Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Setijono
"Latar Belakang : Penggunaan CPP-ACP secara kombinasi bersamaan dengan agen antibakterial propolis masih belum banyak diteliti dan dikembangkan.
Tujuan : Membandingkan efikasi penggunaan CPP-ACP yang mengandung propolis dan tanpa propolis terhadap jumlah Streptococcus mutans pada anak usia 7-9 tahun.
Metode : Subjek penelitian adalah 32 anak yang dibagi menjadi dua kelompok. Kedua kelompok melakukan pengambilan data awal (baseline) pada variabel jumlah S. mutans dan indeks plak, kemudian dilakukan pengolesan pasta tiap hari selama 4 minggu, dan dilakukan pengambilan data akhir setelahnya.
Hasil : Terdapat penurunan bermakna pada jumlah S. mutans dan indeks plak dari masing-masing kelompok perlakuan (p<0.05). Namun tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara penurunan jumlah Streptococcus mutans dan indeks plak dari kedua kelompok yang dibandingkan.
Kesimpulan : CPP-ACP yang mengandung propolis tidak terbukti lebih baik dari CPP-ACP tanpa propolis dalam penurunan jumlah Streptococcus mutans, namun berpotensi untuk dijadikan alternatif sebagai agen remineralisasi gigi.

Background : The use of CPP-ACP in combination with antibacterial agent propolis still hasnt been researched and developed much yet.
Objective : To know the difference in Streptococcus mutans count on subjects teeth, before and after applied with CPP-ACP with and without propolis.
Methods : The subject of the experiment are 32 grade school children aged 7-9 which divided into 2 groups, would have their baseline data taken on Streptococcus mutans count and plaque index, have their teeth applied with both CPP-ACP paste, with and without propolis for 4 weeks, then would have their data taken again.
Results : After 4 weeks, there is a significant decrease in Streptococcus mutans count and plaque index for both groups (p<0.05). However, there is no significant difference in the decrease between the two groups.
Conclusion : CPP-ACP with propolis is not proven to be better than CPP-ACP alone in terms of reducing Streptococcus mutans count on children aged 7-9 years old, but it could be used as an alternative remineralizing agent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Abdurrahman
"Latar belakang: Berdasarkan data Riskesdas 2013, proporsi anak kelompok usia 5-9 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut yaitu 28,9%. Penyakit yang paling sering terjadi adalah karies gigi yang salah satu penyebabnya adalah plak gigi, sehingga dibutuhkan bahan yang dapat menghambat pembentukan plak gigi.
Tujuan: Mengetahui efek dari aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis terhadap indeks plak anak usia 7-10 tahun di SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, Jakarta Timur.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan menggunakan one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan dengan membandingkan rata-rata indeks plak anak sebelum dan sesudah aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis. Aplikasi dilakukan sekali sehari selama empat minggu. Subjek penelitian adalah 32 anak (CPP-ACP Propolis n=16; CPP-ACP n=16) usia 7-10 tahun yang dipilih melalui metode purposive sampling. Rata-rata indeks plak diperoleh dengan pengukuran menggunakan modifikasi metode indeks plak Loe dan Silness yang dilakukan sebelum dan sesudah aplikasi hari ke-7, 14, dan 28.
Hasil: Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan indeks plak setelah aplikasi selama empat minggu. Pada kelompok aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis indeks plak pada awal pemeriksaan yaitu 1,79 turun menjadi 0,97 pada hari ke-28. Sedangkan pada kelompok aplikasi CPP-ACP tanpa propolis, indeks plak pada awal pemeriksaan yaitu 1,72 kemudian pada hari ke-28 turun menjadi 1,18.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada efek dari aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis selama empat minggu terhadap indeks plak.

Background: According to the 2013 Basic Health Research, the proportion of children in the population of 5-9 years who had dental and oral problems was 28.9%. The most common disease is dental caries, which one of the causes is dental plaque. Therefore, materials which can inhibit the formation of dental plaque are needed.
Objective: To determine the effect of the application of CPP-ACP containing propolis and without propolis against plaque index of children aged 7-10 years at SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, East Jakarta.
Methods: This research was a quasi-experimental study using one group pretest-posttest design. The research was conducted by comparing the plaque index mean of children before and after the CPP-ACP application containing Propolis and without Propolis. Application is carried out once a day for four weeks. The research subjects were 32 children (CPP-ACP Propolis n= 16; CPP-ACP n=16) ages 7-10 years who were selected through a purposive sampling method. The plaque index mean was obtained by measurement using a modification of the Loe and Silness plaque index method carried out before and after the application of the 7th, 14th, and 28th days.
Results: Both groups experienced a decrease in plaque index after application for four weeks. In the CPP-ACP Propolis, plaque index mean at the initial examination was 1.79 then dropped to 0.97 on the 28th day. Whereas in the CPP-ACP without Propolis, the plaque index mean at the initial examination was 1.72 then on the 28th day it dropped to 1.18.
Conclusion: There was no significant difference in the effect of the application of CPP-ACP containing Propolis and without Propolis for four weeks on the plaque index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nur Husniah
"Streptococcus mutans merupakan mikroorganisme yang berkoloni pada permukaan gigi dan membentuk plak penyebab utama terjadinya karies. Salah satu bentuk upaya pencegahan karies yaitu dengan cara menggosok gigi secara teratur menggunakan pasta gigi yang mengandung lilin propolis. Lilin propolis merupakan residu dari proses pean propolis lebah madu yang memiliki kandungan antibakteri.
Tujuan: Menganalisis efektivitas pasta gigi dengan kandungan lilin propolis terhadap pertumbuhan koloni Streptococcus mutans dan pembentukan plak dan membandingkannya dengan pasta gigi yang mengandung propolis.
Metode: Sebanyak 24 subjek karies yang diinstruksikan menyikat gigi 2 kali sehari dan tidak melakukan prosedur kebersihan mulut lainnya. Plak gigi diukur menggunakan indeks plak Sillness-Loe dan sampel plak diambil dari permukaan bukal gigi insisif atas subjek karies sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi selama 7 hari, selanjutnya dibiakan pada media agar TYS20B selama 2x24 jam, kemudian dilakukan penghitungan jumlah koloni S.mutans yang dihitung dalam CFU/ml.
Hasil: Pasta gigi lilin propolis dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans dan indeks plak gigi. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara jumlah koloni S.mutans dan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian pasta gigi dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan pasta gigi yang mengandung lilin propolis dan propolis.
Kesimpulan: Pasta gigi lilin propolis berpotensi sebagai alternatif pencegahan karies gigi.

Streptococcus mutans is a microorganism that colonizes on the tooth surface and forms plaque which is the main cause of caries. One form of prevention of caries is by tooth brushing regularly with toothpaste containing propolis wax. Propolis wax is a residue from the purification process of pure honey bee propolis which has antibacterial contents.
Purpose: To analyze the effectiveness of toothpaste containing propolis wax on growth of Streptococcus mutans and dental plaque formation and compare it with toothpaste containing propolis in caries patient.
Methods: 24 caries subjects were instructed to brush their teeth twice daily refrain from any other oral hygiene procedures. The plaque was measured using the Sillness Loe plaque index and plaque samples were collected from subjects buccal surface upper incisors before and after using toothpaste for 7 days, subsequently cultured on TYS20B agar medium for 2x24 hours then counting the number of colonies of S.mutans in CFU ml.
Results: In this study toothpaste containing propolis wax can decrease the number of Streptococcus mutans colonies and dental plaque index. There is a significant difference between the amount of S.mutans colony and plaque index before and after using toothpaste.
Conclusion: The use of toothpaste containing propolis wax has the potential as an alternative to prevention of dental caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Linggriani
"Karies gigi merupakan penyakit rongga mulut yang sering terjadi. Prevalensi karies pada anak di berbagai negara masih tinggi. Cara mencegah karies dapat dilakukan dengan pemberian agen antibakteri, dimana penggunaan antibakteri alami semakin diminati. Flavonoid yang berasal dari bahan alam dapat menghambat glukosiltransferase GTF . GTF memfasilitasi pembentukan plak/ biofilm. Dari penelitian terdahulu, flavonoid propolis diketahui memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans namun belum ada penelitian yang menggunakan strain S.mutans klinis. S.mutans diisolasi dari plak gigi anak, kemudian dilakukan uji biofilm dengan crystal violet pada 96-microwell plate. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengaruh flavonoid propolis konsentrasi 0,05 dan 0,1 terhadap pembentukan biofilm S.mutans p>0,01 . Hal ini berarti flavonoid propolis 0,05 memiliki efek antibakteri yang sama dengan flavonoid propolis 0,1 dalam menghambat pembentukan biofilm S.mutans.

Objective This study was conducted to analyze the effects obtained with different concentrations 0.5 and 0.1 of propolis flavonoids on in vitro biofilm formation by clinical Streptococcus mutans S. mutans strains isolated from children rsquo s dental plaque. Methods S. mutans isolated from children 39 s dental plaque was assayed for biofilm formation in 96 microwell plates using crystal violet. Results The effects on S. mutans biofilm formation were the same for propolis flavonoids administered at concentrations of 0.05 and 0.1 p 0.01 . Conclusion A 0.05 propolis flavonoids concentration was deemed as effective as a 0.1 concentration at inhibiting S.mutans biofilm formation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Saputri
"Latar Belakang : Resesi gingiva penyebab dentin hipersensitif (DH). Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus pada plak menghasilkan asam. Produk asam menyebabkan demineralisasi akar gigi.
Tujuan: Menganalisis jumlah serta distribusi S. mutans dan S. sobrinus dari plak dan saliva penderita resesi gingiva dengan DH dan non sensitif.
Metode: Dari sampel saliva dan plak subjek DH dan non sensitif diperiksa jumlah S. mutans dan S. sobrinus menggunakan real-time PCR dengan SYBR Green.
Hasil: Jumlah S. mutans lebih banyak pada plak DH daripada non sensitif, S. sobrinus lebih banyak pada saliva non sensitif.
Kesimpulan: Jumlah S. mutans lebih banyak pada plak penderita DH.

Background : Gingival recession cause of dentine hypersensitivity (DH). Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus in dental plaque will produce of acid. Acid can cause demineralization that involved in hypersensitivity.
Objectives : To analyze the amount and distribution of S. mutans and S. sobrinus from plaque and saliva in patients with DH and non sensitive.
Methods :, S. mutans and S. sobrinus from saliva and plaque samples was quantify by real-time PCR using SYBR Green.
Results : The number of S. mutans is higher in plaque of DH and S. sobrinus is higher in saliva of non sensitive.
Conclusion : Patients with DH had higher level of S. mutans in plaque.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31475
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiany Fadillah
"Latar Belakang: Menuruthasil Riskesdas, prevalensi masalah gigi dan mulut anak usia7-9 tahun meningkat dari 21,6% pada tahun 2007 menjadi 28,9% pada tahun 2013. Dalam usaha mencegah karies gigi anak, peran guru dan orangtua (ibu) sangat penting sehingga diperlukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, kegiatan sikat gigi bersama juga dapat dilakukan dalam upaya mencegah karies dengan menghilangkan plak gigi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikankesehatan gigi dan mulutkepada guru dan orangtua (ibu) terhadap program menyikat gigi 16 permukaan pada anak usia 7-9 tahun.
Metode: Kuasi eksperimenta ldengan desain nonrandomized control group, pretest-posttest. Responden adalah 20 guru dan 66 ibu sebagai kelompok intervensi, kelompok kontrol adalah 10 guru dan 54 ibu. Seluruh responden diberikan edukasi mengenai cara menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut anak lalu memberikannya kepada anak. Pengambilan data pengetahuan dan sikap guru dan ibu melalui pengisian kuesioner pretest dan posttest.Kepada 66 anak dalam kelompok intervensi diberikan program menyikat gigi, sedangkan 54 anak pada kelompok kontrol hanya diberikan edukasi oleh guru dan orangtua (ibu). Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 1 bulan untuk menilai indeks plak gigi anak.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut guru dengan persentase 16.7%,sikap kesehatan gigi dan mulut guru 20%, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ibu 16.7%, sikap kesehatan gigi dan mulut ibu 20%dan penurunan indeks plak anak 47%.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada guru dan orangtua (ibu) disertai program menyikat 16 permukaan terhadap penurunan indeks plak gigi pada anak usia 7-9 tahun. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadia Canaparimita Ghrena Duhita
"Latar Belakang : Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang sering ditemukan di Indonesia. Diperlukan upaya alternatif pencegahan, yang dalam penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan dua bahan aktif CPP-ACP dan lilin propolis dalam satu sediaan permen karet bebas gula dengan lima konsentrasi yang berbeda (0% Prop, 0% CPP-ACP ; 0% Prop + CPP-ACP ; 2% Prop + CPPACP ; 4% Prop + CPP-ACP ; dan 6% Prop + CPP-ACP).
Tujuan : Menganalisis kadar pelepasan ion kalsium dan fosfat oleh CPP-ACP untuk mendukung remineralisasi dan keefektifan lilin propolis dalam menekan pembentukan massa biofilm S.mutans pada subjek bebas karies serta melihat apakah kedua bahan aktif ini efektif jika digabungkan dalam satu sediaan permen karet bebas gula.
Metode : 25 sampel saliva bebas karies sebelum dan sesudah simulasi pengunyahan lima konsentrasi permen karet in vitro dilakukan uji pelepasan ion kalsium dan fosfat serta uji biofilm. Pelepasan ion kalsium dideteksi menggunakan AAS, ion fosfat menggunakan Spektrofotometri UV-VIS, dan uji biofilm menggunakan uji crystal violet 96-well plate ELISA dan dibaca menggunakan microplate reader.
Hasil : Permen karet CPP-ACP-Propolis dengan konsentrasi 0% Prop + CPP-ACP menunjukkan kadar pelepasan ion kalsium (p≤0,05) dan fosfat (p>0,05) tertinggi dan signifikan dalam menekan pembentukan massa biofilm S.mutans (p≤0,05).
Simpulan : Terjadi peningkatan kadar ion kalsium dan fosfat pada saliva bebas karies, serta, penurunan massa biofilm S.mutans setelah pengunyahan permen karet CPP-ACP-Propolis.

Background: Dental caries is an oral disease commonly found in Indonesia. Alternative prevention are needed, which in this research is going to be combining two active components which are CPP-ACP and propolis wax into one substance of sugar-free chewing gum with five different concentrations (0% Prop, 0% CPPACP ; 0% Prop + CPP-ACP ; 2% Prop + CPP-ACP ; 4% Prop + CPP-ACP ; and 6% Prop + CPP-ACP).
Objectives: To analyze the amount of calcium and phosphate ion released by CPP-ACP to support the remineralization and to analyze the effectiveness of propolis wax in suppressing the mass formation of Streptococcus mutans biofilm in caries-free subjects and also observing if these two active components are effective when combined into one substance of sugarfree chewing gum.
Methods: 25 samples of caries-free saliva before and after the mastication simulation (five concentrations of chewing gum) in vitro, observed the release of calcium and phosphate ion along with a biofilm assay. The release of calcium ion is detected using AAS, while phosphate ion using the Spectrophotometry UV-VIS, and the biofilm assay using the crystal violet 96-well plate ELISA and evaluated with a microplate reader.
Result: Chewing gum with a concentration of 0% Prop + CPP-ACP has shown the highest release level of calcium (p<0,05) and phosphate ion (p>0,05) and is significant in suppressing the mass formation of S.mutans biofilm (p<0,05).
Conclusion: Increased calcium and phosphate ion level in caries-free saliva and decreased of S.mutans biofilm mass after mastication simulation of CPP-ACP-Propolis chewing gum are detected."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Huda Fauzi Adzima
"Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang terjadi akibat demineralisasi enamel gigi oleh aktivitas bakteri kariogenik yang menghasilkan asam, khususnya Streptococcus mutans. Dalam penelitian ini permen karet digunakan sebagai sediaan dengan penambahan zat aktif kompleks CPP-ACP dan lilin propolis (0%,2%,4%,6%) dari Trigona sp untuk mencegah karies dan meremineralisasi permukaan gigi. Pembuatan komplek CPP-ACP (casein phosphopeptides-amorphous calcium phospate) sesuai dengan paten US 2005/0037948 dengan komposisi 5% b/b tiap formulasi permen karet. Lilin propolis yang digunakan merupakan produk samping pemurnian raw propolis Trigona sp yang tersusun atas komponen resin dan lilin. Walaupun kandungan senyawa flavonoid yang terkandung dalam lilin propolis lebih sedikit dibandingkan dengan porpolis murni, namun masih ampuh dalam menginhibisi bakteri S.mutans. Hasil pengujian in vitro permen karet uji menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 6% dan CPP-ACP mampu menginhibisi 80% aktivitas S.mutans dalam pembentukan biofilm plak gigi relatif terhadap kontrol negatif. Dan hasil pengujian kualitatif permukaan gigi menunjukkan CPP-ACP dalam permen karet uji mampu memicu terjadinya proses remineralisasi pada permukaan gigi yang telah mengalami demineralisasi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan SEM (2000x perbesaran).

Dental caries is tooth hard tissue disease caused by demineralization of tooth enamel from the activity of cariogenic bacteria that produce organic acid, especially of Streptococcus mutans. In this research gum used as preparations with the addition of CPP-ACP complex and the active ingredients of wax propolis (0%, 2%,4%,6%) from Trigona sp. for preventing caries and remineralization tooth enamel. The generation of CPP-ACP complex (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium Phosphate) is in accordance with the patent US 2005/0037948 followed by the composition of 5% w/w of each gum formulation. Propolis wax that used is a by-product raw propolis purification Trigona sp. composed of resin and wax components. Although the content of flavonoid compound contained in propolis wax less than pure propolis, yet still powerful in bacteria inhibit especially S.mutans. The in vitro test showed that 6% of propolis wax and CPP-ACP in sugar-free chewing gum is able to prevent the formation of dental caries by inhibiting biofilm formation up to 80% more effective relative to the negative control. And tooth surface qualitative test results showed that the CPP-ACP in sugar-free chewing gum able to trigger the process of remineralization on tooth surfaces which have been demineralized before. Observation were carried out by using SEM (2000x magnification).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrita Widyagarini
"ABSTRAK
Streptococcus mutans (S. mutans) diketahui merupakan bakteri patogen utama
dalam proses karies. Koloni S. mutans pada anak dapat terbentuk melalui
transmisi S. mutans yang terutama bersumber dari ibu. S. mutans serotipe c, e, dan
f diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi kimia polisakarida spesifik serotipe
dan sering ditemukan pada sampel plak. Sampel plak didapatkan dari 66 pasang
anak usia 3-5 tahun dan ibunya. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang
dipakai dengan menggunakan primer gtfB dalam penelitian ini telah
mengkonfirmasi keberadaan S. mutans pada 46 sampel plak pasang anak dan
ibunya. Terdapat hubungan yang bermakna antara karies anak dan karies ibunya
(p<0,05). Skor karies anak akan meningkat seiring dengan peningkatan skor
karies ibu. Distribusi S. mutans serotipe c ditemukan dalam proporsi yang banyak,
sedangkan S. mutans serotipe e ditemukan paling sedikit pada sampel plak anak
usia 3 – 5 tahun dan ibunya.Terdapat hubungan tidak bermakna antara S. mutans
serotipe c dan e dengan status karies anak dan ibunya (p>0,05). Terdapat
hubungan sangat lemah, tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e anak
dengan ibunya (0,000 < r < 0,199; p>0,05).

ABSTRACT
Streptococcus mutans (S. mutans) are considered to be an important bacterial
pathogen of dental caries. The major reservoir from which children acquire these
organisms is their mothers. S. mutans is classified into three serotypes, c, e and f,
based on the chemical composition of its cell surface serotype-specific
polysacharide. S. mutans serotypes c,e and f were reported to be frequently
isolated from human dental plaque. Plaque samples were collected from 66 3- to
5-years-old and mothers with caries. Polymerase chain reaction (PCR) method
using gtfB primer in this research has confirmed S. mutans from 46 dental plaque
samples child-mother pairs. There is significant relationship between children
caries score and mother caries score (p<0.05). Child caries score increases as
mother caries score rise. Distribution of serotype c S. mutans has more prevalent
detected than serotype e S. mutans. There is no significant relationship (p>0.05)
between serotype c/e S. mutans and child-mother caries score. There is also no
significant relationship (0,000 < r < 0,199 ;p>0,05) between serotype c/e S.
mutans in children and their mothers."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanli Aldilavita
"ABSTRAK
Patogenesis ECC dipengaruhi oleh salah satu faktor virulensi Streptococcus mutans yang berasal dari protein S.mutans. Tujuan : Menganalisis perbedaan profil protein S.mutans diisolasi dari permukaan lidah pasien ECC dan bebas karies. Metode : Profil protein S.mutans diisolasi dari permukaan lidah diperoleh melalui metode SDS PAGE dan dibaca melalui pita protein yang terlihat pada gel poliakrilamida. Hasil : Pita protein terlihat pada gel poliakrilamida. Terlihat perbedaan frekuensi ekspresi protein S.mutans pada 13 kDa, 29 kDa, 39 kDa, 41,3 kDa, 74 kDa dan 94,5 kDa pasien ECC dan bebas karies. Kesimpulan : Terdapat perbedaan profil protein S.mutans yang diisolasi dari permukaan lidah pasien ECC dan bebas karies.

ABSTRACT
Pathogenesis of ECC is influenced by one of virulence factors from protein S.mutans. Objective To analyze the difference of S.mutans protein profiling which is isolated from tongue surface in ECC dan free caries subjects. Method Protein Profiling of S.mutans isolated from tongue surface was obtained from SDS PAGE method. It was read by protein band which expressed on polyacrylamide gel. Result Protein band was present on polyacrylamide gel. This study found the different frequencies in protein expression of S.mutans 13 kDa, 29 kDa, 39 kDa, 41,3 kDa, 74 kDa dan 94,5 kDa in ECC and free caries subjects. Conclusion There is difference of S.mutans protein profiling isolated from tongue surface in ECC and free caries subjects."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>