Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kadar, Daniel Z., 1979, (author
Cambridge : Cambridge University Press, 2017
306.44 KAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ariella Shan
"ABSTRAK
Esensi bahasa perempuan adalah kesopanan. rdquo; Pola pikir ini tanpa disadari memberikan kaum wanita batasan dalam berkomunikasi di tempat kerjanya. Gagasan ini dihidupkan terus menerus melalui berbagai medium, yang mana film merupakan salah satunya. Namun, kemampuan kaum perempuan dalam memproduksi film di era ini memungkinkan berubahnya pemikiran tersebut. Penelitian kecil ini bertujuan mengetahui jika gagasan ini ditentang atau diteruskan melalui salah satu karya sineas perempuan,, yaitu Equity 2016 dengan menggunakan strategi kesopanan Brown and Levinson 1987 dan strategi ketidaksopanan Culpeper 1996 . Pertanyaan penelitian melingkupi jenis strategi kesopanan dan ketidaksopanan apa yang digunakan dua karakter utama di tempat kerja, apa alasan yang mungkin mendasari penggunaan strategi tersebut, dan adakah perangkat linguistik ldquo;khas rdquo; bahasa perempuan di dalam percakapan. Data dikumpulkan dengan mengidentifikasi dan menganalisis strategi dalam ujaran kedua karakter, lalu menghitung dan membandingkan frekuensi penggunaannya. Hasil menunjukkan kedua karakter paling banyak menggunakan strategi kesopanan bald on record, positive politeness dan negative politeness serta strategi ketidaksopanan bald on record dan negative impoliteness. Kemungkinan alasan penggunaannya meliputi sifat karakter, pengetahuan mereka akan posisi masing-masing dalam perusahaan dan tingkat jarak sosial . Data mengenai perangkat linguistik yang identik dengan bahasa perempuan cukup sedikit. Dapat disimpulkan bahwa bahasa yang dipakai kedua karakter tidak selalu mencerminkan kesopanan.

ABSTRACT
Politeness explains women language rdquo; is a notion that somehow limits how women communicate in the workforce. Movies are one way to perpetuate this idea, but now that women are able to produce their own films, changes are likely to happen. Through one such movie, Equity 2016 ,thissmall-scale research aims to find out if the notion is resisted or propagated and draws on Brown and Levinson 1987 rsquo;s politeness strategies and Culpeper 1996 rsquo;s impoliteness strategies. Research questions include: what kind of politeness and impoliteness strategies do the main characters use the most at work, what are the possible reasons for them to use these strategies, and is there any stereotype that appear in how the women communicate. Method includes identifying and analyzing strategies from their utterances, then counting and comparing the number for eachstrategy. Results show bald on record, positive politeness, and negative politeness strategies as well as negative impoliteness and bald on record impoliteness strategies are mostly used, with reasons attributed to the characters rsquo; personalities, knowledge of their hierarchical positions, and degree of social distance. Less evidence is found on thestereotypes being present. It is concluded that politeness is not always reflected in the lead characters rsquo; language use. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Illinois : Dorsey Press, 1973
158.2 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naroll, Raoul
London: Sage, 1983
170 NAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ribner, Irving
London: Methuen, 1962
822.309 RIB j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Snyder, Benjamin H.
"The 21st century workplace compels Americans to be more flexible. To embrace change, work with unpredictable schedules, be available 24/7, and take charge of ones own career. What are the wider implications of these pressures for workers moral lives? How do they construct conceptions of good work and a good life amid such incessant change? In The Disrupted Workplace, Benjamin Snyder examines how three groups of American workers-financial professionals, truck drivers, and unemployed job seekers-construct moral order in a capitalist system that demands flexibility. Based on 70 in-depth interviews and three years of participant observation, he argues that the flexible economy transforms how workers experience time. New scheduling techniques, employment strategies, and technologies disrupt the rhythms and trajectories of working life, which makes time feel chaotic, accelerated, desynchronized, and unpredictable. Amidst a welter of fragmented temporalities, the workplace becomes a site of perplexing moral dilemmas. Work can feel both liberating and terrorizing, engrossing in the short term but unsustainable in the long term. Through a vivid portrait of real workers struggles to adapt their moral lives to constant disruption, Snyder mounts a compelling critique of the cultural costs of the flexible economy.
"
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470300
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
David Kusuma Wijaya
"Dengan menggunakan model komunikasi encoding/decoding Stuart Hall (1980), artikel ini mengkaji penggambaran moralitas dalam cerita video game Fate/Grand Order dan interpretasi moralitas tersebut oleh para pemainnya. Video game telah lama melewati periode di mana tujuan utamanya adalah untuk hiburan. Saat ini, banyak video game yang menawarkan pengalaman dan keterlibatan tingkat tinggi yang dipoles untuk para pemainnya, yang berkontribusi besar sebagai media yang memberikan kesempatan untuk merefleksikan banyak topik penting seperti agama atau moralitas. Artikel ini mengakui keterlibatan budaya dan sosial dalam bermain video game dan membantu mengeksplorasi batas-batas yang difasilitasi oleh struktur naratif dari game itu sendiri. Dengan menganalisis dan mengkritik cara narasi dalam game ini dibuat dan pemahaman para pemainnya, penulis berpendapat bahwa narasi game ini memunculkan sesuatu yang sering diabaikan dalam game-game lain dengan cerita yang serupa.

Using Stuart Hall’s (1980) encoding/decoding model of communication, this article examines the portrayal of morality in the story of the video game Fate/Grand Order and the interpretation of said morality by its players. Video games have long since passed the period where their sole purpose is for entertainment. Nowadays, many video games offer a polished, high-level experience and engagement to the players, considerably contributing as a medium that provides a chance for reflection on many important topics such as religion or morality. This article acknowledges the cultural and social involvement of playing video games and helps to explore the bounds that are facilitated by the narrative structure of the game itself. By analyzing and criticizing the way the narrative in this game is crafted and its players’ understanding of it, The writer argues that the game’s narrative brings forth something that is often neglected in other games with stories that are similar in nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Buchanan, James M.
Indianapolis: Liberty Fund, Inc., 2001
R 320.01 BUC c (XVII)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubaidi
"ABSTRAK
Masalah moralitas penting bagi pengembangan ilmu dan bagi masyarakat luas karena terkait dengan fungsi dan esensi kehidupan manusia Penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang perkembangan moral, khususnya untuk melihat pengaruh komponen interpersonal (pola asuh orangtua) dan komponen lntrapsikis (nurani dan kesadaran religius) terhadap pertimbangan moral dan tingkahlaku moral.
Menurut Rest (Kurtines & Gerwitz, 1984) ada empat komponen utama moralitas yang mendasari munculnya tingkahlaku moral yaitu (1)
sensitivitas seseorang dalam menafsirkan situasi tertentu (moral sensitivity), (2) penalaran seseorang dalam memperkirakan suatu tindakan moral (moral reasoning), (3) motivasi seseorang dalam menyeleksi penilaian tentang citra moral (moral motivation), (4) karakter seseorang berkenaan dengan kekuatan batin dan pengaturan diri untuk memutuskan suatu tindakan moral (moral character). Sensitivitas moral dan penalaran moral banyak terkait dengan komponen interpersonal, sedangkan motivasi moral dan karalrter moral erat kaitannya dengan komponen intrapsikis. Wilks (1995) menyatakan masing-masing komponen utama moral tersebut merupakan variabel yang bebas (independent), tidak harus keempat komponen itu menjalin kerjasama untuk menghasilkan suatu tindakan moral. Tingkahlaku moral boleh jadi muncul disebabkan karena berfungsinya salah satu kornponen moral tersebut.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji model yang menyatakan bahwa terbentuknya pertimbangan moral dan tingkahlaku moral dipengaruhi oleh komponen interpersonal (pola asuh orangtua) dan komponen intrapsikis (nurani dan kesadaran religius).
Subjek penelitian adalah mahasiswa UPI YAI berjumlah 400 orang diambil dari Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, serta Fakultas Teknologi Industri. Data dijaring dengan mengggunakan instmmen pengumpul data, terdiri dari: (1) skala pola asuh orangtua, (2) skala nurani, (3) skala kesadaran religius, (4) The Defining Issues Test, dan (5) skala tingkahlaku moral.
Teknik analisis pengolahan data untuk menguji hipotesis (model penelitian) digunakan model persamaan struktural (structural equation models) biasa dikenal dengan sebutan LISREL (Linier Structural Relationshws) suatu perangkat lunak yang dikembangkan oleh Ioreskog dan Sorbom (1996).
Hasil pengujian yang dilakukan terhadap Model I sebagai initial model belum diperoleh model yang memuaskan, kemudian dilanjutkan dengan respesilikasi model, diperoleh Model II yang ternyata cooolc (fit) dengan data. Beberapa kesimpulan dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Model II seeara teoretis terbukti dapat dipandang sebagai model yang tergolong lcuat karena semua hubungan antar variabel dalam model tersebut bermakna. Hubungan struktural yang terbentuk pada Model II merupakan hubungan struktural yang mantap dan andal.
2. Variabel pola asuh orangtua terbukti secara langsung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan nurani.
3. Variabel pola asuh orangtua terbulcti secara langsung mempunyai pengaruh yang signiflkan terhadap pembentukan kesadaran religius.
4. Variabel nurani terbukti secara signiflkan memberikan pengaruh langsung terhadap terbentulcnya tingkahlalcu moral.
5. Variabel kesadaran religius secara signifikan memberikan pengaruh langsung terhadap terbentuknya tingkahlaku moral.
6. Variabel pola asuh orangtua melalui variabel nurani dan kesadaran religius terbukti secara signifikan memberikan pengaruh pada terbentuknya tingkahlaku moral.
Beberapa saran dapat diajukan sebagai berikut: (1) Aspek-aspek nurani yang terdiri dari: kewaspadaan (vigilance) dan perasaan tidak nyaman karena telah melakukan tindakan yang tidak baik (affective discomfort) memberikan pengaruh yang sangat menonjol bagi munculnya tingkahlaku moral. Temuan ini dapat dijadikan dasar bagi penyusunan program pelatihan bidang pengembangan tingkahlaku moral. (2) Dimensi pengetahuan dan keyakinan agama terbukti memberikan dukungan yang rendah pada variabel laten kesadaran religius. Dalam pendidikan agama, sebaiknya dihindari pendekatan yang bersifat indolctrinasi, dan dikembangkan cara-cara yang dapat memberikan orientasi pengetahuan dan keyakinan agama secara kritis dan lugas, (3) Para orangtua dan pendidik perlu merujuk pada strategi pengasuhan yang lebih komprehensif, dengan memperhatikan aspek-aspek induksi (induction), authoritarian, dan democratic famiy: decisions making, (4) Instrumen penelitian pertimbangan moral The Dejfning Issues Test (DIT) belum cukup memadai digunakan untuk mengukur pertimbangan moral. Bagi peneliti yang tertarik dengan permasalahan pertimbangan moral ini perlu mempertimbangkan dan lebih berhati-hati dalam penggunaan DIT, perlu menyederhanakan proses administrasi, skoring, maupun interpretasi tes, (5) Penelitian ini berhasil membuktikan peran variabel nurani dan kesadaran religius bagi terbentuknya tingkahlaku moral. Peneliti lain diharap dapat memperluas Lingkup kajiannya dengan melibatkan variabel intrapsikis lainnya dan juga variabel budaya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
D630
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1978
302 QUE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>