Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfan Ahmadhani Akbar
"Penelitian mengenai struktur komunitas capung di kawasan Situ Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat telah dilakukan pada bulan November 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas capung serta memantau perubahan struktur komunitas capung di situ-situ kampus Universitas Indonesia Depok. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 6 situ dengan metode purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 spesies lamun dari dua subordo dan 4 famili. Orthetrum testaceum memiliki indeks nilai penting tertinggi di pagi hari dan Zyxomma obtusum pada sore hari. Nilai indeks keanekaragaman di seluruh situ Kampus UI tergolong rendah. Nilai indeks kemerataan pada Situ Kenanga dan Situ Salam tergolong tidak merata, sedangkan Situ Agathis, Mahoni, Puspa dan Ulin tergolong kurang merata. Nilai indeks dominansi pada Situ Kampus UI tergolong rendah. Secara umum, Kualitas perairan Situ Kampus UI tergolong tercemar sedang.

Research on community structure of dragonflies and damselflies in lakes of University of Indonesia Depok, West Java, was conducted on November 2017. The study aims to determine the community structure of dragonflies and damselflies and to monitor the changes in community structure of dragonflies and damselflies in University of Indonesia Lakes. The location of sampling in 6 lakes was determined by purposive sampling.
The results showed that there are 12 species of dragonflies and 4 species of damselflies from 4 families. Orthetrum testaceum has the highest importance index at morning and Zyxomma obtusum at evening. The diversity index value in University of Indonesia lakes are considered as low. Evennes index value in University of Indonesia lakes are considered low at lake Kenanga and lake Salam while on situ Agathis, Mahoni, Puspa and Ulin are considered moderate. The dominance index in University of Indonesia lakes was low. Generally, based on dragonflies and damselflies diversity, water quality in University of Indonesia lakes are considered moderately polluted.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Yulianti
"Telah dilakukan penelitian tentang komunitas capung di Kampus Universitas Indonesia Depok. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, dan kemerataan jenis, serta kesamaan jenis antar subtipe habitat perairan di Kampus UI Depok. Pengamatan jumlah individu setiap jenis capung dilakukan dengan menggunakan metode point count pada 22 titik sampling. Data dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shanon-Wienner, indeks kemerataan, dan indeks kesamaan jenis antartipe habitat. Capung yang ditemukan sebanyak 16 jenis yang terdiri dari 12 anggota Subordo Anisoptera dan 4 anggota Subordo Zygoptera. Agriocnemis femina merupakan jenis yang paling melimpah pada habitat tertutup dan terbuka, baik pada pengamatan pagi maupun sore. Pada habitat tertutup, Orthetrum Sabina dan Pantala flavescens merupakan jenis yang paling melimpah di pagi hari sedangkan Zyxomma obtusum merupakan jenis yang paling melimpah di sore hari. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi saat pengamatan pagi pada habitat terbuka (H1 = 2.4). Begitu pula dengan nilai indeks kesamaan jenisnya (E = 0.81). tingginya indeks kesamaan jenis antara habitat terbuka dan terutup (IS = 0.80-0.85) menunjukkan bahwa jenis yang terdapat di masing-masing habitat tidak jauh berbeda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Puspitarini
"Studi struktur komunitas ikan di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, telah dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas ikan dengan mengacu pada komposisi, dominasi, kegelapan, dan keanekaragamannya. Sampel ikan diambil di empat titik yaitu Salam inlet, Salam midlet, zikon pond, dan Salam toko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 spesies ikan ditemukan, yaitu Amphilopus citrinellus, Barbodes binotatus, Clarias batrachus, Channa striata, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Poecilia reticulata, Pterygoplichthys pardalis, Trichopodus pectoralis, dan Trichopodus trichopterus. Komposisi ikan tertinggi dari danau Salam adalah Pterygoplichthys pardalis itu Senyawa sekitar 54%. Outlet Salam memiliki total spesies tertinggi dengan 9 spesies. Zikon tambak adalah lokasi dengan indeks keanekaragaman tertinggi dengan nilai 1,34.

A study of fish community structure at Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, has been conducted to know the structure community of fish with reference to composition, domination, eveness, and its diversity. Fish samples were taken at four spots that is Salam inlet, Salam midlet, zikon pond, and Salam outlet. Result of research showed that 10 species of fish were found, those are Amphilopus citrinellus, Barbodes binotatus, Clarias batrachus, Channa striata, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Poecilia reticulata, Pterygoplichthys pardalis, Trichopodus pectoralis, and Trichopodus trichopterus. Highest fishes composition of Salam lakes are Pterygoplichthys pardalis that compound about 54%. Salam outlet has highest species total with9 species. Zikon pond were the location with the highest diversity index with value1.34."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Nadira Mieroji
"Penelitian mengenai struktur komunitas gastropoda di Situ Agathis Universitas Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis struktur komunitas gastropoda berdasarkan kepadatan individu tiap jenis, indeks keanekaragaman Shannon Wiener, indeks dominansi, dan indeks kemerataan. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan dengan alat Ekman grab dan hand net di stasiun inlet, midlet, dan outlet Situ Agathis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan jenis gastropoda tertinggi dengan nilai 800 ind/m2 yaitu spesies Tarebia granifera dan kepadatan terendah dengan nilai 11,42 ind/m2 yaitu spesies Lymnaea rubiginosa. Sementara, hasil penghitungan indeks keanekaragaman jenis tergolong rendah dengan nilai berkisar antara 0,3–0,62, nilai indeks kemerataan tergolong rendah dan tidak merata dengan nilai berkisar antara 0,19–0,38, dan nilai indeks dominansi dengan nilai berkisar antara 0,56–0,86 yang menunjukkan adanya spesies yang mendominansi. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika-kimia, kondisi perairan Situ Agathis buruk dan hanya spesies gastropoda tertentu saja seperti Pomacea canaliculata, Tarebia granifera, dan Melanoides tuberculata yang dapat menoleransi.

Research on the structure of the gastropod community at Situ Agathis University of Indonesia has been carried out to analyze the structure of the gastropod community based on individual density each species, Shannon Wiener diversity index, dominance index, and evenness index. Sampling of gastropods was carried out using Ekman grab and hand net at the inlet, midlet, and outlet stations of Situ Agathis. The results showed that the highest density of gastropod species with a value of 800 ind/m2 was the species Tarebia granifera and the lowest density with a value of 11.42 ind/m2 was the species Lymnaea rubiginosa. Meanwhile, the results of the calculation of the species diversity index are classified as low with a values ranged from 0.3–0.62, the evenness index value is low with a values ranging from 0.19–0.38, and the dominance index values ranging from 0.56–0.86 which indicates the presence of a dominant species. Based on the result of measurment physic-chemical parameters, the water conditions of Situ Agathis are poor and only certain gastropod species such as Pomacea canaliculata, Tarebia granifera, and Melanoides tuberculata can tolerate it."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia Heyden
"Substrat makrofita memengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman struktur komunitas epifiton. Mikroalga yang berpotensi bersifat perifitik menjadi komponen penyusun struktur komunitas epifiton. Berdasarkan penelitian sebelumnya, epifiton pada Utricularia berkeanekaragaman sedang dengan Cosmarium dan diatom sebagai penyusun utama komunitas epifiton, sementara epifiton pada Hydrilla dan Chara yaitu Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, dan Staurastrum.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara struktur komunitas epifiton pada Utricularia sp. dengan Hydrilla sp. dan mengetahui plankton yang berpotensi menjadi epifiton di Situ Alam FMIPA UI. Komponen yang dikaji yaitu kelimpahan dan keanekaragaman epifiton.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 hingga Mei 2018 menggunakan metode purposive sampling dan mengambil sampel epifiton pada Utricularia sp., Hydrilla sp., gelas objek, dan plankton pada sampel air. Pengambilan tiap sampel dilakukan 3 kali dengan pengulangan 1 kali dalam jarak waktu 2 minggu.
Penelitian menunjukkan 67 genus dengan 1 genus planktonik yang hanya ditemukan di sampel gelas objek saja. Kelimpahan epifiton pada Utricularia sp. sebanyak 84.609 sel/ml, lebih tinggi dibanding epifiton pada Hydrilla sp. yaitu 74.392 sel/ml. Nilai keanekaragaman epifiton pada kedua tanaman tersebut dikategorikan keanekaragaman rendah H rsquo;< 2,302. Keanekaragaman komunitas epifiton pada Utricularia sp. berbeda dengan komunitas epifiton pada Hydrilla sp. P0,05.

Macrophytes as substrate affect abundance and diversity in community structure of epiphyton with periphytic microalgae become part of it. Previous research showed medium diversity of epiphyton on Utricularia mostly consists of Cosmarium and diatom, also Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, and Staurastrum was found on epiphyton of Hydrilla and Chara.
The purpose of this research is to know the differences between community structure of epiphyton on Utricularia sp. and Hydrilla sp., also to know planktons that become epiphyton at Situ Alam FMIPA UI. Abundance and diversity of epiphyton community are the main discussion in this research.
Research begins on March 2018 until May 2018. Using purposive sampling method, samples were taken from Utricularia sp., Hydrilla sp., object glass, and water. Each sample was taken thrice, one repetition, once every 2 weeks.
Research shows 67 genera, including 1 planktonic genus that was found only on object glass. The abundance of epiphyton on Utricularia sp. shows 84.609 cell ml, higher than 74.392 cell ml that was found on epihyton of Hydrilla sp. Both diversity indices are categorized as low diversity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Zahra Paramameswari
"Epifiton berperan penting dalam sistem produksi perairan, tetapi komposisi dan kuantitasnya belum diketahui di Situ Alam. Terdapat tumbuhan emergent di Situ Alam meliputi Oryza rufipogon dan Isachne globosa, yang dapat berperan sebagai substrat epifiton. Oleh karena itu, analisis struktur komunitas epifiton pada dua tumbuhan tersebut di Situ Alam perlu dilakukan, disertai komposisi organisme yang berpotensi menjadi epifiton. Sampel epifiton didapat dari Oryza rufipogon dan Isachne globosa menggunakan metode purposive sampling di tepi situ, sedangkan organisme yang berpotensi menjadi epifiton didapat dari gelas objek yang dibenamkan dalam situ. Hasil yang diperoleh, yaitu kelimpahan epifiton pada Oryza rufipogon sebesar 26.163 sel/cm2 dari 61 genus, sedangkan pada Isachne globosa sebesar 49.863 sel/cm2 dari 50 genus, dan disertai 37 genus organisme yang berpotensi menjadi epifiton.
Berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, keanekaragaman epifiton pada Oryza rufipogon dan Isachne globosa termasuk sedang, dengan nilai pada Isachne globosa yaitu 2,06, dan nilai pada Oryza rufipogon yaitu 1,86. Kelimpahan dan keanekaragaman epifiton pada dua tumbuhan tersebut berbeda nyata, berdasarkan analisis uji-t. Selain itu, berdasarkan analisis similaritas Sorensen, genus epifiton pada dua tumbuhan tersebut memiliki kesamaan sebesar 88,24, dengan perbedaan sebesar 11,76, yang disebabkan oleh 10 genus spesifik pada Oryza rufipogon dan 1 genus spesifik pada Isachne globosa.

Epiphyton play an important role in aquatic production systems, but their composition and quantity are not yet known in Situ Alam. There are emergent plants in Situ Alam include Oryza rufipogon and Isachne globosa, which can serve as epiphyton substrate. Therefore, an analysis of epiphyton community structure on these two plants in Situ Alam should be known, with the composition of epiphyton potential organism. Epiphyton samples were obtained from Oryza rufipogon and Isachne globosa using purposive sampling method on the edge of the situ, and epiphyton potential organisms were obtained from glass objects that were immersed in situ. The results obtained, the epiphyton abundance on Oryza rufipogon are 26,163 cells cm2 from 61 genera, and on Isachne globosa are 49.863 cells cm2 from 50 genera, with 37 genera of epiphyton potential organisms.
Based on Shannon Wiener 39 s diversity index, epiphyton diversity on Oryza rufipogon and Isachne globosa is moderate, with value at Isachne globosa is 2.06, and the value of Oryza rufipogon is 1.86. The epiphyton abundance and diversity on these two plants was significantly different, based on t test analysis. In addition, based on Sorensen 39s similarity analysis, the epiphyton genera on these two plants have 88.24 similarity, with 11.76 difference, caused there are 10 specific genera on Oryza rufipogon and 1 specific genera on Isachne globosa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zulkarnain
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui struktur komunitas epifiton pada tumbuhan Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Ditemukan 34 marga dengan kepadatan 983 ind/cm2. Situ Agathis memiliki epifiton dengan kepadatan 320 ind/cm2, Situ Mahoni sebesar 296 ind/cm2, Situ Puspa sebesar 136 ind/cm2, Situ Ulin sebesar 48 ind/cm2, Situ Salam sebesar 183 ind/cm2. Situ Agathis di dominasi oleh Crucigeniella (12%), Situ Mahoni di dominasi oleh Navicula (26%), Situ Puspa di dominasi oleh Navicula (50%), Situ Salam di dominasi oleh Diatom1 (74%), Situ Ulin di dominasi oleh Euglena (33,5%). Perairan di sekitar epifton di Ipomoea aquatica F. memiliki intensitas cahaya berkisar antara 0,26 m--0,40 m; suhu 26--29,5°C; pH 5--6,5; DO 5,9--8,64 ppm; BOD 1,5--2,7 ppm. Indeks keanekaan epifiton berkisar antara 0,15--0,365. Indeks kemerataan penyebaran epifiton berkisar antara 0,09--0,19. Indeks kesamaan menurut Hierarchical cluster dengan menggunakan program PAST v3 memiliki tingkat kesamaan epifiton di lima situ UI berkisar antara 24,34--47,44 yang berarti kesamaan di setiap situ tidak berbeda jauh.

This research is aimed to know the epiphyton structure on Ipomoea aquatica F. in five situ at University of Indonesia, Depok, West Java. 34 genus have been found in those situ with density of 983 Ind/cm2. Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, and Situ Salam had epiphyton density 320 ind/cm2, 296 ind/cm2, 136 ind/cm2, 48 ind/cm2, 183 ind/cm2 respectively. Domination of Crucigeniella at Situ Agathis was 12%. Domination of Navicula at Situ Mahoni was 26%. Domination of Navicula at Situ Puspa was 50%. Domination of Diatom 1 at Situ Salam was 74%. Domination of Euglena at Situ Ulin was 33,5%. Brightness of light at around epiphyton in Ipomoea aquatica F.depht ranges 0,26 m--0,40 m. Temperature range from 26--29,5°C; pH: 5--6,5; DO: 5,9--8,64 ppm; BOD: 1,5--2,7 ppm. Epiphyton diversity index ranged 0,15--0,36. Epiphyton Evennes index ranged from 0,09--0,19. Similarity index in hierarchical cluster with program PAST v3 have level similarity on five situ range is 24,34--47,44 it meant similarity on five situ not significant diffirence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Adeline Miranda
"Situ Kenanga dan Situ Mahoni merupakan dua dari enam situ yang terletak di kawasan Universitas Indonesia, Depok yang dimanfaatkan sebagai penampung aliran air dan pengendali banjir. Kedua situ memiliki dua sumber aliran air yang berbeda dengan membawa limbah domestik dari pemukiman warga yang berpengaruh terhadap keadaan parameter lingkungan perairan dan struktur komunitas organisme, khususnya fitoplankton, di kedua situ. Penelitian telah dilakukan pada bulan Januari – Juni 2022 dengan metode pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara bebas menggunakan plankton net (mata jaring 20 μm). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan pada Situ Kenanga berjumlah 15 marga, terdiri dari Chlorophyta (7 marga dan kelompok coccoid green algae), Cyanophyta (5 marga), Bacillariophyta (2 marga) Euglenophyta (2 marga), Cyanophyta (4 marga), dan Charophyta (1 marga). Sementara itu, fitoplankton pada perairan Situ Mahoni ditemukan sebanyak 18 marga yang berasal dari divisi Chlorophyta (9 marga dan kelompok coccoid green algae), Bacillariophyta (4 marga) Euglenophyta (3 marga), dan Cyanophyta (2 marga). Rerata kelimpahan fitoplankton pada Situ Kenanga (17.316,67 plankter/L) lebih tinggi dibandingkan rerata kelimpahan fitoplankton Situ Mahoni (12.716,67 plankter/L). Rerata indeks keanekaragaman (H’) pada Situ Kenanga dan Situ Mahoni masing-masing sebesar 1,829 dan 1,234 atau tergolong pencemaran sedang. Rerata indeks keseragaman (E) Situ Kenanga dan Situ Mahoni berturut-turut sebesar 0,660 dan 0,419 yang menunjukkan Situ Kenanga memiliki sebaran individu per marga fitoplankton yang lebih merata dibandingkan Situ Mahoni. Indeks dominansi (C) Situ Kenanga (0,285) lebih rendah atau tidak adanya individu fitoplankton yang mendominasi dibandingkan pada Situ Mahoni (0,461). Analisis Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa parameter fisika berupa suhu serta parameter kimia berupa nitrat dan fosfat berpengaruh signifikan dan linear terhadap struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Mahoni.

Situ Kenanga and Situ Mahoni are two of six lakes located in the University of Indonesia area, Depok which are used as water reservoirs and flood control. Both lakes have two different sources carrying domestic waste from residential areas which affect the state of aquatic environmental parameters and community structures of organisms, especially phytoplankton, in both lakes. The research was carried out in January – June 2022 with the method of taking phytoplankton samples was done freely using plankton net (20 μm mesh size). The number of phytoplankton genera found in Situ Kenanga was 15 genera, consisting of Chlorophyta (7 genera and group of coccoid green algae ), Cyanophyta (5 genera), Bacillariophyta (2 genera) Euglenophyta (2 genera), Cyanophyta (4 genera), and Charophyta (1 genus). Meanwhile, phytoplankton in Situ Mahoni were found as many as 18 genera from the divisions of Chlorophyta (9 genera dan group of coccoid green algae), Bacillariophyta (4 genera), Euglenophyta (3 genera), and Cyanophyta (2 genera). The average abundance of phytoplankton in Situ Kenanga (17,316.67 plantkter/L) was higher than the average abundance of phytoplankton in Situ Mahoni (12,716.67 plantkter/L). The average diversity index (H') in Situ Kenanga and Situ Mahoni are 1,829 and 1,234, respectively, or classified as moderate pollution. The average evenness index (E) of Situ Kenanga and Situ Mahoni was 0,660 and 0,419, respectively, which indicated that Situ Kenanga had a more even distribution of phytoplankton individuals per genera than Situ Mahoni. The dominance index (C) of Situ Kenanga (0,285) is lower or no phytoplankton individuals dominating compared to Situ Mahoni (0,461). Structural Equation Modeling (SEM) analysis showed that physical parameters such as temperature and chemical parameters such as nitrate and phosphate had a significant and linear effect on the phytoplankton community structure in Situ Kenanga and Situ Mahoni."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fisila Aflanindya
"Perifiton merupakan kumpulan mikroalga yang hidup menempel pada berbagai jenis substrat. Perifiton responsif terhadap gangguan faktor fisika-kimia perairan sehingga dapat dijadikan sebagai bioindikator. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas perifiton sebagai bioindikator pencemaran air. Penelitian berlokasi di Situ Agathis UI yang terbagi menjadi 9 substasiun. Parameter fisika-kimia yang diukur terdiri dari suhu, turbiditas, arus, kecerahan, pH, oksigen terlarut, dan nitrat. Sampel perifiton diambil dengan mengerik cangkang M. tuberculata. Pencacahan perifiton dilakukan dengan metode subsampel. Identifikasi perifiton dilakukan sampai tingkat marga. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan Spearman Rank’s Correlation menggunakan STATCAL. Hasil penelitian menunjukkan perifiton yang ditemukan terdiri dari 16 marga yang berasal dari 6 kelas dan 5 divisi dengan rata-rata kepadatan sebesar 1.517-22.475 ind/mm². Indeks keanekaragaman perifiton tergolong sedang dan menunjukkan kondisi perairan Situ Agathis UI tergolong tercemar sedang (1 < H’ < 3). Indeks dominansi menunjukkan tidak adanya marga perifiton yang dominan dan persebaran individu tiap marga merata. Hasil uji statistik menunjukkan parameter suhu, turbiditas, dan arus berkorelasi signifikan (P-Value <0,05) terhadap kerapatan perifiton pada substrat cangkang M. tuberculata.

Periphyton is an assembly of microalgae that live attached to various types of substrate. Periphyton is responsive to disturbances of water physico-chemical factors so that it can be used as a bioindicator. The aim of the study was to determine the periphyton community structure as a bioindicator of water pollution. The research is located at Agathis Small Lake UI which is divided into 9 substations. The physico-chemical parameters measured consisted of temperature, turbidity, current, brightness, pH, dissolved oxygen, and nitrate. Periphyton samples were taken by scraping the shells of M. tuberculata. Periphyton count was carried out using the subsample method. Periphyton identification was carried out up to the genera level. The Data obtained were analyzed statistically by Spearman Rank’s Correlation using STATCAL. The results showed that the periphyton found consisted of 16 genera from 6 classes and 5 divisions with an average of density of 1.517-22.475 ind/mm². The periphyton diversity index is classified as moderate and shows that the water conditions of Agathis Small Lake are classified as moderately polluted (1 < H’ < 3). The dominance index indicates the absence of dominant periphyton genus and the distribution of individuals for each genera is evenly distributed. The result of statistical tests showed that the parameters of temperature, turbidity, and current were significanly correlated (P-Value <0,05) with the density of periphyton on the shell substrate of M. tuberculata.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Era Milleni Budiman
"Penelitian mengenai hubungan struktur terhadap parameter fisika dan kimia di Situ Puspa, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat telah dilakukan pada bulan April hingga Juni 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelimpahan fitoplankton terhadap parameter fisika dan kimia di Situ Puspa UI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah fitoplankton dari perairan Situ Puspa UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis fitoplankton di Situ Puspa UI ditemukan 24 marga dari 9 kelas dan kelimpahannya berkisar 121-4.167 plankter/liter. Fitoplankton yang hidup di Situ Puspa UI memiliki produktivitas, ekosistem, kestabilan, dan keanekaragaman fitoplankton sedang, tidak ada jenis yang mendominasi, kemerataan cukup dan hampir merata, dan Situ Puspa mengalami pencemaran sedang. Kelimpahan fitoplankton pada bagian inlet berkorelasi positif dengan oksigen terlarut, kecepatan arus, dan fosfat. Kelimpahan fitoplankton pada bagian midlet berkorelasi positif dengan nitrat dan pH serta kelimpahan fitoplankton pada bagian outlet berkorelasi positif dengan suhu, turbiditas, dan kedalaman air.

Research on the relationship of structure to physical and chemical parameters at Situ Puspa, Universitas Indonesia, Depok, West Java was carried out from April to June 2022. This study aimed to determine the relationship between abundance of phytoplankton while physical and chemical parameters at Situ Puspa UI. The sample used in this study was phytoplankton from the waters of Situ Puspa UI. The results showed that the types of phytoplankton in Situ Puspa UI found 24 genera from 9 classes and their abundance ranged from 121-4,167 plankter/liter. Phytoplankton that lived in Situ Puspa UI has moderate productivity, ecosystem, stability, and phytoplankton diversity, no species dominates, evenness were sufficient and almost evenly distributed, and Situ Puspa UI was moderately polluted. The abundance of phytoplankton at the inlet were positively correlated with dissolved oxygen, current velocity, and phosphate. The abundance of phytoplankton in the midlet were positively correlated with nitrate and pH and the abundance of phytoplankton at the outlet were positively correlated with temperature, turbidity, and water depth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>