Ditemukan 187315 dokumen yang sesuai dengan query
Ahmad Nabil Faiz Hidayat
"Magnesium telah dikembangkan sebagai material untuk implan tulang yang mampu luruh karena memiliki kemiripan nilai modulus elastisitas dengan tulang. Namun magnesium memiliki ketahanan korosi dan kekuatan yang terlalu rendah. Pada penelitian kali ini, ditambahkan gadolinium untuk meningkatkan ketahanan korosinya, dan dilakukan pencanaian untuk meningkatkan kekuatannya karena penghalusan butir. Pencanaian dingin menghasilkan butir yang halus. Namun, karena magnesium memiliki sifat yang mampu membentuk yang buruk, maka dilakukan canai hangat dengan suhu 247-375. Karakterisasi dilakukan menggunakan Mikroskop Optik, Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive Spectrometry (EDS).
Mekanisme korosi Mg-Gd diamati menggunakan pengujian Polarisasi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dalam larutan SBF Kokubo untuk mensimulasi kondisi tubuh. Hasil pengujian polarisasi menyatakan bahwa sampel pencanaian menyilang memiliki nilai E yang tinggi dengan 0,15 dan -0,048 V sehingga menjadi sampel yang paling sulit untuk mengalami reaksi korosi. Hal ini disebabkan oleh lebih meratanya persebaran Gd pada pencanaian menyilang. Namun pengujian EIS menyatakan sampel pencanaian searah memiliki nilai tahanan lapisan pasif yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh ukuran butir pencanaian searah cenderung lebih kecil, yang menyebabkan ruang tegangan kompresi sehingga lapisan pasif yang terbentuk lebih kuat dengan 116 dan 126. Pembentukan gas Hidrogen juga diamati menggunakan pengujian Imersi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arya Abietta Irawan
"Pada umumnya, magnesium adalah pilihan material untuk dikembangkan pada aplikasi implan mampu luruh. Pada penelitian ini dikembangkan paduan Mg-1.6Gd dengan perlakuan pencanaian hangat searah dan menyilang dengan reduksi ketebalan masing-masing 95% dan dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik dan mekanisme degradasi. Pencanaian material Mg-1.6Gd dilakukan pada temperatur rekristalisasi yaitu sekitar 400-560°C dengan reduksi 95% serta kecepatan 10mm/menit. Pencanaian dilakukan dengan 2 metode yaitu searah dan silang dengan masing-masing arah memiliki 2 sampel dengan variabel temperatur yang berbeda. Proses karakterisasi yang dilakukan berupa OM, SEM dan EDS.
Mekanisme dan karakterisasi degradasi dianalisa dengan menggunakan metode EIS, polarisasi dan imersi dalam larutan kokubo SBF. Sampel pencanaian searah dan silang menghasilkan lapisan pasif yang memproteksi berdasarkan metode fitting sirkuit EIS dengan nilai Rct terbesar untuk sampel canai searah yaitu sebesar 1590 Ω. Serta pada hasil metode polarisasi didapatkan pencanaian searah memiliki laju degradasi lebih rendah daripada canai silang yaitu sebesar 0.126 mm/yr. Dan dengan metode imersi menunjukan bahwa sampel searah memiliki laju degradasi yang lebih rendah yaitu 14.0 mm/yr. Hal ini terjadi karena butir pada mikrostruktur di sampel canai searah lebih halus yang dapat menurunkan laju degradasi.
Generally, Magnesium is a choice of materials that has been developed for biodegradable implants. In this study, Mg-1.6Gd alloy was warm rolled by single-pass rolling and cross rolling with 95% reduction in thickness to observe the degradation characteristics and mechanisms. Mg-1.6Gd alloy was performed at a temperature range of crystallization which is 400-560°C with 95% reduction and a speed of 10mm/min. The rolling process was employed by two methods: single-pass rolling and cross rolling with 2 samples for each methods on a different temperature. Degradation characteristics and mechanisms was analyzed with EIS, polarization and immersion methods on a SBF kokubo solution. Single-pass and cross rolled creates a protective passive layer based on EIS circuit fitting method and the highest Rct value is the single-pass rolled which is 1590 Ω. In addition, polarization method results determined that the single-pass rolled showed the lowest degradation rate than the cross-rolled which is 0.126 mm/yr. And with the immersion method shows that the single-pass rolled has the lowest degradation rate which is 14.0 mm/yr. This happened because the grain on the microstructure of single-pass is more refined so that I could reduce the degradation rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Safa Izhara
"Peningkatan populasi dan standar hidup manusia memicu kebutuhan akan energi sebagai bahan bakar. Pada zaman ini penggunaan bahan bakar fosil telah mencapai 85% menyebabkan peningkatan pada pemanasan global dan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk terhadap perubahan iklim dan atmosfer bumi. Energi terbarukan merupakan inovasi yang krusial untuk menangani masalah tersebut. Energi hidrogen merupakan salah satu bentuk energi terbaharukan, memiliki keunggulan karena bersih dan ketersediaannya yang melimpah di alam. Karena keunggulannya hidrogen berpotensi untuk menggantikan bahan bakar fosil serta kemampuan hidrogen dalam menghasilkan energi dengan nol emisi karbon menjadi perhatian masyarakat. Salah satu metode untuk memproduksi hidrogen dengan metode elektrokimia untuk pemecahan air. Untuk meningkatkan kinerja katalis pada proses elektrokimia menggunakan logam mulia. Meskipun logam mulia memiliki stabilitas dan kinerja katalis yang baik terdapat keterbatasan ketersediannya dan biayanya yang tinggi. Sebagai alternatif, dapat digunakan transition metal dichalcogennides (TMDCs) seperti MoS!. Dari permasalahan ini kami telah berhasil melakukan penelitian untuk menumbuhkan MoS! diatas kain karbon dengan metode hidrotermal selama 8 jam dengan suhu 200°C. MoS! diberi perlakuan annealing dengan suhu 200°C selama 1 jam untuk meningkatkan performa katalis pada proses elektrokimia. Perfoma katalis dapat dibuktikan dengan tegangan onset yang rendah dari linear sweep voltammetry (LSV). MoS! yang diberi perlakuan annealing menghasilkan tegangan onset 128 mV yang rendah dibandingkan dengan MoS! yang memiliki tegangan onset 178 mV. Hal ini juga didukung dengan hasil fasa 2H MoS! yang terbentuk dari MoS!/CC-200.
The increase in population and human living standards has led to a growing demand for mau as fuel. In this era, the use of fossil fuels has reached 85%, causing an increase in global warming and greenhouse gas emissions that adversely affect climate change and the Earths atmosphere. Renewable energy is a crucial innovation to address these issues. Hydrogen mau is one form of renewable mau, with the advantage of being clean and abundantly available in nature. Due to its benefits, hydrogen has the potential to replace fossil fuels, and its ability to produce mau with zero carbon emissions has garnered attention from the public.One method for hydrogen production is through electrochemical water splitting. To enhance the catalysts performance in the electrochemical process, noble metals are commonly used. However, the limited availability and high cost of noble metals pose constraints. As an alternative, transition metal dichalcogenides (TMDCs) like MoS! can be employed. To address these challenges, we conducted research to grow MoS! on carbon cloth through a hydrothermal method for 8 hours at a temperature of 200°C. Subsequently, the MoS!!underwent annealing at 200°C for 1 hour to improve the catalysts performance in the electrochemical process.The catalysts performance was assessed by measuring the onset voltage using linear sweep voltammetry (LSV). MoS! treated with annealing exhibited a low onset voltage of 128 mV, compared to untreated MoS!with an onset voltage of 178 mV. This improvement is further supported by the formation of the 2H phase in MoS!/CC-200. The study demonstrates the potential of treated MoS! as an effective catalyst for electrochemical processes, offering a promising avenue for sustainable and cost-effective hydrogen production."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Abdullah Muiz
"Energi hidrogen dianggap menjadi salah satu sumber energi yang menjanjikan. Bahan bakar hidrogen memiliki banyak kelebihan seperti kapasitas penyimpanan, efisiensi, pembaruan, kebersihan, emisi nol, dan sumber menjadikannya pilihan yang sangat baik sebagai pasokan energi untuk panas dan listrik. Dengan menggunakan teknik alkaline water electrolysis untuk mengubah air menjadi hidrogen dan oksigen. Nanokomposit MoS2/CuO menjadi elektrokatalis yang meningkatkan nilai konduktifitas dan nilai aktivitas yang tinggi untuk reaksi evolusi hidrogen (HER). Pada penelitian ini dilakukan sintesis MoS2/CuO dan dianalisis dengan karakterisasi TEM, SEM, XRD, dan spektroskopi raman. Didapatkan hasil dari karakterisasi masing-masing senyawa prekursor dan komposit berhasil disintesis. Fabrikasi elektroda MoS2/CuO dilakukan dengan elektroda GCE/MoS2 dan GCE/MoS2/CuO untuk diuji aktivitas elektrokatalitik menggunakan LSV diperoleh nilai onset potential, overpotential dan tafel slope GCE/MoS2/CuO memiliki nilai yang mendekati Pt. Kemudian dilakukan uji EIS dan diperoleh nilai hambatan GCE/MoS2/CuO sebesar 483 Ω. Kemudian dilakukan uji CV untuk memperoleh nilai ECSA diperoleh nilai paling tinggi adalah GCE/MoS2/CuO. GCE/MoS2/CuO juga memiliki kestabilan yang baik dengan melakukan uji kronoamperometri selama 9000 detik.
Hydrogen energy is considered a promising energy source, offering advantages such as storage capacity, efficiency, renewability, cleanliness, zero emissions, and versatility, making it an excellent choice for heat and electricity supply. Alkaline water electrolysis is utilized to convert water into hydrogen and oxygen. A nanocomposite of MoS2/CuO serves as an electrocatalyst, enhancing conductivity and exhibiting high activity for the hydrogen evolution reaction (HER). In this research, MoS2/CuO synthesis was conducted and analyzed through TEM, SEM, XRD, and Raman spectroscopy characterizations. Successful synthesis results were obtained for the precursor and composite compounds. MoS2/CuO electrode fabrication involved GCE/MoS2 and GCE/MoS2/CuO electrodes, and their electrocatalytic activity was tested using LSV. The GCE/MoS2/CuO exhibited onset potential, overpotential, and tafel slope values close to Pt. EIS testing revealed a resistance value of 483 Ω for GCE/MoS2/CuO. CV testing was performed to determine ECSA, with GCE/MoS2/CuO achieving the highest value. Additionally, GCE/MoS2/CuO demonstrated good stability during chronoamperometry testing over 9000 seconds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Permata Puspita Dewi
"Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanokomposit NiFe2O4 mesopori dengan MWCNT sebagai elektrokatalis dalam reaksi evolusi hidrogen. Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR, XRD, Raman, TEM, SEM, dan BET menunjukkan NiFe2O4 mesopori, MWCNT, dan NiFe2O4 mesopori/MWCNT telah berhasil disintesis. Material-material hasil sintesis ini kemudian didepositkan pada permukaan elektroda glassy carbon (GCE) dan perilaku elektrokimianya diuji dengan teknik LSV, ECSA, EIS dan kronoamperometri. Pengujian menggunakan teknik LSV menunjukkan bahwa nilai onset potensial, overpotensial, dan tafel slope GCE/NiFe2O4 mesopori/MWCNT lebih kecil di bandingkan GCE/NiFe2O4 mesopori dan GCE/MWCNT. Hasil ini berkolerasi dengan uji ECSA yang menunjukkan bahwa GCE/NiFe2O4 mesopori/MWCNT memiliki luas permukaan yang paling tinggi sebesar 38,75 cm2. Sedangkan pengujian dengan teknik EIS menunjukkan bahwa nilai hambatan transfer muatan (R
In this research, the synthesis of mesoporous NiFe2O4 nanocomposites was carried out using MWCNT as an electrocatalyst in the hydrogen evolution reaction. Based on the results of FTIR, XRD, Raman, TEM, SEM, and BET characterization, it was shown that mesoporous NiFe2O4, MWCNT, and mesoporous NiFe2O4/MWCNT had been successfully synthesized. The synthesized materials were then deposited on the surface of glassy carbon (GCE) electrodes. Their electrochemical behavior was tested using LSV, ECSA, EIS and chronoamperometric techniques. Tests using the LSV technique showed that the values of onset potential, overpotential, and tafel slope GCE/mesoporous NiFe2O4/MWCNT were smaller than GCE/ mesoporous NiFe2O2 and GCE/MWCNT. These results correlate with the ECSA test, which shows that GCE/mesoporous NiFe2O4/MWCNT has the highest surface area of 38.75 cm2. Meanwhile, the EIS technique showed that the smallest charge transfer resistance (Rct) was 2.39 kΩ. A stability test using the chronoamperometric method showed that GCE/mesoporous NiFe2O4/MWCNT had good stability after 21,600 seconds of chronoamperometry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Safira Razak
"Elektrokatalitik water splitting diketahui merupakan teknologi yang menjanjikan untuk produksi hidrogen dan oksigen yang menyediakan energi bersih yang terjangkau dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Elektrokatalis digunakan untuk meningkatkan laju reaksi elektrokimia reaksi evolusi hidrogen (HER) dan reaksi evolusi oksigen (OER). Dibandingkan dengan logam mulia lain, Platinum (Pt) merupakan elektrokatalis HER yang paling efisien dan stabil dalam elektrolit asam atau basa. Studi literatur menunjukkan efisiensi elektrokatalitik dari bahan platinum berstruktur nano sangat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan bidang kristal permukaannya. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan sintesis partikel Pt diatas substrat ITO dengan metode elektrodeposisi mode Square-Wave Pulse (SWP) dengan variasi larutan elektrolit dengan KCl dan KCl + H2SO4 untuk mendapatkan bentuk dan bidang kristal tertentu di permukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan partikel Pt dipegaruhi oleh adanya ion-ion elektrolit asam sulfat (H2SO4), yaitu HSO4- dan SO42- yang mendorong pembentukan partikel anisotropik, yaitu berbentuk bulat dengan duri runcing yang berbentuk seperti kelopak bunga (flower-like). Sedangkan elektrolit KCl saja hanya menghasilkan partikel Pt dengan kecenderungan berbentuk bulat (sphere). Pt MF menunjukkan kinerja katalitik HER yang lebih baik dimana overpotential dan kemiringan yang lebih rendah daripada Pt MS. Hal tersebut mungkin disebabkan adanya bidang berindeks tinggi yaitu bidang (220) dan (311) pada Pt MF yang berkerja sebagai situs aktif yang dapat memutus rantai ikatan senyawa. Sedangkan Pt MS dominan memiliki bidang kristal (100) dan (002) yang lebih baik untuk meningkatkan aktivitas katalitik OER.
Electrocatalytic water splitting is considered as a promising technology for the production of hydrogen as affordable clean energy and reduces dependence on fossil fuels. Electrocatalysts used to increase the electrokinetics reaction of hydrogen evolution reaction (HER) and oxygen evolution reaction (OER). Compared to other noble metals materials, Platinum (Pt) is the most efficient and stable HER electrocatalyst in acid or alkaline electrolytes. Literature studies show the electrocatalytic efficiency of nanostructured Pt influenced by the shape, size, and surface crystal facets. For this reason, this research carried out the synthesis of Pt particles on the ITO-coated glass substrate using the Square-Wave Pulse (SWP) mode electrodeposition method with two variations in the electrolyte solution, namely KCl and KCl + H2SO4 to obtain certain crystal facets on the surface. The results show that the growth of Pt particles was affected by the presence of sulfuric acid electrolyte ions (HSO4- and SO42-) promoting the formation of anisotropic particles, which is flower-like particles, while the single electrolytes KCl only produces Pt particles with a spherical shape. Pt MFs shows a better catalytic performance of HER, where overpotential and slope are lower than Pt MSs. That might be due to high index facets (220) and (311), which work as active sites that can break the bonding chains of compounds. Meanwhile, the crystal facets of Pt MSs are dominated by (100) and (002) facets which are better for the catalytic activity of OER."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library