Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Farkan
Jakarta: Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2018
639.8 MOC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2017
639.8 IND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Bayu Masariki
"ABSTRAK
Pesisir Semarang merupakan daerah lokasi tambak udang yang potensial. Namun produksinya tidak stabil. Jenis udang yang dibudayakan di Kota Semarang awalnya merupakan jenis udang windu Panaeus monodon sp namun pada pertengahan tahun 1990 terjadi penurunan produksi, sehingga petambak mulai beralih ke udang vanamei. Litopenaeusvannamei. Namun belum semuanya berubah ke udang vanamei. Tujuandari penelitian ini adalah mendeskripsikan dinamika spasial budidaya udang wilayah pesisir Semarang. Metode Pengumpulan data dengan memanfaatkan citra Landsat dan survei kepada petambak. Pendekatan keruangan menggunakan analisis Spasial dan deskriptif dari data yang telah didapatkan di lapangan. Citra tahun 1996 hingga 2018 digunakan untuk mengidentifikasi penurunan tambak. Hasil Penelitian menujukkan bahwa terjadi penurunan jumlah Tambak yang ada di Semarang dari tahun 1996 hingga tahun 2018 dan adanya penggantian jenis budidaya udang di semarang tepatnya di Kecamatan Genuk. Faktor utama penyebab penurunan tambak merupakan faktor fisik sedangkan penggantian jenis bududidaya disebabkan oleh faktor Nilai Jual, Kerentanan dan Pengolahan.

ABSTRACT
Semarang coastal area is a shrimp pond site potential. But the production isunstable. The kind of shrimp that cultivated in Semarang coastal originally were only black tiger shrimps Panaeus Monodon sp but in mid 1990, the production of this shrimp was decreased, so shrimp farmers began to switch to Vanamei shrimp Litopenaeus vannamei. But not all of the farmers havechanged to Vanamei Shrimp. The aim of this research is to describe this spatial dynamics of shrimp culture in the coastal area of Semarang. Theme thod of data collection in this research are using Landsat imagery and surveys to the farmers. While the method analysis is using Spatial and descriptive Analysis from data obtained in the field. The Landsat Imagery of year 1996 to 2018 is used to identify the declining of shrimp ponds. The results of the study showed that in the coastal area of Semarang there was adecline in the number of shrimp ponds from 1996 to 2018. The research shows that there is a decrease in the number of the existing ponds in Semarang from the year 1996 to the year 2018 and the change of type of shrimp being cultivated Semarang namely in Genuk Distict. The main factors that cause the decline of ponds is a physical factor whereas the change of shrimp being cultivated are caused by Sell Value, vulner ability and Management Factors."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelusuran wilayah kesesuaian budidaya bandeng dalam keramba jaring
apung merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
komoditi bandeng, selain itu juga untuk mengurangi resiko kerugian yang dialami
nelayan karena budidaya bandeng memerlukan investasi yang cukup besar.
Wilayah kesesuaian budidaya bandeng perlu memperhatikan aspek fisik dalam
hubungannya dengan persyaratan hidup ikan bandeng dan juga memperhatikan
aspek pendirian keramba jaring apung serta pentingnya memperhatikan aspek tata
ruang wilayah perairan sebagai faktor pendukung keberhasilan pembudidayaan
bandeng dalam keramba jaring apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
wilayah kesesuaian budidaya bandeng di perairan Teluk Banten, diperoleh melalui
korelasi keruangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi syarat hidup
bandeng yaitu kedalaman, suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, kecerahan dan
arus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
spasial, dengan cara menganalisa semua variabel untuk kemudian dikorelasikan
dengan menggunakan teknologi SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
wilayah kesesuaian dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai terdapat di sepanjang
perairan dangkal meliputi Pulau Pamudjan Kecil. Wilayah kesesuaian dengan
tingkat kesesuaian kurang sesuai terdapat di sepanjang perairan sangat dangkal
dan dalam meliputi pulau-pulau kecil yaitu Pulau Kambing, Pulau Lima, Pulau
Kubur, Pulau Satu, Pulau Dua dan Pulau Pamudjan Besar, serta memiliki keadaan
fisik yang tidak memungkinkan untuk dijadikan wilayah budidaya bandeng dalam
keramba jaring apung."
Universitas Indonesia, 2009
S34049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Ratna Uly
"Krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia menyebabkan aktivitas perekonomian rakyat mengalami kemunduran termasuk di dalamnya adalah usaha budidaya peternakan ikan. Berdasarkan data yang diperoleh pada akhir tahun 1996, jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tercatat 27 juta jiwa, namun pada tahun 1999 meningkat menjadi sekitar 54 juta jiwa.
Luas wilayah Kabupaten Kampar ± 11.707,60 km2. dengan potensi lahan untuk pengembangan budidaya perikanan air-tawar dalam kolam seluas 2.000 ha yang terdiri dari kolam berpengairan irigasi luasnya 826,60 ha dan kolam tadah hujan luasnya 1.137,40 ha. Pemanfaatan lahan untuk kolam di Kabupaten Kampar tahun 2000 baru meliputi lahan seluas 538 ha, jadi untuk usaha pengembangannya masih terbuka peluang lahan yang sangat besar.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kegiatan budidaya air-tawar kolam dapat meningkatkan kualitas hidup peternak ikan di Kabupaten Kampar
2. Faktor- faktor apa saja yang menentukan dalam peningkatan hasil produksi dan pendapatan dari kegiatan budidaya perikanan air-tawar tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengukur derajat huhungan meningkatnya hasil produksi budidaya perikanan air-tawar dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat
2. Menentukan ukuran kolam budidaya yang layak dan dapat meningkatkan pendapatan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel-variabel budidaya perikanan mempunyai korelasi terhadap kualitas hidup
2. Tingkat kemampuan sumber daya manusia masyarakat peternak ikan dalam pengembangan kegiatan budidaya perikanan sangat menentukan berhasilnya upaya peningkatan kualitas hidup.
Lokasi penelitian ada tiga kecamatan di Kabupaten Kampar, ditentukan berdasarkan purposed sampling. Masing-masing kecamatan ditentukan tiga desa yang merupakan wilayah yang potensial dalam budidaya perikanan air-tawar dalam kolam. Penentuan banyaknya sampel individu (responden) di tiap-tiap desa digunakan cara simple random sampling, yang keseluruhannya berjumlah 180 responden.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan lapangan serta wawancara berdasarkan kuesioner, wawancara dengan masyarakat peternak ikan, masyarakat bukan peternak ikan, dengan petugas lapangan. Sumber data sekunder diperoleh dari literatur dan pihak instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Variabel-variabel kualitas hidup yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, 1) Kesehatan masyarakat 2) Pendapatan, 3) Pendidikan, 4) Peran serta, 5) Ketenteraman dan keadilan dan 6) Kualitas lingkungan.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan memakai statistik non-parametrik, yaitu menggunakan rumus Chi-kuadrat yang diteruskan dengan uji contingency, disertai pula dengan analisis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa peningkatan pendapatan dari usaha budidaya perikanan air-tawar merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Berdasarkan pengukuran analisis kelayakan usaha budidaya perikanan air-tawar bahwa, ukuran kolam 400m2 layak untuk usaha budidaya ikan.
Faktor-faktor yang menentukan dalam usaha pengembangan kegiatan budidaya perikanan air-tawar di Kabupaten Kampar adalah: 1) Faktor pelaku perikanan yaitu masih kurangnya kualitas sumber daya manusia peternak ikan sebagai pelaku langsung usaha perikanan; dan 2) Faktor yang terkait dengan kegiatan perikanan, yaitu: a. Aparatur perikanan yang profesional terbatas jumlahnya , b. Produktivitas Balai Benih ikan (BBI) di Bangkinang kurang mencukupi kebutuhan benih untuk budidaya, hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana pembenihan dan biaya operasional, c. Kurangnya permodalan untuk pengembangan usaha budidaya d. Koperasi belum berfungsi dengan baik dalam menyalurkan sarana produksi dan memperluas jaringan pemasaran, e. Sarana jalan dan tranportasi di beberapa tempat tertentu kurang memungkinkan untuk pengembangan usaha perikanan, f. Konsumsi ikan per kapita masyarakat per tahun masih rendah dan g. Sarana informasi perikanan masih kurang.

The Improvement of the Community Quality of Life through Fresh Water Fish AquacultureThe monetary crisis which influence economy in Indonesia causes people economy activity is undergoing decline include of the fish culture effort. Based on data in 1996, the population who lives under poverty line recorded 27 million person, but in 1999 increase to be 50 million people.
The wide area of Kabupaten Kampar ± 11.707,60 km2, with the land potency for fresh water fish aquaculture development in the pool wide area 2.000 ha consist of pool has irrigation waters system wide area 862,60 ha and temporary pool with the waters system come from rain wide area 1.137,40 ha. The utilization of land for pool in the Kabupaten Kampar for 2000 period consist of wide land 538 ha, the big opportunity effort to develop the land is open widely.
The problem in this research:
1. Does the fresh water fish aquaculture influence the community of life?
2. What kind of factors determine for the income improvement and fresh water fish aquaculture production.
The research has purpose to:
1. Measure degree of relation the increasing of fresh water fish aquaculture production with the community quality improvement
2. Measure benefits pool measurement in order to improve income and life quality entirely.
The location of research is divided into three location such as Kabupaten Kampar, determine is based on purposed sampling. Each sub-district is selected three villages that have potential area for fresh water fish aquaculture. Furthermore in order to determine individual sample (respondent) in every village is used by simple random sampling, with total amount of 180 respondents.
The primary data collection is carry out by using direct observation and also interview based on questionnaire, interview, with the fisherman community, non-fisherman community, with site survey staff. The secondary data source is taken from literature and institution party has connection with the issue.
The variables quality of life is used in this research as follows, 1) Community health 2) Income, 3) Education, 4) Community role, 5) Tranquility and Justice, and 6) Environment quality.
The data analysis is carrying out quantitative by using non-parameter statistic, such as using Chi-quadrate formulation which followed to the contingency test together with qualitative analysis.
Based on the above relation can take into conclusion that income improvement of fresh water fish aquaculture is one of essential factor in term of community life quality improvement has source of revenue.
The problem is recognized in order to develop fresh water fish culture activity effort to increase fishery production and income as follows: 1) The fisherman executor: there is still low of human resources quality as direct executor in the fishery field; and 2) Related factor with the fishery activity such as:
a. Limitation of human resources of fishery apparatus which is professional, b. There is still low of BBI productivity in Bangkinang due to lack of process of seed and operational cost. It is difficult for BBI to implement its function to produce enough and certain kind of fish seed, c. It is not yet investor which invests the asset to develop this pool aquaculture effort, d. It is no function well of the cooperative society to allocate production facility and expand of marketing network, e. Lack of road and transportation facility on several places which possible to develop fishery effort, f. There is still low of fish consumption by community per capita per year and g. lack of information facility.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T7502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Bayuaji
"ABSTRACT
Budidaya tambak udang merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir. Udang sebagai salah satu komoditas andalan ekspor dalam bidang perikanan, membuat masyarakat pesisir utara Pulau Jawa termasuk Kabupaten Brebes mengusahakan tambak udang secara besar-besaran. Data statistik volume udang sampai tahun 2016 menyatakan bahwa produksi udang di Kabupaten Brebes mengalami fluktuasi yang tidak menentu. Untuk mengetahui penyebab perubahan produksi udang tersebut, penelitian dilakukan dalam membandingkan faktor yang dapat mempengaruhi produksi udang. Faktor yang dapat diteliti mengacu pada pengelolaan budidaya dan kualitas lingkungan. Data yang digunakan adalah data citra Quickbird 2015 untuk menentukan lokasi tambak udang, data produksi budidaya udang, data komunitas petani udang, dan pengelolaan budidaya udang berwawasan lingkungan. Hasil pengolahan data analisis regresi linier berganda dan analisis deskriptif spasial menunjukkan wilayah dengan kualitas kurang baik berada di bagian selatan Kabupaten Brebes karena terdapat aktivitas industri, ladang pertanian bawang, dan limbah rumah tangga dengan jarak 2000 m dari aktivitas industri, ladag/kebun, dan limbah rumah tangga, sehingga biaya produksi budidaya udang lebih rendah.

ABSTRACT
Shrimp farming is one of the coastal resource utilization. Shrimp as one of the mainstay commodities exports in the field of fisheries, making the coastal communities of Java Island, including Brebes Regency mengusahakan shrimp ponds on a large scale. Shrimp volume statistic data until 2016 states that shrimp production in Brebes Regency is fluctuated erratically. To find out the cause of change of shrimp production, research done in comparing factor that can influence shrimp production. Factors that can be examined refers to the management of cultivation and environmental quality. The data used are Quickbird 2015 image data to determine the location of shrimp ponds, shrimp farming production data, shrimp farmer community data, and environmental management of shrimp farming. Results of multiple linear regression analysis and spatial descriptive analysis indicate that areas with poor quality are located in the southern part of Brebes Regency because there are industrial activities, onion farming, and household waste with a distance 2000 m from industrial activities, ladag garden, and household waste, so that the production cost of shrimp culture is lower.Keywords Environmental Quality, Management Value, Production, Shrimp Pond."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Nurhajarini
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2015
595.388 DWI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Slamet Soeseno
Jakarta: Gramedia, 1983
R 639.5 SLA b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>