Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"ABSTRAKBojack Horseman adalah program animasi TV dewasa yang bercerita seputar sebuah kuda antropomorfis bernama Bojack. Serial ini berhasil menggambarkan tentang perjuangan Bojack untuk mengembalikan karirnya sebagai mantan aktor sitkom pada tahun 1990-an. Bojack Horseman boleh dibilang adalah sebuah sumber pembelajaran yang berguna untuk mempelajari lebih lanjut berbagai macam subjek seperti: eksistensial, feminisme, gender dan seksualitas serta budaya selebriti dan maslaah psikologis yang ditimbulkan. Sudah banyak pelajar yang mendiskusikan tentang serial ini dari perspektif psikologis, namun masih banyak yang belum mencoba untuk menganalisa dari sudut pandang budaya selebriti. Artikel ini akan berusaha mengidentifikasi efek dari budaya selebriti yang berhubungan dengan gagasan tentang penyakit mental menggunakan cuplikan artikel dari musim pertama dan kedua. Melalui penggunaan aspek animasi, termasuk atribusi hewan, dialog, dan elemen visual, penelitian ini diharapkan dapat menemukan kompleksitas karakter dari penyakit mental yang dialami oleh Bojack lebih jauh. Dengan menggunakan analisis yang menyeluruh, penelitian ini akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana tekanan besar dari media dapat mengakibatkan depresi di cerita tersebut.

---

ABSTRACTBojack Horseman is an adult animated TV program which revolves around the story of an anthropomorphic horse named Bojack. The series manages to bring out Bojack rsquo;s struggle to regain back his career as an ex-sitcom actor in the year of 1990s. Bojack Horseman is arguably a useful source of study to learn further about many subjects: from existential, feminism, gender and sexuality, and even celebrity culture and psychological setbacks it has affected. There have been scholars who have discussed the series rsquo; from its psychological perspective, but not many have tried to analyse it from the perspective of celebrity culture. This paper will try to identify the effect of American celebrity culture that is related to the notion of mental illness using the excerpts from the first and the second season. Through the use of animation rsquo;s aspects, including its animal attributions, dialogues, and visual element, this research is also expected to discover further about Bojack rsquo;s character complexity of mental illness. By having a thorough analysis, this research will try to explain how the massive pressure of media eventually could result in a depression in the story. "

"The 2019 film "Joker" unravels a multilayered narrative that deeply explores the themes of mental illness, social alienation, and violence in the character's evolution and the societal backdrop of Gotham City. This paper attempts to analyze such themes, especially the way the film portrays social alienation, mental illness, and violence that the protagonist Arthur Fleck has to go through and the complicated relationships among them. In this paper, a qualitative approach will be used focusing on textual and mise-en-scène analysis of selected scenes of the movie. The paper examines several key scenes, from the first depiction of social alienation leading to violence, to the eventual birth of the character Joker. These scenes show how the society of Gotham creates a vicious circle in which individualism, materialism, and capitalism create an environment that nurtures Arthur's mental illness and spiral of violence. The paper therefore suggests that it is the neglect of mental health by Gotham, with its embedded individualistic and materialistic values from capitalist society, that leads to Arthur's psychological breakdown and violent transformation. The paper throws light on how the alienation of society and the dehumanizing impact of not caring for mental health show that violence and social isolation feed into a vicious cycle.

---

Film "Joker" tahun 2019 mengungkap narasi berlapis yang secara mendalam mengeksplorasi tema penyakit mental, alienasi sosial, dan kekerasan dalam evolusi karakter dan latar belakang sosial Kota Gotham. Makalah ini berupaya menganalisis tema-tema tersebut, terutama cara film menggambarkan alienasi sosial, penyakit mental, dan kekerasan yang dialami oleh tokoh utama, Arthur Fleck, serta hubungan kompleks di antara ketiganya. Dalam makalah ini, pendekatan kualitatif akan digunakan dengan fokus pada analisis teks dan mise-en-scène dari beberapa adegan terpilih dalam film. Makalah ini meneliti beberapa adegan kunci, dari gambaran pertama tentang alienasi sosial yang mengarah pada kekerasan, hingga lahirnya karakter Joker. Adegan-adegan ini menunjukkan bagaimana masyarakat Gotham menciptakan lingkaran setan di mana individualisme, materialisme, dan kapitalisme menciptakan lingkungan yang memelihara penyakit mental dan spiral kekerasan Arthur. Oleh karena itu, makalah ini menunjukkan bahwa pengabaian kesehatan mental oleh Gotham, dengan nilai-nilai individualistik dan materialistik yang tertanam dari masyarakat kapitalis, yang menyebabkan keruntuhan psikologis dan transformasi kekerasan Arthur. Makalah ini menyoroti bagaimana alienasi masyarakat dan dampak dehumanisasi dari ketidakpedulian terhadap kesehatan mental menunjukkan bahwa kekerasan dan isolasi sosial saling mempengaruhi dalam suatu lingkaran setan."

"The 2019 film "Joker" unravels a multilayered narrative that deeply explores the themes of mental illness, social alienation, and violence in the character's evolution and the societal backdrop of Gotham City. This paper attempts to analyze such themes, especially the way the film portrays social alienation, mental illness, and violence that the protagonist Arthur Fleck has to go through and the complicated relationships among them. In this paper, a qualitative approach will be used focusing on textual and mise-en-scène analysis of selected scenes of the movie. The paper examines several key scenes, from the first depiction of social alienation leading to violence, to the eventual birth of the character Joker. These scenes show how the society of Gotham creates a vicious circle in which individualism, materialism, and capitalism create an environment that nurtures Arthur's mental illness and spiral of violence. The paper therefore suggests that it is the neglect of mental health by Gotham, with its embedded individualistic and materialistic values from capitalist society, that leads to Arthur's psychological breakdown and violent transformation. The paper throws light on how the alienation of society and the dehumanizing impact of not caring for mental health show that violence and social isolation feed into a vicious cycle.

---

Film "Joker" tahun 2019 mengungkap narasi berlapis yang secara mendalam mengeksplorasi tema penyakit mental, alienasi sosial, dan kekerasan dalam evolusi karakter dan latar belakang sosial Kota Gotham. Makalah ini berupaya menganalisis tema-tema tersebut, terutama cara film menggambarkan alienasi sosial, penyakit mental, dan kekerasan yang dialami oleh tokoh utama, Arthur Fleck, serta hubungan kompleks di antara ketiganya. Dalam makalah ini, pendekatan kualitatif akan digunakan dengan fokus pada analisis teks dan mise-en-scène dari beberapa adegan terpilih dalam film. Makalah ini meneliti beberapa adegan kunci, dari gambaran pertama tentang alienasi sosial yang mengarah pada kekerasan, hingga lahirnya karakter Joker. Adegan-adegan ini menunjukkan bagaimana masyarakat Gotham menciptakan lingkaran setan di mana individualisme, materialisme, dan kapitalisme menciptakan lingkungan yang memelihara penyakit mental dan spiral kekerasan Arthur. Oleh karena itu, makalah ini menunjukkan bahwa pengabaian kesehatan mental oleh Gotham, dengan nilai-nilai individualistik dan materialistik yang tertanam dari masyarakat kapitalis, yang menyebabkan keruntuhan psikologis dan transformasi kekerasan Arthur. Makalah ini menyoroti bagaimana alienasi masyarakat dan dampak dehumanisasi dari ketidakpedulian terhadap kesehatan mental menunjukkan bahwa kekerasan dan isolasi sosial saling mempengaruhi dalam suatu lingkaran setan."

"Summary: Re-examines the common view that a high level of individual creativity often correlates with a heightened risk of mental illness"