Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Gusni Febriasari
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan sebuah masalah kesehatan masyarakat dunia. Belum ditemukannya vaksin untuk pencegahannya, membuat pencegahan dan pengendaliannya sangat tergantung pada upaya pengendalian vektor utamanya, yaitu Aedes Aegypti. Persepsi barrier (hambatan) yang lebih besar daripada persepsi benefit (manfaat) yang dimiliki ibu-ibu di Kecamatan Jagakarsa membuat ibu-ibu memiliki kecenderungan untuk tidak berperilaku membersihkan tempat penampungan air serta kebiasaan menggantung palaian bekas pakai di luar lemari. Pemberian pesan dengan Messages Framing melalui aplikasi whatsapp dapat menjadi trigger dan motivasi seseorang untuk melakukan perilaku pencegahan DBD. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah model intervensi dengan pemberian pesan kesehatan berbasis whatsapp dengan Gain Frame Messages lebih efektif dibandingkan dengan Loss-Frame Messages untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD pada ibu-ibu di kecamatan Jagakarsa. Penelitian ini menggunakan disain studi eksperimental dengan analisis two-way anova. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2018. Hasil yang didapatkan adalah pemberian messages framing (gain frame messages dan loss-frame messages) tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan perilaku pencegahan DBD (p-v = 0,24). Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi dengan Gain Frame Messages lebih efektif meningkatkan perilaku pencegahan DBD pada ibu-ibu di kecamatan Jagakarsa dibandingkan dengan Loss Frame Messages tidak terbukti.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in the world. Since no vaccine has been found for prevention, dengue control and prevention highly depend on vector control, Aedes Aegypti. Effective, sustained community participation for dengue prevention remains a challenge in Jagakarsa District. Perceive of barriers that are greater than the perceive of benefits among mothers in Jagakarsa Subdistrict making mothers have a likelihood not to perform DHF preventive behavior which are cleaning water container regularly and hanging used clothes outised cupboard. Giving WhatsApp messages framing could become a trigger and motivation to perform preventive behavior. This study aims to examine effectiveness of gain frame messages compare to loss frame messages in improving DHF preventive behavior among mothes in Jagakarsa district. This study is experimental design with two-way ANOVA analysis. This research was conducted in September-November 2018. The finding of the study is whatrsapp messages framing (gain frame messages and loss-frame messages) have no effect in improving DHF preventive behavior (p-v = 0.24). The conclusion of this study is Gain Frame Messages more effective than Loss frame messages among mothers in Jagakarsa district in improving DHF preventive behavior is unproven."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwanto
"Penelitian ini menyelidiki kejadian penyakit DBD tahun 2012 di Kecamatan Karawang Barat, Kecamatan Telukjambe Timur dan Kecamatan Karawang Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu, lingkungan biologik rumah, lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian penyakit DBD. Penelitian dengan disain kasus kontrol, dan perbandingan jumlah kasus kontrol 156:156.
Hasil analisis penelitian, variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian penyakit DBD adalah kebiasaan gantung pakaian di luar lemari, kebiasaan menutup tempat penampungan air (TPA) dan kebiasaan mengubur barang-barang bekas/membuangnya jauh dari area rumah. Analisis risiko menunjukkan kelompok yang berisiko berpeluang terkena penyakit DBD 4,049 kali dibanding pada kelompok yang tidak berisiko.
Kesimpulan analisis multivariat, ada 4 variabel independen yang diduga mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian penyakit DBD, yaitu kebiasaan gantung pakaian di luar lemari, kebiasaan pakai obat nyamuk/repellent, kebiasaan menutup TPA, dan kebiasaan mengubur barang-barang bekas / membuangnya jauh dari area rumah. Dari empat variabel tersebut yang terbesar pengaruhnya terhadap kejadian penyakit DBD adalah variabel kebiasaan gantung pakaian di luar lemari dengan OR = 2,908.

This study investigates the incidence of dengue fever in 2012 in West Karawang District, East Telukjambe District and East Karawang District. This study aimed to determine the relationship of individual characteristics, the biological environment, the physical environment and behavior on the incidence of DHF. Study with case-control design, and a number of case-control comparison of 156:156.
Results of analysis, variables significantly associated with the incidence of DHF is custom of hanging clothes outside cabinets, custom cover water reservoirs and the custom of burying the secondhand goods / throw away from the home area. Risk analysis showed that the group exposed to potential risk of DHF 4.049 times than in those not at risk.
Conclusion multivariate analysis, there are 4 independent variables thought to have a significant relationship with the incidence of DHF, which is in the custom hanging clothes outside cabinets, custom-made mosquito coil / repellent, custom cover water reservoirs, and customs burying the secondhand goods / throw away from the home area. Of the four variables are the largest influence on the incidence of DHF is variable in habit of hanging clothes outside the closet with OR = 2.908.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Valonda S.
"Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan dibentuknya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan metode pendekatan cross sectional dan melibatkan 131 Jumantik sebagai responden. Metode analis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan (p = 0,026), tingkat pengetahuan (p = 0,023) dan kegiatan pelaksanaan PSN (p = 0,001) berhubungan dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat tiga variabel yang mempengaruhi ABJ di Kelurahan Pejaten Timur yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan kegiatan pelaksanaan PSN, meskipun perlu adanya penelitian lebih lanjut.
Efforts made by the Government of Jakarta in disease control Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is the establishment of larva monitoring (Jumantik) assigned to conduct periodic checks larva, which is expected to reduce the incidence of dengue cases. This study aims to determine the factors that affect Figures Non Larva (ABJ) in Sub Pejatentimur District of Pasar Minggu, South Jakarta Administration City with cross sectional method and involves 131 Jumantik as respondents. Method of data analysts using univariate and bivariate analyzes. The results showed that the factor of the level of education (p = 0.026), the level of knowledge (p = 0.023) and the activities of the implementation of PSN (p = 0.001) associated with figure Non Larva (ABJ). The conclusion of this study, there are three variables that influence in Sub Pejatentimur ABJ is the level of education, level of knowledge and implementation activities PSN, although the need for further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina
"Dengue fever ada\ah penyakit tropis terabaikan, dimana penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang paling cepat berkembang, dimana hampir setengah populasi di dunia sekarang berisiko. Penyakit ini salah satu penyebab utama penyakit serius dan kematian pada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan k~iadian demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku keluarga (pengetahuan, sikap dan praktik) dalam pencegahan DBD di Kelurahan Way Urang Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 125 keluarga dengan teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kejadian DBD dengan pengetahuan (p=0,001), tetapi tidak ada hubungan antara kejadian DBD dengan sikap (p=0,875), praktik (p=0,257) dan peri!aku (komposit) keluarga dalam pencegahan DBD (p=0.,600). Pemberian promosi kesehatan tentang DBD dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan keluarga. yang berdampak pada perubahan perilaku keluarga dalam pencegahan DBD.

Dengue fever is a neglected tropical disease, which is transmitted by mosquitoes. The disease is growing fast, making nearly half of the population of t.lte world is now at risk. The disease is one of the main causes of serious illness and death in children. The purpose of this study was to determine the relationships between the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) and family behaviors (knowledge, attitudes and practices) in the prevention of dengue in the Village Way Urang South Lampung regency in 2016. The method used was the cross sectional study with cluster sampling technique. A total number of respondents of 125 families involved in this study. The results showed there is a relationship between the incidence of dengue with knowledge (p = 0.001). however there is no association between the incidence of dengue and the attitude (p = 0.875), practice (p = 0.257) and behavior (composite) of the family in the prevention of dengue fever (p = 0.600). The provision of health promotion about dengue can be carried out in accordance with the needs of the family, which would have an impact on changes in family's behavior in the prevention of dengue."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Maya Nandini
"Jakarta merupakan wilayah yang endemis bagi penyakit Demam Berdarah Dengue DBD dan memiliki fluktuasi angka kasus DBD setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan dari wilayah penyakit DBD dari tahun 2005 hingga tahun 2015 berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini adalah metode analisis spasial deskriptif dan statistik korelasi Pearson 39;s Product Moment dengan tingkat kepercayaan 95 dan derajat kesalahan - 5 atau 0,05.
Hasilnya ditemukan bahwa wilayah penyakit DBD di Jakarta memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat terlihat pada pola dan juga luas wilayahnya.
Berdasarkan hasil analisis statistik, diketahui bahwa pelayanan kesehatan adalah satu-satunya variabel yang berhubungan dan mempengaruhi kasus DBD di Jakarta. Jumlah dari fasilitas kesehatan mempengaruhi jumlah dari kasus DBD di Jakarta. Sementara, variabel lain suhu udara, curah hujan, penggunaan tanah, kepadatan penduduk, dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin ditemukan tidak memberikan kontribusi terhadap kasus penyakit DBD di Jakarta pada tahun-tahun tersebut.

Jakarta is one of the endemic region for DHF disease and it has a fluctuation of DHF's cases every year. This research aims to compare the region of DHF in Jakarta from 2005 to 2010 based on the affecting variables. This research used spatial descriptive analysis and Pearson's Product Moment statistical analysis with degree of freedom 5 or 0,05.
The result revealed that there are differences between DHF area in Jakarta at 2005, 2010, and 2015. The differences can be distinguished on the extensive of the area and the pattern as well.
The statistical analysis showed that the healthcare center is the only variable that influenced DHF's cases in Jakarta from 2005 to 2015. The number of healthcare center influence the rate of DHF patients. While other variables do not contribute to Jakarta's DHF cases in those years.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Gusni Febriasari
"Perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Pemanasan global disebabakan oleh meningkatnya gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh industri-industri. Salah satu dampak perubahan iklim adalah peningkatan insiden penyakit yang ditularkan melalui nyamuk seperti demam berdarah dengue (DBD). Indonesia merupakan negara dengan kategori A untuk kasus DBD. Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia, sejumlah kasus telah menunjukkan peningkatan, baik dari segi jumlah dan total area yang terjadi setiap tahunnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perubahan iklim dengan kejadian DBD di Jakarta Timur tahun 2000-2009. Penelitian ini menggunakan disain studi ekologi dengan analisis korelasi dan regresi linier sederhana. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2011 dengan menggunakan data sekunder.
Hasil yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban dan curah hujan dengan kejadian DBD di Jakarta Timur selama kurun waktu 10 tahun (2000-2009). Sementara itu, didapatkan hubungan yang tidak signifikan antara suhu udara, hari hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian DBD di Jakarta Timur tahun 2000-2009. Untuk analisis pertahun, didapatkan hubungan yang signifikan antara suhu udara pada tahun 2006 dengan kejadian DBD. Selain itu, pada tahun 2004 dan 2006 didapatkan hubungan yang signifikan antara kelembaban dan kejadian DBD. Pada tahun 2004 dan 2007 didapatkan hubungan yang signifikan antara curah hujan dan hari hujan dengan kejadian DBD.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelembaban dan curah hujan sebagai faktor perubahan iklim memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD di Jakarta Timur tahun 2000-2009. Selain itu, untuk analisis pertahun didapatkan hubungan yang signifikan antara suhu udara tahun 2006, kelembaban udara tahun 2004 dan 2006, serta curah hujan dan hari hujan tahun 2004 dengan kejadian DBD di Jakarta Timur.

Climate change as result of global warming has caused instability in atmosphere lower layers, especially near the earth surface. Global warming itself was caused by increasing greenhouse gas dominated mostly by industries. Hence, one of that climate change effect is an increasing number of mosquito born diseases, such as Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). Indonesia is then known as one of the "A category" countries in matter of DHF occurrence. Since it was first discovered in Indonesia, DHF cases show an increasing trend number, both in number and total area affected, also then sporadic outbreaks always happen every year.
This research is aimed to know the relation about climate change and DHF in East Jakarta Administrative City during 2000-2009. It then uses an ecological study by correlate and regression method. The research was conducted on April-June 2011 and located in East Jakarta District, also focused in finding secondary data.
The result said provably that there is significant correlation between humidity also rainfall and DHF cases in East Jakarta during 2000-2009. Meanwhile, there is no significant correlation between temperature, rainy days, and wind speed with DHF cases in the same period. For annual analysis, significant correlation between temperatures and DHF cases is obtained in 2006. In addition, there is significant correlation between humidity and DHF cases in 2004 and 2006. Then in 2004 and 2007, it is found that significant correlation between rainfalls also rainy days and DHF cases happened.
Ultimately, conclusion of this research is that humidity and rainfall, as factors of climate change, have a significant correlation to the DHF cases in East Jakarta during 2000-2009. Therefore, annual analysis in East Jakarta proved that significant correlation between DHF cases and temperature happened in 2006, cases and humidity in 2004 and 2006, then cases and rainfall also rainy days in 2004.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah
"Kecamatan Pesanggrahan merupakan kecamatan kedua dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Jakarta Selatan yaitu mencapai 143 kasus tahun 2021. Peningkatan penularan dapat disebabkan oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD pada individu. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD masyarakat di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian berjumlah 116 orang dengan kriteria usia 20–65 tahun dan berdomisili di Kecamatan Pesanggrahan. Kuesioner penelitian menggunakan Google Form dan disebar secara daring melalui media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku pencegahan DBD yang cukup baik dengan rata-rata skor perilaku sebesar 64,31 dari 100. Berdasarkan hasil uji statistik, jenis kelamin menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan DBD (p value= 0,002). Usia memiliki korelasi hubungan yang sedang (r1= 0,482) dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pengetahuan (r2= 0,998), persepsi kerentanan (r3= 0,999), persepsi keparahan (r4= 0,998), persepsi manfaat (r5= 0,994), persepsi hambatan (r6= 0,998), dan isyarat untuk bertindak (r7= 0,987) memiliki korelasi hubungan yang sangat kuat dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pemberian edukasi dan promosi kesehatan melalui berbagai metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD.

Pesanggrahan District is the second sub-district with the highest number of Dengue Hemorrhagic Fever cases in South Jakarta, reached 143 cases in 2021. The increase of transmission can be caused by the lack of implementation of dengue prevention behavior in individuals. This study aims to determine the factors that are related to dengue prevention behavior in the community of Pesanggrahan District. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. Respondents amounted to 116 people with the criterias aged 20–65 years old and domiciled in Pesanggrahan District. The questionnaire used Google Form and distributed online through social media. This study shows that respondents have good dengue prevention behavior with average behavioral score is 64,31 out of 100. Based on the result of statistical test, gender shows a significant relationship to the dengue prevention behavior (p value= 0,002). Age has a moderate correlation (r1= 0,482) and significant on dengue prevention behavior (p value= 0,001). Knowledge (r2= 0,998), perceived susceptibility (r3= 0,999), perceived severity (r4= 0,998), perceived benefit (r5= 0,994), perceived barrier (r6= 0,998), and cues to action (r7= 0,987) have very strong and significant relationship (p value= 0,001) to dengue prevention behavior. Providing education and health promotion through various appropriate methods are very necessary to improve dengue prevention behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sejati
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Persebaran penyakit DBD tergantung pada nyamuk Aedes aegypti yang penyebarannya terutama dipengaruhi faktor lingkungan fisik, yaitu variasi iklim yang terdiri dari curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variasi iklim dengan kejadian penyakit DBD di Kota Padang selama periode tahun 1995-1999, dengan desain Cross Sectional Study.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang dari tahun 1995 -1999, sedangkan data variasi iklim diperoleh dari laporan hasil pengukuran Badan Meteorologi dan Geofisika Tabing Padang selama periode 1995-1999. Data diolah untuk mendapatkan informasi frekuensi kasus DBD, Angka Bebas Jentik, hubungan antara variasi iklim dengan Angka Bebas Jentik, dan hubungan antara variasi iklim dengan kejadian penyakit DBD.
Hasil penelitian yang diperoleh di Kota Padang selama periode tahun 1995-1999 adalah jumlah kasus DBD yang tertinggi terjadi tahun 1995, tahun 1996, dan 1998, terdapat 9 kecamatan endemis dan 2 kecamatan sporadis. Rata-rata ABJ di Kota Padang selama periode 1995-1999 masih dibawa angka harapan nasional (berkisar 91-93%).
Hasil Uji Statistik menunjukan tidak adanya hubungan antara curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara dengan kejadian penyakit DBD. Tidak ada hubungan antara variasi iklim (curah hujan, suhu udara, dan kelembaban) dengan ABJ, kecuali antara suhu dengan ABJ (p < 0,05; r = -0.310).
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross sectional study (potong lintang), untuk itu disarankan pada penelitian selanjutnya agar dapat menggunakan data primer dan dengan desain yang lebih baik.

Correlation between Variaed Climate with Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Incident in Padang 1995-1999Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) disease is one of communicable disease that is caused by dengue virus and transmitted by Aedes aegypti mosquito. The spreading of DHF depends on Aedes aegypti mosquito dealing with environment factors physically, such as variaed climate, categorized as like rainfall amount, temperature, and humidity.
This study proposed to find out the correlation between the variaed climate and DHF incidence in Padang City 1996-1999, with cross sectional study design. This study employed secondary data from Dinas Kesehatan Padang City since 1995 - 1999, and variaed climate data is taken from the result of, National Meteorology and Geophysic measurement at Tabing, Padang, 1995-1999.
The data had been analyzed to get the information of DHF case frequency, larva free rate (ABT), correlation between the varied climate, and larva free rate, and correlation between variaed climate factors and DHF case.
The result approachment in Padang City 1995-1999 are the total of the DHF case the highest happened in 1995, 1996, and 1998; 9 endemic subdistrict, and 2 sporadic subdistrict, the average of ABJ in Padang City in 1995-1999 periode remain under National expectation rate (91%, 93%).
The result of Statistical test showed that there is no correlation between rainfall amount, air temperature and humidity, and DHF case. There is no correlation between varied climate (rainfall amount, temperature, and humidity) and larva free rate, except temperature and larva free rate (p< 0,05; r -0,310).
This study employed secondary data with cross sectional design. There for, it is suggested for the further study to employ primary data with a better design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dermala Sari
"Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kabupaten Aceh Tengah memiliki IR yang lebih tinggi dari pada IR nasional, yaitu sebesar 72,9/100.000 penduduk sedangkan IR nasional tahun 2010 hanya sebesar 55/100.000 penduduk. Dari 14 kecamatan, Kecamatan Bebesen termasuk daerah dengan kasus paling tinggi di wilayah kerja Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling beresiko dengan kejadian demam berdarah dengue di wilayah tersebut. Jenis penelitian ini adalah diskriptip Kuantitatif dengan menggunakan metode survei dan wawancara dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 112 KK yang terdiri dari 56 kelompok kasus dan 56 kelompok control. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling pada kelompok kasus dan Simple Random Sampling pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan variable yang paling beresiko adalah penggunaan kelambu (OR=150,124) dan pelaksanaan PSN (OR=144,706). Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dan lebih aktif agar bisa menurunkan angka kejadian DBD.

Till now disease Dengue Hemorhagic Fever ( DHF) still be one of health problem of public in Indonesia. Middle Acheh Sub-Province has higher level IR from at national IR, that is 72,9/100000 residents while national IR of the year 2010 only 55/100000 residents. Out of 14 districts, District of Bebesen is including area with highest case in job (activity region District Aceh Tengah). This research aim to know factor what which most ices with case of Dengue Hemorragic Fever in the region. This research type is diskriptip Kuantitatif by using survey method and interview with approach of case control. Sample in this research 112 KK. consisted of 56 Group of case and 56 group of control. Sampling technique applies Total Sampling at group of case and Simple Random Sampling at group of control. Result of research shows variable which most ice is mosqu ito net usage ( OR=150,124) and execution PSN ( OR=144,706). The Government and public must cooperate and more actively that can reduce case number DHF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"DBD masih menjadi masalah kesehatan di kota besar. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah penderita DBD terbanyak di Indonesia. Untuk menanggulangi DBD, diperlukan gambaran kasus DBD di Kecamatan Gambir dan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada tahun 2005- 2009 yang mencakup jumlah kasus, insidens, case fatality rate (CFR), dan puncak kejadian. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang untuk mengetahui jumlah kasus, insidens, CFR, dan puncak kejadian DBD di Kecamatan Gambir dan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat tahun 2005-2009. Besar sampel dihitung dengan software EpiInfo, lalu diambil total sampling yang nilainya lebih besar dari perhitungan besar sampel. Variabel penelitian ini adalah status DBD yang didasarkan pada laporan oleh pelayanan kesehatan yang ada pada Sudinkes Jakarta Pusat. Didapatkan gambaran kasus DBD di Kecamatan Gambir dan Sawah Besar yang meliputi jumlah kasus, insidens, CFR, dan puncak kejadian tahun 2005-2009: terdapat kecenderungan adanya penurunan terutama pada jumlah kasus, insidens, dan CFR. Terdapat perbedaan proporsi kasus DBD berdasarkan kepadatan penduduk, namun tidak pada proporsi kasus DBD berdasarkan jenis kelamin. Terjadi pula pergeseran puncak kejadian kasus DBD.

Abstract
DHF is a health problem that still persists in major cities. DKI Jakarta is the province with the most DHF patients in Indonesia. In order to control DHF, a trend of DHF in Gambir and Sawah Besar District, Central Jakarta over the period of 2005-2009 needs to be obtained, consisting of the number of DHF cases, incidence, case fatality rate (CFR), and peak incidence of DHF. This research used cross-sectional method to acquire the number of cases, incidence, CFR, and peak incidence in both districts in 2005-2009. The number of samples was calculated using EpiInfo. Total sampling was used, the number of which was greater than the number of samples calculated earlier. The variable in this research was DHF status based on health care reports available in District Health Care of Central Jakarta. It was concluded that the trend of DHF is decreasing in Gambir and Sawah Besar District, particularly in number of cases, incidence, and CFR. There is a difference in case proportions based on population density, but none in case proportions based on sex. There is a shift of peak incidence in both districts."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>