Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Permata Sari
"Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurangterbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77 . Pemerintah KabupatenTangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upayapenurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan TeluknagaKabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metodepenelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure RAP . Teknikpengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarahkader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusiacukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatanmasak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumahpeserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMTberjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan.Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhiprinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belummenerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukanpeningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa,kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi.

Tangerang district became the region with highest number of children unver fiveyears with malnutrition in Banten Province with prevalence at 5,77 at 2016. Tangeranggovernment since 2010 had held Pos Gizi as an effort to reducing prevalence of childrenunder five years with malnutrition. This study is purpose to analysis implementation of PosGizi that held at Teluknaga sub district in 2017 base on input, process, and output component.This research method is qualitative with Rapid Assessment Procedure RAP design. Datacollection used indepth interviews and focus group discussions. The result of study on theinput component shows human resources is sufficient, the midwife doesn't get the training,the fund source comes from BOK, cookware from the community, and distance of severalhouse participant far to the location. The process components show PMT activities areroutine, health education not routinely, monitoring of behavior change are not performed. The description of the output component show the intake food of children has not fulfilledthe principles of balance nutrition, participant still apply some hygiene behavior, andparticipant have not implemented positive behavior of getting health care. It is necessary toimprove the quality of health education activities through cadre and midwife training,counseling and behavior monitoring activities, and education media procurement. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Permata Sari
"Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurang terbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77%. Pemerintah Kabupaten Tangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upaya penurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metode penelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure (RAP). Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah kader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusia cukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatan masak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumah peserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMT berjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan. Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhi prinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belum menerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukan peningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa, kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi.

Tangerang district became the region with highest number of children unver-five years with malnutrition in Banten Province with prevalence at 5,77% at 2016. Tangerang government since 2010 had held Pos Gizi as an effort to reducing prevalence of children under-five years with malnutrition. This study is purpose to analysis implementation of Pos Gizi that held at Teluknaga sub-district in 2017 base on input, process, and output component. This research method is qualitative with Rapid Assessment Procedure (RAP) design. Data collection used indepth interviews and focus group discussions. The result of study on the input component shows human resources is sufficient, the midwife doesn't get the training, the fund source comes from BOK, cookware from the community, and distance of several house participant far to the location. The process components show PMT activities are routine, health education not routinely, monitoring of behavior change are not performed. The description of the output component show the intake food of children has not fulfilled the principles of balance nutrition, participant still apply some hygiene behavior, and participant have not implemented positive behavior of getting health care. It is necessary to improve the quality of health education activities through cadre and midwife training, counseling and behavior monitoring activities, and education media procurement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumawati
"Perilaku gizi seimbang merupakan praktik pemberian aneka ragam makanan balita dengan menyertakan prinsip perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Penerapan perilaku gizi seimbang pada ibu diharap mampu mempercepat perbaikan gizi masyarakat Kemenkes,2014. Kejadian balita malnutrisi masih menjadi masalah prioritas pada negara berkembang seperti Indonesia. Provinsi Banten memiliki angka balita kurus 7.3 melebihi angka nasional 6.8.
Tujuan penelitian menilai hubungan antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita di kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional melibatkan 200 sampel ibu yang memiliki balita. Perilaku ibu diukur dengan 17 pertanyaan tentang perilaku gizi seimbang menggunakan kuesioner. Status gizi balita dinilai berdasarkan nilai z-score perbandingan berat badan dan tinggi badan BB/TB.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu dengan perilaku gizi seimbang buruk mencapai 34.5 dan prevalensi balita kurus dan sangat kurus 13.5 diatas rata-rata nasional 12.1. Hasil uji bivariat menunjukan hubungan antara perilaku gizi seimbang, pengetahuan gizi seimbang ibu, umur balita, riwayat imunisasi dan riwayat BBLR dengan status gizi balita. Hasil uji multivariat menemukan adanya hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita setelah dikontrol variabel status ekonomi keluarga dengan nilai OR 3.2. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya promosi kesehatan masyarakat mengenai gizi seimbang untuk mempercepat peningkatan perilaku ibu guna mereduksi prevalensi balita kurus di area kerja Puskesmas Tegal Angus.

Nutrition balanced behaviour is the practice of giving dietary diversity byincluding principles of clean living behavior, physical activity and maintaining normal weight. The Implementation of balanced nutritional behavior is expected to be able to improve the nutritional of the community Ministry of Health, 2014. The incidence of children malnutrition is still priority issue in developing countries such as in Indonesia. The prevalence of wasted of under five children was 7.3 higher than national number 6.8.
The objective of the study was to assess the relationship between nutrition balanced behavior and nutritional status of under five years children in Teluknaga Subdistrict, Tangerang district. The study used a cross sectional study design involving 200 samples of mother with under five children. Maternal behavior was measured by 17 questions about nutritional balanced behavior using a questionaire. The nutritional status of under five children assessed based on Z score ratio of body weight for heightZ Score WHZ.
The results showed that the proportion of mother with low nutrition balanced behavior reached 34.5 and the prevalence of wasting and severaly wasting 13.5 above the national average 12.1. The result of bivariate test shows the significant correlation between balanced nutririon behavior, maternal knowledge of nutrition balanced, children ages, immunization history and history of low birth weight with nutritional status of under five children. Multivariate test result after controlled variabel economic status found a relationship of nutritional balanced behavior with nutritional status of under five children with the value of OR 3.2. Based on that, its necessary to promote health promotion on balanced nutrition to accelerate the improvement of mother behavior to reduce the prevalence of wasting in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Anggraeni
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang menempati posisi pertama dari sepuluh besar penyaldt berdasarkan Laporan Tahunan Puskemas. Hal ini berhubungan dengan kondisi fisik rumah, kualitas udara dalam rumah antara lain PM10, dan karakteristik balita penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar PM10 dan faktor lingkungan rumah yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita.
Rancangan penelitian ini adalah kasus kontrol dengan populasi balita di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang yang menjadi sampel adalah balita yang terpilih dengan sampel acak secara sistimatika dari Laporan Bulanan (LB1) Puskesmas dengan sampel 195 balita, terdiri Bari kasus 65 dan kontrol 130 dimana sampel kasus adalah balita ISPA sedangkan sampel kontrol adalah tetangga kasus yang tidak menderita ISPA dan berjenis kelamin sama. Data yang dikumpulkan dengan pengukuran adalah kadar PM10, kelembaban, suhu dan pencahayaan sedangkan data variabel lainnya dengan observasi dan wawancara mengg unakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil analisis chi square terdapat empat variabel yang berbeda bermakna pada balita yang tinggal di rumah memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat yaitu kadar PM10 kelembaban, pencahayaan dan suhu pada tingkat kemaknaan 5% dengan kejadian ISPA balita, yaitu PMIQ dengan nilai p = 0,000 (5,21:2,7 - 10,04), kelembaban dengan nilai p = 0,001 (3,02: 1,57 - 5,81), pencahayaan dengan nilai p = 0,000 (15,06: 6,77 - 33,49), dan suhu dengan nilai p = 0,000 (36,49:10,85 -122,71).
Variabel ventilasi, jenis lantai, kepadatan hunian, bahan bakar, asap rokok, that nyamuk bakar, status gizi dan imunisasi tidak bermakna secara statistik karena mempunyai nilai p > 0,05.
Hasil analisis regresi logistik secara stafistik tidak ditemukan adanya interaksi antara variabel yang diteliti, tetapi suhu rumah ditemukan sebagai faktor pengganggu antara PM10 dengan kejadian ISPA.
Dari penelitian ini sangat penting disarankan untuk mengurangi sumber pencemaran kualitas udara dalam rumah terutama bagi Dinas Kesehatan Kabupaten agar secara rutin memantau secara kondusif kondisi dan standar kualitas udara dalam ruang dan saran bust Puskesmas agar mengaktilkan klinik sanitasi untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan tentang hubungan kondisi lingkungan rumah dengan ISPA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Cahyo Galih Pranoto
"Urban Heat Island adalah suatu fenomena dimana suhu permukaan kota yang padat bangunan lebih tinggi daripada suhu di sekitarnya baik di desa maupun pinggir kota. Kecamatan Pinang merupakan Kecamatan di Kota Tangerang yang pembangunannya mengalami perubahan secara dinamis. Perubahan kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan serta tutupan lahan yang cepat mempengaruhi suhu permukaan darat di Kecamatan Pinang. Metode yang digunakan yaitu pengolahan dari citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI untuk mendapatkan nilai Kerapatan Vegetasi (NDVI), Kerapatan Bangunan (NDBI) dan Land Surface Temperature (LST).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Pinang telah mengalami perluasan wilayah yang terdampak Urban Heat Island yang menjalar di bagian selatan Kecamatan Pinang. Hasil ini didukung oleh uji statistik yang menunjukan semakin tinggi kerapatan bangunan, semakin tinggi pula suhu permukaan daratnya serta semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka semakin rendah suhu permukaan daratnya.

Urban Heat Island is a phenomenom in which the surface temperature of the crowded city buildings higher than the surrounding temperature both in villages and sub urban. Pinang Sub-District is a Sub-District at Tangerang City who had growth dynamic development. Transformation of vegetation density, density of the roof of the buildings and land cover can affect the land surface temperature at Pinang Sub-District. The research method is using by processing satellite imagery from Landsat 7 ETM+ and Landsat 8 OLI to get vegetation density (NDVI), density of the roof of the building (NDBI) and land surface temperature (LST).
The results showed that the Pinang Sub-District have expanded the area affected by the spread of Urban Heat Island in the southern part of the Pinang Sub-District. This result also tested in statistically. Therefore, when land surface temperature rise, the building density are descend. Beside when land surface temperature descend, the vegetation density are rise up.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Fajriyatul Izza
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara karakteristik balita dan ibu dengan status gizi kurang di 3 kecamatan kota tangerang selatan tahun 2013. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian kasuskontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur menggunakan kuesioner kepada 180 ibu yang mempunyai balita. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi kurang adalah pemberian ASI eksklusif pada balita, berat balita saat lahir, umur ibu saat melahirkan, pendidikan ibu, jumlah anak yang dimiliki ibu, dan pengetahuan gizi ibu.

The focus of this study is relationship between characteristics of toddlers and mothers with less nutritional status in 3 sub-district south tangerang city in 2013. This study use quantitative methods and case-control study design. Data collecting is done through structured interview using questionnaire to 180 mothers with toddlers. Based on the result of bivariate analysis known that variables associated with less nutritional status is exclusive breastfeeding in infants, weight infants at birth, maternal age, maternal education, number of children the mother,and the mother's nutritional knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Sofia Parmawaty
"ABSTRAK
Seribu hari pertama kehidupan merupakan periode emas seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Gangguan yang terjadi pada periode ini akibat asupan gizi yang kurang lengkap dalam jangka pendek terganggunya perkembangan otak, kecerdasan dan gangguan pertumbuhan fisik sedang dalam jangka panjang resiko penyakit tidak menular. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanggulangan melalui percepatan kegiatan intervensi gizi spesifik. Namun angka drop out pemeriksaan di Posyandu masih tinggi hal ini dapat menghambat intervensi yang seharusnya didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe untuk memantauan intervensi gizi spesifik pada baduta di puskesmas serta mengidentifikasi baduta yang tidak datang periksa drop out ke posyandu. Penelitian ini merupakan pengembangan sistem informasi dengan teknik prototipe menggunakan metode System Development Life Cycle SDLC . Pengembangan sistem informasi ini dapat memberikan notifikasi informasi ketidakhadiran baduta di Posyandu berupa SMS kepada bidan desa dan ibu baduta sehingga dapat dilakukan follow up. Sistem ini juga dapat digunakan untuk memantau intervensi gizi spesifik pada baduta secara berkesinambungan sebagai salah satu upaya mencegah stunting.

ABSTRACT
The first thousand days of life is a golden period for a child to grow and develop optimally. Disorders that occur in this period due to the lack of complete nutritional intake in the short term disruption of brain development, intelligence and disruption of physical growth is in the long term risk of non communicable diseases. One effort was made to tackle through the acceleration of specific nutrition intervention activities. However, the number of out checks in Posyandu is still high. This can prevent the intervention that should be obtained. This study aims to build prototypes to monitor specific nutrient interventions in baduntas at puskesmas as well as to identify badans that do not come drop out to posyandu. This research is an information system development with prototype technique using System Development Life Cycle SDLC method. The development of this information system can provide notification of baduta absence go to Posyandu in the form of SMS to midwife and baduta rsquo s mother so it can be follow up. This system can also be used to monitor specific nutritional interventions on baduta on an ongoing basis as an effort to prevent stunting."
2017
T48842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syefiara Hania Yumnaristya
"Hutan mangrove di wilayah pesisir memiliki peran sebagai penyimpan karbon yang sangat penting untuk menyeimbangkan emisi karbon di atmosfer. Mangrove dapat menyerap karbon per satuan luas empat kali lebih tinggi dibandingkan hutan terestrial di wilayah tropis. Masifnya pembangunan dan alih fungsi lahan di wilayah pesisir Kecamatan Teluknaga mengancam keberadaan ekosistem mangrove. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang mendorong untuk meningkatkan upaya pelestarian kawasan mangrove dimana salah satunya, yaitu dengan melakukan perhitungan estimasi stok karbon. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran spasial biomassa dan stok karbon hutan mangrove di pesisir Kecamatan Teluknaga pada periode 2016 – 2022 dengan menggunakan pendekatan indeks vegetasi terbaik. Penelitian ini menggunakan Sentinel-2 untuk ditransformasikan menjadi indeks vegetasi ARVI, EVI, dan SAVI sebagai pendekatan untuk melakukan pemodelan biomassa. Selain itu, digunakan juga analisis statistik korelasi untuk menentukan indeks vegetasi terbaik yang dapat memodelkan biomassa di pesisir Kecamatan Teluknaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks vegetasi ARVI memiliki korelasi terbaik (R = 0,60) untuk memodelkan biomassa dengan nilai RMSE 36,67 kg/piksel. Diketahui bahwa mayoritas hutan mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Teluknaga mengalami peningkatan nilai biomassa dan stok karbon pada periode 2016 – 2022. Adapun peningkatan yang paling signifikan terlihat pada hutan mangrove di Desa Muara dan Desa Lemo. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan luas dan kepadatan hutan mangrove.

Mangrove forests in coastal areas have a role as a carbon store which is very important in balancing carbon emissions in the atmosphere. Mangroves can absorb carbon per unit area four times higher than terrestrial forests in the tropics. The massive development and land use change in the coastal area of Teluknaga District threatens the existence of the mangrove ecosystem. This raise concerns that encourage efforts to increase mangrove conservation, one of which is by calculating carbon stock estimates. Therefore, this study aims to analyze the spatial distribution of biomass and carbon stock of mangrove forests in the coastal district of Teluknaga in 2016 – 2022 using the best vegetation index approach. This study used Sentinel-2 to be transformed into ARVI, EVI, and SAVI vegetation indices to model biomass. In addition, statistical correlation analysis was also used to determine the best vegetation index to model the biomass in the coastal area of Teluknaga District. The results showed that the ARVI vegetation index had the best correlation (R = 0,60) for modeling biomass with an RMSE value of 36,67 kg/pixel. It is known that most mangrove forests in the coastal area of Teluknaga District experienced an increase in the value of their biomass and carbon stock in 2016 – 2022. The significant rise happens in Muara and Lemo villages’s mangrove forest. The increased biomass and carbon stock are in line with the rise in the area and density of mangrove forests."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Purwaningsih
"Tesis ini membahas tentang evaluasi implementasi sistem rekam medik elektronik diRumah Sakit Awal Bros Tangerang pada tahun 2017.Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagaisektor termasuk bidang kesehatan salah satu di antaranya adalah rekam medis berbasiskomputer atau rekam medis elektronik, yaitu sebuah sistem pencatatan data medissecara elektronik dan terintegrasi baik untuk rawat inap, rawat jalan, maupun medicalcheckup dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Rumah Sakit melalui upaya-upayayang konkrit dan kerjasama antar sektor berusaha menyelenggarakan sistem tersebutsesuai dengan aspek penyelenggaraan rekam medis di Indonesia dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanapenerapan rekam medik elektronik di RS Awal Bros Tangerang. Lokasi penelitiandilakukan di RS Awal Bros Tangerang. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April2018 dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Populasi penelitianawal adalah staf yang bekerja saat ini di RS Awal Bros Tangerang sebagai professionalpemberi asuhan sebanyak 117 orang yaitu yang terdiri dari dokter spesialis, dokterumum, perawat, bidan, petugas fisioterapi, apoteker, ahli gizi dan petugas rekam medisyang memiliki akses langsung terhadap sistem rekam medis elektronik. Pengambilan data primer awal melalui metode pengisian kuesioner evaluasi rekam medik elektronikoleh para profesional pemberi asuhan, kemudian dilakukan wawancara mendalam.
Hasil evaluasi penerapan rekam medis elektronik RS Awal Bros Tangerang tahun 2017 didapatkan secara umum rata-rata persepsi positif responden terhadap aspek Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik, Aspek Pencatatan Rekam Medis Elektronik, Aspek Kepemilikan Rekam Medis Elektronik, Aspek Penyimpanan Rekam Medis Elektronik dan Aspek Hukum, Etik, Disiplin dan Kerahasiaan rekam medis adalah79,5.
Belum semua dokter spesialis menggunakan EMR. Perlu ditingkatkan clinicalleadership kepatuhan penggunaan sistem baru RME dengan mengurangi faktor-faktoryang melatarbelakangi keengganan dokter spesialis tersebut yaitu dengan pelatihanyang intens, review berkala guna perbaikan berkelanjutan, follow up segera terhadapmasukan user sehingga sistem informasi yang memberikan kepuasaan bagi parapenggunanya serta bermanfaat juga keharusan menggunakan dari manajemen menjadikunci untuk mengatasi hal tersebut.

Analysis of Electronic Medical Record Implementation in Awal Bros TangerangHospital Year 2017Ida Ayu Purwaningsiha,b dr. Mieke Savitri, MKesaa Public Health Faculty University of Indonesiab Awal Bros Tangerang HospitalBackground and Purpose The rapid development of information technology hasexpanded to various sectors including healthcare. One of them is computer basedmedical record or electronic medical record, an integrated system of medical datadocumentation by electronic an electronic for inpatient, outpatient, and medical checkupwith a better level of security. Hospitals provide concrete efforts and collaborationbetween many sectors trying to organize the system in accordance with aspects ofmedical records in Indonesia and can be accounted for.
This study aims to find out howthe implementation of electronic medical records in Awal Bros Tangerang Hospital. Thelocation of the research was conducted in outpatient and inpatient unit in Awal BrosTangerang Hospital. The research was conducted in January April 2018 by usingdescriptive analytic research design. The initial research population are clinical staff inAwal Bros Tangerang Hospital. There are 117 care professionals consisting of specialistdoctors, general practitioners, nurses, midwives, physiotherapists, pharmacists,nutritionists and medical record officers who have direct access against the electronicmedical records system. Initial primary data was collected through the method of fillingout the questionnaire of electronic medical records evaluation by the caregiverprofessionals, then in depth interviews were conducted.
The result of evaluation ofelectronic medical record implementation of Awal Bros Hospital Tangerang year 2017obtained generally average positive perception of respondents to the aspects ofelectronic medical record administration, aspects of electronic medical recorddocumentation, electronic medical record ownership aspect, storage aspect of electronicmedical and legal, ethics, discipline and confidentiality of electronic medical recordaspects. It is about 79,5 good category.
Not all specialist doctors use EMR. It isnecessary to improve the clinical leadership toward the new system of EMR byreducing factors behind the specialist doctor 39 s reluctance with intense training, periodicreview for continuous improvement, immediate follow up of user inputs so thatinformation systems provide satisfaction for the users as well as how useful this systemmeet up the necessity from hospital management. That will become the key to overcomeit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pindobilowo
"Latar belakang : Salah satu tindakan pencegahan Early Childhood Caries (ECC) adalah perbaikan status gizi anak karena dengan perbaikan status gizi anak maka gigi tahan terhadap karies serta didukung oleh pola konsumsi kariogenik dan peran ibu dalam mencukupi gizi selama masa kehamilan.
Tujuan : Untuk menganalisis hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC.
Metode : Cross-sectional pada 287 anak usia 6-48 bulan, wawancara, dan pemeriksaan intraoral.
Hasil : Status gizi anak adalah variabel yang sesuai dalam pencegehan ECC karena merupakan salah satu variabel prediktor yang baik terhadap terjadinya ECC.
Kesimpulan : Terdapat hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC.

Background : One prevention ECC is improving thr nutritional status of children from the womb due to the improvement of the nutritional status of the children's teeth are resistant to caries and is supported by the pattern of consumption of cariogenic and role of adequate nutrition in the mother during pregnancy.
Purpose : To see the relationship to the nutritional status of children Early Childhood Caries (ECC).
Methods : Cross-sectional study on 287 children aged 6-48 months, interview, and examination intraoral.
Results : Nutritional status of children is appropriate variables in the prevention of ECC because it is one of the predictor variables were either against the ECC.
Summary : There is a relationship to the nutritional status of ECC
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>