Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadja Seinda H
"ABSTRAK
Seiring berkembangnya zaman, citra akan bentuk tubuh yang ideal dalam masyarakat juga terus berkembang. Lazimnya, citra tubuh ideal yang terinternalisasi oleh perempuan adalah bentuk tubuh yang kurus atau langsing, layaknya model konvensional dalam periklanan. Tetapi, kampanye lsquo;Real Beauty rsquo; oleh Dove pada tahun 2004 hadir dan menjadi pionir kampanye periklanan yang berusaha memusnahkan citra tersebut. Sejak itu, banyak bermunculan fenomena serupa, salah satunya adalah penggunaan model plus size dalam periklanan. Salah satu model plus size yang cukup berperan adalah Ashley Graham. Jurnal ini akan menganalisis bagaimana penggunaan Ashley Graham dalam periklanan, serta bagaimana implementasi model plus size dalam konteks Indonesia.

ABSTRACT
As the era progresses, the image of the ideal body shape in society also continues to change. Typically, the ideal body image internalized by women is thin or slim shape as promoted by conventional models in advertisements. However, the 39;Real Beauty 39; campaign by Dove in 2004 became a pioneer of advertising campaigns that sought to deconstruct that typical image. Since then, many phenomena with similar purpose emerged, so did the trend of using plus size models in advertising. One of the most phenomenal plus size models is Ashley Graham. This journal analyzes how Ashley Graham is presented in media and the impacts she made in advertising. It also highlights the trend of plus size models in the context of Indonesia."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Moira Katja Kabullah Nugraha
"Artikel ini adalah analisis tentang bagaimana akun Instagram body positive influencer mengangkat isu-isu tentang citra tubuh dalam ideologi patriarki. Aktivisme di sosial media telah membahas tentang isu komodifikasi gerakan body positivity, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana hal itu mempengaruhi masyarakat melalui studi kasus akun Instagram @tessholliday. Dengan melakukan analisis tekstual dari postingan Instagram Tess, saya berpendapat bahwa @tessholliday terus-menerus mempromosikan self-acceptance dan cinta pada diri sendiri sambil menantang norma kecantikan yang sudah ada sebelumnya. Namun, Tess sering menampilkan dirinya secara seksual sebagai cara untuk memperkuat pesan yang ia ingin sampaikan kepada audiens tentang apa itu body positivity. Hal ini mencerminkan ide-ide postfeminist, yaitu gagasan bahwa perempuan telah dibuat untuk berpikir bahwa agensi mereka berupa objektifikasi diri, hal ini dapat ditemukan dalam studi kasus ini. Selain itu, artikel ini juga mengungkap bagaimana perusahaan memanfaatkan gerakan body positivity dan memanfaatkan gerakan tersebut sebagai strategi pemasaran. Kesimpulannya, meskipun Tess Holliday telah berkontribusi pada gerakan body positivity melalui keterlibatannya sebagai influencer, halaman Instagram-nya ditemukan pesan-pesan dan makna-makna yang dapat membahayakan gerakan tersebut.

This article is a critical analysis of how a body positive influencer's Instagram page problematizes issues concerning body image within patriarchal ideology. Social media activism has raised the issue of the commodification of the body positivity movement, and the goal of this research is to explore how it has affected the community through a case study of @tessholliday's Instagram account. By conducting a textual analysis of her Instagram posts, I argue that @tessholliday constantly promotes self-acceptance and self-love whilst challenging the pre-existing beauty norms. However, Tess often presents herself in a sexualized manner as a way to reinforce her message to the audience of what body positivity is. This reflects the post-feminist ideas, which is the notion that women have been made to think that their agency revolves around self-objectification, which could be found in the case study. Furthermore, this article also uncovers how companies and brands have utilized the body positive movement and made use of the movement as a marketing strategy. In conclusion, although Tess Holliday has contributed to the body positivity movement through her involvemen"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setiawan
"Dengan bertambahnya jumlah pengguna internet dan penyelenggara jasa akses internet (ISP) di Indonesia membuat para penyelenggara interkoneksi internet (NAP) berlomba-lomba dalam memenuhi dan menawarkan jasa interkoneksi dan bandwidth internet internasional dengan harga yang kompetitif. ICON+ yang telah mendapatkan lisensi NAP ditahun 2008 pun tidak ketinggalan akan ambil bagian untuk meramaikan bisnis layanan NAP dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Kondisi persaingan yang begitu ketat akan sangat menentukan sekali dalam pemilihan strategi bersaing yang matang. Dari hasil analisis potensi kompetitif layanan NAP dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa layanan NAP IP Transit ICON+ memiliki potensi kompetitif medium dengan skala 60% dan memiliki tekanan tertinggi pada kekuatan pembeli. Sedangkan dari hasil analisis SWOT yang dilakukan terhadap layanan NAP IP Transit ICON+ didapatkan bahwa layanan tersebut berada di kuadran 1 sehingga harus didukung dengan strategi yang berorientasi tumbuh dan agresif dengan memanfaatkan kekuatan internal dan mengoptimalkan peluang yang ada. Pada tahap pemilihan strategi dari hasil analisis QSPM untuk layanan NAP ICON+ didapatkan bahwa ICON+ dapat menerapkan strategi mengembangkan produk NAP seperti IPLC (International Private Leased Circuit) dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan fiber optik eksisting dan bekerjasama dengan potensial partner maupun konsorsium kabel laut.

With the increasing number of internet users and internet service providers (ISP) in Indonesia make the network access providers (NAP) compete to fulfill and offer interconnection services and international internet bandwidth at competitive prices. ICON+ which has got the NAP license in 2008 will also take a place in NAP service businesses in order to give contribution to the company as a new revenue generator. Competition is so tight conditions will determine the election once in a mature competitive strategy. From the analysis of potential competitive NAP service using Porter 5 Forces model results medium competitive potential value with 60 % scale and has the highest pressure at bargaining power of buyer and rivalry among competitors. While from SWOT analysis results NAP IP Transit ICON+ service in quadrant 1 and must be supported with growth and aggressive orientation strategy . The last analysis using QSPM method to choose attractive strategy is resulted that ICON+ can launch NAP product development as IPLC by utilizing the existing fiber optic network infrastructure and cooperation with potential partners as well as a submarine cable consortium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31548
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muslikhin B. Ridwan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ45 dan Indeks Bisnis 27 di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria penyeleksian saham sesuai dengan metode Markowitz, metode seleksi Graham dan metode single indeks. Dari hasil seleksi tersebut dilakukan pembentukan portofolio optimal dan evaluasi kinerja portofolio agar memastikan bahwa komposisi portofolio yang terbentuk mampu menghasilkan return yang setingi-tingginya bagi investor. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa hasil portofolio yang di bentuk dengan kriteria average return tertinggi metode Markowitz dan portofolio yang dibentuk dengan metode Single Index Model dengan sampel saham-saham Bisnis 27. Memiliki return portofolio yang lebih besar dan kinerja lebih baik dibandingkan dengan portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan seleksi berdasarkan kriteria investor aktif Graham dan kriteria investor defensif Graham.

ABSTRACT
This research aims to identify stocks in the LQ45 and Bisnis 27 indexes at Indonesia Stock Exchange that meet criteria for stocks to be selected according to Markowitz, Graham, and Single Index methods. The results show that the optimal portfolio composition generates high returns. The results also suggest that portfolio which is formed by Bisnis 27 Stock, using Markowitz model gives highest average return and portofolio which is formed by Bisnis 27 Stock, using Single Index Model, has a better portfolio performance as compared to the optimal portfolio which is formed using the Graham defensive and active investor criteria.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah
"Konsep ekonomi sirkular dianggap sebagai paradigma alternatif yang bertujuan mengatasi tantangan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Pada tingkat mikro yaitu tingkat perusahaan, ekonomi sirkular sangat terkait dengan praktik manajerial dalam menerapkan model bisnis ekonomi sirkular. Dalam penelitian ini, studi kasus digunakan untuk menganalisis tiga perusahaan yang bergerak di sektor pangan di Indonesia yang telah mengadopsi prinsip ekonomi sirkular dalam bisnis mereka. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan rinci untuk mengidentifikasi praktik manajerial menggunakan pendekatan taksonomi dimensi model bisnis sirkular dalam penciptaan dan penangkapan nilai, dan menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi. Ketiga perusahaan menunjukkan variasi dalam praktik manajerial mereka bergantung pada produk dan limbah yang dihasilkan serta model bisnis yang dijalankan. Penelitian menemukan dan menganalisis tiga faktor yang mempengaruhi model bisnis sirkular yaitu peranan pemerintah, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, dan kesiapan ekosistem pendukung. Temuan ini menjadi refleksi bersama penciptaan dan penangkapan nilai melalui model bisnis sirkular dapat tercipta atas kerja bersama seluruh aktor baik dipemerintahan, korporasi, komunitas masyarakat, akademisi, NGO, dengan didukung teknologi memadai.

The concept of a circular economy is seen as an alternative paradigm to address the challenges of sustainable economic development in Indonesia. At the company level, it involves implementing circular business models. This study used case analysis of three Indonesian food sector companies adopting circular economy principles. Using a qualitative approach with semi-structured interviews, the study examined managerial practices and external factors influencing value creation and capture in circular business models. The companies showed variations in their managerial practices based on products, waste, and business models. The research identified three key factors affecting circular business models: government roles, stakeholder collaboration, and ecosystem readiness. These findings suggest that successful value creation and capture in circular business models require joint efforts from government, corporations, communities, academics, NGOs, and adequate technology.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Gde Manik Karvana
"Banyak perusahaan yang telah menyadari bahwa mereka harus berusaha keras tidak hanya mendapatkan pelanggan baru, namun juga untuk mempertahankan pelanggan lama. Memprediksi nasabah yang akan pergi mulai dilakukan oleh perusahaan. Prediksi nasabah churn adalah kegiatan yang dilakukan untuk memprediksi nasabah tersebut akan meninggalkan perusahaan atau tidak.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memprediksi nasabah churn. Salah satu cara memprediksi nasabah churn ini adalah dengan menggunakan teknik klasifikasi dari data mining yang menghasilkan sebuah model machine learning. Dengan mempelajari data nasabah seperti data demografi, data transaksi dan data kepemilikan produk maka, perusahaan akan bisa memprediksi nasabah yang akan churn, sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan pencegahan agar nasabah tersebut tidak berhenti untuk menggunakan jasa dari perusahaan.
Penelitian ini membandingkan beberapa metode dari teknik klasifikasi data mining dan pengukuran dari sampel datanya. Dari penelitian ini didapat bahwa metode Support Vector Machine (SVM) dengan perbandingan sampling kelas data 50:50 merupakan metode terbaik untuk memprediksi nasabah churn di Bank XYZ. Hasil dari pemodelan ini bisa digunakan untuk mendapatkan informasi nasabah yang akan pergi meninggalkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan sebelum nasabah tersebut pergi.

Many companies have realized they must strive not only to get new customers but also to retain old customers. The company began to predict customers who would no longer use company services. Churn customer prediction is an activity carried out to predict whether the customer will leave the company or not.
There are many ways that can be done to predict churn customers, usually to predicting this customer churn by using a classification technique from data mining that produces a machine learning model. Studying customer historical data such as demographic data, transaction data and product ownership data, will be able to predict customers who will churn and can take preventive measures so these customers do not stop using services from the company.
This study compares several methods of data mining classification techniques and measurements from data samples. From this study it was found that the method of Support Vector Machine (SVM) with a comparison of 50:50 data class sampling is the best method for predicting churn customers at Bank XYZ. The results of this modeling can be used to obtain information on customers who will stop using  company services so the company can take action before the customer leaves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arman Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pembentukan portofolio saham
di PT Taspen (Persero) supaya dapat meningkatkan kinerja investasinya. Alternatif
model tersebut adalah dengan mengkombinasikan seleksi saham model Graham
dengan model pembentukan portofolio optimal yaitu model Markowitz dan model
indeks tunggal. Hasil seleksi saham menggunakan model Graham investor defensif,
investor agresif dan Graham-Rea adalah masing-masing 10, 13 dan 3 saham dari 45
saham yang terdapat pada indeks LQ45. Dari saham-saham yang terpilih kemudian
dibentuk portofolio optimalnya menggunakan model Markowitz dan model indeks
tunggal.
Dari portofolio optimal yang terbentuk kemudian dilakukan perbandingan kinerja
antara keduanya dan dengan indeks LQ45 sebagai benchmark-nya. Hasil
menunjukkan bahwa portofolio hasil optimasi model Markowitz memberikan kinerja
(reward to variability ratio) ekspektasi lebih baik dibandingkan portofolio hasil
optimasi model indeks tunggal dengan selisih di kisaran 0,15% - 0,96%. Selain itu,
kinerja portofolio optimal tersebut, baik secara ekspektasi dan aktual memberikan
kinerja lebih baik dibanding indeks LQ45 dengan selisih di kisaran
9,12% - 21,03%. Walaupun secara reward to variability ratio, kinerja metode Taspen
lebih tinggi dibanding lainnya tetapi secara return ekspektasi dan aktual masih di
bawah portofolio optimal dengan selisih 0,04% - 1,40%. Dengan demikian model
kombinasi pembentukan portofolio optimal bertahap ini layak dipertimbangkan untuk
diaplikasikan oleh PT Taspen (Persero) sehingga diharapkan dapat meningkatkan
hasil investasi saham.

ABSTRACT
This study aims to provide an alternative method to form stock portfolio in
PT Taspen (Persero) in order to improve the investments performance. Alternative
models is to combine stock selection Graham model with optimal portfolio
conformation model which is Markowitz model and single index model. Using
defensive investor, aggressive investor and Graham-Rea criteria resulted in 10, 13
and 3 stocks selected from 45 available stocks that contained in LQ45 index. From
these selected stocks then to be formed to it’s optimal portofolio.
From established optimal portfolio, the peformance is compared between the two
models and to the LQ45 index as its benchmark. The results showed that the portfolio
from Markowitz model optimization provide better expected performance (reward to
variability ratio) than the single index model optimization with spread of
0.15% - 0.96%. In addition, the performance of portfolio in expectations and actual
are better than LQ45 index, with spread of 9.12% - 21.03%. Although Taspen
method’s reward to variability is higher compared to others, it’s expected and actual
return still below optimal portfolio with a spread of 0.04% - 1.40%. Thus the gradual
optimal portfolio formation is worth to be considered to be applied by PT Taspen
(Persero) which is expected to increase stock investment returns."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahnaz Bakri
"The makeup industry is all about beauty. This research paper explores how the Jakarta makeup market perceives the attractiveness of models and how that perceived attractiveness affects their purchase intention. This research was conducted using a Quasi-experimental method to test how people’s emotions are towards physical attractiveness and makeup advertisements—whether or not they are more likely to purchase a product if the advertisement features an attractive model. The sample was given four models’ pictures to rate their attractiveness based on their facial features. The perceived most attractive and least attractive models were used in lipstick advertisements to identify the market’s purchase intention variations. The research found that the perceived most attractive model had prominent western features and received a higher score for purchase intention, in comparison to its less attractive counterparts.

Industri makeup sangat erat kaitannya dengan kecantikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana industri makeup khususnya persepsi masyarakat terhadap daya tarik model dan pengaruhnya terhadap minat beli masyarakat di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi-experimental untuk menguji bagaimana sikap masyarakat terhadap fisik model dan iklan makeup, khususnya mengetahui apakah masyarakat/target penelitian lebih cenderung membeli suatu produk jika iklan tersebut menampilkan model yang menarik secara fisik. Responden penelitian diberikan foto dari empat model yang berbeda untuk menilai ketertarikan responden terhadap model berdasarkan bentuk dan karakteristik wajah masing masing model. Karakteristik model yang dianggap paling menarik dan paling tidak menarik akan digunakan pada iklan produk lipstik untuk mengidentifikasi variasi dari minat beli konsumen. Penelitian ini menemukan bahwa model yang dianggap paling menarik, memiliki karakteristik wajah barat dan memiliki penilaian keinginan pembelian yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan karakteristik wajah lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anandito Nindianto
"Artikel ini membahas bagaimana auto-tune dan pitch correction menjadi bagian dari budaya pop dan bagaimana teknologi ini berkontribusi terhadap revolusi industri musik di seluruh dunia. Auto-tune dan pitch correction adalah program yang digunakan untuk mengotomatisasi suara penyanyi (Hadhazy, 2010). Kemampuan kedua teknologi tersebut dalam memanipulasi suara penyanyi memicu tanggapan penggunaan auto-tune dan pitch correction sebagai sebuah praktik curang (Reynolds, 2018). Namun isu ini berubah seiring berjalannya waktu, keberadaan auto-tune menjadi salah satu program paling revolusioner saat ini. Dengan menggunakan teori disonansi kognitif oleh Leon Festinger (Harmon-Jones dan Mills, 2019) dan menyoroti fenomena auto-tune dan pitch correction, artikel ini mempelajari faktor dan alasan mengapa kedua teknologi itu digunakan oleh penyanyi di seluruh dunia. Studi ini menduga, instrumen dan suara yang tidak melalui otomatisasi, dapat mempengaruhi kualitas pertunjukan secara emosional.

This article discusses how auto-tune and pitch correction became a part of pop culture and how they revolutionized the music industry around the world. Auto-tune and pitch correction are programmes used to automate a singer’s voice up to their heart’s content (Hadhazy, 2010). Therefore, with both auto-tune and pitch correction, programmes like these were considered cheat codes (Reynolds, 2018). However, this issue changed over time. The existence of auto-tune became one of the most revolutionary programs today. By using Leon Festinger’s (Harmon-Jones & Mills, 2019) cognitive dissonance theory and taking the occurrence of auto-tune, this paper studies the factors and the reasons why auto-tune is used by singers from all over the world. The article argues that tuned instruments and voices can affect the quality of performances emotionally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aril Kurniawan
"Skripsi ini membahas mengenai kondisi work-life balance, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kondisi work-life balance, dan dampak dari kondisi work-life balance tersebut terhadap kehidupan pekerja kreatif di Dentsu Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia, yaitu Maret 2020 – Juli 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara secara daring dengan lima orang informan yang bekerja pada bidang kreatif di Dentsu Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif dengan triangulasi untuk meningkatkan kualitas penelitian. Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi work-life balance pekerja di Dentsu Indonesia beserta dengan faktor yang berpengaruh dan dampaknya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kondisi work-life balance pekerja kreatif di Dentsu Indonesia sudah baik. Hal tersebut dikarenakan pekerja Dentsu Indonesia telah mampu mengharmoniskan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pekerjaannya yang didukung oleh faktor-faktor yang berasal dari tempat kerja, luar kerja, dan individu. Dari kondisi tersebut, para pekerja merasakan dampak positif terhadap kehidupan kerja dan kehidupan luar kerjanya.

This study discusses the conditions of work-life balance, the factors that influence the conditions of work-life balance, and the impact of these work-life balance conditions on the lives of creative workers in Dentsu Indonesia. This research was conducted during the COVID-19 pandemic in Indonesia, March 2020 – July 2021. Data was collected by studying literature and online interviews with five informants who work in the creative field at Dentsu Indonesia. This research is a qualitative-descriptive research with triangulation to improve the quality of research. The study aims to describe the condition of the work-life balance of workers in Dentsu Indonesia along with the influencing factors and their impacts. The results of this study conclude that the work-life balance of creative workers in Dentsu Indonesia is good. This is because Indonesian Dentsu workers have been able to harmonize their work life and work life which is supported by factors originating from the workplace, outside of work, and individuals. From these conditions, the workers feel a positive impact on their work life and life outside of work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>