Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Ichsan
"Penggunaan bahan yang ramah lingkungan menjadi topik utama peneliti ilmu bahan termasuk pada material komposit. Salah satunya mengganti penggunaan serat sintetis dengan serat alam yang ramah lingkungan dan ketersediaan yang berlimpah serta memiliki kekuatan yang baik. Serat kenaf Sumberejo merupakan salah satu serat alam yang banyak di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh nilai ketahanan impak dan bakar, serta kekerasan papan komposit polipropilena/serat kenaf Sumberejo dan mengetahui golongan kerapatan papan serat menurut SNI 01-4449-2006. Komposit difabrikasi dengan variasi serat kenaf Sumberejo sebesar 30%, 40%, dan 50% fraksi berat yang disusun searah. Sebagai pembanding difabrikasi juga sampel polipropilena murni. Fabrikasi diawali dengan memberi perlakuan alkali pada serat kenaf kemudian difabrikasi dengan metode hot press. Hasil terbaik dimiliki oleh komposit polipropilena/ 50 wt% serat kenaf dengan ketahanan impak yaitu (47,5 ± 10,7) J/cm2, laju rambat bakar (7,1±5,1) mm/menit, kekerasan komposit yaitu (66 ± 0,8) HD dengan nilai densitas (1,04±0,01) gr/cm3, maka komposit ini tergolong papan serat kerapatan tinggi. Pengamatan dengan mikroskop optik pada permukaan uji impak adalah serat yang tertarik keluar dan putus, sementara kerusakan akibat uji bakar adalah serat yang hangus terbakar serta sisa polipropilena. Hal ini masing-masing menandakan bahwa serat kenaf Sumberejo berperan sebagai penyerap energi dan penghalang oksigen.

The use of natural fibers as the filler of  composites whose good strength, ecofriendly, and abundant like kenaf fiber from Sumberejo, Indonesia. The purpose of this study was to obtain the value of impact resistance, flammability, and hardness of polypropylene/Sumberejo kenaf fiber composite boards and to classify the dense of the fiber boards accordance to SNI of 01-4449-2006. Composites were fabricated by the variation of unidirectional Sumberejo kenaf fiber, which contents weigth 30%, 40%, and 50%. As comparison, pure polypropylene sample was also fabricated. The fabrication initiated with an alkaline treatment to Sumberejo kenaf fiber then followed by a compression molding method. The best results were obtained from polypropylene / 50 wt%  kenaf fiber composites with impact energy, burn rate, and hardness values were (47.5 ± 10.7) J / cm2, (7.1±5.1) mm/minute, and (66 ± 0.8) HD respectively, with the density of (1.04±0.01) gr/cm3, this compositeclassified as high density fiber board. Optical microscope observation on the impacted surface was fiber pull out and breakage, in which showed the energy of impact was absorbed by kenaf fiber while the burned surface was a burnt kenaf fiber and rest of PP, in which showed the kenaf fiber acted as an oxygen barrier."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Lara Ollivia
"ABSTRAK
Penggunaan serat sintetis sebagai penguat pada komposit memiliki kekurangan yaitu tidak ramah lingkungan. Serat alam dapat digunakan sebagai alternatif penguat pada komposit. Polipropilena dan serat kenaf masing-masing digunakan sebagai matriks dan penguat pada komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh sifat tarik dan suhu defleksi optimum dengan memvariasikan fraksi berat serat. Komposit polipropilena/serat kenaf difabrikasi dengan metode hot press. Serat kenaf diberi perlakuan alkali dalam larutan NaOH sebelum dijadikan penguat dan polipropilena diekstrusi sebelum digunakan sebagai matriks. Fraksi berat serat yang digunakan adalah 20 wt%, 30 wt%, 40 wt%, 60 wt% dan polipropilena murni sebagai pembanding. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan uji Heat Deflection Temperature (HDT) untuk mengetahui sifat mekanik dan sifat termal komposit. Nilai kuat tarik optimum berada pada komposit dengan komposisi serat 40 wt% dan mengalami kenaikan 80% dibandingkan dengan polipropilena murni yaitu sebesar (60,3 ± 4,3) MPa. Suhu defleksi optimum berada pada komposit dengan komposisi serat 40 wt% dan mengalami kenaikan hingga 170% dibandingkan dengan polipropilena murni yaitu sebesar (159,1 ± 1,8) ºC. Hasil pengamatan Scanning Electron Microscope pada komposit dengan fraksi berat 40 wt% menunjukkan ikatan antarmuka antara serat dan matriks yang relatif baik dan moda kegagalan berupa serat patah dan kegagalan matriks.

ABSTRACT
The use of synthetic fibers as reinforcement in composites has disadvantage which are not environmentally friendly. An alternative reinforcement for composites is natural fiber. Polypropylene and Sumberejo kenaf fibers are used respectively as the matrix and reinforcement. The aim of this research was to obtain the optimum tensile properties and deflection temperature with the variation of fiber fractions. Polypropylene/kenaf fiber composites fabricated by hot press method. The kenaf fiber was soaked in NaOH solution before being used as the reinforcement and polypropylene was extruded before being used as the matrix. The weight fractions of the fiber used were 20 wt%, 30 wt%, 40 wt% and 60 wt% to produce composites and pure polypropylene samples were also prepared for comparison. The optimum tensile strength and deflection temperature were found in the composites with the 40 wt% fiber fraction each with an increase up to 80% and 170% compared to the pure polypropylene with the result (60.3 ± 4,3) MPa and (159.1 ± 1,8) °C respectively. The result of Scanning Electron Microscope observation in a composite with the 40 wt% fiber fraction showed relatively good bonding interface between fibers and the matrix and the failure modes were fiber breakage and matrix failures."
2016
S62966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Yunella Amelia
"Aplikasi serat alam terus berkembang di berbagai sektor industri. Serat kenaf merupakan serat alam yang digunakan dalam penelitian ini karena memiliki sifat mekanik yang cukup tinggi. Busa poliuretan (PU) banyak digunakan sebagai lapisan inti dalam konstruksi komposit sandwich untuk menghasilkan suatu material ringan. Penelitian ini bertujuan menganalisa hasil karakterisasi nanoselulosa dari serat kenaf, menganalisa pengaruh nanoselulosa / Cellulose Nanofiber (CNF) serat kenaf sebagai pengisi (filler) dalam komposit busa PU-CNF, serta merumuskan formulasi komposit busa PU-CNF yang memberikan sifat mekanik terbaik sebagai material kuat dan ringan dalam aplikasi struktural. Nanoselulosa merupakan nanomaterial alami yang dapat diekstrak dari dinding sel tanaman yang memiliki sifat-sifat menarik seperti kekuatan yang tinggi, kekakuan yang sangat baik, dan luas permukaan yang tinggi. Variasi berat CNF yang ditambahkan ke dalam busa PU adalah 0, 3, 5, 7, dan 10 wt%. Proses ekstraksi CNF dari serat kenaf dimulai dengan pre-treatment serat meliputi proses alkalisasi dengan natrium hidroksida dan proses bleaching dengan natrium hipoklorit lalu selanjutnya diberikan perlakuan mekanik dengan alat Ultra Fine Grinder untuk menghasilkan suspensi CNF. Fabrikasi komposit PU-CNF menggunakan metode in-situ polimerization. Karakterisasi CNF meliputi TEM, XRD, dan FT-IR. Hasil TEM pada CNF mengkonfirmasi dimensi berskala nano dari CNF yaitu memiliki diameter pada kisaran 40-70 nm. Hasil FT-IR yang menunjukkan tidak adanya puncak pada daerah panjang gelombang 1700–1740 cm-1 menyatakan pre-treatment pada serat kenaf berhasil mengurangi kandungan non-selulosa. Hasil XRD menunjukkan bahwa kritastalinitas CNF setelah perlakuan mekanik adalah menjadi 75,22%. Karakterisasi komposit busa PU-CNF meliputi uji tekan, uji lengkung-3-titik, dan SEM. Nilai kuat tekan optimal diperoleh pada komposit busa KFCNF3/PU dengan nilai kuat tekan dan modulus tekan optimal masing-masing adalah 284,434 kPa dan 7,32 MPa. Nilai kuat lengkung-3-titik optimal juga diperoleh pada komposit busa PU berpenguat 3wt% CNF yaitu 734,145 kPa. Komposit busa PU berpenguat 3 wt% CNF merupakan komposit terbaik yang memiliki nilai optimum dari hasil uji tekan dan uji lengkung-3-titik.

Natural fiber applications continue to grow in various industrial sectors. Kenaf fiber is a natural fiber that was used in this study because it has high mechanical properties. Polyurethane (PU) foam is widely used as a core layer in sandwich composite construction to produce a lightweight material. The objective of this research was to analyze the results of nanocellulose characterization from kenaf fibers, to analyze the effect of nanocellulose / Cellulose Nanofiber (CNF) kenaf fiber as a filler in PU-CNF foam composites, and to formulate a PU-CNF foam composite formulation that provided the best mechanical properties as strong and lightweight materials in structural applications. Nanocellulose is a natural nanomaterial that can be extracted from plant cell walls which has attractive properties such as high strength, excellent stiffness and high surface area. The CNF weight variations in PU foam were 0, 3, 5, 7, and 10 wt%. The CNF extraction process from kenaf fiber started with fiber pre-treatment including alkalization with sodium hydroxide and bleaching with sodium hypochlorite and then mechanical treatment with an Ultra Fine Grinder to produce CNF suspension. PU-CNF composites were fabricated using in-situ polymerization method. CNF characterization included TEM, XRD, and FT-IR. TEM results on CNF confirmed that the CNF diameter was in the range of 40-70 nm. FT-IR results showed that no peaks in the 1700-1740 cm-1 wavelength region and this confirmed that pre-treatment on kenaf fibers succeeded in reducing the non-cellulose content. XRD results showed that the crystallinity of CNF after mechanical treatment was 75.22%. The PU-CNF foam composite characterization included compressive test, 3-point bending test, and SEM. The optimal compressive strength values obtained in the PU foam reinforced 3 wt% CNF composites with the optimal compressive strength and modulus values were 284,434 kPa and 7,32 MPa, respectively. The optimal 3-point bending strength value was also obtained in the PU foam reinforced 3 wt% CNF composites, which was 734.145 kPa. PU foam reinforced 3 wt% CNF composites were the best composites that have the optimum value from the results of the compressive and 3-point-bending tests."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Padma Firdausi
"ABSTRAK
komposit berpenguat serat alam dapat menjadi alternatif untuk menggantikan komposit berpenguat serat sintetis yang kurang ramah terhadap lingkungan. Serat dari tumbuhan kenaf adalah salah satu serat alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti penguat serat sintesis pada komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat lentur, daya serap air, dan kadar air pada komposit polipropilena berpenguat serat kenaf dengan variasi fraksi berat serat sesuai dengan SNI 01-4449-2006. Serat kenaf diberi perlakuan alkali sebelum digunakan sebagai penguat dengan cara direndam dalam larutan NaOH 5%. Komposit polipropilena/serat kenaf kemudian difabrikasi dengan mesin hot press. Fraksi berat serat yang digunakan pada penelitian adalah 30 wt%, 40 wt%, 50 wt%, dan sampel polipropilena murni juga difabrikasi sebagai pembanding. Komposit yang difabrikasi disebut sebagai papan serat dengan kerapatan tinggi menurut SNI karena memiliki nilai densitas 1,08 g/cc. Kuat lentur, daya serap air, dan kadar air terbaik dimiliki oleh komposit polipropilena/serat kenaf 30wt% dengan nilai masing-masing (4,77 ± 1,00) MPa, (3,61 ± 1,77) % dan (1,12 ± 0,34)%; dan nilai-nilai ini memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI) tentang papan serat.

ABSTRACT
Natural fiber reinforced composites can be an alternative to replace composites with synthetic fibers reinforcement that are less environmentally friendly. Kenaf fiber which is obtained from kenaf plant is one of natural fibers that can be used as a reinforcement in composites. The purpose of this research was to determine the flexural strength, water absorbent, and water content of polypropylene/kenaf fiber composites with variations of fiber weight fraction according to SNI 01-4449-2006. Kenaf fiber was treated by alkaline treatment before being used as a reinforcement by immersing kenaf fiver in NaOH 5% solution. Polypropylene/kenaf fiber composites were fabricated with compression moulding method using a hot press machine. Fiber weight fractions used in this research were 30 wt%, 40 wt%, 50 wt%, and pristine polypropylene samples were also fabricated as a comparison. Based on SNI, the fabricated composites was called Papan Serat Kerapatan Tinggi (PSKT) because the density value was 1,08 g/cc. The flexural strength, minimum water absorption and water content were found in polypropylene/kenaf fiber composite 30wt% with the value of (4,77 ± 1,00) MPa, (3,61 ± 1,77) % and (1,12 ± 0,34)% respectively and these values met the Fiber Board Indonesian National Standard (SNI)."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"Kadar air semen (w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton, kadar air semen yang kecil menghasilkan kuat kuat tekan yang besar, sebaliknya kadar air semen besar menghasilkan kuat tekan beton yang kecil.
Abu terbang ( fly ash ) dapat meningkatkan kuat tekan beton, karena fly ash mengandung SiO2 yang tinggi, kekuatan beton meningkat karena butiran mikrosilika yang sangat halus bereaksi dengan air dan Ca(OH)2 ( kapur ) akan menghasilkan massa yang padat, sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
Pada percobaan ini kuat tekan yang paling besar adalah 50 Mpa yang dihasilkan oleh campuran dengan perbandingan air semen (w/c) -0.3 dan penambahan fly ash 30%.
Dari hasil percobaan ini penulis mengusulkan suatu rancang campur beton ringan dengan memakai zat tambah fy ash yang diberi nama Feret-Fxh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T2771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agung Sunhadji
"Di bidang konstruksi saat ini, material beton bertulang dengan sistem pracetak menjadi semakin diminati karena berbagai keunggulan yang dimiliki baik dari segi ekonomi, waktu dan mutu bangunan sipil yang dihasilkan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan bangunan bertingkat untuk perkantoran, hotel dan pertokoan di daerah perkotaan mendorong timbulnya kebutuhan akan suatu rancangan struktur beton yang ekonomis, dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien tanpa mengurangi kekuatan dan kekakuan komponen struktur bangunan. Dalam hal ini, struktur beton pracetak adalah salah satu jawaban untuk semua pertanyaan tersebut. PT. Hutama Karya dengan struktur Bresphaka-nya mencoba menjawab tantangan dan kebutuhan tersebut.
Struktur Bresphaka yang menjadi pilihan dalam pembahasan Skripsi ini dibatasi pada daerah titik kumpul. Pada daerah titik kumpul inilah kunci kekuatan dan kelemahan dari sebuah struktur terutama terhadap gaya lateral yang terjadi. Eksperimen yang dilakukan oleh PT. Hutama Karya mencakup titik kumpul interior dan eksterior. Dalam hal ini, PT. Hutama Karya dengan sistem Bresphaka-nya, bekerjasama dengan Balai Struktur Bangunan Puslitbang Permukiman Departemen Pekerjaan Umum, Bandung, melakukan eksperimen guna mengetahui kehandalan dari specimen yang direncanakan. Pada eksperimen yang dilakukan terhadap sambungan interior, specimen terdiri dari dua buah balok pracetak dengan ukuran penampang 250 mm x 400 mm dengan panjang bersih 1500 mm dan dua buah kolom pracetak berukuran 250 mm x 350 mm dengan panjang bersih 1200 mm. Specimen ini direncanakan untuk pembangunan gedung bertingkat 6.
Pengujian dilakukan dengan memberikan displacement control untuk mengetahui besarnya gaya lateral yang bersesuaian. Dalam skripsi ini penulis menganalisa data-data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan melakukan perbandingan secara teoritis dengan program Dram-2DX. Analisa hasil eksperimen untuk grafik gaya lateral dan perpindahan didapat bahwa secara umum struktur mampu bertahan sampai tingkat daktilitas 4 tanpa mengalami pinching effect. Di samping itu, diperoleh pula bahwa kekuatan dan kekakuan hasil eksperimen lebih tinggi dari hqsil analisa teoritis dengan program DRAIN-2DX."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Material adsorben seperti silica gel, Lithium Clorida, selaiu menjadi pilihan
utama dalam dunia industri. Padahal harga material ini relatif mahal Penelitian
terhadap adsorben alam sebagai salah satu adsorben altematif yang murah pengganti
material buatan dalam proses dehumidiftkasi masih belum banyak dilakukan.
Mordenit sebagai salah satu material adsorben alam disinyalir memiliki
kemampuan yang cukup baik dalam menyerap kadar uap air. Untuk itu penelitian lebih
jauh terhadap material ini perlu dilaku kan.
Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu: preparasi zeolit yang berlujuan
untuk meningkatkan mutu zeolit alam dalam menyerap uap air dan uji adsorbsi untuk
mengetahui kemampuannya, Dalan1 proses preparasinya, zeolit diaktivasi secara Hsis
dengan cara dikalsinasi, dan dalam pengujiannya kemapuan adsorbsi zeolit clitinjau dari
kadar air kesetimbangan (Equilibrium Moisture Content / EMC) yang dicapainya dan
laju penyerapan yang teljadi selama proses pengujian Pengujian dilakukan pada kondisi
temperatur dan kelembaban yang berbeda, da.n dampak dari perubahan suhu tersebut
terhadap kemampuan penyerapan zeolit akan di teliti. Pada akhirnya penelitian ini akan
membandingkan kemampuan zeolit mordenit dan zeolit klinoptilolit dalam menyerap
kandungan uap air udara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa zeolit mordenit temyata mampu
menyerap uap air hingga 6,6 persen dari berat keringnya pada kondisi udara tekanan dan
temperatur 25°C dan 10l,8 kPa; dan pada kelembaban relatif (RI-I) 80,83%. Sementara
untuk suhu yang lebih tinggi kemampuan zeolit mordenit cenderung menurun. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aswanto
"Pasangan bata merah tradisional sangat luas penggunaannya dalam konstruksi bangunan dengan berbagai variasi fungsionalnya. Dalam berbagai proses disain engineering, selama ini struktur pasangan bata merah hanya dianggap sebagai beban. Tetapi dengan semakin luasnya penggunaan mikro komputer yang diikuti perkembangan pesat perangkat lunak elemen hingga, memberikan kesempatan untuk melakukan analisis struktur yang lebih kompleks dengan menyertakan elemen pasangan bata merah sebagai salah satu elemen struktur yang penting.
Yang paling sukar dalam analisis elemen hingga untuk pasangan bata merah adalah kesulitan permodelan karakteristik material propertinya. Karena riset-riset di negara kita yang menyelidiki sifat dan karakteristik pasangan bata merah masih terasa kurang.
Kajian ini mencoba menggunakan kapabilitas perangkat lunak elemen hingga untuk melakukan analisis pasangan bata triplet. Diantaranya penggunaan elemen contact untuk memodelkan interface bata dan mortar, aplikasi kriteria keruntuhan pada elemen concrete (William & Warnke), Drucker Prager, model Anisotrop dan aplikasi gejala Fissure Closing pada bata merah. Sebagai pembanding adalah test uji pembebanan pasangan bata triplet dengan beban prekompresi dan lateral. Bata merah dipakai jenis bata tradisional dan Cikarang.
Hasil kajian ini didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda antara test uji di laboratorium dengan komputasi elemen hingga Prediksi keruntuhan elemen concrete dan Drucker Prager dapat memprediksi dengan baik keruntuhan pasangan triplet. Sedangkan riwayat displacement akibat pembebanan terjadi perbedaan antara komputasi elemen hingga dan hasil uji test. Hal ini dikarenakan peralatan pengujian yang kurang akurasinya dan sampel pasangan triplet sendiri yang sangat variatif bentuk fisiknya. Fenomena Fissure Closing diakomodir dengan teknik membedakan input hubungan teganganregangan bata pada daerah yang diperkirakan mengalami pemampatan rongga yang tinggi.
Kajian ini, dapat digunakan sebagai sedikit sumbangan untuk kelanjutan riset-riset pasangan bata merah yang lebih mendalam di Indonesia, khususnya dalam metode permodelan karakteristik material untuk analisis numerik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farid
"Riset polimerisasi kationik minyak sawit berbantuan gelombang mikro belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini, minyak sawit dan hasil olahannya dipolimerisasi kationik dengan katalis borontriflorida eteral berbantuan gelombang mikro menggunakan oven gelombang mikro komersial. Komposisi bahan baku prekursor dianalisis menggunakan kromatografi gas. Bilangan iodin, gugus fungsi, serapan ultraviolet prekursor dan produk polimerisasinya dianalisis masing-masing dengan titrimetri, dan spektrofotometri inframerah Transformasi Fourier dan spektrofotometri ultraviolet. Pemindaian kalorimetrik diferensial (DSC) digunakan untuk mengamati ciri termal polimer yang terbentuk. Proses inklusi urea terhadap minyak sawit meningkatkan komponen asam lemak tak jenuh seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan fraksi asam lemak tidak jenuh, bilangan iod, intensitas penyerapan pita alkena dalam spektrum inframerah, dan absorbansi spektrum ultraviolet. Polimerisasi kationik minyak sawit terkatalisis borontrifluorida eteral menghasilkan padatan. Pembentukan polimer mengubah gugus C=C menjadi C-C, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya bilangan iodin dari produk polimer yang dihasilkan dan menurunnya intensitas pita alkena pada bilangan gelombang 3025 cm-1 (regang =C-Hcis, 1654 cm-1 dan 1648 cm-1 (regang C=C), dan 723 cm-1 (tekuk -HC=CH-) pada spektrum inframerah. Disamping itu terjadi reaksi isomerisasi cis-trans yang ditunjukkan munculnya serapan pada bilangan gelombang 968 cm-1 (regang C=C trans). Kurva termogram DSC membuktikan bahwa produk polimerisasi adalah polimer termoplastik dan memerlukan perlakuan curing. Perlakuan panas dapat menyebabkan deformasi polimer yang terbentuk, yang ditunjukkan oleh penurunan bilangan iod, penurunan serapan ultraviolet dan perubahan serapan inframerah serta kurva termogram DSC. Kopolimerisasinya bersama divinyil benzena menghasilkan polimer termoset.

Microwave assisted cationic polymerization of palm oil study has never been done yet. In this study, palm oil, and processed products have been cationic polymerized with borontrifluoride-etheral catalyst under microwave irradiation using commercial microwave ovens. The composition of the feedstock was analyzed with gas chromatography. Iodine number, functional groups, ultraviolet absorption of precursor and the polymerization products were analyzed respectively by titrimetry, and Fourier transform infrared spectrophotometry and ultraviolet spectrophotometry. Differential Scaning Calorimetric (DSC) is used to observe the thermal characteristics of polymers. The process of inclusion of Urea to palm oil increases the component of unsaturated fatty acids as indicated by the increase in the fraction of unsaturated fatty acids, iodine numbers, the intensity of alkene band absorption in the infrared spectrum, and the absorbance of the ultraviolet spectrum. The cationic polymerization of oil palm catalyzed by borontrifluoride etheral produces solids. The formation of the polymer converts the C=C group to C-C, this is indicated by the decrease of the iodine number of the resulting polymer product and the decrease of the intensity of the alkene band at wave number 3025 cm-1 (streching =C-Hcis), 1654 cm-1 and 1648 cm (streching C=C), and 723 cm-1 (bending -HC=CH-) in the infrared spectrum. The other process was cis-trans isomerization reaction showed absorption band at wave number 968 cm-1 (streching C=Ctrans. The DSC thermogram curve proves that polymerization products are thermoplastic polymers and require curing treatment. The heat treatment can cause the deformation of the formed polymer shown by changes in iodine number, infrared absorption spectrum, ultra-violet absorption spectrum and DSC thermogram curve. Copolymerization with divinyl benzene produces thermoset polymers."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2681
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>