Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simbolon, Agnes Elsha Maria
"Shigella dysenteria merupakan etiologi dari shigellosis. Bakteri ini menginfeksi manusia melalui jalur fekal-oral dan menyerang sistem gastrointestinal. Sementara itu, Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu etiologi tersering kasus infeksi nosokomial khususnya pada penggunaan alat-alat kesehatan. Infeksi yang disebabkan oleh kedua bakteri ini masih banyak ditemukan di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Tata laksana definitif dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh kedua bakteri ini adalah pemberian antibiotik adekuat. Akan tetapi, telah terjadi peningkatan resistensi antibiotik terhadap kedua bakteri ini, sehingga sangat diperlukan penemuan kandidat antibiotik baru. Kandidat antibiotik baru yang berpotensi mengatasi permasalahan ini adalah asam galat dan propil galat.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian aktivitas asam galat dan propil galat dalam menginhibisi pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan menggunakan metode disk diffusion test dan menilai diameter zona hambat yang terbentuk. Terdapat 10 jenis perlakuan terhadap bakteri-bakteri ini yaitu gentamicin 10 μg sebagai kontrol positif, NaCl 0,9% dan alkohol absolut teknis 96% sebagai kontrol negatif, dan 7 jenis masing-masing senyawa asam galat dan propil galat dengan konsentrasi 16 - 1.024 mg/L. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan (triplo).
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada zona hambat yang terbentuk (zona hambat = 0 mm) pada setiap konsentrasi asam galat dan propil galat. Uji Post-Hoc pada hubungan antara kontrol positif dan setiap konsentrasi asam galat dan propil galat diperoleh nilai p< 0,05 menunjukkan bahwa asam galat dan propil galat tidak dapat menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae dan Staphylococcus epidermidis secara signifikan.

Shigella dysenteria is the etiology of shigellosis. This bacteria infect humans through the faecal-oral route and attack the gastrointestinal system. Meanwhile, Staphylococcus epidermidis is one of the most common etiologies in nosocomial infections, especially in the use of medical devices. Infection caused by these bacteria is still widely found in developing countries, one of which is Indonesia. Definitive therapy in treating diseases caused by these bacteria is the use of adequate antibiotics. However, there has been an increase in antibiotic resistance to these bacteria, so it is necessary to find new antibiotic candidates. New antibiotic candidates that have the potential to overcome this problem are gallic acid and propyl gallate.
In this study, the activity of gallic acid and propyl gallate in inhibiting the growth of both bacteria was tested by using the disk diffusion test and assessing the diameter of the inhibitory zone formed. There are 10 types of interventions, namely 10 μg gentamicin as positive control, NaCl 0.9% and absolute alcohol 96% as negative control, and 7 variety concentrations of gallic acid and propyl gallate (16 - 1.024 mg/L). This research was carried out with 3 repetitions (triplo).
The results of this study showed that there was no inhibitory zone formed (inhibitory zone = 0 mm) at any concentration of gallic acid and propyl gallate. Post-Hoc test on the comparation between positive control and each concentration of gallic and propyl gallate obtained p < 0.05 showed that gallic acid and propyl gallate could not significantly inhibit the growth of Shigella dysenteriae and Staphylococcus epidermidis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Siti Gumala Sari
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang berperan sebagai flora normal sekaligus patogen penting pada manusia. Asam galat atau 3,4,5-asam trihidroksibenzoat merupakan senyawa polifenol yang memiliki banyak kegunaan seperti pada industri, makanan antioksidan, serta industri farmasi. Asam galat juga memiliki potensi untuk menjadi agen antimikroba berspektrum luas. Modifikasi gugus karboksil maupun hidroksil pada asam galat akan menghasilkan senyawa turunan asam galat yang diharapkan lebih aktif sebagai antimikroba dibandingkan asam galat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antimikroba senyawa turunan asam galat terhadap Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan secara duplo pada asam galat dan 10 turunan asam galat dengan antibiotik amoksisilin sebagai kontrol positif menggunakan metode makrodilusi dan uji konfirmasi pada agar darah.
Hasil penelitian diambil dari nilai KHM Konsentrasi Hambat Minimum pada uji plat agar darah yang menunjukkan bahwa lima senyawa turunan asam galat yaitu senyawa 2-fenil-etil galat 4, benzil galat 6, amil galat 8, isoamil galat 9, dan sekunder amil galat 10 memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan asam galat dengan KHM masing-masing 989 g/mL, 983,5 g/mL, 455,5 g/mL, 972 g/mL, dan 1089 g/mL. Aktivitas antimikroba kelima senyawa turunan ini dipengaruhi oleh panjang rantai alkil ester yang optimal, struktur gugus alkil lurus, dan adanya gugus aromatik benzena.

Staphylococcus aureus is a gram positive bacteria that acts both as a normal flora and as an important human pathogens. Gallic acid or 3,4,5 trihydroxybenzoic acid is a polyphenol compounds that have many uses such as in industry, for antioxidant foods, and pharmaceutical industries. In addition, gallic acid has the potential to be a broad spectrum antimicrobial agents. Modification of carboxyl and hydroxyl groups on the gallic acid will generate gallic acid derivative compounds which are expected to be more active as an antimicrobial agent than gallic acid.
This study aimed to examine the antimicrobial activity of gallic acid derivatives against Staphylococcus aureus. The test was done in duplicate on gallic acid and 10 gallic acid derivative compounds with antibiotic amoxicillin as a positive control with macrodilution tube method and confirmation test by blood agar.
The results were taken from MIC Minimum Inhibitory Concentration on blood agar plate test which showed that five gallic acid derivative compounds, 2 phenyl ethyl gallate 4, benzyl gallate 6, amyl gallate 8, isoamyl gallate 9, and the secondary amyl gallate 10 has antimicrobial activity better than gallic acid with MIC of each is 989 g mL, 983.5 g mL, 455.5 g mL, 972 g mL and 1089 g mL. The antimicrobial activity of the fifth derivatives is influenced by optimum long chain alkyl ester, the straight structure of alkyl groups, and the presence of benzene aromatic group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Irsha Adhari
"Asam galat dan oktil galat adalah senyawa yang telah banyak digunakan di berbagai industri. Asam galat dikenal memiliki manfaat terapeutik potensial sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, anti-inflamasi, dan anti kanker. Mirip dengan salah satu turunannya, octyl gallate. Turunan asam galat ini yang memiliki 8 rantai karbon alkil, berfungsi sebagai antibakteri, antifugal, dan antioksidan kuat. Tingginya kasus resistensi Salmonella thypi dan Streptococcus pneumoniae memberi peluang untuk asam galat dan oktil galat sebagai alternatif antibiotik baru. Pengujian dilakukan dengan metode difusi cakram diikuti dengan mengukur zona hambat yang terbentuk. Salmonella thypi dan Streptococcus pneumoniae diuji dengan asam galat dan oktil gallate dengan konsentrasi 16 mg / L, 32 mg / L, 64 mg / L, 128 mg / L, 128 mg / L, 256 mg / L, 512 mg / L, dan 1024 mg / L. Setiap tes diulang tiga kali (triplo). Dalam tes ini, gentamisin disc 10 μg digunakan sebagai kontrol positif. Hasil penelitian ini dinyatakan dalam satuan mm berdasarkan zona penghambatan setiap senyawa. Dari hasil pengujian menggunakan 7 konsentrasi yang berbeda, asam galat dan oktil galat belum mampu menghambat aktivitas Salmonella thypi dan Streptococcus pneumoniae, karena zona hambat yang diamati adalah 0 mm hingga konsentrasi 1024 mg / L.

Gallic acid and octyl gallate are compounds that have been widely used in various industries. Gallic acid is known to have potential therapeutic benefits as antibacterial, antiviral, antifungal, anti-inflammatory, and anti-cancer. Similar to one of its derivatives, octyl gallate. This gallic acid derivative which has 8 alkyl carbon chains, functions as an antibacterial, antifugal, and strong antioxidant. High cases of resistance of Salmonella thypi and Streptococcus pneumoniae provide opportunities for gallic acid and octyl gallate as alternatives to new antibiotics. Tests carried out by the method of disk diffusion followed by measuring the zone of inhibition formed. Salmonella thypi and Streptococcus pneumoniae were tested with gallic acid and octyl gallate at concentrations of 16 mg / L, 32 mg / L, 64 mg / L, 128 mg / L, 128 mg / L, 256 mg / L, 256 mg / L, 512 mg / L, and 1024 mg / L. Each test was repeated three times (triplo). In this test, a 10 μg gentamicin disc was used as a positive control. The results of this study are expressed in units of mm based on the zone of inhibition of each compound. From the test results using 7 different concentrations, gallic acid and octyl gallate have not been able to inhibit the activity of Salmonella thypi and Streptococcus pneumoniae, because the inhibited zone observed was 0 mm to a concentration of 1024 mg / L.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gassani Amalia
"Kanker serviks merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Tatalaksana kanker serviks saat ini meliputi kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan yang relatif mahal dan menimbulkan efek samping. Asam galat adalah senyawa alami yang berpotensi menjadi pengobatan alternatif kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan asam galat dan derivatnya pada pertumbuhan kultur sel HeLa, yang dinyatakan dengan nilai IC50. Asam galat dan derivatnya dilarutkan dalam phosphate buffered saline PBS , dibuat triplo dengan 8 variasi konsentrasi dalam rentang 0,067-8,533 g/mL. Kultur sel HeLa diencerkan dan ditambahkan 10 mL PBS serta 1 mL dulbecco 39;s modified eagle medium. Viabilitas sel diuji dengan MTT assay. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat 9 senyawa derivat yang lebih poten sebagai antikanker serviks HeLa dibandingkan asam galat IC50: 3,606 g/mL , yaitu: propil galat IC50: 0,0000674 g/mL , trans-2-heksenil galat IC50: 0,09583 g/mL , cis-2-heksenil galat IC50: 0,19 g/mL , 2-hidroksi-benzil galat IC50: 0,40 g/mL , amil galat IC50: 0,62 g/mL , sekunder-amil galat IC50: 0,73 g/mL , asam 4-cis-2-heksenil-oksi galat IC50: 1,31 g/mL , asam-4-trans-2-heksenil-oksi galat IC50: 1,69 g/mL , dan benzil galat IC50: 2,98 g/mL . Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rantai alkil ester pada asam galat dapat meningkatkan sitotoksisitasnya terhadap sel HeLa.

Cervical cancer is a cancer with the highest prevalence in Indonesia. Currently, the treatments of cervical cancer chemotherapy, radiotherapy, and surgery still have side effects and limitations. Gallic acid is a natural compound that could be developed as alternative treatment of cervical cancer. This study aims to determine anticancer activity of gallic acid and its derivatives on the growth of HeLa cell cultures measured by IC50 value. Gallic acid and its derivatives dissolved in phosphate buffered saline PBS , and made into 8 concentrations 0.067 to 8.533 g mL . HeLa cells culture is diluted and added by 10 mL PBS and 1 mL dulbecco 39 s modified eagle medium. HeLa cells viability was tested by MTT assay. Results showed 9 gallic acid derivatives that have greater anticancer activity than gallic acid IC50 3,606 g mL , i.e. propyl gallate IC50 0,0000674 g mL , cis 2 hexenyl gallate IC50 0,19 g mL , 2 hydroxy benzyl gallate IC50 0,40 g mL , amyl gallate IC50 0,62 g mL , sec amyl gallate IC50 0,73 g mL , 4 cis 2 hexenyl oxy gallic acid IC50 1,31 g mL , 4 trans 2 hexenyl oxy gallic acid IC50 1,69 g mL , trans 2 hexenyl gallate IC50 2,79 g mL , and benzyl gallate IC50 2,98 g mL . In general, the results indicate that addition of alkyl ester chain on gallic acid can increase its cytotoxicity against HeLa cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lovendo Ilham Widodo
"Infeksi virus dengue (DENV) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang belum dapat diatasi. IFN-γ merupakan respon imun yang berperan dalam mekanisme antivirus yang juga dapat memicu reaksi inflamasi dalam perjalanan infeksi DENV. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, diketahui propil galat dan etil galat memiliki kemampuan anti DENV, yang dalam penelitian ini dianalisis lebih lanjut mekanismenya dalam menghambat replikasi DENV dengan sistem kultur sel Vero, potensi antiinflamasi melalui pembentukan spot sel PBMC penghasil IFN-γ dengan sistem ADE, serta analisis ADMETox dan molecular docking yang menargetkan propil galat dan etil galat terhadap protein DENV secara in-silico. Propil galat dan etil galat terbukti memiliki aktivitas antiDENV tertinggi pada tahap pasca-infeksi, 94,04 ± 1,75% (propil galat) dan 92,07 ± 2,20% (etil galat). Pemberian propil galat dan etil galat juga terbukti dapat menurunkan jumlah SFU IFN-γ pada PBMC yang diinfeksikan DENV, 366,83±6,03 (propil galat 2xIC50), 315,75±4.99 (etil galat 2xIC50). Hasil studi ADMETox kedua antivirus ini memenuhi 5 kaidah aturan Lipisnki dan tidak bersifat toksik. Sementara itu, docking terhadap protein E, NS1, dan NS3 menghasilkan nilai energi ikatan terbesar pada protein NS3. Propil galat dan etil galat mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai kandidat obat untuk infeksi DENV.

Dengue virus infection (DENV) is one of the global health problems that has yet to be solved. In the course of DENV infection, IFN-γ is an immune response that plays a role in antiviral mechanisms that can also trigger inflammatory reactions. From the results of previous studies, it is known that propyl gallate and ethyl gallate have anti-DENV abilities. This study are further analyzed for their mechanisms in inhibiting DENV replication with the Vero cell culture system, anti-inflammatory potential through the formation of IFN-γ-producing PBMC cell spots with the ADE system, and analysis ADMETox of propyl gallate and ethyl gallate and binding targets evaluation to DENV proteins through in-silico analysis. Propyl gallate and ethyl gallate were shown to have the highest antiDENV activity at the post-infection stage, 94.04 ± 1.75% (propyl gallate) and 92.07 ± 2.20% (ethyl gallate). Administration of propyl gallate and ethyl gallate was also shown to reduce the number of SFU IFN-γ in DENV-infected PBMCs, 366.83 ± 6.03 (propyl gallate 2xIC50), 315.75 ± 4.99 (ethyl gallate 2xIC50). The results of the ADMETox study of these two antivirals fulfill the 5 rules of Lipisnki's rule and are not toxic. Meanwhile, docking against E, NS1, and NS3 proteins resulted in the largest binding energy value on the NS3 protein. Propyl gallate and ethyl gallate have the potential to be developed as drug candidates for DENV infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Suka Kyana Nareswari
"Pendahuluan. Terdapat sebuah urgensi untuk mencari pengobatan bagi endometriosis, karena saat ini belum ada pengobatan yang menjamin tidak terjadinya rekurensi. Berdasarkan kemampuan asam galat dan derivatnya dalam menurunkan viabilitas sel kanker, penelitian ini bertujuan untuk meninvestigasi kemampuan zat-zat tersebut dalam menginhibisi viabilitas sel endometriosis. Metode. Sel endometriosis diisolasi dan dikultur dari pasien yang telah menjalani operasi laparoskopi. Setelah sel 70-80% konfluen, sel dipanen dan dibagi kedalam well yang masing-masing berisi 10.000 sel. Sel diberikan asam galat, heptil galat dan oktil galat,,masing-masing dengan tiga dosis yaitu 25.6 μg/ml, 51.2 μg/ml and 102.4 μg/ml. Seluruh intervensi dilakukan secara triplo pada empat sampel. MTS assay digunakan untuk menguji viabilitas sel endometriosis. Hasil. Setelah data dirasionalisasi dengan kontrol, ketiga zat menunjukkan inhibisi terhadap viabilitas sel endometriosis. Pada ketiga zat, terdapat inhibisi yang signifikan pada dosis 102.4 μg/ml. Sedangkan inhibisi tertinggi ditemukan pada heptil galat pada dosis 102.4 μg/ml dengan persentase inhibisi sebesar 70.52%. Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa asam galat, heptil galat dan oktil galat, berpotensi sebagai zat inhibitori terhadap viabilitas sel endometriosis. Efek inhibitori tertinggi ditemukan pada dosis 102.4 μg/ml untuk semua zat, dengan heptil galat sebagai zat dengan efek terbesar."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ko Abel Ardana Kusuma
"

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi global dengan insiden dan mortalitas tinggi. Virus dengue (DENV), penyebab dari infeksi ini, memiliki vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Namun, hingga saat ini belum ada antivirus spesifik yang tersedia dan upaya pencegahan masih belum efektif. Propil galat merupakan unsur fenolik berpotensi sebagai kandidat antivirus DENV, tetapi belum diketahui bagaimana mekanisme penghambatannya. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis penghambatan reseptor sel dan pengikatan envelope DENV oleh propil galat untuk mengidentifikasi mekanisme propil galat sebagai antivirus DENV secara in vitro dan in silico. Studi ini merupakan eksperimen laboratorium untuk menganalisis mekanisme propil galat sebagai antivirus DENV pada tahap penempelan virus secara in vitro. Strain DENV yang digunakan adalah DENV-2 dan sel kultur yang digunakan adalah sel Vero. Persentase penghambatan diperoleh dengan metode focus assay, sedangkan persentase viabilitas menggunakan metode MTT assay. Selain itu, uji in silico dilakukan untuk mengetahui energi ikatan dan konstanta inhibisi propil galat terhadap protein E. Persentase penghambatan propil galat perlakuan reseptor dan protein E yakni berturut-turut sebesar 9 ± 2,65% dan 53 ± 9,85%. Persentase viabilitas pada perlakuan tahap penempelan virus ke sel adalah 125±1%. Energi ikatan propil galat terhadap protein E adalah -3,21 kkal/mol dengan konstanta inhibisi sebesar 4,44 mM. Propil galat memiliki efek penghambatan terhadap DENV-2 dan tidak toksik jika diberikan pada tahap penempelan virus secara in vitro. Energi ikatan antara protein E dengan propil galat sangat rendah sehingga ikatannya spontan dan afinitasnya baik. Propil galat lebih berpotensi sebagai profilaksis DENV-2.


Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a global infectious disease with a high incidence and mortality. Dengue virus (DENV), the etiologic agent, has Aedes aegypti and Aedes albopictus as its vectors. However, there is no specific antivirus available and prevention efforts are still ineffective. Propyl gallate is a potential candidate for DENV antivirus, but the mechanism is not yet known. In this study, inhibition of cell receptor and binding of DENV envelope by propyl gallate were conducted to identify its in vitro and in silico mechanism as an anti-DENV. This is an experimental study to analyze the mechanism of propyl gallate as  DENV antivirus in viral attachment stage. DENV-2 was the strain used and the culture cell used was the Vero cell. The inhibitory percentage was obtained by focus assay method, while the viability percentage using MTT assay method. In addition, in silico test was carried out to calculate propyl gallates binding energy and inhibition constant for protein E. The inhibitory percentage of propyl gallate towards receptor and viral envelope are 9±2.65% and 53±9.85%, respectively. The viability percentage in viral attachment inhibition was 125±1%. The binding energy of propyl gallate to protein E was -3.21 kcal/mol with inhibition constant of 4.44 mM. Hence, propyl gallate has an inhibitory effect on DENV-2 and is non-toxic if given in viral attachment stage. The low binding energy between protein E and propyl gallate shows spontaneous bond with a good affinity. Propyl gallate is more potential as DENV-2 prophylaxis.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurin Marcelia
"Pendahuluan: Asam galat adalah senyawa fenolik alami pada tumbuhan dan buah yang telah dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7. Pada penelitian ini, enam senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) hasil sintesis diuji efek sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7.
Metode: Enam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat , butil amida galat, sekunder butil amida galat, tersier butil amida galat, dan heksil amida galat dievaluasi sitotoksisitasnya terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan menggunakan metode MTT. Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisis data, menghasilkan nilai IC50. Aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin sebagai kontrol positif.
Hasil: Di antara enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, tersier butil amida galat dan heksil amida galat menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lebih kuat terhadap sel payudara MCF-7 dibandingkan dengan asam galat dan doxorubicin, dengan nilai IC50 masing-masing yaitu 2,1 μM dan 3,5μM.
Kesimpulan: Tersier butil amida galat dan heksil amida galat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen anti kanker payudara.

Objective: Gallic acid is a natural phenolic compound distributed in plants and fruits which has been reported to have cytotoxic activity against human breast cancer carcinoma MCF-7 cells. In this research, six synthesized gallic acid derivatives (alkyl amide gallates) are extensively investigated their cytotoxic effects on breast MCF-7 cells.
Methods: Six synthesized compounds of alkyl amide gallates, namely methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl amide gallate, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate were evaluated on the basis of their cytotoxicities against breast MCF-7 by MTT assay. Linear regression analysis is utilized to analyze data to generate IC50 value. The results will be compared with gallic acid as an original compound and doxorubicin as a positive control.
Results: Among six synthesized alkyl amide gallates, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate showed stronger cytotoxicity activities against breast MCF-7 cells compared to gallic acid and doxorubicin, with IC50 value of 2.1 μM to 3.5μM, respectively.
Conclusion: Ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate is potential to be further developed as promising anti-breast cancer agents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Calvin Limawal
"Hingga saat ini, stres oksidatif masih menjadi salah satu perhatian di dunia kesehatan karena stres oksidatif berkontribusi terhadap timbul dan berkembangnya berbagai macam penyakit. Alkil galat telah menunjukkan berbagai aktivitas biologis, termasuk aktivitas antioksidan, antibakteri, dan antikanker, yang lebih besar dibandingkan asam galat yang merupakan senyawa antioksidan kuat. Akan tetapi, tidak semua alkil galat telah banyak diuji aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi baru mengenai pengaruh panjang rantai alkil terhadap toksisitas dan aktivitas antioksidan, dari beberapa senyawa alkil galat, yakni etil galat, butil galat, dan pentil galat. Dari hasil penelitian, ketiga senyawa alkil galat berhasil disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer menggunakan refluks selama ± 7 jam. Dari hasil uji toksisitas dengan Daphnia magna, ketiga senyawa alkil galat hasil sintesis tergolong sebagai senyawa dengan toksisitas rendah (10 ppm < LC50 < 100 ppm). Selain itu, panjang rantai alkil ditemukan berpengaruh terhadap sifat toksisitas alkil galat. Untuk hasil uji aktivitas antioksidan dengan DPPH, ketiga senyawa alkil galat hasil sintesis tergolong sebagai senyawa antioksidan yang sangat kuat (IC50 < 50 ppm) . Panjang rantai alkil diteliti tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dari alkil galat.

Oxidative stress remains a significant concern in the field of health due to its role in the onset and development of various diseases. Alkyl gallates have demonstrated diverse biological activities, including antioxidant, antibacterial, and anticancer effects, which are more pronounced than those of gallic acid, a potent antioxidant. However, the biological activities of all alkyl gallates have not been fully explored. This study aims to provide new insights into the impact of alkyl chain length on the toxicity and antioxidant activity of several alkyl gallate compounds, specifically ethyl gallate, butyl gallate, and pentyl gallate. In this research, these three alkyl gallate compounds were successfully synthesized via Fischer esterification using reflux for approximately 7 hours. Toxicity assessments using Daphnia magna indicated that all three synthesized alkyl gallate compounds were classified as slightly toxic (10 ppm < LC50 < 100 ppm). Additionally, the length of the alkyl chain was found to influence the toxicity of alkyl gallates. Regarding antioxidant activity, evaluated using the DPPH assay, the synthesized alkyl gallate compounds were categorized as very strong antioxidants (IC50 < 50 ppm), with alkyl chain length having no effect on their antioxidant activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jilly Octoria Tagore Chan
"Latar Belakang: Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi dan penanganan yang tersedia dapat menyebabkan efek samping buruk. Oleh karena itu, pengobatan alternatif untuk kanker kolorektal perlu dikembangkan. Asam galat telah menunjukkan aksi menghambatan proliferasi sel di berbagai tipe sel kanker termasuk HCT 15 colon cancer cells. Penambahan grup hidrofobik ke asam galat diduga dapat meningkatkan efek anti kanker asam galat. Riset ini dilakukan untuk mengobservasi efek antikanker derivat asam galat, (enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis) terhadap sel kolon karsinoma HCT 116. Metode: Menggunakan MTT, enam (6) senyawa alkil amida galat, yaitu: -metil, -etil, -butil, -sek-butil, -ters-butil dan heksil amida galat diuji efek antikankernya terhadap sel HCT 116. Penentuan nilai IC50 dilakukan dengan menggunakan metoda regresi linear untuk analisis data. Hasil uji efek antikanker senyawa turunan alkil amida galat dibandingkan dengan hasil uji efek antikanker asam galat sebagai senyawa awal dan doxorubicin sebagai kontrol positif. Jika dibandingkan dengan asam galat (IC50: 0.05 μg/mL) dan doxorubicin (IC50: 0.001 μg/mL), keenam senyawa turunan alkil amida galat memiliki aktivitas antikanker yang lebih rendah terhadap sel kanker kolon HCT 116. Diantara ke-enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, heksil amida galat dengan IC50 0,07 μg/mL memiliki aktivitas antikanker terbaik. Kesimpulan: Dari hasil studi yang telah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa heksil amida galat memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi agen antikanker kolon.

Background: Colorectal cancer is one of the most prevalent cancers and its common managements still evoke undesirable side effects. Therefore, there needs to be a development of a safer alternative. Gallic acid has exhibited significant cell proliferation inhibition in a variety of cancer cell lines including HCT 15 colon cancer cells. Addition of hydrophobic groups to gallic acid has been postulated to increase the anti-cancer effects of gallic acid and henceforth this research is conducted to observe the derivatives of gallic acid (six derivative compounds of alkyl amide gallate) on HCT 116 cells. Methods: With the utilization of MTT assay, six synthesized compounds of alkyl amide gallate, namely methyl-, ethyl-, butyl-, sec-butyl-, tert-butyl-, and hexyl amide gallate were measured for their anticancer effect on HCT 116 cells. Determination of IC50 values was carried out by the linear regression method for data analysis. Lastly, results were compared with gallic acid as an original compound and doxorubicin as a positive control. Results: In comparison to gallic acid (IC50: 0.05 μg/mL) and doxorubicin (IC50: 0.001 μg/mL), a lower anticancer effect on colon HCT 116 cells was displayed by all the six- synthesized alkyl amide gallates. Hexyl amide gallate with IC50 value of 0.07 μg/mL shows the strongest anticancer and inhibitory effect on HCT 116 cells. Conclusion: Result of the study indicates that hexyl amide gallate has the potential to undergo further development as a promising anti- colon cancer agent."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>