Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danestyan Arif Pradana
"ABSTRACT
Most commodities in agriculture produce biomass that can be used as an alternative energy source. One of the biomass that is abundant in Indonesia is rice husks which has high levels of lignocellulose. The aim of this study was to use carbon dioxide as the pyrolysis carrier gas and observe the resulting product distribution. The type and composition of the catalyst and operating temperature can affect the value of the conversion and selectivity of end product. For this study, the catalysts used is Nickel-alumina (Ni/Al2O3). The method used is catalytic pyrolysis. Biomass pretreatment given in the form of drying and enumeration, and then inserted into the pyrolysis reactor. Liquid products from pyrolysis are incorporated into the catalytic reactor to be converted and then analyzed by its content of compounds using chromatography (GCMS).

ABSTRACT
Salah satu biomassa yang berlimpah di Indonesia yang bias digunakan untuk energy alternative adalah sekam padi. Sekam padi mengandung lignoselulosa dengan konsentrasi tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan karbon dioksida sebagai Carrier Gas dalam proses pirolisis dan mengamati distribusi produk hasil Catalytic Cracking. Tipe dan kandungan katalis yang digunakan dan temperature operasi akan memengaruhi konversi dan perolehan dari produk. Katalis yang digunakan pada studi ini adalah Nickel-alumina (Ni/Al2O3). Metode yang digunakan adalah pirolisis dan catalytic cracking. Pretreament Biomassa seperti menggunting dan memblender, akan dilakukan untuk mengurangi ukuran dari sekam padi, lalu hasilnya akan di lakukan proses pirolisis. Minyak cair dari pirolisis akan digunakan untuk proses catalytic cracking, Lalu gas hasil proses catalytic cracking akan dianalisis dengan menggunakan GC/MS."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervandy Haryoprawironoto
"Sebagian besar komoditas di bidang pertanian seperti jerami padi dan tongkol jagung menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku industri petrokimia. Jerami padi dan tongkol jagung merupakan biomassa dengan jumlah berlimpah di Indonesia. Jerami padi dan tongkol jagung mengandung komponen lignoselulosa yang membuatnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan toluena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam bahan baku industri dan juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya. Bio-oil mengandung senyawa fenolat salah satunya cresol metil-fenol yang dapat diubah menjadi toluena melalui proses konversi katalitik. Bio-oil dari hasil pirolisis biomassa yang berbeda jenis akan memberikan yield bio-oil yang berbeda karena adanya perbedaan karakteristik seperti kandungan volatile matter, ash, dan fixed carbon. Bio-oil hasil pirolisis tongkol jagung menghasilkan yield bio-oil 44.16 berat, lebih besar dari jerami padi yakni 22.46 berat. Komposisi selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berbeda pada jerami padi dan tongkol jagung akan memberikan distribusi kelompok senyawa pada bio-oil -nya yang berbeda. Bio-oil hasil pirolisis jerami padi mengandung tiga kelompok senyawa terbesar yakni fenol 19.01 berat, furan 12.92 berat, dan keton 12.54 berat. Sedangkan tiga kelompok senyawa terbesar pada bio-oil hasil pirolisis tongkol jagung adalah fenol 24.02 berat, keton 15.08 berat, dan furan 11.67 berat. Bio-oil hasil pirolisis jerami padi dan tongkol jagung dikonversi menjadi toluena melalui konversi katalitik dengan komposisi katalis B2O3/?-Al2O3 dan suhu reaksi yang divariasikan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui komposisi katalis dan suhu reaksi yang dapat menghasilkan yield toluena optimum. Komposisi katalis B2O3 dalam paduan katalis yang digunakan adalah 0 berat, 15 berat, dan 30 berat dengan suhu reaksi yang digunakan adalah 400°C dan 450°C. Yield toluena optimum sebesar 33.01 berat dihasilkan pada konversi bio-oil hasil pirolisis tongkol jagung dengan komposisi katalis yang digunakan terdiri atas 30 B2O3 dan 70 ?-Al2O3 pada suhu reaksi 450°C.

Most commodities in agriculture such as rice straw and corn cobs produce biomass which can be utilized as a source of petrochemical feedstock. Rice straw and corn cob are type of biomass with abundant amount in Indonesia. Rice straw and corncob contain lignocellulosic components that make them useful for toluene production. Toluene is an aromatic hydrocarbon that is widely used in industrial raw materials as well as solvents for other industries. Bio oil contains phenolic compounds, one of them is cresol methyl phenol which can be converted to toluene through a catalytic conversion process. Bio oil from different types of biomass pyrolysis will yield different bio oil yields due to its different characteristics including volatile matter, ash, and fixed carbon content. Bio oil from corncob pyrolysis yields 44.16 wt of bio oil yield, greater than that of rice straw 22.46 wt. Different cellulose, hemicellulose, and lignin compositions on rice straw and corncob will give different composition of components found in bio oil. Bio oil from pyrolysis of rice straw contains the three largest groups of compounds namely phenol 19.01 wt, furan 12.92 wt, and ketone 12.54 wt. While the three largest groups of compounds in bio oils of corncob pyrolysis are phenol 24.02 wt, ketones 15.08 wt, and furan 11.67 wt. Bio oil from pyrolysis of rice straw and corn cobs are converted to toluene by catalytic conversion with the variation of B2O3 Al2O3 catalyst composition and the reaction temperature. This is done to determine the catalyst composition and reaction temperature which can produce the optimum toluene yield. The catalyst composition of B2O3 used in the mixed catalyst was 0 wt, 15 wt, and 30 wt with the reaction temperature used was 400°C and 450°C. The optimum toluene yield of 33.01 wt was produced in the conversion of the corncob pyrolysis bio oil with the catalyst composition used comprising 30 wt B2O3 and 70 wt Al2O3 at reaction temperature of 450°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Lesmono
"Penelitian mengenai teknologi konversi biomassa untuk memperoleh senyawa kimia yang bernilai terus dilakukan, salah satunya dengan proses pirolisis. Proses pirolisis sangat sensitif terhadap suhu dan tekanan operasinya. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam suatu reaktor pirolisis juga terkadang tidak merata sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk memastikan seluruh partikel biomassa terpirolisis. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan peninjauan penyusutan massa yang terjadi selama proses pirolisis untuk bahan baku sebanyak 2.5 gram. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa proses pirolisis mencapai konversi maksimal pada setelah 35 menit. Percobaan dilakukan pada berbagai variasi suhu reaksi pirolisis serta kondisi katalitik dan non-katalitik untuk memperoleh produk furfural tertinggi yang dihasilkan pada uap hasil pirolisis. Dengan analisis GC-MS, diperoleh hasil bahwa peran katalis asam ZSM-5 dapat meningkatkan produk furfural yang dihasilkan dan produk furfural maksimal diperoleh pada kondisi pirolisis 500 C sebanyak 1.11 miligram per gram bahan baku jerami padi serta meningkat menjadi 1.48 miligram per gram bahan baku jerami padi pada kondisi pirolisis katalitikPenelitian mengenai teknologi konversi biomassa untuk memperoleh senyawa kimia yang bernilai terus dilakukan, salah satunya dengan proses pirolisis. Proses pirolisis sangat sensitif terhadap suhu dan tekanan operasinya. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam suatu reaktor pirolisis juga terkadang tidak merata sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk memastikan seluruh partikel biomassa terpirolisis. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan peninjauan penyusutan massa yang terjadi selama proses pirolisis untuk bahan baku sebanyak 2.5 gram. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa proses pirolisis mencapai konversi maksimal pada setelah 35 menit. Percobaan dilakukan pada berbagai variasi suhu reaksi pirolisis serta kondisi katalitik dan non-katalitik untuk memperoleh produk furfural tertinggi yang dihasilkan pada uap hasil pirolisis. Dengan analisis GC-MS, diperoleh hasil bahwa peran katalis asam ZSM-5 dapat meningkatkan produk furfural yang dihasilkan dan produk furfural maksimal diperoleh pada kondisi pirolisis 500 C sebanyak 1.11 miligram per gram bahan baku jerami padi serta meningkat menjadi 1.48 miligram per gram bahan baku jerami padi pada kondisi pirolisis katalitik

Research on biomass conversion technology to obtain valuable chemical compounds continues to be carried out, one of which is the pyrolysis process. The pyrolysis process is very sensitive to the temperature and pressure of its operation. The reaction mechanism that occurs in a pyrolysis reactor is also sometimes uneven so it takes longer to ensure all biomass particles are pyrolyzed. Therefore, this study reviews of the mass shrinkage that occurred during the pyrolysis process for raw materials was 2.5 grams. From the results of the study, it was obtained that the pyrolysis process reached its maximum conversion after 35 minutes. Experiments were carried out on variations of pyrolysis reaction temperatures as well as catalytic and non-catalytic conditions to obtain the highest furfural products produced in the pyrolysis vapors. Using GC-MS analysis, the results show the role of acid behavior in ZSM-5 catalyst can increase furfural products and maximum furfural products obtained under pyrolysis conditions of 1.11 milligrams per gram of raw material for rice straw and increase to 1.48 milligrams per gram under catalytic pyrolysis condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemanasan global merupakun isu ulumu dalam bcrbugai jumal pcngclnhuun dan pemberitaan akhir-akhir ini. Carn~cara pencegahan dan penanggulangan sudah mulai dikembangkaln unluk menghindari efek yang lebih berbahaya. Salah satu cam pcnang&_»ulang,z|nnyz| ndalah dengan Eksasi CO2 oleh mil-croalgn. Fiksasi CO3 selain dapat mcngurangi kadar CO; di udara juga dapat menghasilkan biomassa milcroalga yung mcmiliki nilui ckonomis scperti protein dan glukosa. Hasil biomassu ini kini lclah banyzlk dioluh untuk dikonsumsi mzmusia.
l’|‘o:sus llnlosinlcsis |\u.:ru|'mk;|u pruscs ulamm l`|CI'll|l\Q,$l1|\g,ll}'ll |)(.‘l'l\hCl'll\ll~I1ll'l biomassa selain proses enzimatis (tanpa cahaya). Penelitian sebelumnya telah mcmhuklikan scmznkin hcsaar inlcnsilus culmya yang, dibcrikzm pudn kullur nnkrnalga scmakin besur pula biomassa yang dihasilkan. Pcncliliun ini diharanpkun Llupzxl mcmuliukkzm pcngmuh \'lll'l£lSl ll\lC|lSilL|S culmyn Llun _ilunluh inukulum icrlmdup pmduksi biomalssa dun liksusi CO; olch mikroulgn.
Penelitian ini akan menggunakan Chlorella Sp. Chiorelia merupakan alga hijau A( C/ziorophyta) dan rnerupakan mikroalga yang paling banyak dikembangkan.
Mikroalga ini nkan dilihat pertumbuhannya dalam fotobioreaktor. Sistern reaktor yang digunakan adalah fotolgioreaktor kolom gelembung.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nasim
"Residu serai wangi merupakan salah satu limbah melimpah yang berpotensi untuk dikonversi menjadi produk yang lebih bermanfaat melalui proses pirolisis. Permasalahan pada konversi biomassa adalah terkait mekanisme reaksi yang terjadi. Mekanisme yang terjadi dalam suatu reaktor pirolisis terkadang tidak merata sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk memastikan seluruh partikel biomassa terpirolisis. Hal tersebut dikarenakan proses pirolisis tersendiri merupakan proses yang sangat sensitif terhadap suhu dan tekanan operasinya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan peninjauan terkait proses pirolisis katalitik melalui dengan metode impregnasi biomassa menggunakan katalis asam untuk memproduksi senyawa furfural. Proses impregnasi dilakukan pada biomassa serai wangi menggunakan asam borat dengan variasi rasio katalis terhadap umpan, sedangkan proses pirolisis dilangsungkan dengan variasi suhu untuk menganalisis konversi yang terjadi serta perolehan furfural pada proses tersebut. Percobaan dikakukan untuk memperoleh produk furfural tertinggi yang dihasilkan pada uap hasil priolisis. Dengan analisis GC-MS, diperoleh hasil yang mengindikasikan adanya peran dari impregnasi asam borat dalam peningkatan dan perolehan maksimal produk furfural. Kondisi optimal produksi furfural didapatkan pada kondisi suhu pirolisis sebesar 550oC dan penggunaan katalis asam borat dengan rasio 0.1, dimana didapatkan perolehan senyawa furfural dengan analisis GCMS sebesar 19,17 % area.

Citronella residue is one of the abundant wastes that has the potential to be converted into more useful products through the pyrolysis process. The problem with biomass conversion is related to the reaction mechanism that occurs. The mechanism that occurs in a pyrolysis reactor is sometimes uneven, so it takes a longer time to ensure that all biomass particles are pyrolyzed. This is because the pyrolysis process itself is a process that is very sensitive to temperature and operating pressure. Therefore, in this study, a review will be conducted regarding the catalytic pyrolysis process through the biomass impregnation method using an acid catalyst to produce furfural compounds. The impregnation process was carried out on citronella biomass using boric acid with various ratios of catalyst to feed, while the pyrolysis process was carried out with variations in temperature to analyze the conversion that occurred and the furfural produced in the process. The experiment was carried out to obtain the highest furfural product produced in the pyrolysis vapor. By GC-MS analysis, obtained results indicating the role of boric acid impregnation in the increase and maximum production of furfural products. Optimal conditions for furfural production were obtained at a pyrolysis temperature of 550oC and the use of a boric acid catalyst with a ratio of 0.1, where the content of furfural found form GCMS analysis was 19.17 % area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniswara Wiradharma
"Ruang Hijau (RH) adalah bagian dari pola ruang kota yang penting keberadaanya bagi lingkungan perkotaan dan kehidupan manusia. Biomassa hijau yang terkandung dalam ruang hijau memiliki peranan ekologis sebagai penyerap gas karbon dioksida (CO2). Dengan memanfaatkan citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8, dapat diketahui perubahan luasan ruang hijau dengan menggunakan meteode (Normalized Differential Vegetation Index) NDVI yang mampu melakukan klasifikasi objek identik vegetasi dan non vegetasi. Analisis meliputi hubungan antara NDVI dan biomassa hijau lapangan yang meliputi karakteristik tajuk dan tutupan vegetasi bawah.
Hasil yang diperoleh yaitu sebaran kandungan biomassa hijau di Kota Bogor tidak merata. Terjadi perubahan yaitu penurunan kandungan biomassa hijau sebesar 13.111 ton sehingga terjadi penurunan kemampuan serapan CO2 Kota Bogor sebesar 19.273 ton. Hal ini disebabkan karena penurunan luas ruang hijau sebesar 135,86 Hektar (1,15%) atau + 11,32 Hektar per tahunnya di Kota Bogor dari tahun 2001 hingga 2013.

Green Space is necessary part of urban space pattern for urban environment and human life. Green biomass on the green space has an ecological role as an absorber of carbon dioxide gas (CO2). Information of changing area of green space derived from utilization of remotely sensed data of Landsat 7 ETM + and Landsat 8 by using NDVI (Normalized Differential Vegetation Index) method known capable of performing object classification to identical vegetation and non vegetation. The analysis includes the relationship between NDVI and field-derived green biomass, includes the characteristics of vegetation cover and lower canopy.
The result show that distribution of green biomass properties in Bogor is uneven. There were changes in the levels, decrease up to 13.111 tons of green biomass resulting in decreased ability to uptake of CO2 by 19.273 tons in Bogor City. This is because the area of green space is reduced by 135.86 hectares (1.15%) or approximately 11.32 hectares per year respectively in Bogor City from 2001 to 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemanasan global telah menjadi salah satu topik utama dalam masalah lingkungan. Naiknya kandungan CO2 menjadi salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Oleh karena itu, telah dilakulcan usaha untulc mengurangi kandungan CO; tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mencoba memanfaatkan gas CO; menjadi produk yang berguna, antara lain adalah dengan Eksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella telah diteliti Oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen makanan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Clrlnreffa juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.
Fiksasi CO2 yang paling sederhana adalah clengan memanfaatkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini memerlukan beberapa komponen supaya beljalan dengan baik, antara lain kondisi operasi yang tepat, pencahayaan yang sesuai, dan nutrisi yang cukup.
Masalah yang terjadi adalah terganggunya proses fotosintesis apabila disinari oleh sinar dengan panjang gelombang tertentu dengan kadar yang terlalu besar. Sinar-sinar seperti Ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) dapat berakibat mematikan kehidupan Chlorella apabila kadarnya melebihi batas yang diperbolehkan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk menguji sejauh mana sinar-sinar tersebut berdampak pada pertumbuhan Chlorella tersebut.
Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Benneck yang selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi utama dalam penelitian ini adalah penggunaan sinar UV dan IR, sedangkan data yang diambil adalah jumlah/kerapatan sel (N), pl-I, dan selisih fraksi CO2 yang masuk dengan fraksi CO2 yang lceluar (Ay CO2). Kemudian dilakukan perhitungan dan perbandingan dari data yang dihasilkan pada kedua kondisi penyinaran.
Pada uji ketahanan Clxlorella sp., dapat terlihat bahwa nilai kerapatan sel tems menumn seiring berjalarmya walctu_ Hal ini disebabkan karena Chlorella sp.
mengalami kematian disebabkan oleh radiasi sinar UV dan IR. Kondisi ini bertolak "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Kegiatan antropogenik merupakan penyebab emisi gas rumah kaca. Salah satu gas rumah kaca utama adalah CO2 dimana dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor. Tingginya konsentrasi CO2 di udara dapat dikurangi dengan melakukan fiksasi CO2 oleh organisme fotosintetik. Salah satu organisme fotosintetik yang digunakan adalah mikroalga karena mikroalga memiliki efisiensi fotosintesis yang lebih tinggi daripada tanaman terrestrial dan tidak memerlukan lahan yang luas dalam proses kultivasinya.
Pada penelitian ini, mikroalga Chlorella vulgaris dikultivasi dalam reaktor 3,5 L selama 120 jam dengan variasi konfigurasi lampu dan variasi konsentrasi CO2. sebesar 24,9 g/jam dan 87,3 g/jam. Konfigurasi lampu yang digunakan menghasilkan intensitas cahaya yang berbeda yaitu 29100 lux dan 34990 lux.
Kultivasi mikroalga pada konfigurasi lampu dengan intensitas cahaya sebesar 34990 lux menghasilkan produktivitas biomassa tertinggi sebesar 0,0498 g.l-1.hari-1 dengan laju fiksasi karbondioksida sebesar 6,194 g.l-1.jam-1 23,6 pada pengaliran karbon dioksida 24,9 g.jam-1. Kultivasi mikroalga pada konfigurasi lampu dengan intensitas cahaya sebesar 29100 lux menunjukan hasil yang lebih tinggi dimana menghasilkan produktivitas biomassa tertinggi sebesar 0,5586 g.l-1.hari-1 dengan laju fiksasi karbondioksida sebesar 8,280 g.l-1.jam-1 31,5 pada pengaliran karbon dioksida 24,9 g/jam.

The anthropogenic activities have caused intensive greenhouse gases emission. One of the main greenhouse gases is CO2 which is produced by exhaust gas of self powered motor vehicle. The high concentration of CO2 in the air can be reduced by utilizing photosynthetic organism to fix CO2. One of the photosynthetic organism which can be used to fix CO2 is microalgae, because microalgae has higher photosynthetic efficiency and require smaller land to be cultivated.
In this research, C.vulgaris is cultivated in 3,5 L reactor for 120 hours with varying lamp configuration and carbondioxide concentration. Photobioreactor has two types of lamp configuration which is resulting different light intensity.
Cultivation using lamp configuration with light intensity of 34990 lux results in the highest biomass productivity of 0.0498 g.l 1.day 1 with carbondioxide fixation rate 6.194 g.l. 1.day 1 using carbondioxide flow at 24.9 g.hour 1. Whereas, Cultivation using lamp configuration with light intensity of 29100 lux results in the highest biomass productivity of 0.5586 g.l 1.day 1 with carbondioxide fixation rate 8.280 g.l. 1.day 1 using carbondioxide flow at 24.9 g.hour 1. The purposes of this research is to get the optimum condition which is needed C.vulgaris in biofixation lamp to fix CO2 by adjusting the concentration of CO2 and initial cell density.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finny Chrisnardy
"ABSTRACT
Karbon mesopori berhasil disintesis menggunakan metode soft template dengan Pluronic F-127 sebagai agen pembentuk struktur; phloroglucinol dan formaldehida sebagai prekursor karbon. Karbon mesopori hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, BET, SEM-EDX, dan FTIR. Aktifasi karbon mesopori hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan HCl 1M dengan tujuan untuk meningkatkan loading trietilentetraamina TETA sebagai senyawa bergugus amina dalam karbon mesopori. Karbon mesopori dan karbon mesopori teraktifasi dimodifikasi menggunakan TETA dengan variasi konsentrasi di bawah 50 wt. Karbon mesopori termodifikasi kemudian dikarakterisasi dengan SEM-EDX dan FTIR. Uji adsorpsi CO2 dengan adsorben karbon mesopori, karbon mesopori teraktifasi, karbon mesopori termodifikasi TETA, dan karbon mesopori teraktifasi termodifikasi TETA dengan variasi waktu pengaliran CO2 selama 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit dengan waktu kontak 15 menit dan laju alir gas CO2 20 mL/menit. Sebagai perbandingan, uji adsorpsi dilakukan juga dengan karbon aktif komersial. Uji adsorpsi juga dilakukan pada laju alir 60 mL/menit selama 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5, dan 15 menit untuk melihat pengaruh laju alir terhadap kemampuan adsorpsi CO2. Gas CO2 yang teradsorpsi dilkuantisasi dengan metode titrasi asam basa. Berdasarkan uji adsorpsi CO2, aktifasi asam berhasil meningkatkan loading TETA ke dalam karbon mesopori sehingga meningkatkan kemampuan adsorpsi CO 2.

ABSTRACT
Mesoporous carbon was successfully synthesized using soft templated method with Pluronic F 127 as structure directing agent phloroglucinol and formaldehyde as carbon precursor. The as synthesized mesoporous carbon was characterized using XRD, BET, SEM EDX, and FTIR. Activation of as synthesized mesoporous carbon was done using HCl 1 M to increase triethylenetetraamine TETA as amine group compound loading within mesoporous carbon. Mesoporous carbon and activated mesoporous carbon was modified using TETA with concentration varation under 50 wt. The modified mesoporous carbon was then characterized with SEM EDX and FTIR. Adsorption test was performed using adsorbent mesoporous carbon, activated mesoporous carbon, mesoporous carbon modified by TETA, and activated mesoporous carbon modified by TETA with flow time CO2 gas variation 5, 10, 15, 20, 25, and 30 minutes, contact time 15 minutes, and flow rate 20 mL minute. As comparison, adsorption test was performed with activated carbon. Adsorption test was also performed with flow rate 60 mL minute for 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5, and 15 minutes to observe the effect of flow rate on adsorption ability of CO2. Adsorbed CO2 gases was quantified with acid base titration method. From CO2 adsorption test, acid activation was successfully increased TETA loading within mesoporous carbon which increased CO2 adsorption ability."
2016
S66243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justin Edgar
"Co-pyrolysis antara bonggol jagung dengan plastik polipropilena dilakukan di dalam reaktor tangka berpengaduk menggunakan gas CO2 sebagai gas pembawa karena ketersediaannya yang melimpah dan harganya yang murah. Percobaan dilakukan pada berbagai komposisi bonggol jagung dan plastik polipropilena untuk memperhitungkan pengaruh komposisi pada yield dan kualitas minyak nabati yang dihasilkan. Laju alir gas yang digunakan adalah 750 mL/menit dan laju pemanasan sebesar 5°C/menit hingga suhu mencapai 500°C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield gas non-kondensibel dan char yang dihasilkan lebih banyak, sedangkan yield minyak nabati lebih sedikit dibandingkan saat gas N2 digunakan sebagai gas pembawa. Derajat percabangan molekul pada fraksi non-polar minyak nabati yang dihasilkan terbukti lebih besar dan kandungan aromatiknya lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar komersial. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>