Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal Abidin
"Penggunaan peralatan rumah tangga yang mengimplementasikan sistem inverter dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik sekaligus memicu terbentuknya disturbansi. Disturbansi yang terbentuk dapat merambat secara konduktif yang dikenal sebagai conducted emission. Kararteristik disturbansi yang dihasilkan setiap peralatan rumah tangga bersifat unik. Disturbansi tersebut beradapada rentang frekuensi 9 kHz-150 kHz. Regulasi yang mengatur batas level tegangan disturbansi pada frekuensi tersebut masih terbatas. Peralatan rumah tangganyang dioperasikan simultan terhubung pararel pada jaringan listrik rumah tangga. Hal tersebut memicu terjadinya interaksi antar peralatan. Interaksi ersebut akan memicu pembentukan karakteristik disturbansi yang berbeda dengan karakteristik disturbansi yang dihasilkan oleh masing-masing peralatan.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tegangan disturbansi yang dihasilkan peralatan rumah tangga pada rentang frekuensi 9 kHz-150 kHz. Pengukuran tersebut bertujuan untuk mengetahui perubahan karakteristik disturbansi yang dihasilkan pada saat beberapa peralatan rumah tangga dioperasikan secara simultan. Peralatan yang diuji adalah: (1) pendingin ruang inverter (2) kulkas inverter (3) kompor induksi (4) lampu LED. Jenis pengukuran yang dilakukan, diantaranya: (1) pengukuran tunggal (2) simultan dua beban (3) simultan tiga beban. Pada pengukuran simultan dua beban, beban yang diukur merupakan peralatan inveter yang dikombinasikan dengan peralatan non-inverter. Pada pengukuran simultan tiga beban pengukuran dikelompokan menjadi kelompok interaksipendingin ruang inverter-kompor induksi-lampu LED dan kelompok interaksi kulkas inverter kompor induksi-lampu LED.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan divais Picoscope dan perangkat lunak Matlab kemudian direpresentasikan dalam domain frekuensi. Pada pengukuran tunggal, peralatan rumah tangga inverter menghasilkan tegangan disturbansi dominan pada beberapa frekuensi yang berbeda, sedangkan kompor induksi dan lampu LED hanya menghasilkan disturbansi pada satu frekuensi. Hasilpengukuran simultan dua dan tiga beban adalah terukur disturbansi pada frekuensi yang sama dengan frekuensi disturbansi yang dihasilkan oleh masing-masing peralatan rumah tangga invertersaat dioperasikan tunggal, namun nilai disturbansi yang dihasilkan mengalami penurunan, kenaikan level, dan pergeseran frekuensi.

The inverter-implemented household appliance not only improves energy efficiency but also generates disturbance. It emits disturbance through the conductors known as conducted emission. Disturbance characteristic of every appliance is unique, yet on the frequency range 9 kHz-150 kHz. The regulation regarding generated disturbance level on those frequency is limited. The appliance operated simultaneously will connected each other inresidential electrical network. Those appliances tents to interact. Generated disturban cewhile operate simultaneously will be different to singular operation. Disturbance measurement is conducted on this study purposed to find charteristic disturbance when the appliance soperated simultaneously.
This study investigates generated disturbance on frequency range 9 kHz-150 kHz. There some appliances are tested: Air-conditioner and refrigerator which are equipped with inverter system, induction cooker, and LED bulb lamps. The test is conducted when the appliance operated singularly, simultaneously with another appliance, and simultan eously with two other appliances. The test of simultaneous with another appliance is conducted when two appliances operated, while test of simultaneous with other applianceis conducted when three appliances operated. On the test of simutaneos with otherappliance, it is grouped into simultaneous Air conditioner-induction cooker-LED bulb lamps and refrigerator-induction cooker-LED bulb lamps.
The test is measured by Picoscope device and represent by Matlab on frequency domain. The disturbance characteristic of singular operation for inverting appliance generates disturbance on some frequencies, whereas induction cooker and LED lamp bulb generated only in one frequency. The simultaneous operation generated disturbance charracterictic similar with singular operation of inverter appliance, yet some disturbance levelsareincreased, decreased, evenmore some frequencies shifted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farradita Nugraha
"Peralatan rumah tangga dengan menggunakan tenaga listrik semakin berkembang dalam hal teknologi. Dalam penggunaannya, peralatan rumah tangga ini dapat menimbulkan disturbansi. Disturbansi dapat dihasilkan dari peralatan rumah tangga yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Ketika suatu energi listrik terpapar disturbansi, maka akan terjadi perubahan pada bentuk gelombang yang ditransmisikan. Besarnya disturbansi akan mempengaruhi kualitas energi listrik serta pengaruh yang akan terjadi pada peralatan rumah tangga tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  disturbansi pada frekuensi 2kHz-150kHz terhadap peralatan rumah tangga. Peralatan rumah tangga yang digunakan adalah laptop, radio dan televisi. Dalam pengukuran disturbansi, alat ukur yang digunakan adalah. Parameter keluaran yang akan dilihat adalah pengaruh yang dihasilkan dari pergerakan kursor, serta suara dan tampilan layar pada laptop, suara pada radio dan tampilan layar serta suara pada televisi.

Household appliances using electricity are growing technology. In its use, these household appliances can cause disturbances. Disturbance can be produced from household appliances that emit electromagnetic waves. When there is a disturbance of the electrical energy, there will be a changes on the transmitted waveform. The magnitude of the disturbance will affect the quality of electrical energy and also will occur the effects on the household appliances.
This study aims to determine the effect of disturbance on the frequency of 2kHz-150kHz on household appliances. Household appliances that are used are laptop radio television. In the measurement of disturbances, the instrument used picoscope. The parameters that will be used are the effects from the sound and screen display on the laptop, sound of the radio and screen display and also the sound of the television.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Prameswari
"Saat ini banyak sekali peralatan rumah tangga yang menggunakan teknologi inverter untuk meningkatkan efisiensi energi. Namun setelah diteliti oleh para ilmuwan, penggunaan teknologi ini dapat menimbulkan gangguan pada rentang frekuensi 9-150 kHz. Hotel sebagai tempat pengoperasian beberapa peralatan, memiliki sistem instalasi tenaga listrik seperti soket listrik, ruang panel dan panel lantai. Gangguan yang ditimbulkan oleh setiap peralatan rumah tangga pada frekuensi 9-150 kHz menghasilkan karakteristik yang berbeda. Karakteristik yang berbeda juga akan terjadi jika pengukuran dilakukan pada tiga titik berbeda pada sistem instalasi listrik.
Penelitian ini berfokus pada karakteristik rentang frekuensi gangguan 9-150 kHz yang ditimbulkan oleh peralatan rumah tangga. Dalam penelitian ini penyedot debu digunakan sebagai perangkat sumber gangguan. Dalam studi ini, dua jenis penyedot debu yang digunakan. Mereka memiliki kekuatan yang berbeda dan model yang berbeda tetapi mereka adalah merek yang sama. Ada 2 jenis mode yang digunakan di setiap vakum, yaitu mode tanpa beban dan mode beban penuh. Dengan menggunakan Picoscope untuk melihat dan merekam gangguan, maka diperoleh data gangguan dengan metode FFT di Matlab, diperoleh karakteristik gangguan pada frekuensi 9-150 kHz.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan nilai gangguan dan frekuensi antara tidak ada penyedot debu dengan saat ada penyedot debu. Jika tidak ada penyedot debu, didapatkan gangguan pada frekuensi 50 kHz pada 3 titik pengukuran yaitu soket, panel ruang dan panel lantai. Sedangkan pada penyedot debu, didapatkan gangguan pada frekuensi 11-16 kHz. Di mana frekuensi 11 kHz disebabkan oleh perawatan penyedot debu tipe B tanpa mode beban, frekuensi 12 kHz disebabkan perawatan penyedot debu tipe A tanpa mode beban, frekuensi 13 kHz disebabkan oleh perawatan penyedot debu tipe B dengan mode beban penuh, frekuensi 16 kHz disebabkan perawatan penyedot debu tipe A dengan mode beban penuh.

Nowadays there are so many household appliances use inverter technology to improve energy efficiency. However, after being investigated by scientists, the use of this technology can cause interference in the frequency range 9-150 kHz. The hotel as a place to operate several equipment, has an electric power installation system such as electric sockets, panel rooms and floor panels. Interference caused by each household appliance at a frequency of 9-150 kHz produces different characteristics. Different characteristics will also occur if measurements are made at three different points in the electrical installation system.
This study focuses on the characteristics of the frequency range of interference from 9-150 kHz caused by household appliances. In this study, a vacuum cleaner was used as a source of interference. In this study, two types of vacuum cleaners were used. They have different strengths and different models but they are the same brand. There are 2 types of modes used in each vacuum, namely no-load mode and full-load mode. By using the Picoscope to view and record the disturbance, the disturbance data obtained by the FFT method in Matlab, obtained the disturbance characteristics at a frequency of 9-150 kHz.
Based on the research results, there is a difference in the value of the disturbance and frequency between the absence of a vacuum cleaner and when there is a vacuum cleaner. If there is no vacuum cleaner, interference is obtained at a frequency of 50 kHz at 3 measurement points, namely the socket, room panel and floor panel. Whereas in the vacuum cleaner, interference is obtained at a frequency of 11-16 kHz. Where the frequency of 11 kHz is due to the treatment of the type B vacuum cleaner without load mode, the frequency of 12 kHz is due to the maintenance of the type A vacuum cleaner without load mode, the frequency of 13 kHz is due to the maintenance of the type B vacuum cleaner with full load mode, the frequency of 16 kHz is due to the maintenance of the vacuum cleaner type A dust with full load mode.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Puspita Apsari
"ABSTRAK
Pertumbuhan kebutuhan energi listrik memicu aliran daya yang semakin meningkat, begitu pula dengan perkembangan teknologi yang menyebabkan kebutuhan akan internet semakin meningkat. Dengan kemajuan teknologi saat ini, sudah terdapat suatu alat yang dapat memberikan jaringan ethernet dalam jarak yang lebih jauh. Alat tersebut merupakan alat komunikasi data menggunakan prinsip power line carrier (PLC), yaitu alat yang bekerja menggunakan dua adapter dengan mengubah sinyal ethernet menjadi sinyal powerline, dan menggunakan jaringan listrik 220-380V untuk komunikasi data tanpa membutuhkan kabel tambahan sebagai perantaranya. Namun, ketika jaringan listrik AC digunakan untuk mentransmisikan sinyal, kemungkinan gangguan dari disturbansi yang dihasilkan oleh sistem lain pada jaringan daya yang sama menjadi sangat tinggi. Pada penggunaan teknologi power line carrier sinyal pada rentang frekuensi tertentu akan dibangkitkan untuk tujuan komunikasi. Akan tetapi sinyal yang dibangkitkan ini menjadi disturbansi bagi alat lain yang tidak terlibat dalam proses komunikasi dan dapat mempengaruhi kinerja peralatan lain. Disisi lain, peralatan yang digunakan oleh rumah tangga akan memancarkan disturbansi pada rentang frekuensi 9-150 kHz yang dapat mempengaruhi sistem transmisi sinyal dan akan menghasilkan karakteristik yang berbeda-beda. Disturbansi akan mempengaruhi operasi kerja peralatan lain dan proses transmisi komunikasi data yang menyebakan frekuensi sinyal meningkat atau menurun. Penelitian ini memiliki fokus pada pengaruh disturbansi rentang frekuensi 9-150 kHz, dimana akan diukur pengaruh disturbansi terhadap komunikasi data yang menggunakan media power line carrier. Untuk variansi disturbansi digunakan beban rumah tangga, yaitu microwave inverter dan kompor induksi sebagai peralatan sumber disturbansi. Dengan menggunakan picoscope untuk melihat dan merekam disturbansi, data tersebut kemudian diolah dengan metode FFT dalam MATLAB untuk didapatkan karakteristik disturbansi pada setiap peralatan. Selanjutnya, dilihat pengaruh disturbansi tersebut terhadap komunikasi data yang mengalir pada jaringan listrik yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nilai disturbansi yang dihasilkan oleh peralatan rumah tangga pada frekuensi 19 kHz akan mempengaruhi kualitas transfer atau komunikasi data pada power line carrier. Dimana pada kelima pengujian, semakin meningkatnya nilai disturbansi dengan nilai rata-rata sebesar 725.2 mV, 940.9 mV, 1060.4 mV, 1447.4 mV, dan 1673.9 mV akan mengakibatkan peningkatan packet loss sebesar 0.0037%, 0.201%, 0.25%, 0.5%, dan 0.5252%.

ABSTRACT
The growth of electrical energy needs triggers an increasing power flow, as well as the technological developments that cause the Internet needs to increase. With the advancement of current technology, there is already a tool that can provide Ethernet network in a much longer distance. The tool is a data communication tool using the principle of power line carrier (PLC), which is a tool that works using two adapters by converting the Ethernet signal into a powerline signal, and using a 220-380V power grid for data communication without needing additional cables as its medium. However, when the AC power grid is used to transmit the signal, the likelihood of interference from disturbance generated by other systems on the same power network becomes very high. On the use of power line carrier signal technology on certain frequency ranges will be raised for communication purposes. However, this raised signal becomes a disturbance for other tools that are not involved in the communication process and may affect the performance of other equipment. On the other hand, equipment used by households will emit disturbance at a frequency range of 9-150 kHz that can affect the signal transmission system and will produce different characteristics. The disturbance will affect the work operation of other equipment and the transmission process of data communication that degrade signal frequencies increasing or decreasing. This research has a focus on the influence of disturbance frequency range of 9-150 kHz, which will be measured disturbance influence on data communication using the power line carrier media. For variances disturbance used household load, namely microwave inverter and stove induction as a source equipment disturbance. By using a picoscope to view and record disturbance, the data is then processed by FFT method in MATLAB to be obtained disturbance characteristics of each equipment. Furthermore, the Disturbance influence the data communication that flows in the electricity network used. Based on the results of the study, it can be concluded that the disturbance value produced by household appliances at 19 kHz frequency will affect the quality of transfer or data communication in the power line carrier. Where in the fifth Test, the increasing value of disturbance with an average value of 725.2 mV, 940.9 mV, 1060.4 mV, 1447.4 mV, and 1673.9 mV will result in increased packet loss of 0.0037%, 0201%, 0.25%, 0.5%, and 0.5252%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widoseno Nur Sukma Atri
"Rangkaian internal masing-masing alat unik dan akibatnya menghasilkan impedansi internal tertentu. Impedansi internal dari beberapa peralatan dapat berubah selama periode 1-siklus dari sinyal saluran listrik karena prinsip kerjanya dalam menyesuaikan operasi dalam korelasi dengan sifat-sifat sinyal suplai tegangan pada tingkat dan fase tertentu. Banyak peralatan saat ini menggunakan teknologi inverter atau switch-modepower-supply SMPS pada catu daya. Karena penggunaan teknologi ini, sirkuit internal berubah. Perubahan ini dapat diamati pada tingkat yang lebih spesifik.
Penelitian ini mengamati perubahan dalam impedansi pada siklus 1, 1/2 siklus dan 1/10 siklus. Pengukuran dimaksudkan untuk mengukur impedansi pada siklus yang berbeda. Properti impedansi akan diamati dalam 1 siklus sinyal dan pada tahapan yang berbeda dalam 1 siklus sinyal untuk analisis lebih lanjut. Studi ini menunjukkan karakteristik properti impedansi pada berbagai tahap dalam 1 siklus. Sifat-sifat impedansi peralatan ini dapat digunakan lebih lanjut dalam menganalisis perilaku gangguan dalam lingkungan jaringan yang nyata.

The internal circuit of each appliance is unique and consequently resulting a specific internal impedance. The internal impedance of some appliances may change during 1 cycle periods of fundamental power line signal due to their working principle in adjusting the operation in correlation to the properties of supply voltage signals at specific level and phase. Many appliances nowadays use inverter or switch mode power supply SMPS technology at the power supply. Due to the use of this technology, the internal circuit changes. These changes can be observed at a more specific level.
This study observes the changes in impedance at 1 cycle, 1 2 cycle and 1 10 cycle. The measurements are intended to measure the impedances at different cycles. The impedance properties will be observed in 1 cycle of signal and at different stages in 1 cycle of signal for further analysis. This study shows the characteristics of impedance properties at different stages in 1 cycle. This impedance properties of appliances can be used further in analyzing the disturbance behavior in a real network environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianto Nugroho
"Peralatan rumah tangga yang menggunakan teknologi inverter akan menghasilkan distorsi tegangan pada mains network. Kompor Induksi menghasilkan distorsi tegangan pada frekuensi 20-25 kHz. Terdapat juga distorsi tegangan di frekuensi 40-50 kHz. Terlihat bahwa range frekuensi pada distorsi kedua merupakan perkalian integer dar frekuensi distorsi yang pertama, maka ini merupakan perilaku distorsi tegangan harmonik. Distorsi harmonic yang kedua selanjutnya akan lebih dikenal dengan nama orde kedua distorsi harmonic.
Tugas akhir ini berusaha untuk menjelaskan fenomena tentang bagaimana besarnya orde kedua distorsi harmonik ini bias berubah. Untuk menjelaskan hal ini, pada rangkaian pngukuran digunakan beberapa beban untuk mengtahui pengaruh beban yang terkoneksi terhadap besarnya orde kedua distorsi harmonic.
Pada akhirnya percobaan ini membuktikan bahwa beban yang terkoneksi akan mempengaruhi besarnya orde kedua distorsi harmonik ini. Berdasarkan karakteristik beban dapat disimpulkan bahwa beban bisa memperbesar ataupun memperkecil besarnya orde kedua distorsi harmonik ini.

Household appliances that utilizes inverter technology will create voltage distortion in the mains network. For Induction Stove, the main distortion appears in the frequency of 20 25 kHz. Another voltage distortion also appear in the frequency range of 40 50 kHz. Since the voltage distortion appears in the frequency range of an integer multiplication to the main voltage distortion rsquo s frequency it is categorized as a harmonic behavior of voltage distortion. The second voltage distortion is called as the 2nd order distortion harmonic.
The target of this thesis is to describe how the behavior of the magnitude of the 2nd order distortion harmonic. To describe this phenomenon, the measurements utilizes several DUT device under test with various configuration in order to describe the effect of interconnected load to the 2nd order distortion harmonic.
The result of the measurements shows that the interconnected load can affect the 2nd order distortion harmonic rsquo s magnitude. It can either increase or decrease the 2nd order harmonic regarding the type of load it is connected with.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhmatun Zakiah Darajad
"Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama oleh masyarakat khsusunya untuk menyuplai peralatan-peralatan elektronik rumah tangga yang fungsinya untuk memudahkan aktivitas sehari-hari. Namun, sistem yang tidak tesentralisasi dikhawatirkan menyebabkan pemakaian listrik yang tidak terkendali terlebih saat rumah ditinggal lama oleh pemiliknya. Sehingga, manajemen listrik yang efektif dan efisien sangat diperlukan dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan cara pemasangan perangkat elektronika tambahan sebagai pendukung untuk memonitor konsumsi daya dan energi listrik khususnya pada beban yang dimungkinkan menyerap daya paling besar. Seiring dengan berkembangnya Internet of Things (IoT), dapat dirancang suatu sistem monitoring yang menerapkan teknologi IoT yaitu teknologi LPWAN (Low Power Wide Area Network). LoRa (Long Range) merupakan salah satu teknologi IoT yang memiliki jarak jangkauan yang jauh, konsumsi energi yang rendah, serta harga yang relatif murah. Dalam penelitian ini digunakan modul PZEM 004T V3.0 sebagai sensor energi dan LoRa 915MHz sebagai komunikasi tiga node berperan sebagai pengirim dimana masing-masing terpasang pada beban rumah tangga dan satu buah penerima berperan sebagai gateway yang menggunakan mikrokontroler ESP32. Selain itu, sistem akan terhubung ke jaringan internet untuk menampilkan hasil monitor daya dan energi secara real time pada salah satu platform IoT Cayenne. Kinerja sistem diukur berdasarkan hasil uji fungsionalistas sistem yakni kecocokan data antara pengirim dan penerima serta jangkauan jarak LoRa pada jarak 5 m dan 23 m di sekitar rumah. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh kecocokan data antara sisi receiver dan transmitter baik pada jarak 5 meter maupun 23 meter serta rata rata hasil RSSI yakni 88.4 dBm pada jarak 5 meter dan 109.55 pada jarak 23 meter.

Electrical energy is one of the main needs by the community specifically to supply household electronic appliances whose function is to help us in daily activities. However, decentralized system is feared to cause uncontrolled electricity usage especially when the house is left for a long time by the owner. Thus, effective and efficient electricity management is required in overcoming these problems by installing additional electronic devices as a support to monitor power and electrical energy consumption, especially at loads that are likely to absorb the most power. Along with the development of the Internet of Things (IoT), a monitoring system that can implement IoT technology, called LPWAN (Low Power Wide Area Network) technology which could be designed. LoRa (Long Range) is one of the IoT technologies that has a long range, a low energy consumption, and a relatively cheap price. In this study, PZEM 004T V3.0 module was used as an energy sensor and the 915MHz LoRa as three-nodes communication act as a sender where each is connected on a household load also one receiver acts as a gateway using the ESP32 microcontroller. In addition, the system would be connected to the internet then displayed power and energy results in real time on the IoT platforms; Cayenne. The performance of the system was measured based on the results of the system functionality test which were the compatibility of the data between the sender and receiver and the LoRa distance range; 5 m and 23 m at the house surrounding. According to the test results, a match result was obtained between the receiver and transmitter at both 5 meters and 23 meters and the average RSSI results were -88.4 dBm at 5 meters and -109.55 at 23 meters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Fadhil Rafii Saputro
"Banyak peralatan rumah tangga saat ini sudah menerapkan teknologi switch-mode power supply (SMPS) dan inverter yang dapat meningkatkan efisiensi energi. Namun penggunaan teknologi tersebut dapat membangkitkan disturbance pada rentang frekuensi 9-150 kHz akibat frekuensi switching yang tinggi. Selain itu, penurunan emisi pada rentang frekuensi rendah atau harmonik klasik dengan rangkaian filter, menjadi salah satu penyebab lainnya dalam meningkatnya emisi pada rentang frekuensi tinggi. Tegangan suplai utama pada jaringan tegangan rendah selalu bervariasi nilainya setiap waktu. Variasi tegangan suplai yang terjadi secara aktual dapat mempengaruhi disturbance yang dibangkitkan oleh peralatan rumah tangga pada rentang frekuensi 9-150 kHz.
Penelitian ini fokus pada pencarian karakteristik disturbance peralatan rumah tangga dan pengaruh disturbance yang dibangkitkan terhadap variasi tegangan suplai pada rentang frekuensi 9-150 kHz. Peralatan rumah tangga yang digunakan adalah AC inverter, AC non-inverter, kulkas inverter, kulkas non-inverter, kompor induksi, lampu CFL, lampu LED, personal komputer, dan vacuum cleaner. Dalam melakukan pencarian karakteristik disturbance peralatan rumah tangga, digunakan decoupling network untuk menurunkan tegangan jatuh pada impedansi internal peralatan rumah tangga dan membatasi disturbance dari suplai masuk saat dilakukan pengukuran.
Pengukuran disturbance dilakukan dengan menggunakan osiloskop differensial Picoscope 3425. Analisis karakteristik disturbance dilakukan dalam domain frekuensi dengan menggunakan Fast Fourier Transform (FFT). Pencarian karakteristik disturbance dilakukan pada tiga variasi waktu (pagi, siang, dan malam). Dari hasil pengukuran menunjukan disturbance tertinggi dihasilkan oleh vacuum cleaner sebesar 5,085 V pada frekuensi 9,8 kHz dan disturbance terendah dihasilkan oleh lampu LED Panasonic sebesar 16,62 mV pada frekuensi 64,4 kHz. Perubahan disturbance tertinggi yang dibangkitkan oleh peralatan rumah tangga terhadap variasi tegangan suplai terjadi pada kulkas inverter, dengan perubahan disturbance mencapai 71,79% dan yang terendah terjadi pada lampu CFL Philips sebesar 11,6%.

Many household appliances are now implementing switch-mode power supply (SMPS) and inverter technologies that can improve energy efficiency. But the use of these technologies may generate disturbances in the frequency range within 9-150 kHz due to high switching-frequency. In addition, decreasing emissions in the low frequency range or classical harmonics with filter circuits, is one of the other causes in increasing emissions in the high frequency range. The main supply voltage at low voltage networks always varies in time. Variations in actual supply voltage can affect the disturbance generated by household appliances at a frequency range within 9-150 kHz.
This study focused on the search for characteristics of disturbance in household appliances and the disturbance generated by variations of actual supply voltage in the frequency range within 9-150 kHz. The household appliances under test are inverter air conditioner, non-inverter air conditioner, inverter refrigerator, non-inverter refrigerator, induction cooker, CFLs lamps, LEDs lamps, personal computer, and vacuum cleaner. The actual disturbance characteristics of household appliances can be measured by installing decoupling network which used to reduce the voltage drop in the internal impedance of household appliances and limit the disturbance from incoming supply when measured.
The disturbance is measured by using Picoscope 3425 differential oscilloscope. The characteristics of disturbance is analyzed in the frequency domain using Fast Fourier Transform (FFT) and measured on three variations of time (morning, afternoon and evening). The measurement results shows, the highest disturbance is generated by a vacuum cleaner of 5,085 V at a frequency of 9,8 kHz and the lowest disturbance is generated by Panasonic LED lamps of 16,62 mV at a frequency of 64,4 kHz. The highest variance of disturbance generated by household appliances affected by variations in supply voltage is inverter refrigerator, with variance of disturbance reaches 71,79% and the lowest is Philips CFL lamps reaches 11,6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novagia Adita
"Saat ini, peralatan rumah tangga semakin banyak yang memanfaatkan SMPS (switched mode power supply). Pada dasarnya, SMPS dapat dicatu dengan dua macam sumber daya yakni AC dan DC. Hal inilah yang mendasari pengembangan sistem nanogrids dual power. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari Sistem DC pada peralatan rumah tangga dan membandingkannya dengan sistem AC. Beberapa jenis beban dengan variasi kapasitas yang berbeda-beda dari 50 Watt hingga 2000 Watt disuplai dengan menggunakan 3 jenis variasi sumber tegangan yaitu 220 VAC dari grid PLN, 230 VAC dari inverter dan 230 VDC dari DC-DC boost converter. Tegangan DC lebih stabil untuk segala jenis beban sedangkan tegangan AC yang bersumber dari grid PLN maupun inverter mengalami penurunan tegangan.

Nowadays, there are so many household appliances using SMPS (switched mode power supply). Basically, SMPS can be supplied with two types of resources, namely AC and DC. This is become the concern of the development of the dual power nanogrids system. This study propose to determine the performance of DC systems on household appliances and compare them with AC systems. Several types of loads with varying capacities from 50 Watt to 2000 Watt are supplied using 3 types of voltage source variations,  220 VAC from the PLN grid, 230 VAC from the inverter and 230 VDC from the DC-DC boost converter.  DC voltage is more stable for all types of loads while AC voltage either from the PLN grid or inverter has a voltage drop."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Dwindaputri
"Dengan meningkatnya permintaan listrik, diharapkan pembangkit listrik dari energi terbarukan dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah solar sistem tenaga yang menggunakan teknologi panel surya. Panel surya dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik DC. Dengan bantuan inverter, energi listrik DC itu diproduksi oleh panel surya akan diubah menjadi energi listrik AC. Namun, Teknologi inverter ini menghasilkan gangguan pada rentang frekuensi 9 kHz - 150 kHz karena frekuensi switching di inverter.
Dalam penelitian ini, 2 jenis pengukuran dilakukan. Pertama, iradiasi matahari pengukuran dengan perangkat meteran tenaga surya. Kedua, gangguan pengukuran pada sistem panel surya off grid dengan perangkat Picoscope 3425. Pengukuran ini dilakukan secara bersamaan. Beban listrik (resistif, induktif, dan kapasitif) dicolokkan pada sistem dan diukur hari yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengukuran, nilai gangguan tertinggi pada frekuensi 74 kHz. Urutan beban listrik dengan nilai gangguan tertinggi di iradiasi ± 200 W / m2, ± 400 W / m2, dan ± 600 W / m2 adalah induktor, kapasitor, dan resistor. Sedangkan untuk urutan beban listrik dengan yang tertinggi nilai gangguan pada iradiasi ± 800 W / m2 dan ± 1000 W / m2 adalah resistor, induktor, dan kapasitor. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iradiasi matahari terkena panel surya, semakin tinggi gangguan tegangan yang dihasilkan dari sisi keluaran dari inverter.

With the increasing demand for electricity, it is expected that electricity generation from renewable energy can help meet the needs of the community. One of them is a solar power system that uses solar panel technology. Solar panels can convert sunlight into DC electrical energy. With the help of an inverter, the DC electrical energy produced by solar panels will be converted into AC electrical energy. However, This inverter technology produces interference in the frequency range of 9 kHz - 150 kHz because of the switching frequency at the inverter.
In this study, 2 types of measurements were made. First, solar irradiation measurements with a solar meter. Secondly, interference measurements on off grid solar panel systems with the Picoscope 3425 device. These measurements are carried out simultaneously. Electric load (resistive, inductive, and capacitive) plugged into the system and measured different day.
Based on the measurement results, the highest disturbance value is at 74 kHz. The sequence of electrical loads with the highest interference value in irradiation is ± 200 W / m2, ± 400 W / m2, and ± 600 W / m2 are inductors, capacitors, and resistor. As for the sequence of electrical loads with the highest interference value at irradiation ± 800 W / m2 and ± 1000 W / m2 are resistors, inductors, and capacitors. This research shows that the higher the sun's irradiation exposed to solar panels, the higher the interference voltage generated from the output side of the inverter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>