaan di perkotaan bertransformasi mulai dari bentuk fisik dan pola kebiasaan masyarakat. Transformasi ini, menyebabkan kenangan masyarakat terhadap ruang perkotaan yang hidup dan bergantung pada Sungai Batanghari mulai berkurang. Oleh karena itu, mengembalikan kebiasaan yang berbudaya untuk mengaktifkan kembali minat masyarakat terhadap ruang perkotaan menjadi suatu hal yang penting. Pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana cara merancang kawasan perbelanjaan yang dapat mengembalikan memori kolektif masyarakat Jambi pada ruang perkotaan?

ABSTRACT
Failure in the formation of urban space character results in a lack of meaning that can give the impression that could attract people to an urban space. Change usually describes progress which reflects modernity in promoting innovation in planning. This study aimed to provide an overview of urban developments that are affected by the Batanghari River in Jambi. Urban development was initially influenced by newcomers who used water transportation in Jambi. The newcomer then lived and traded in the Batanghari River Basin. These newcomers indirectly shaped the growth of settlements around the Batanghari River. Along with the development of society, nowadays the life of the people around the Batanghari River no longer depends on it. This can be seen from the orientation of the buildings that turn their back towards the Batanghari River. This study required an interview identification stage that cannot be expressed numerically. Community narratives are the key in this research process in regard to social phenomena that occur on the shopping street in Jambi. The results of this study found that the trading area has not been able to create narratives that are influenced by local culture in urban space. The rapid development of the trading area around the Batanghari River has caused urban shopping spaces to transform from the physical form to the habits of the people thus diminishing the memories of the people about the urban space that lives and depends on the Batanghari River. Therefore, rebuilding the cultural habit to re engage people 39 s interest in urban space becomes an important subject. The question asked in this study was how to design a shopping area that can restore the collective memory of the Jambi rsquo s people in urban space "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Alyani
"ABSTRAK
Banyaknya literatur, perbincangan, kegiatan-kegiatan dan komunitas yang berfokus membahas mengenai masa lalu kawasan perkotaan mendorong masyarakat urban untuk mencari tahu lebih dalam dan mendapat kembali (retrieve) memori kolektif akan hal tersebut. Memori kolektif yang membentuk urban memory inilah yang nantinya menjadi salah satu unsur sangat berpengaruh pada pembentukan karakter sebuah ruang perkotaan. Bermula sejak terbentuknya Weltevreden pada awal abad ke-18 sebagai kawasan eksklusif untuk masyarakat Eropa, kemudian diberlakukannya sistem politik etnis oleh pemerintah kolonial Belanda yang membagi masyarakat etnis Tionghoa, pribumi, dan Eropa dengan fungsi tertentu turut mempengaruhi terbentuknya karakter ruang kota di Kawasan Pasar Baru. Isu-isu akulturasi budaya, segregasi ruang, atmosfer multietnis, modernisasi hingga sayembara dan penetapan bangunan cagar budaya merupakan citra urban memory dari Kawasan Pasar Baru Jakarta. Hal-hal tersebutlah yang menarik perhatian saya untuk mengajukan gagasan mengenai representasi urban memory dalam ranah perancangan ruang perkotaan. Tesis ini menggunakan metode berupa interpretasi sejarah dan penelusuran tipomorfologi untuk kemudian ditetapkan periodisasi tertentu sebagai batasan representasi. Melalui hal tersebut diharapkan Kawasan Pasar Baru dapat menjadi sebuah situs mnemonic bagi masyarakat urban khususnya generasi tua warga Jakarta yang terkait.

ABSTRACT
The amount of literatures, conversations, communities, and activities that focus on discussing the past of urban area encourage urban people to find out more and retrieve its collective memory. Collective memory that build up urban memory is one of the very influential elements in shaping the character of an urban space. Starting since the formation of Weltevreden in the early 18th century as an exclusive area for the people of Europe, then the implementation of ethnic politics system by the Dutch colonial government that divides the ethnic Chinese community, indigenous, and Europe with specific functions also influence the character formation of the urban space in the Pasar Baru area. Issues of acculturation, segregation, multiethnic atmosphere, modernization, competition and the establishment of cultural heritage buildings are an image of urban memory in Pasar Baru Jakarta. The things is exactly what attracted me to put forward the idea of ​​the representation of urban memory in the realm of urban design. Through the interpretation of history and typomorphology analysis in particular periodization which is then reconstructed on its significance expected Pasar Baru as a mnemonic site for the urban community, especially the older concerned generation of Jakarta residents.
"
2016
T45296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Patricia K.
London, New York: Routledge, Taylor & Francis Group, 2017
307.760 9 WOO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Routledge, 2018
307.76 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mayana Fitri
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana optimisasi jumlah angkutan umum perkotaan pada suatu rute dilakukan menggunakan metode Integer Linear Programming. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan juga mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Model yang digunakan merujuk kepada model penelitian yang telah dibangun oleh Alkheder et al., 2018, dengan menyesuaikan kondisi objek penelitian. Variabel yang digunakan merupakan variabel yang berkaitan dengan tingkat pelayanan angkutan umum, dengan permintaan yang ada pada saat jam sibuk.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, perlu adanya pengurangan angkutan umum yang sudah ada, dengan frekuensi per jam yang telah ditetapkan. Kuantitas optimal yang didapatkan merupakan kuantitas optimal untuk jam sibuk, yang sudah memenuhi syarat untuk melayani penumpang di jam tidak sibuk.

This study discusses about how to optimize bus quantity that is used as urban transport. As the problem constructed is about optimization, Integer Linear Programming is chosen to be the method for this study. The purpose of this study is to decrease the quantity of bus based on demand and certain constraints made by observing the object of this study, thus will decrease total cost in each route based on the length of them.
This study was conducted with case study design to apply and modify Alkheder et al., 2018 model through observation results. The variables involved in this study are about service level given by the operator of bus and the demand in each route.
This study found that a decrease in bus quantity is a must to match the demand with certain standard frequency. The optimal quantity of bus is the optimal quantity for peak hours, assuming the quantity is edible to serve demand in off peak hours.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcel Pratama
"Rasa takut merupakan emosi yang dibawa manusia sejak lahir dan tak pernah hilang dari benaknya, seumur hidup. Manusia melakukan beragam respon terhadap rasa takut untuk memperoleh kebutuhan dasarnya akan rasa aman. Respon tersebut salah satunya terlihat dari makna hunian sebagai ruang defensif, disamping fungsinya sebagai tempat tinggal, hidup, dan beraktivitas. Karena itu, sebuah lingkungan maupun unit hunian yang ada di dalamnya akan menampilkan ekspresi rasa takut para penghuni, baik terhadap fenomena alam maupun sosial, melalui wujud fisik tertentu. Ancaman biasanya datang dari luar, sehingga ekspresi rasa takut pada hunian akan diperlihatkan oleh elemen-elemen batas yang mempertegas teritori, antara bagian dalam dan luar. Teritori memiliki kecenderungan memperbesar diri sebagai bentuk adaptasi, dengan mengambilalih teritori lain. Batas teritori umumnya menampilkan wujud fisik yang statis, permanen, tegas, dan kokoh, sebagai upaya pencegahan, sehingga bertolak belakang dengan respon paling dasar manusia saat terancam yaitu meloloskan diri, yang lebih dinamis dan kondisional.

Fear is an innate emotion that will never been disappeared from human mind, in a whole life. People do various responses to fear, to get their basic needs of safety. One of those responses appears in a sense of dwelling as a defensible space, beside its main function as a place to stay, live, and do activities. Therefore, a dwelling environment and units inside, show the fear expression of the inhabitants because of both social and natural phenomenon of threats, in a form of physical appearance. Threat usually come from outside, and fear expression in a dwelling is shown by the boundary which make territory more obvious, between inside and outside. Territory is leaning to extend itself as an adaptation, by occupying other territory. Territory boundary generally shows a static, permanent, and persistent physical appearance, as an anticipation, contradict with human basic response of threat, that is to escape or to get away, which is more dynamic and conditional."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52345
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwi Putra
"ABSTRAK
Masalah keterbatasan lahan hunian di kota-kota besar seperti Jakarta merupakan masalah yang semakin lama semakin mengkhawatirkan, pasalnya kebutuhan akan hunian di Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya, sedangkan ketersedian lahan hunian di Jakarta semakin berkurang. Salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya lahan hunian di Jakarta adalah faktor peningkatan level permukaan air laut. Oleh sebab itu, perancangan Rumah Apung diperlukan sebagai solusi hunian yang tidak memerlukan lahan darat dan mampu menghadapi resiko tenggelam akibat adanya peningkatan level permukaan air laut tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari rancangan yang optimal untuk Rumah Apung yang akan disesuaikan dengan kondisi perairan Teluk Jakarta. Untuk mendapatkan rancangan tersebut, maka perlu dilakukan proses pengambilan data perairan, tahap perancangan awal, tahap perancangan lanjutan, serta estimasi harga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rancangan Rumah Apung yang akan dibuat, sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan seperti ketinggian gelombang, kecepatan angin, kedalaman perairan, pasang surut, dan ketersedian infrastruktur di sekitar lokasi perairan.

ABSTRAK
Residential land limitedness problem in a big city like Jakarta will be more worrisome in the longer term, because needs of residential land in Jakarta keep increasing in every year, while its availabillity is decreasing by so many factors. One of that factor is sea level raise issues. Therefore, Floating House design is required as a residential solution which does not take shore land and able to deal with sea level rise issues. This research aims to find the optimal design for Floating House which will be adjusted with Jakarta bay condition. To get that optimal design, it is necessary to collecting the sea condition data, doing preliminary and advance design step, and estimating the price. The results obtained shows that the Floating House design is very determined by sea conditions like wave height, wind speed, sea level, tidal condition, and the hinterland infrastructure."
2017
S67836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Faizal Rajab
"Jakarta, sebagai kota metropolitan dengan populasi terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam menyediakan transportasi yang efektif dan terintegrasi. Pemerintah telah melakukan investasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur transportasi massal, termasuk pembangunan jaringan Mass Rapid Transit (MRT). Salah satu kawasan yang terpengaruh oleh pembangunan MRT adalah kawasan Transit Oriented Development (TOD) Fatmawati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan infrastruktur stasiun MRT dan jaringannya terhadap nilai lahan di kawasan TOD Fatmawati serta potensi pemanfaatannya sebagai mekanisme penangkapan nilai lahan untuk sumber pembiayaan baru. Melalui pengumpulan data primer menggunakan metode observasi lapangan dan penyebaran kuesioner kepada responden terkait, data tentang kondisi lingkungan dan perubahan yang terjadi di wilayah penelitian dikumpulkan. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan model Hedonic Pricing Model untuk mengestimasi pengaruh spesifik dari keberadaan stasiun MRT terhadap nilai lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti jarak persil ke stasiun MRT, jarak persil ke jalan utama, dan fungsi guna lahan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai lahan di kawasan TOD Fatmawati. Penggunaan metode DiD menggambarkan lebih jauh bahwa keberadaan stasiun MRT memiliki dampak yang signifikan terhadap kenaikan nilai lahan dengan persentase uplift yang cukup besar hingga 61,26% (tertinggi) pada rentang jarak 200-400 meter. Pola karakteristik nilai lahan juga dianalisis berdasarkan nilai NJOP, yang menunjukkan bahwa kedekatan jarak dengan stasiun MRT belum menjadi faktor utama yang mempengaruhi nilai lahan.

Jakarta, as the largest metropolitan city in Indonesia, faces challenges in providing effective and integrated transportation. The government has made significant investments in the development of mass transportation infrastructure, including the construction of the Mass Rapid Transit (MRT) network. One of the areas affected by the MRT development is the Fatmawati Transit Oriented Development (TOD) area. This study aims to examine the influence of the presence of MRT station infrastructure and its network on land value in the Fatmawati TOD area, as well as its potential utilization as a mechanism for capturing land value for new sources of financing. Through the collection of primary data using field observation methods and questionnaires distributed to relevant respondents, data on environmental conditions and changes occurring in the research area were gathered. The data was then analyzed using the Hedonic Pricing Model to estimate the specific influence of the presence of MRT stations on land value. The research findings indicate that factors such as the distance from plots to MRT stations, the distance from plots to main roads, and land use function collectively have a significant impact on land value in the Fatmawati TOD area. The use of the DiD method further illustrates that the presence of MRT stations has a significant impact on the increase in land value, with a considerable uplift percentage of up to 61.26% (highest) within the distance range of 200-400 meters. The characteristics of land value patterns were also analyzed based on the NJOP value, indicating that proximity to MRT stations is not yet a primary factor influencing land value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Huriati
"Perkembangan Kota Yogyakarta yang semakin tinggi intensitasnya dihadapkan pada keterbatasan lahan di pusat kota, akibatnya perkembangan akan mengarah ke daerah pinggiran kota yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Bantul dan Sleman. Penelitian ini menyampaikan penjelasan tentang perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran Kota Yogyakarta, dilihat dari perkembangan permukimannya dalam kurun waktu tahun 1992-2006 terkait dengan variabelvariabel yang diteliti dan konsep keruangan Jawa di daerah tersebut. Perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran ini dapat diidentifikasi dari perkembangan permukiman.
Perkembangan permukiman ini dipengaruhi oleh jaringan jalan, fasilitas pendidikan, ketetapan pemerintah dan prakarsa pengembang. Selain itu, pengaruh dari konsep keruangan Jawa juga masih terlihat dalam perkembangan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi bersifat memanjang dan konsentris, serta mengarah ke utara dan selatan, kemudian dari timur ke barat. Walaupun konsep keruangan Jawa tersebut masih terlihat, tetapi dalam perkembangan yang terjadi pola yang ada lebih dipengaruhi oleh keberadaan penarik lain seperti keberadaan kampus.

The development of Yogyakarta City that has inclined in intensity faced with the limitation of land in the city causes its development course to the urban fringe area, which administratively is in the Bantul and Sleman Regency. This research inform descriptions about the development that happens in the urban fringe area in Yogyakarta City, viewed from the development of its settlements during 1992-2006 concerned with the research variables and Javanese spatial concept in the area. The development which happens in urban fringe area can be identified from the change of settlement.
This change of settlement is affected by roads, facility of education, government policy and advisor?s developer. Furthermore,the influence of Javanese spatial concept can still be seen from development of settlement. The output of research shows that such development is linear and concentric, as well as directing to northward and southward, then from the east to the west. Though the Javanese spatial concept mentioned is still seen, however the development of the exiting pattern is affected more from on other variables such as the existence of campus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34156
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>