Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Irawan
"Latar belakang. Ukuran sungkup laring yang tidak sesuai menyebabkan ventilasi yang tidak efektif dan komplikasi seperti peradangan sampai kerusakan pada saraf sehingga diperlukan metode untuk menentukan ukuran yang sesuai.
Metode. Penelitian merupakan uji klinis acak tersamar tunggal dengan concealment dan 130 subjek dibagi menjadi 2 kelompok (berat badan dan lebar lidah). Lebar lidah dinilai dengan subjek menjulurkan lidah namun tidak ditegangkan lalu lebar lidah disesuaikan dengan penggaris papan segi empat yang dibuat sesuai dengan ukuran sungkup laring dengan inflasi minimal no. 2,5 sampai 5. Keefektifan pemasangan sungkup laring dinilai bila semua kriteria terpenuhi yaitu: 1) tekanan kebocoran orofaringeal/seal pressure ≥20 cmH2O, 2) tekanan maksimal inspirasi (Ppeakinsp) ≤20 cmH2O, 3) tidak terlihat sebagian kaf dalam rongga oral dan 4) perbedaan tidal volume inspirasi dan ekspirasi <5%  tercapai.
Hasil. Secara statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara dua kelompok untuk masing-masing komponen penilaian keefektifan pemasangan sungkup laring kecuali untuk variabel OLP (p <0,05). Terdapat lebih banyak komplikasi berupa noda darah dan nyeri tenggorok pada kelompok BB dibanding kelompok LL dengan tingkat keberhasilan dan waktu lebih cepat pada pemasangan sungkup laring di kelompok BB dibandingkan kelompok LL.
Simpulan. Penentuan ukuran sungkup laring pada ras Melayu menggunakan metode lebar lidah tidak lebih efektif dengan metode berat badan namun kejadian komplikasi lebih rendah.

Background. Unsuitable laryngeal mask size selection causes ineffective ventilation and complications such as inflammation until neuropraxia, thus method to determine optimal size selection is needed.
Methods. This was a randomized single blinded clinical study with concealment and 130 subjects were divided into 2 groups (body weight and tongue width). Subjects were asked to open their mouth and protrude the tongue in the relaxed manner and corresponded to rulers that were made from the width of laryngeal mask minimally inflated from size 2,5 to 5. The effectiveness of laryngeal mask insertion if all of the four criteria were met ie.1) oropharyngeal leak pressure/seal pressure ≥20 cmH2O, 2) peak inspiratory pressure (Ppeakinsp) ≤20 cmH2O, 3) no presence of cuff in the mouth and 4) difference between inspiratory (VTi) and expiratory tidal volume (VTe) <5%.
Results. All parameters were not statistically significant except the OLP (P <0,05). Meanwhile, subjects in BB group manifest more complications in the laryngeal mask than the LL group with faster speed and higher chance of <2x successful insertion than the LL group.
Conclusion. Laryngeal mask insertion among Malay race using size selected based on tongue width was not more effective than based on body weight."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Hasnah Purwati
"Latar Belakang: Pasien anak ras Melayu dengan rencana pembiusan umum menggunakan sungkup laring, baik untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat sangat penting agar proses induksi dan insersi sungkup laring terhindar dari komplikasi. Rekomendasi ukuran yang digunakan untuk saat ini adalah berdasarkan berat badan sesuai kategori yang diberikan oleh manufaktur, namun berdasarkan penelitian Inamoto dkk pada tahun 2015, dengan menggunakan 3D images computed tomography, didapatkan volume laring dan hipofaring ditentukan oleh tinggi badan dan usia, dan panjang faring berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ketepatan prediksi ukuran sungkup laring UniqueTM pasien anak ras Melayu usia 1-10 tahun berdasarkan berat badan yang direkomendasikan oleh manufaktur.
Metode: Penelitian ini adalah uji observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Sampel didapatkan secara konsekutif sebanyak 66 anak ras Melayu usia 1-10 tahun. Usia, berat badan, panjang badan, ukuran sungkup laring UniqueTM dan ukuran yang tepat dicatat. Data berat badan dilakukan uji bivariat korelasi spearman untuk mengetahui hubungannya dengan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat. Kemudian dilakukan regresi logistik antara berat badan dengan ukuran sungkup laring yang tepat untuk mendapatkan model prediksi ukuran sungkup laring.
Hasil : Ketepatan ukuran sungkup laring UniqueTM berdasarkan berat badan sesuai rekomendasi manufaktur adalah 66,67%. Berat badan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan ketepatan ukuran sungkup laring UniqueTM namun memiliki korelasi yang kuat dengan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat. Untuk menentukan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat dapat menggunakan formula = 1,795 + ( 0,021 x berat badan (kg)).
Simpulan: Berat badan tidak berhubungan dengan ketepatan ukuran sungkup laring UniqueTM pada anak. Apabila dibandingkan dengan usia dan tinggi badan, berat badan memiliki korelasi yang paling kuat dengan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat. Rekomendasi ukuran sungkup laring UniqueTM untuk anak berdasarkan berat badan yang tepat adalah nomor 2 untuk anak dengan berat badan 7-20 kg, nomoR 2,5 untuk anak dengan berat badan 21-44 kg dan nomor 3 untuk anak dengan berat badan di atas 45 kg.

Background: Pediatric patients with often required anesthesia using laryngeal mask as an airway management, either for diagnosis or therapy. Proper laryngeal mask size is essential to avoid any complications. The manufactur recommends Laryngeal Mask size based on body weight. Laryngeal mask is placed in hypopharynx. In 2005, Inamoto et all conduct a study of oropharyngeal and laryngeal structure using 3D images computed tomography. The results are volume of the larynx and hypopharynx was significantly affected by height and age, while length of the pharynx was associated with gender and age. This study is aimed to obtain the UniqueTM laryngeal mask size selection accuracy based on body weight which is recommended by the manufacture for Malay race children.
Methods: This study was an observational-analytic non interventional study, with 66 subjects enrolled. All subjects were Malay patients aged 1-10 year underwent general anesthesia in RSCM. Body weight, height, age and the precise LMA size are collected. Correlation of body weight and the precise size of LMA will be analyzed by Spearman test and then will be analyzed by linear regression to obtain the formula to predict the precise size of LMA based on body weight.
Results: Body weight,age and height are irrelevant with the accuracy of laryngeal mask size prediction (p>0.05). Manufacturs size recommendation accuracy in predicting laryngeal mask is 66,67 %. Body weight has the most powerful correlation in laryngeal mask size in compared to Age and height with R 0.797. Laryngeal mask size prediction formula Y = 1,795 + (0,021 x BW (kg)).
Conclusions: Body weight is not related with accuracy of LMA size prediction. Compared to Height and age, Body weight has the highest correlation with accuracy of laryngeal mask size prediction for pediatric patients. LMA UniqueTM size recommendation for Malay race children with body weight 7-20 kg is number 2, for children with 21-44 kg body weight is number 2.5 and number 3 for children with body weight more than 45 kg.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adiba Fajrina
"Skripsi ini membahas pertambahan berat badan selama hamil dan faktor lainnya dengan berat badan lahir. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 116 orang. Tempat penelitian di Rumah Bersalin Lestari, Ciampea, Bogor tahun 2010-2011. Data karakteristik ibu (umur, pendidikan, paritas, urutan kehamilan dan riwayat keguguran), data pemeriksaan kehamilan (kunjungan, pertambahan berat badan selama hamil, berat badan ibu sebelum hamil, tekanan darah sistole, urutan kelahiran, dan riwayat kehamilan), dan data kelahiran bayi (berat badan). Analisa hubungan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pertambahan berat badan sebanyak 87,2%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat bayi lahir dan pendidikan ibu dengan berat bayi lahir. Namun, tidak mendapat hubungan yang bermakna antara umur, paritas, berat badan sebelum hamil, tekanan darah sistole, urutan kehamilan, dan riwayat keguguran dengan berat bayi lahir.

This paper discusses about weight gain during pregnancy and the other factors of birth weight. Quantitative research with cross sectional design and 116 respondent in sample size. Research at the Lestari maternity hospital, Ciampea, Bogor from 2010 to 2011. Maternal data characteristics (age, education, parity, order of pregnancy and a history of miscarriage), prenatal data (visits, weight gain during pregnancy, maternal weight before pregnancy, systolic blood pressure, birth order, and history of pregnancy), and birth data infants (body weight). Analysis of this relationship using the chi square test.
The results showed that the prevalence of weight gain is 87.2%. The results of statistical tests showed there are a significant association between maternal weight gain during pregnancy and maternal education with birth weight. However, do not have a significant relevance between age, parity, weight before pregnancy, systolic blood pressure, pregnancy order, and a history of miscarriage with birth weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Anggi Mahendra Putri
"ABSTRAK
Weight cycling merupakan suatu siklus berulang dari penurunan berat badan yang disengaja melalui diet yang diikuti oleh peningkatan berat badan kembali yang tidak disengaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi weight cycling berdasarkan keseimbangan asupan makro saat diet, frekuensi makan, dukungan sosial, aktivitas olahraga, dan tingkat stres pada model di tiga agency model terpilih di Denpasar, Bali tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini melibatkan 78 orang model wanita dari tiga agnecy model terpilih di Denpasar dengan rentang usia 19-25 tahun. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan wawancara semiquantitative food frequency questionnaire. Hasil penelitian ini menunjukkan 62,8% model mengalami weight cycling dan sebesar 79,6% model tergolong dalam weight cycler tingkat ringan. Uji chi-square menunjukkan terdapat perbedaan proporsi weight cycling yang bermakna berdasarkan keseimbangan asupan makro saat diet (OR=10,000), frekuensi makan (OR=19,556), dukungan sosial (OR=9,738), aktivitas olahraga (OR=3,143 dan OR=13,750), dan tingkat stress (OR=1,600 dan OR=9,120) pada model di tiga agency model di Denpasar, Bali tahun 2016.

ABSTRACT
Weight cycling is a repetitive cycle of intentionally losing weight through diet followed by unintentionally weight regain. This study aims to determine the differences proportion of weight cycling based on macronutrient intake balance when dieting, eating frequency, social supports, exercise activities, and stress levels among models in three selected Model Agencies in Denpasar, Bali in 2016. The study design that used in this research is cross sectional study. This research involved 78 female models from three different selected agency in Denpasar, with an age range between 19-25 years old. The data was collected through questionnaire and interview of semiquantitative food frequency questionnaire. The study result showed 62,8% models experience weight cycling and 79,6% models are categorized to mild weight cyclers. Chi-square test show that there are significant differences in the proportion of weight cycling based on macronutrient intake balance when dieting (OR=10,000), eating frequency (OR=19,556), social supports (OR=9,738), exercise activities, (OR=3,143 dan OR=13,750) and stress levels (OR=1,600 dan OR=9,120) among models in three selected Model Agencies in Denpasar, Bali in 2016."
2016
S64334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Lidya
"Tesis ini untuk mengtahui hubungan penambahan brat badan hamil (PBBH) dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektifif. Hasil penelitian menyarankan ibu hamil perlu dianjurkan untuk meningkatkan asupan makanan selama hamil agar PBBH memenuhi rekomendasi. Perlu juga pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis (PMT-Bumil KEK). Ibu hamil perlu secara intensif dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai ketentuan pelayanan antenatal yang direkomendasikan Depkes RI. Follow-up PBBH ibu terutama pada pertengahan dan akhir kehamilan yang merupakan waktu yang kritikal untuk mengidentifikasi resiko teljadinya BBLR.

The focus of this study is to know relation of pregnancy weight gain and low birth-weight in Kembangan District Community Health Center Jakarta Barat on 2008. This research is an analytic study that use cohort retrospective design. The data were collected by secondary data. The researcher suggest that pregnant women should have adequate dietary intake and a standard prenatal care. For pregnant women with chronic energy deficiency (CED) need supplement dietary intake. Pregnancy weight gain at secondary and third trimester was a critical period to identification of low birth-weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33072
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawati
"Perawatan Metode Kanguru (PMK) terbukti meningkatkan berat badan bayi lahir rendah, namun pelaksanaan PMK masih kurang optimal karena kurangnya kepercayaan diri ibu dan pemahaman ibu mengenai PMK terbatas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh dukungan teman senasib terhadap kepercayaan diri ibu, pelaksanaan PMK dan berat badan bayi. Desain penelitian yaitu randomise control trial pre-post test equivalent group dengan 24 responden kelompok intervensi dan 24 responden kelompok kontrol. Intervensi yaitu edukasi PMK (tiga sesi) dan observasi pelaksanaan PMK serta kenaikan berat badan bayi selama tujuh hari.
Hasil penelitian terdapat perbedaan kepercayaan diri ibu, pelaksanaan PMK dan berat badan bayi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p = 0,001; 0,001; 0,030). Terdapat hubungan antara berat lahir bayi dengan kepercayaan diri ibu dan kenaikan berat badan bayi, serta penyakit penyerta dengan kenaikan berat badan bayi. Penelitian ini efektif meningkatkan kepercayaan diri ibu, pelaksanaan PMK dan berat badan bayi. Peneliti merekomendasikan implementasi dukungan teman senasib saat kunjungan rumah.

Kangaroo Mother Care (KMC) has been shown to increase low birthweight, but KMC implementation is less optimal because of self-confidence mother was poor and mother`s understanding about KMC is limited. This research aims to determine effect of peer support on mother's self-confidence, KMC implementation and infant weight gain. The research methodology use was randomized a controlled-random experimental approach with pre-post test equivalent group of 24 respondents in the intervenstion group and 24 respondents in the control goup. The intervention was KMC education (three sessions) and observation of KMC implementation and infant weight gain for seven days.
The results was difference of mother's confidence, KMC implementation and infant weight gain between control group and intervention group (p = 0,001; 0,001,0,030). There was relationship between infant birth weight to mother's self-confidence and infant weight gain, as well as comorbidities with infant weight gain. This research was effectively improved mother's self-confidence, KMC implementation and infant weight gain. Researchers recommend the implementation of peer support during home visits.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Marlia Dewi
"Kurang energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia yang akan dilahirkan. Keadaan ini bisa meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan juga meningkatkan risiko kematian ibu. Angka kematian ibu, angka kematian bayi dan prevalensi lbu hamil berisiko KEK di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari perbedaan ukuran lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil menurut karakteristik demografi, sosial ekonomi dan akses ke tempat pelayanan kesehatan berdasarkan dala Riskesdas dan Susenas 2007. Ibu hamil dikatakan berisiko KEK bila berukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 em. Sa,pel penelitian sebanyak 6.868 ibu hamil yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun metode analisis yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif dan analisis regresi logistik biner. Berdasarkan deskriptif odds ratio, disimpulkan bahwa semua variabel bebas kecuali variabel umur dan jwnlah anak yang dilahirkan mempunyai kecenderungan berisiko KEK searah dengan arah hipotesis. Setelah dilakukan pengujian secara statistik d3lam analisis inferensial, diperoleh bahwa pengeluaran makanan dan kesehatan sebagai dua faktor yang dipandang mernpunyai pengaruh seeara langsung terhadap risiko KEK pada ibu hamil, ternyata temuan penelitian menunjukkan hanya faktor kesehatan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ukuran LILA ibu harnil. Pada faktor klasifikasi, dari dua faktor yang mewakili karakteristik demografi menunjukkan bahwa hanya umur yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko KEK pada ibu hamil. Ibu hamil berumur kurang dari 20 tahun dinyatakan berisiko KEK lebih tinggi dibandingkan ibu harnil berumnr 20-34 tahun. Semua fuktor yang mewakili karakterisik sosial ekonomi selain daerah tempat tinggal, mempunyai pangaruh yang signifikan terhadap risiko KEK pada ibn hamil dan searah dengan hipotesis penelitian. Ibu hamil yang berpendidikan rendah dan menengah, ibu hamil dengan pendapatan perkapita rata sampel dan ibu hamil yang mempunyai lingkungan rumah tangga kurang baik berasosiasi positif lerhadap ukuran LILA ibu hamil. Daerah lempat tinggal juga rnempunyai pengaruh terhadap risiko KEK pada ibu hamil, tetapi besaran dan arab pengaruhnya tidak dapat diuji karena tidak memenuhi persyaratan analisis. Akses ke tempat pelayanan kesehatan juga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko KEK pada ibu hamiL lbu hamil yang dapat menjangkau tempat pelayanan kesehatan lebih mudah mempunyai keeenderungan berisiko KEK lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang sulit untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan.

Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnancy reduce the quality of human resources. It is high risk having low birth weight babies and a high risk of maternal mortality and sickness. Reported in The Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2002, maternal mortality rate in Indonesia still in high level The purpose of this research were to investigate the influence of demographic factors (age and parity). social economic factors (education, per capita expenditure, place of residence and household environment) and access to health set"vice center factors (distance, time and public transport facility to health service center} toward mid upper ann circumverenee of pregnant woman. Pregnant woman is having risk chronic energy deficiency (CED) ifMUAC <23,5 em. In this research, food expenditure over total expenditure and health were considered as the most important factors affecting mid upper arm circurnverencc (MUAC) beside other factors such as age, parity, education, per capita expenditure, place of residence, household environment and access to health service center. The data used in this research was Basic Health Research and National Socio Economic women. Descriptive analysis and logistic regression were used to examine the association. Result of the analysis showed that health had positive effect to MUAC on pregnant women, while food expenditure over total expenditure did not have significant effect to MUAC on pregnant women. Risk chronic energy deficiency were high among those pregnant women who were under 20 years of age, low level of education, bad household environment and have difficult aceess to health service center. Place of recidence also have effect to MUAC on pregnant women but ignorable of its direction. Age have strongest effect to MUAC on pregnant women. Base on that analisis. the effort to overcome the CED in pregnancy should be preventive measure before getting pregnant or even before marriage."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T20974
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Ristiani
"Berat lahir merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering dijadikan indikator ukuran pertumbuhan bayi. Bayi yang memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram, mengindikasikan adanya gangguan kesehatan dan gizi ibu ketika hamil, yang dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan berkaitan dengan risiko terjadinya penyakit degeneratif ketika usia dewasa.
Penelitian ini memakai desain cross sectional, menggunakan data rekam medis ibu hamil yang melahirkan di UPTD Puskesmas Mandirancan periode Januari sampai dengan Desember 2016 yang berjumlah 397 rekam medis.
Hasil uji statistik regresi linier ganda menyatakan bahwa IMT awal kehamilan, pertambahan BB ibu hamil, kadar Hb, dan Lila berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi. Faktor yang paling dominan mempengaruhi berat lahir adalah faktor IMT awal kehamilan (β=0,573) setelah dikontrol oleh variabel pertambahan BB ibu hamil, kadar Hb, dan Lila.
Disarankan agar puskesmas memberikan informasi kepada ibu hamil dan ibu yang akan merencanakan kehamilan, mengenai pentingnya IMT awal kehamilan, pertambahan BB ibu hamil, kadar Hb, dan Lila yang sesuai rekomendasi untuk mencapai berat lahir yang normal.

Birth weight is the most important anthropometric measure and is most often used as an indicator of infant growth. Babies with a birth weight of less than 2500 grams indicate a maternal health and nutritional disorder when pregnant, which may increase the risk of infant morbidity and mortality and are associated with the risk of degenerative diseases in adulthood.
This study used cross sectional design, using maternity medical record data that gave birth at UPTD Puskesmas Mandirancan from January to December 2016 which amounted to 397 medical records.
The result of double linear regression statistic test stated that early pregnancy BMI, maternal weight of pregnant mother, Hb, and Lila were significantly correlated with infant birth weight. The most dominant factor influencing birth weight was early pregnancy IMT factor (β = 0,573) after controlled by weight variable of pregnant mother, Hb level, and Lila.
It is recommended that the puskesmas provide information to pregnant women and mothers who will plan for pregnancy, on the importance of early pregnancy IMT, maternal fatigue, Hb, and Lila levels as recommended to achieve normal birth weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saly Marla Papeti
"ABSTRAK
Interdialytic weight gain IDWG merupakan masalah yang dijumpai pada pasien hemodialisis HD dan mempengaruhi probabilitas kesintasan akibat adanya akumulasi cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan tiga tahun pertama pasien HD kronik berdasarkan IDWG. Desain penelitian menggunakan studi kohort retrospektif dengan metode Kapplan-Meier untuk analisis kesintasan pada 72 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 87.5 responden mengalami IDWG berlebih dengan 16.7 responden mengalami event, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IDWG berlebih dan HID terhadap kesintasan tiga tahun. Hal ini disebabkan terpenuhinya dosis HD dan kecepatan aliran darah yang mempengaruhi tercapainya adekuasi HD. Hasil penelitian ini dapat memotivasi perawat untuk memantau IDWG, pencapaian dosis HD dan berat badan pada akhir sesi HD.

ABSTRACT
Interdialytic weight gain IDWG is a problem in hemodialysis patients and influencing the probability of survival due to fluid accumulation. This study aims to assess the survival the first three years of chronic hemodialysis patients based interdialytic weight gain. The study design used a retrospective cohort study using Kapplan Meier method for survival analysis on 72 respondents. The results showed that there were 87.5 of respondents experiencing excessive IDWG with 16.7 of them experienced event, and there was no significant association between excessive IDWG and intradialysis hypotension against the survival of three years. This could be resulted by the fulfillment of the hemodialysis dose and quick of blood Qb which affect the achievement of hemodialysis adequacy. The results of this study can motivate nurses in monitoring IDWG, achieving hemodialysis dose and body weight at the end of hemodialysis session. "
2017
T47266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amaliya
"ABSTRAK
Prevalensi gizi kurang di Indonesia memberikan angka yang cukup fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 persen (2013), masalah pendek pada balita juga masih cukup serius. Oleh karena itu, penimbangan berat badan setiap bulan penting dilakukan sebagai salah satu cara pemantauan pertumbuhan dan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penimbangan balita di wilayah perkotaan dan perdesaan Indonesia tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan dianalisis menggunakan chi-square. Populasi penelitian adalah balita umur 6-59 bulan di Indonesia yang menjadi sampel Riskesdas 2013, dengan sampel penelitian balita umur 6-59 bulan di Indonesia yang berhasil diwawancarai Riskesdas 2013 dan memiliki kelengkapan data variabel. Diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor predisposisi (pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendidikan ayah, umur ibu, umur balita, jenis kelamin balita, jumlah balita dalam keluarga, hubungan balita dengan kepala keluarga, dan status ekonomi) dan faktor pemungkin (jenis wilayah, kepemilikan kartu KMS, kepemilikan kartu KIA) dengan penimbangan balita, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kecuali untuk pekerjaan ibu di daerah perkotaan yang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik, pvalue=0,120. Untuk menurunkan angka balita tidak ditimbang maka diperlukan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan mengenai pentingnya penimbangan balita setiap bulannya.
ABSTRACT
Prevalence of malnutrition in Indonesia that was quite fluctuant, 18,4% in 2007 decreased to 17,9% (2010) and become inflated again to 19,6% in 2013. Also, stunting still a serious problem for under-five childern. Hence, monthly weighing is important as one of the monitoring growth and nutritional status for under-five childern. This research aims to understand determinant factors that associated with under-five children weighing behavior aged 6-59 month according to Urban and Rural areas in Indonesia in 2013. This research was quantitative with cross sectional design and chi-square analyzed. Population study was under-five children aged 6-59 month in Indonesia that was Riskesdas sample and sample study was under-five children aged 6-59 month in Indonesia that have been interviewed by Riskesdas 2013 and have comprehensive variable study. Result obtain significant association between predisposing factors (work status of mother, mother education, father education, mother age, under-five children age, relationship between under-five children and patriarch, gender of under-five children, under-five children size in family, and economic status) and enabling factors (type of living area, Maternal and Child Health handbook ownership, Road to Health Chart ownership) with wheighing behavior, even in Urban and Rural area. Except for work status of mother in Urban area show insignificant association according to statistic, pvalue=0,120. Conducting health education and health promotion are necessary for community to understand the importance of under-five children monthly weighing."
2015
S60968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>