Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darto Harnoko
Yogyakarta: BPNB D.I. Yogyakarta, 2018
633.6 DAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pabrik gula Gondang Baru semula bernama Pbrik Gula Gondang Winangun.Pabrik yang dibangun dan di kelola oleh Perusahaan swasta Belanda itu merupakan satu diantara beberapa pabrik gula yang ada di Kabupaten Klaten
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sulistiorini
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1987
S17732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Libra Hari Inagurasi
"Obyek penelitian ini adalah peninggalan industri yang masih hidup (living industrial heritage) yang dikaji melalui arkeologi industri (industrial archaeology). Dipilihnya tema tersebut dalam penelitian ini dengan pertimbangan, selama ini penelitian arkeologi di Indonesia yang mengangkat topik arkeologi industri belum pernah dilakuan, meskipun peninggalan industri banyak terdapat di Indonesia. Manusia sejak masa lampau telah mengenal alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaannya. Seperti halnya dalam pembuatan gula berbahan baku tebu (Saccharum officinarum). Awal mulanya manusia mengenal pembuatan gula secara tradisional yakni menggunakan seperangkat alat sederhana yang dinamakan ?kilang?, yakni alat yang dibuat dari bahan kayu atau batu, gunanya untuk memeras atau menggiling tebu, digerakkan oleh tenaga hewan sapi atau kerbau. Cara-cara pembuatan gula secara tradisional tersebut setidak-tidaknya telah dikenal sejak abad ke-17 hingga abad ke-18 di Banten, Batavia dan sekitarnya. Bersamaan dengan kekuasaan bangsa Belanda, pada abad ke-19 mulai diperkenalkan teknologi baru dalam hal cara-cara pmbuatan gula, yakni menggunakan mesin-mesin mekanik dan mendirikan pabrik-pabrik gula. Mesinmesin tersebut adalah mesin bertenaga uap air bertekanan tinggi, merupakan wujud teknologi yang berkembang pada abad ke-19, yang ditemukan bersamaan dengan Revolusi Industri di Inggris abad ke-18. Industri gula merupakan suatu mekanisme yang terdiri dari beberapa komponen, lingkungan atau sumberdaya alam yang mendukung, ketersediaan bahan baku, mesin, peralatan, bangunan, dan orang-orang atau manusia yang melakukannya. Industri tersebut telah direncanakan secara matang dengan memperhatikan pertimbangan ekologis. Aktivitas industri gula Cepiring didukung oleh lingkungan alam atau lingkungan fisik yang ada disekitarnya. Berbagai benda-benda teknologi yang ditinggalkan, di masa kini menjadi buktibukti fisik kemajuan teknologi masa lampau, yakni kemajuan teknologi industri dan transportasi. Kemajuan teknologi tersebut disertai pula dengan perubahanperubahan pada masyarakat yakni munculnya masyarakat industri.

The Object of the research is living industrial heritage seen from the point view of industrial archaeology. The theme is chosen because thus far research on industrial archaeology has not been carried out in Indonesia. Since a very long time ago, human beings have known tools to make their works easier. This was also the case with sugarcane (Saccharum officinarum) based sugar manufacture. Initially people made sugar traditionally using a series of simple tools made of wood or stone named ?mill? (kilang) to press or grind sugarcanes. The tool is moved by a bull or water buffalo. Such traditional way sugar manufacture had been practiced at least within 17th?18th centuries AD in Banten, Batavia, and the surrounding environment. With the coming of the Dutch colonial, in 19th century AD new technologies was introduced in sugar manufacturing procedure, such as: the use of mechanical machines and the establishment of more modern sugar factories. The new machines were powered by high-pressured steam, which was a type of technology that was developed in 19th century AD and was innovated during the Industrial Revolution in the United Kingdom in 18th century AD. Sugar manufacture industry as a mechanism that consist of several component: suitable environment or natural sources, availability of raw material, machinery, apparatus, factory building and manpower. This type of industry was thoroughly planned and taking into account the ecological factors. The activities of the Cepiring sugar factory were supported by suitable natural sources or physical environment. The various technological items that survived are the physical evidences of technological advancement in the past in the fields of industry and transportation, which were accompanied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27311
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Global energy crisis not only impact the increase in electrucity price but also influence the shortage of electricity supply, so that the development of bioenergy as a potential renewable energy resource needs to be accomplished. Sugar cane is the potential energy resource to produce electricity. Some sugar producing countries have already sold electricity surplus to local company...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
James Budiono
"Industri gula Indonesia sering kali menimbulkan berbagai polemik. Dari segi konsumen, harga eceran gula pasir Indonesia sangat tinggi, sebaliknya dari segi produsen, pabrik gula sering kali masuk koran karena hidupnya bagaikan kerakap?mati talc hendak, hidup pun tak mau?meskipun sudah mendapat proteksi yang besar.
Karya Akhir ini mencoba membahas salah satu sisi dari permasalahan industri gula tersebut, yaitu dari sisi produsen. Ditinjau berbagai aspek dan permasalahan yang kerap kali menyelimuti industri gula ini. Apalagi dengan mengingat bahwa pada masa kejayaannya tahun 1930-an, Indonesia bukan hanya pernah menikmati swasembada gula, tetapi juga menjadi eksportir gula yang disegani di dunia.
Dari analisa ini, tampak bahwa permasalahan tersebut urnumnya bukan hanya berasal dan industrii gula itu sendiri, tetapi pada hulu dan hilirnya. Di hulu, industri gula membutuhicari perkebunan tebu sebagai sumber bahan baku utamanya, dan perkebunan tebu Indonesia juga sering dilanda berbagai masalah yang akhirnya mengimbas ke industri gula. Di hilir, monopoli distribusi bukan saja membuat industri gula menjadi tak efisien, tetapi juga membuat masyarakat harus membayar lebih mahal dari seperlunya.
Bila industri gula dapat dijalankan dengan lebih efisien, sebagaimana disarankan dalam Karya Akhir ini, maka dibandingkan dengan industni agribisnis lain yang mengandalkan pada keunggulan komparatif yang dimiliki fndonesia?tanah yang subur, luas dan iklim yang cocok?industni gula sebenarnya memiliki prospek yang cukup baik dan layak dìperhitungkan sebagal pilihan investasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri Surono
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0028
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>