Ditemukan 103690 dokumen yang sesuai dengan query
Salim Haji Said
Bandung: Mizan Media Utama, 2015
959.8 SAL g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
A.M. Hanafi
Lile-France : Edition Montblanc , 1998
959.803 7 HAN a (2)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Peter Kasenda
Depok: Komunitas Bambu, 2016
959.803 PET k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Weinstein, Franklin B.
Jakarta: Equinox, 2007
327.598 WEI i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Weinstein, Franklin B.
Ithaca: Cornell University Press, 1976
327.598 WEI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Langenberg, Michael Van
Yogyakarta: Cermin, 1999
959.8 LAN g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lubis, Muhammad Ridwan, 1947-
Depok: Komunitas Bambu, 2010
297.272 LUB s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Satriono Priyo Utomo
"
ABSTRAK Penulisan tesis ini mengkaji biografi pemikiran Aidit 1946-1965 yang mencakup pertama, perjalanan hidup Aidit yang melahirkan dan membentuk pemikiran-pemikirannya, kedua, menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran politik revolusioner dan eksperimentasi-eksperimentasi pemikiran Aidit atas Marxisme-Leninisme, dan menjelaskan dampak atas relasi pemikiran-pemikiran Aidit dengan strategi dan sikap politik Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam konstelasi politik nasional pada masa Demokrasi Parlementer hingga Demokrasi Terpimpin. Aidit adalah manusia politik yang tumbuh dan berkembang dalam dua pengalaman yang dinamis yaitu empirisme Belitung dan pergaulan politik Jakarta. Pemikiran-pemikiran Aidit muda dipandang oleh Soe Hok Gie yang menyebutnya sebagai tipe pemikir Indonesia yang masih muda, dan tulisan-tulisannya pada masa awal revolusi merupakan sumber kekecewaan generasi muda. Saat Aidit mencapai kedudukan sebagai pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1950-an sampai akhir hidupnya. Aidit tampil seperti yang disampaikan oleh Justus M. van Der Kroef sebagai ahli taktik, organisator dan teoritikus. Melalui metode historiografi, pendekatan sejarah pemikiran dan teori hermeneutik Wiliam Dilthey, pemikiran-pemikiran politik Aidit berdinamika dalam tiga fase yaitu eksplorasi (1946-1947), konsolidasi (1951-1956) dan eksperimentasi (1957-1965). Di fase eksplorasi, Aidit muda menggunakan Marxisme-Leninisme sebagai pisau analisa memahami Indonesia yang baru saja diproklamirkan. Saat berusia 23 tahun, Aidit menulis dengan cara pandang progresif yang meyakini bahwa revolusi Indonesia adalah bagian daripada revolusi dunia. Pemikiran-pemikiran politiknya terus berkembang bersama PKI. Dalam fase konsolidasi Aidit melahirkan buah pemikiran tentang konsepsi partai komunis di Indonesia yaitu partai massa sekaligus partai kader, dengan melibatkan kaum tani bersama kaum buruh menjadi motor penggerak perubahan dengan menempuh jalan damai. Kemudian sistem politik nasional pada masa awal Demokrasi Terpimpin mendorong Aidit berpikir progresif. Pada fase eksperimentasi Aidit menganalisis sejarah perkembangan masyarakat dan merumuskan kelas-kelas sosial di Indonesia. Aidit menggagas dua tahapan revolusi yaitu nasional dan demokratis, dengan semangat melenyapkan sisa-sisa feodalisme dan imperialisme. Titik pertemuan revolusi dua tahap itu adalah perjuangan agraria. Perjuangan tersebut menempuh jalan yang disebut Aidit sebagai Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) yang berisi perjuangan gerilya di desa-desa, aksi-aksi revolusioner, bekerja baik dan intensif di kalangan kekuatan bersenjata.
ABSTRACTThe writing of this thesis examines the biography of Aidit's thoughts from 1946-1965 which included the first, Aidit's life journey which gave birth to and formed his thoughts, secondly, explained revolutionary political thoughts and Aidit's thought experiments on Marxism-Leninism, and explained the impact on relations Aidit's ideas with the strategy and political attitude of the Indonesian Communist Party (PKI) in the national political constellation during the period of Parliamentary Democracy to Guided Democracy. Aidit is a political man who grew and developed in two dynamic experiences, namely Belitung's empiricism and Jakarta's political association. Young Aidit's ideas were seen by Soe Hok Gie who called him the young type of Indonesian thinker, and his writings in the early days of the revolution were a source of disappointment for the younger generation. When Aidit reached the position of head of the Indonesian Communist Party (PKI) in the early 1950s until the end of his life. Aidit appeared as presented by Justus M. van Der Kroef as a tactician, organizer and theorist. Through historiography methods, the approach of history of William Dilthey's thought and hermeneutic theory, Aidit's political thoughts were dynamic in three phases, namely exploration (1946-1947), consolidation (1951-1956) and experimentation (1957-1965). In the exploration phase, young Aidit used Marxism-Leninism as an analytical knife to understand Indonesia that had just been proclaimed. When he was 23 years old, Aidit wrote in a progressive perspective that believed that the Indonesian revolution was part of the world revolution. His political thoughts continued to develop with the PKI. In the consolidation phase Aidit gave birth to ideas about the conception of the communist party in Indonesia, namely the mass party as well as the cadre party, by involving the peasants with the workers to become the driving force of change by taking a peaceful path. Then the national political system in the early days of Guided Democracy encouraged Aidit to think progressively. In the experimental phase Aidit analyzed the history of community development and formulated social classes in Indonesia. Aidit initiated two stages of the revolution, national and democratic, in the spirit of eliminating the remnants of feudalism and imperialism. The meeting point of the two-stage revolution is the agrarian struggle. The struggle took a path called Aidit as the Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) which contained guerrilla struggles in the villages, revolutionary actions, worked well and intensely in the armed forces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52125
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1959
324.217 5 AID
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Orde Baru merupakan suatu periode dalam lintasan sejarah Indonesia yang selalu menarik untuk dibahas secara akademik. Selama lebih dari tiga dekade, periode Orde Baru hanya direpresentasikan oleh satu rezim pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto. Dalam konteks itu, buku ini bermaksud untuk mengulas bagaimana kerja-kerja intelijen dilakukan pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto saat itu. Berbeda dari buku-buku dan artikel ilmiah sebelumnya yang lebih banyak mengulas pola kerja intelijen maupun dampak kerja intelijen terhadap masyarakat, buku ini mencoba mengulas relasi kerja-kerja intelijen dengan pasang-surut kekuasaan Soeharto. Buku ini membahas bagaimana kesamaan ataupun perubahan karakter intelijen pada awal pemerintahan Soeharto menapaki kekuasaan, pada saat pemerintahan Soeharto mulai melakukan konsolidasi dan menstabilkan kekuasaan, hingga pada saat pemerintahan Soeharto dilanda tantangan gelombang demokratisasi dan krisis ekonomi di akhir tahun 1990-an. Dengan membaca dinamika karakter intelijen pada tiga periode tersebut, diharapkan pembaca akan mendapatkan pandangan yang komprehensif mengenai dinamika intelijen dengan kekuasaan di era Orde Baru. Buku ini dimaksudkan sebagai suatu tinjauan ilmiah untuk memperkaya diskursus akademik intelijen di Indonesia, dan juga sebagai medium evaluasi agar kesalahan serupa tidak terulang lagi di masa depan. Setidaknya terdapat dua pembelajaran penting dari kajian ini, pertama, penggunaan intelijen untuk ambisi pelanggengan rezim tidak selamanya menghasilkan keluaran positif bagi kekuasaan itu sendiri. Kedua, ambisi pelanggengan rezim pada akhirnya juga melemahkan kemampuan intelijen itu sendiri dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan deteksi dini terhadap ancaman keamanan nasional."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
355.34 INT
Buku Teks Universitas Indonesia Library