Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurun Nabillah
"Percakapan antara seseorang atau lebih merupakan hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Implikatur atau pengimplikasian sebuah kalimat berkaitan dalam penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikatur percakapan dan prinsip kerja sama dalam film Solino dengan menggunakan teori implikatur percakapan dari Paul Grice. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan atau pelanggaran dalam prinsip kerja sama. Berdasarkan delapan percakapan antara orang tua dan anak dalam film Solino, terdapat pelanggaran prinsip kerja sama, sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Conversation between people is something that frequently happens in everyday life. Implicature or the implication of a sentence relates on how a message is being delivered by someone. This research aims to analyze conversational implicature and the cooperative principle in Solino, a film by Fatih Akin using Paul Grice s theory. The method used in this research is qualitative approach with literature review. In addition, this research also aims to see the differences or violations in the cooperative principle. According to eight conversations between parents and their children in Solino, there are eight violations of Cooperative Principle, therefore the communication between the two of them didnt go well."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Sofyan
"Tesis yang berjudul ?Pemicu Alih Kode Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia: Kasus Percakapan Diskusi Kelas Siswa dan Guru Sekolah Nasional Plus Delima, Jakarta" ini adalah kajian sosiolinguistik. Penelitian ini ditujukan untuk menemukan pemicu alih kode dalam percakapan siswa dan guru di sekolah ini.
Objek penelitian tesis ini adalah kejadian alih kode pada percakapan siswa dan guru sekolah ini. Penelitian ini dilakukan karena sekolah ini memiliki keanekaragaman etnik dan bahasa individunya. Cakupan penelitian ini dibatasi pada penggunaan bahasa lisan bahasa Inggris dan alih kode bahasa Inggris-bahasa Indonesia. Penelitian ini tidak memasukkan akurasi tata bahasa, prosodi, ubah kode dan campur kode dalam analisisnya. Data penelitian ini adalah delapan buah rekaman percakapan yang dilakukan siswa dan guru dengan mayoritas durasi tiga puluh menit Data itu kemudian ditranskripsi dan dianalisis menjadi empat bagian, yakni: analisis tindak ilokusi berdasarkan teori tindak ilokusi Searle (1976), analisis jenis alih kode berdasarkan teori Gumperz (1982), dan analisis makna sosial alih kode berdasarkan teori makna sosiai alih kode Saville-Troike (2003).
Dari ketiga analisis diatas disimpulkan beberapa pemicu alih kode, yaitu: kesadaran bahwa lawan bicara berbahasa pertama bahasa Indonesia, lawan bicara tidak mampu berbahasa Indonesia, keinginan penutur berganti topik, keinginan tidak mengikutsertakan pihak lain dalam pembicaraan, perasaan panik karena membutuhkan jawaban segera, pertimbangan bahwa dengan bahasa Indonesia penutur dapat menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik, perasaan kesal karena instraksi yang diberikan tidak dilakukan dengan baik, karena idenya ditolak seseorang, atau karena dihardik seseorang, keinginan memberikan suatu selingan segar pada situasi yang serius, keinginan mendapatkan respon atau reward atas suatu prestasi tertentu, keinginan untuk menyanggah, keinginan menyudutkan seseorang, keinginan mendapat respon alas lelucon yang dibuat, keinginan memperolok seseorang, keinginan menyangkal tuduhan, keinginan mengetahui sesuatu dengan segera, keinginan menghentikan suatu perselisihan, keinginan menunjukkan identitas (senioritas atau keanggotaan suatu kelompok), keinginan mengungkapkan perasaan bangga, keinginan mengungkapkan suatu keyakinan, keinginan menyelamatkan muka, keinginan menantang seseorang atau sekelompok orang, keinginan mengekspresikan rasa kagum, dan keinginan menyombongkan diri.
Menurut Gumperz (1982:62), faktor pencetus suatu alih kode adalah adanya suatu norma interaksional dalam suatu komunitas. Norma interaksional didapatkan dari interaksi di antara anggota komunitas tersebut. Norma interaksional di kalangan siswa dan guru Sekolah Nasional Plus Delima dapat dijadikan sebagai landasan untuk meminimalisir kejadian alih kode di antara siswa dan guru sekolah.

This thesis entitled "The Causes of English-Bahasa Indonesia Code Switching: Case Study of Class Discussion Conversations among Students and Teachers of Delima National Plus School, Jakarta" is a socio linguistics. This research is aimed to find the causes of code switching in the conversations among students and teachers of this school.
Object of this research is the code switching found in the conversations of students and teachers of this school. This research is done for the heterogeneity of ethnics and language of the school's member. This research is limited to spoken English and the code switching of English-bahasa Indonesia. This research in its analysis excludes the analysis of grammar, prosody, code shifting and code mixing. Data of this research is eight recorded conversations among the students and teachers with thirty minutes majority duration. This data then transcribed and analyzed into four sections, namely: analysis of illocutionary act based on Searle's illocutionary act theory (1976), analysis of code switching types based on Gumperz theory (1982), and analysis of social meaning of code switching based Saville-Troike theory (2003).
Based on the analysis above several causes of the code switching are identified as follows: awareness that the listener's first language is bahasa Indonesia, the listener can not speak bahasa Indonesia, speaker's intention to change the topic, intention to exclude other people from the conversation, panic or depressed for desperately need a quick answer, consideration that by bahasa Indonesia he/she can deliver the message better, feeling upset because his/her instruction was not well done, because his/her idea was objected, because he/she was scolded by someone, intention to give an intermezzo on a serious situation, desire to get a respond or reward for his/her achievement, intention to object an idea, intention to mock someone, desire to get a respond of his joke, intention to make fun of someone, intention to deny a prosecution, desire to know something as soon as possible, intention to stop a conflict, intention to show an identity (seniority or membership of a group), intention to express proud, intention to express a belief , intention to safe "face", intention to challenge someone or a group of people, intention to express an admiration, and intention to bluff.
According to Gumperz (1982:62), code switching is caused by the existence of interactional norms in a community. These norms are acquired from the interaction among the member of the community. Interactional norms among students and teachers in Delima National Plus School can be used as a ground for minimizing code switching among students and teachers in this school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Hasianna Omega Tessalonika
"Sebagai bahasa yang bergantung pada penggunaan konteks, bahasa Jepang memiliki banyak tuturan dengan informasi yang disampaikan secara implisit. Informasi tersebut dapat berupa presuposisi dan implikatur percakapan. Penelitian ini membahas mengenai persamaan dan perbedaan presuposisi dan implikatur percakapan yang terkandung dalam satu tuturan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan presuposisi dengan implikatur percakapan dalam tuturan bahasa Jepang. Penelitian dilakukan mengacu pada teori prinsip kerja sama oleh Herbert Paul Grice dan teori presuposisi oleh George Yule dan Robert Stalnaker. Data penelitian diambil dari serial drama Keibuho Daimajin yang dikumpulkan dengan metode simak catat. Penyajian data dilakukan dengan menuliskan aksara Jepang, romaji, glossing, dan terjemahan bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan 28 data dengan implikatur, 14 data dengan presuposisi, dan enam data dengan presuposisi dan implikatur percakapan dalam satu tuturan. Presuposisi dan implikatur percakapan sama-sama tidak diutarakan secara eksplisit, tetapi terdapat perbedaan antara keduanya. Implikatur percakapan adalah maksud sebenarnya penutur, tetapi presuposisi adalah informasi tambahan yang diselipkan dalam tuturan secara implisit.

Japanese has many utterances with implicitly conveyed information as a language that depends on context. Such information can be in the form of presuppositions and conversational implicatures. This study discusses the similarities and differences between presuppositions and conversational implicatures in an utterance. This study aims to explain the relations between presupposition and conversational implicature in Japanese utterances. The research referred to the theory of cooperation principle by Herbert Paul Grice and the theory of presupposition by George Yule and Robert Stalnaker. The research data were taken from the drama series Keibuho Daimajin and collected by observation and note. Data was presented by writing Japanese characters, romaji, glossing, and translating into Indonesian. The results showed 28 data with implicature, 14 with presupposition, and six with presupposition and conversational implicature in the same utterance. Presupposition and conversational implicature are not explicitly stated, but there are differences between the two. Conversational implicature is the speaker's intention, but presupposition is additional information tucked into the utterance implicitly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aah Hilyati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperoleh data empiris tentang struktur percakapan guru-murid Taman Kanak-Kanak (TK) di dalam kelas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengukur perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid laki-laki dan murid perempuan, antara murid yang orang tuanya berdomisili di kota dan murid yang orang tuanya berdomisili di pinggiran kota, serta antara murid yang orang tuanya berpendidikan dasar, berpendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi.
Penelitian ini dilakukan di empat TK yang terletak di kecamatan kota, Kota Nadia Tangerang, yaitu TK Pertiwi, TR Trisula Perwari, TK Kemala Bhayangkari, dan TK Dharma Putra. Subjek penelitian ini berjumlah 94 orang murid TK dan 4 orang guru TK dari empat TK yang diteliti.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan perekam pita dan lembar pengamatan sebagai instrumen dan memroses data yang berupa rekaman percakapan guru-murid dengan (1) mentranskripsi; (2) mengelompokkan dan memberi kode percakapan itu berdasarkan variabel jenis kelamin murid, variabel domisili orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua; (3) melakukan pengartuan; dan (4) menghitung frekuensi keikutsertaan murid dalam percakapan.
Peneliti menggunakan teknik analisis yang disarankan Sinclair dan Coulthard untuk menganalisis struktur percakapan guru-murid TK. Untuk melihat signifikansi perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid laki-laki dan murid perempuan dan signifikansi perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid yang berdomisili di kota dan murid yang berdomisili di pinggiran kota digunakan uji t. Sementara itu, Analisis Variansi satu jalan digunakan untuk melihat signifikansi perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid yang orang tuanya berpendidikan dasar, berpendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi.
Dari 94 subjek penelitian ditemukan 497 buah transaksi yang terdiri dari 240 buah transaksi pancingan guru, 47 buah transaksi pengarahan guru, 37 buah transaksi penerangan guru, 105 buah transaksi pancingan murid, dan 68 buah transaksi penerangan murid. Dalam penelitian ini, pertanyaan merupakan bentuk tuturan yang paling banyak dikemukakan guru dalam bercakap-cakap dengan muridnya.
Perhitungan dengan uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang maknawi dalam frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid laki-laki dan murid perempuan, serta antara murid yang berdomisili di kota dan murid yang berdomisili di pinggiran kota. Hasil perhitungan Analisis Variansi satu jalan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang maknawi dalam frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid yang orang tuanya berpendidikan dasar, berpendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi.

ABSTRACT
Teacher-Pupil Conversation Analysis of Kindergartens in Tangerang MunicipalityThe focus of this study is to investigate empirical data about the teacher-pupil conversation structure of kindergartens. This study is aims at measuring participation frequency differences in conversations between boys and girls, between pupils of urban parentage and pupils of suburban parentage, and among pupils whose parents' education consist of elementary, secondary, and tertiary level.
The subjects of this study come from urban kindergartens in Tangerang municipality, comprising 94 pupils, and one teacher from each kindergarten. This study used a tape recorder and an observation sheet for collecting the data. The statistical analyses used to compute the data are the t test, one-way ANOVA, and Scheffe multiple comparison method.
A total of 497 transactions were collected, consisting of 240 teacher eliciting transactions, 47 teacher directing transactions, 37 teacher informing transactions, 105 pupil eliciting transactions, and 68 pupil informing transactions. It is also found that there are no significant differences of participation frequency between boys and girls, and between pupils living in the urban neighborhood and those living in the suburban neighborhood. The measurement result of one-way ANOVA shows that there is a significant difference of participation frequency among pupils whose parents' education level is elementary, secondary or tertiary.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Lestari
"Pokok bahasan penelitian ini adalah multimodalitas dalam percakapan jual beli buah di pasar tradisional Wonogiri. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan multimodalitas yang digunakan penjual dan pembeli buah di pasar tradisional Wonogiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan (moda verbal) dan gestur (moda nonverbal) yang terdapat dalam 10 video percakapan transaksi jual beli buah di pasar tradisional Wonogiri. Data tersebut ditranskripsi dengan software ELAN dan diklasifikasikan berdasarkan konsep pasangan berdampingan (adjacency pair) dari teori Analisis Percakapan (Conversation Analysis). Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori tindak tutur dari Searle (1975) untuk moda verbalnya, sedangkan moda nonverbalnya dianalisis menggunakan teori gestur oleh Mandal (2014) dan Kendon (2004). Adapun kecenderungan tindak tutur yang ditemukan adalah tindak tutur direktif, yang memiliki beberapa variasi, (1) meminta informasi kuantitas buah dengan demonstrativa iki ‘ini’ dan interogativa piro ‘berapa’ disertai gestur memegang dan mengemas buah, (2) meminta informasi harga dengan kata interogativa pinten ‘berapa’ dan numeralia disertai gestur interaktif dan komplemen, (3) meminta jenis buah tertentu dengan penyebutan langsung disertai gestur deiktif dan interaktif, (4) meminta informasi ketersediaan buah dengan verba dhuwe ‘punya’ dan pasangan kata karek iki ‘tinggal ini’ disertai gestur interaktif dan deiktik, (5) menawar harga dengan penggunaan polar question negasi disertai gestur deiktik, dan (6) menawarkan jenis buah lain dengan pasangan kata opo neh ‘apa lagi’ disertai gestur mengemas buah. Sementara itu, kombinasi moda verbal dan nonverbal dalam tindak tutur representatif, yakni (1) memberi informasi kuantitas buah dengan numeralia dan kuantifikator sithik ‘sedikit’ disertai tindakan memilih-milih buah, (2) memberi informasi harga buah dengan penyebutan langsung numeralia disertai tindakan memilih dan mengemas buah (3) memberi informasi kualitas buah dengan memuji fisik dan rasa buah disertai gestur deiktik dan moda visual, dan (4) memberi informasi ketersediaan buah dengan menyebutkan kuantitas ketersediaan atau menyampaikan alasan ketidaktersediaan buah. Kombinasi moda verbal dan nonverbal dilakukan secara sistematis oleh penjual dan pembeli untuk melancarkan proses jual beli buah di pasar tradisional Wonogiri.

The subject of this research is multimodality in the conversation of buying and selling fruit in the Wonogiri traditional market. The purpose of this study is to explain the multimodality used by sellers and buyers of fruit in the Wonogiri traditional market. The data used in this study are speech (verbal mode) and gesture (nonverbal mode) contained in 10 video conversations of fruit buying and selling transactions at the Wonogiri traditional market. The data was transcribed with ELAN software and classified based on the concept of adjacency pair from Conversation Analysis theory. In addition, this study also uses the speech act theory of Searle (1975) for the verbal mode, while the nonverbal mode is analyzed using the gesture theory by Mandal (2014) and Kendon (2004). The tendency of the speech acts found are directive speech acts, which have several variations, (1) asking for information on the quantity of fruit with the demonstrative iki 'this' and interrogative piro 'how much' accompanied by the gesture of holding and packing the fruit, (2) asking for price information with the word Pinten interrogative 'how much' and numeralia with interactive and complementary gestures, (3) asking for certain types of fruit by direct mention accompanied by interactive and deductive gestures, (4) asking for information on fruit availability with the verb dhuwe 'have' and the word pair karek iki 'stay ini ' accompanied by interactive and deictic gestures, (5) bargaining the price by using a polar question negation accompanied by a deictic gesture, and (6) offering other types of fruit with the word opo neh 'what else' paired with the gesture of packing fruit. Meanwhile, the combination of verbal and nonverbal modes in representative speech acts, namely (1) providing information on the quantity of fruit with numeralia and a 'little' sithik quantifier accompanied by the act of choosing fruit, (2) providing information on the price of fruit by direct mention of numeralia accompanied by the act of choosing. and packaging of fruit (3) providing information on fruit quality by praising the physicality and taste of the fruit with deictic gestures and visual modes, and (4) providing information on the availability of fruit by stating the quantity of availability or conveying the reasons for the unavailability of fruit. The combination of verbal and nonverbal modes is carried out systematically by sellers and buyers to expedite the process of buying and selling fruit in the Wonogiri traditional market."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kyvano Navin
"Suatu percakapan diasumsikan mengikuti prinsip-prinsip umum komunikasi dan kerja sama sebagai suatu aturan. Grice (1975) mengembangkan studi tentang prinsip kooperatif, dan merupakan kunci percakapan yang efektif. Namun, apa yang orang katakan tidak selalu apa yang sebenarnya mereka maksud, dan alasan mereka di balik itu melebihi pentingnya untuk mematuhi prinsip kerja sama Grice. Artikel penelitian ini berfokus pada tindak tutur Donald Trump karena penting untuk memahami implikatur percakapannya. Metode campuran (kualitatif & kuantitatif) dengan studi pustaka digunakan dalam penelitian ini, dan transkrip yang sesuai dengan cuplikan konferensi pers digunakan sebagai data primer. Artikel penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi jenis-jenis ketidaktaatan pada maksim prinsip kerja sama Grice dalam dialog Trump dengan publik dengan frekuensinya masing-masing, dan (2) menjelaskan mengapa jenis tertentu lebih menonjol dari yang lain. Temuan menunjukkan bahwa ada limabelas ketidaktaatan terhadap maksim dengan pelanggaran maksim kuantitas (maxim of quantity) memegang frekuensi tertinggi, dan itu adalah tindakan Trump yang paling serbaguna untuk dieksploitasi. Hal ini menyimpulkan bahwa beliau mengeksploitasi prinsip kerja sama percakapan dengan tidak mengamatinya untuk keuntungan pribadinya.

A conversation is assumed to be following the general principles of communication and cooperation as such kind of a rule. Grice (1975) developed a study on the cooperative principle, and it is the key of an effective conversation. However, what people say is not always what they actually mean and their reasons for that outweighs the importance of observing the Gricean Cooperative Principle. This research article focuses on the speech acts of Donald Trump, and it is imperative to understand his conversational implicature. A mixed method (qualitative & quantitative) with additional library research is used, and the transcript corresponding to the footage of the press conference is used as the primary data. The article aims to (1) identify the types of non-observance of Gricean cooperative principle maxims in Trump`s dialogue with the public with each types` frequency, and (2) explain why a certain type is more prominent than the others. The findings show that there are fifteen non-observance of the maxims with flouting of the maxim of quantity holds the highest frequency, and it is Trump`s most versatile act for exploiting. It concludes that he exploits the maxims by not observing them for his personal benefit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Djunaidi
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan pemagar dalam percakapan berita melalui telepon yang disiarkan langsung di radio. Untuk mencapai tujuan itu masalah yang dibahas di dalam penelitian ini mencakupi pokok berikut: (I) bentuk-bentuk pemagar yang digunakan penutur di dalam percakapan dan (2) fungsi pemagar yang digunakan penutur di dalam percakapan.
Korpus data penelitian ini diambil dari tiga puluh dua kegiatan percakapan yang direkam dan siaran radio Elsinta Jakarta dalam acara "Edisi Pagi News and Talk" (18 percakapan) dan "Pos Sore News and Talk" (14 percakapan). Hasil rekaman itu ditranskripsi ortografis berdasarkan model giliran bicara (turn taking) ke dalam tulisan dengan menggunakan ejaan bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan metode analisis pragmatis dengan prosedur introspeksi dan analisis kontekstual, serta analisis wacana kritis (Salager-Meyer 1994; Dijk 2000).
Pemagar yang diperoleh dan penelitian ini adalah bentuk ungkapan verbal yang berupa kata (seperti mungkin, semacam, agaknya), berupa frasa (seperti menurut kami, insya Allah, setahu saya), dan berupa klausa (seperti saya kira, saya pikir, kalau (saya) tidak salah). Pemagar yang digunakan penutur di dalam percakapan berfungsi sebagai penanda kehati-hatian dan sebagai pelindung muka. Pemagar dalam tuturan direktif cenderung berfungsi sebagai pelindung muka negatif penutur dan muka positif penutur, agar tidak timbul konflik penutur-petutur.
Pemagar dalam tuturan representatif dan ekspresif cenderung berfungsi sebagai pelindung muka positif peetutur. Implikasi penggunaan pemagar itu di dalam percakapan adalah terpeliharanya hubungan yang harmonis penutur-penutur dan terbangunnya citra diri positif para penuturnya. Penelitian yang dilakukan ini hanya memperhatikan pemagar yang berbentuk ungkapan verbal dan tidak mempertimbangkan aspek yang lain (misalnya ciri-ciri prosodi dan latar belakang budaya). Penelitian lanjutan yang serupa atau penelitian perpagaran dengan mempertimbangkan aspek yang lain masih perlu dilakukan agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dan sistematis tentang perpagaran di dalam bahasa Indonesia, baik dalam wacana lisan maupun wacana tulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T1452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thufail Akhdan Zaki
"Penelitian ini membahas mengenai pelanggaran prinsip kerja sama. Penelitian ini betujuan untuk menjelaskan pelanggaran maksim dan cara melanggar maksim dalam Gim “Gyakuten Saiban Yomigaeru Gyakuten”. Teori yang digunakan adalah Teori Prinsip Kerja Sama oleh Herbert Paul Grice dan Jenny Thomas. Metode analisis yang digunakan adalah kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simak dan catat. Data dipaparkan dengan menampilkan latar belakang tuturan, tuturan dalam bahasa Jepang, romaji, glossing, dan terjemahan bahasa Indonesia. Hasil yang ditemukan terdapat tujuh puluh data pada pelanggaran prinsip kerja sama. Sembilan data yang dipaparkan menjelaskan semua pelanggaran maksim dalam tiga cara melanggar maksim. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi empat pelanggaran maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim hubungan, dan maksim cara, serta tiga cara melanggar maksim, yaitu flouting the maxim, violating the maxim, dan infringing the maxim.

This study discusses the violation of the cooperative principle. This study aims to explain the violation of maxims and the ways to violate the maxim in the “Gyakuten Saiban Yomigaeru Gyakuten” Game. The theory used in this study is the Theory of Cooperative Principle by Herbert Paul Grice and Jenny Thomas. The analytical method used is qualitative and described descriptively. The technique of collecting data is observing and noting. The data are presented by displaying the background context of the speech, speech in Japanese, romaji, glossing, and Indonesian translation. The results are seventy data on violation of the cooperative principle. The nine data presented in this paper describe every violation of maxims in three ways to violate the maxims. This study concludes that four violations of maxims occur, namely the maxim of quantity, the maxim of quality, the maxim of relation, and the maxim of manner, as well as three ways to violate maxims, namely flouting the maxim, violating the maxim, and infringing the maxim."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herni
"ABSTRAK
Tujuan dari skripsi ini pada dasarnya untuk dapat merumuskan definisi aizuchi berdasarkan bentuk dan fungsinya secara umum, serta mengetahui fungsi pragmatis aizuchi agar dapat memakai aizuchi secara tepat dalam percakapan. Untuk itu penulis menggunakan dua metode, yaitu metode kepustakaan dengan teknik pengamatan audio visual untuk pengumpulan datanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chusni Hadiati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai strategi percakapan dalam jual beli tradisional dalam dialek Banyumas
ini merupakan penelitian pragmatik yang berfokus pada analisis percakapan. Penelitian ini
bertujuan untuk merekonstruksi strategi percakapan jual beli tradisional dalam dialek
Banyumas dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian
konsumen. Tuturan yang diujarkan oleh penutur merepresentasikan apa yang ada dalam
benak mereka. Strategi percakapan dalam penelitian ini meliputi, kondisi kesahihan tuturan,
strategi bertutur dan strategi kesantunan. Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal yang direalisasikan melalui tuturan dalam percakapan jual beli.
Data penelitian diperoleh dari percakapan jual beli di pasar tradisional. Penyajian data
dilakukan dengan menggunakan mikro dan makro struktur. Analisis data dilakukan dengan
metode padan pragmatis. Satuan analisis dalam penelitian ini adalah tuturan. Kondisi
kesahihan tuturan dapat dilihat dari konteks tuturan. Pada realisasinya, konteks tuturan dapat
dilihat sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelian. Faktor eksternal atau
bauran pemasaran adalah faktor-faktor di luar individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Faktor internal atau black box model yang terjadi dalam benak individu
merupakan faktor dalam diri individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Faktor eksternal dan faktor internal itu direalisasikan ke dalam tuturan individu dalam
percakapan jual beli tradisional. Bahasa dalam percakapan jual beli tradional memiliki tiga
fungsi, yaitu fungsi referensial, fungsi afektif, dan fungsi fatis. Penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan untuk membuktikan fungsi bahasa dalam percakapan jual beli tradisional dalam
bahasa Jawa dialek Banyumas

ABSTRACT
The research on conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect
is a pragmatic research focuses on conversation analysis. It aims to reconstruct the
conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect and to find out
the factors affecting consumers? behavior. Utterances used in traditional selling and buying
conversation relfect speakers? mind. The conversation strategies include the felicity
condition, the speech strategies, and the politeness strategies. Consumers? behavior is
affected by external and internal factors. Data is gathered from traditional selling and buying
conversations in traditional markets. This qualitative research uses micro and macro structure
to display data and uses pragmatic identity method in analysis. The unit of analysis of this
research is speech or utterance. Felicity condition of each utterance can be seen from the
context. Context is considered as factors affecting consumers? behavior. External factors or
marketing mix are factors outside the consumers which affects the consumers? decision
whether or not to buy the goods. On the other hand, internal factors or the black box model
are factors inside the consumers affecting their decision. It is called as a black box model
since it occurs in buyers? mind. Those external and internal factors are realized in the
utterances used in traditional selling and buying conversation. The language functions in
traditional selling and buying are classified into three types; referential, affective, and phatic.
A further and deeper research needs to conduct to prove the language functions in traditional
selling and buying conversation in Banyumas dialect"
2016
D2246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>