Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezza Febrian
"ABSTRAK
Penelitian ini, bertujuan untuk meneliti tentang pelaksanaan pelayanan program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati bagi warga miskin. Program KPLDH secara umum sudah efektif pelaksanaannya akan tetapi masih kurang diberbagai aspek terutama dalam jumlah sumber daya manusia. KPLDH adalah program yang memfokuskan pada tindakan prefentif dan promotif kepada warga-warga yang berada di kampung deret atau padat penduduk. Peneliti memilih lokus penelitian di Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, yang dimana wilayah ini memiliki julukan kumuh dan padat Kudat dan kumuh dan miskin kumis. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara dan kuantitatif berupa survey. Penelitian ini menggunakan teori yang menyatakan bahwa pokok pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari 5 dimensi yakni, available and continuous, acceptable and appropriate, accessible, affordable, dan Quality. Hasil penelitian menemukan bahwa pokok pelayanan kesehatan telah terpenuhi pada semua dimensi kecuali accessible.

ABSTRACT
Door Knocks Serve with hearts for the poor. The KPLDH program in general must be effective but will be lacking in various aspects of human resources. KPLDH is a program that focuses on preventive and promotive actions for residents who are in a row or densely populated village. The researcher chose the research locus in Kapuk Sub-District, Cengkareng Sub-District, West Jakarta, where the region had a slum and a dense and poor nickname. This study uses post-positivity by collecting qualitative data through interviews and quantitative surveys. This study uses a theory that states that health services can be viewed from 5 dimensions, available and sustainable, acceptable and appropriate, accessible, affordable and quality. Can be obtained, accessed by basic research."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang akses pelayanan kesehatan bagi peserta JKN khususnya kepala keluarga perempuan dari keluarga miskin. Program Jaminan Kesehatan JKN di Indonesia secara umum belum efektif pelaksanaannya karena masih banyak warga yang memiliki Kartu JKN namun tidak dapat menggunakannya sebagaimana mestinya. JKN memprioritaskan warga yang memang memiliki masalah finansial sehingga tidak mampu untuk mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhannya dengan memberikan bantuan iuran. Serta membuka akses pelayanan bagi semua kalangan masyarakat. Namun, kualitas pelayanan kesehatan yang masih rendah. Bahkan di DKI Jakarta sebagai ibukota negara kualitas pelayanan JKN bagi masyarakat terutama bagi masyarakat miskin masih memperoleh kritik. Penelitian ini memilih lokus penelitian di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat yang merupakan salah satu daerah dengan penduduk miskin tertinggi setelah Kepulauan Seribu dan memiliki kepala keluarga perempuan paling tinggi. Perempuan menjadi salah satu pihak yang paling rentan terhadap kemiskinan sehingga tujuan dalam skripsi ini untuk menggambarkan tentang akses pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dengan kepala keluarga perempuan dalam program JKN di Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan kuantitatif berupa survei. Penelitian ini menggunakan teori yang menyatakan bahwa akses dapat ditinjau dari 5 dimensi yakni, availability, acessability, affordability, adequacy, dan acceptability. Hasil penelitian menemukan bahwa indikator akses telah terpenuhi pada semua dimensi kecuali dimensi affordability.

ABSTRACT
This study aims to analyze about the access of women as head of the family in poor households. Generally, National Health Insurance in Indonesia is not as effective as it should be because many citizens with JKN membership cannot access health services. National Health Insurance prioritizes poor citizen who could not afford the health service they deserve by providing financial assistance. Even in DKI Jakarta as the capital city of Indonesia, the problem about health services and JKN are still remaining. The locus of this study is Kapuk village, Cengkareng Sub district, West Jakarta that has one of the most poorly populated areas after the Kepulauan Seribu and has the highest female head of household. Women are one of the most vulnerable group to poverty, hence, this study discusses health service access for poor families with women as the head of the family in National Health Insurance in Kapuk village Cengkareng Sub district, West Jakarta. This study uses a positivist approach, with both qualitative and quantitative design through in depth interviews and survey. The theory in this study is a ldquo five dimensional theory rdquo which includes availability, accessibility, affordability, adequacy, and acceptability. Furthermore, the result of this study shows that all accessibility dimension are fulfilled except the affordability dimension. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Indrayani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dari kebijakan Program Kesehatan Ketuk Pintu Layani Dengan Hati. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan telaah data. Triangulasi data dilakukan dengan triangulasi metode dan sumber. Penelitian diukur dengan variabel komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Hasil dari penelitian menunjukkan masih banyak kesenjangan dari keempat variabel tersebut. Komunikasi belum berjalan secara efektif, petugas KPLDH hanya paham sebatas teknis. Sumber daya dari sisi staf, informasi, wewenang dan fasilitas tidak adekuat dalam mendukung kebijakan. Disposisi dari pelaksana kebijakan dipengaruhi oleh sumber daya tersebut. Adapun struktur birokrasi yang tidak terintegrasi. Total pendataan KPLDH di wilayah Kecamatan Cakung per Juni Tahun 2018 sebesar 40,15 dari target total 538.262 jiwa penduduk.

ABSTRACT
This study aims to analyse the implementation of the ldquo Ketuk Pintu Layani Dengan Hati rdquo health program. The type of research used is qualitative with in depth interview methods and data analysis. Data triangulation is done by triangulating methods and sources. Research is measured by communication variables, resources, disposition and bureaucratic structure. The results of the study show that there are still many gaps between the four variables. Communication has not been effective, KPLDH officers only understand the technical extent. Resources in terms of staff, information, authority and facilities are inadequate in supporting policies. These resources influence the disposition of policy implementers. The bureaucracy structure is not integrated. Total data logged for KPLDH in Cakung Sub District per June 2018 is 40,15 of the total target population 538.262 inhibitants."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riane Olviyobel Umboh
"ABSTRAK
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati KPLDH adalah program kesehatan dari Pemerintah DKI Jakarta yang sudah direncanakan dan dimulai sejak 2015. Program ini bertujuan untuk mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat. Dalam program ini, tim kesehatan terdiri dari 3 tenaga kerja medis: dokter, bidan dan perawat mengunjungi rumah warga. Selanjutnya, penelitian ini fokus pada salah satu implementasi program yaitu Home Health Promotion berkaitan dengan tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki paradigma sehat terutama masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama. Di antara kecamatan lain yang berada di Jakarta Selatan, secara statistic, kecamatan ini adalah yang paling padat dengan jumlah pendatang tertinggi tinggal di dalamnya. Terlebih lagi, pencapaian program KPLDH di daerah ini adalah yang paling rendah di antara kecamatan yang lain. Jadi, penelitian ini focus untuk menjabarkan implementasi kegiatan Home Health Promotion, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada perencana, pelaksana dan penerima program. Hasil dari penelitian merekomendasikan agar perencana program dapat menambahkan sosialisasi program kepada masyarakat dan memberi pelatihan bagi pelaksana program. Sedangkan untuk pelaksana program agar menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan dan menambahkan fasilitas promosi kesehatan.

ABSTRACT
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati KPLDH is a health program from the Government of DKI Jakarta that has been planned and executed since 2015. It aims to make health access near to the people. In this program, health team consists of 3 medical personnel doctor, midwife and nurse visits people rsquo s home. Furthermore, this research focuses to one of the program rsquo s implementation Home Health Promotion, which related to its activity that aims to educate people to have health paradigm especially people lives in Kebayoran Lama District. Among other districts in South Jakarta, statistically this district is the most densely populated with high numbers of newcomers living in it. Also, the accomplishment of KPLDH program in this district is the lowest among other districts. Hence, this research focus to describe the implementation of Home Health Promotion, and to discover supporting and obstacle factors of the implementation of its activity. This research used qualitative approach. Data collection technique is field observation and in depth interview to the program rsquo s planner, executors and recipients. Result of this research recommends the planner of the program to add some more socialization about the program to the society and to give training to the implementer. While for the program rsquo s implementer, it recommends them to work according to the main assignment and to add more health promotion facilities."
2018
T50636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Rahmaputra
"Kebijakan program pelayanan kesehatan menjadi isu penting yang berkembang belakangan ini. Ketuk Pintu Layani Dengan Hati mdash;yang selanjutnya disingkat KPLDH, adalah pendekatan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif yang diawali dengan pendataan setiap rumah dan atau pintu rumah sampai dengan pemenuhan hak-hak kesehatan dasarnya, pemantauan status kesehatan keluarga hingga evaluasi hasilnya, termasuk kewajiban keluarga menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Tulisan ini akan mendeskripsikan bagaimana hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan budaya Organisasi pada program ketuk pintu layani dengan hati. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan menggunakan desain Explanatory Sequential Mixed Methods. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa adanya pengaruh yang dihasilkan oleh gaya kepemimpinan transformasional terhadap budaya organisasi dengan hasil positif signifikan sebesar 34,9 , dengan cara pemimpin yang mendapat kepercayaan, mampu memberikan motivasi dan inspirasi, dapat menstimulasi bawahan, dan pendampingan individu kepada bawahan. Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati merupakan program yang sangat tergantung peran kepemimpinan transformasional yang mampu membentuk budaya organisasi dengan memunculkan sikap perhatian, reaksi terhadap krisis, peran, alokasi terhadap hasil, kriteria untuk seleksi di wilayah kerja. Semakin baik nilai kepemimpinan transformasional, maka semakin baik pula nilai budaya organisasi yang terbentuk di wilayah kerja program KPLDH di laksanakan.

Health care program policies become an important issue in the news lately. Ketuk Pintu Layani Dengan Hati abbreviated KPLDH, is a health care approach that prioritizes promotive and preventive efforts that begins with data collection every home and or door of the house until the fulfillment of the rights of health basically, monitoring the health status of the family until the evaluation of the results, including the obligation family run a clean and healthy living behavior. This paper will describe how the influence of transformational leadership style to the culture of the Organization on programs serve on KPLDH. The method used in this study is a research method by using a combination of design Explanatory Sequential Mixed Methods. The results showed the effect produced by the force of transformational leadership on organizational culture with a positive result significantly by 34.9 , in a way that gets the confidence leader, able to motivate and inspire, can stimulate subordinates, and individual assistance to subordinates. KPLDH is a program that is highly dependent role of transformational leadership that is capable of forming an organizational culture with an attitude raises attention, reaction to crises, role modeling, allocation of rewards, the criteria for selection and dismissal in the working area. The better the value of transformational leadership, the better the value of organizational culture is formed in the working area KPLDH program is implemented.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Catur Kisami
"ABSTRACT
Fenomena tawuran merupakan suatu tindakan yang termasuk dalam kategori perilaku agresif yang dapat membahayakan keselamatan diri baik bagi individu yang melakukan atau bagi orang lain disekitarnya. Fenomena ini kerap terjadi di permukiman apalagi permukiman kumuh padat yang kondisinya serba marjinal. Fenomena ini biasa dilakukan oleh remaja yang sedang berada dalam masa pencarian jati diri, penuh tekanan dan kerap dilanda stress. Dibutuhkan suatu keterampilan dalam diri individu untuk mencegah atau tidak dilakukannya tindakan tersebut. Salah satu kemampuan atau keterampilan tersebut ialah keterampilan sosial dalam aspek perilaku asertif. Perilaku asertif merupakan suatu perilaku yang didominasi oleh kemampuan-kemampuan yang membuat individu dapat menampilkan perilaku yang tepat dalam situasi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku asertif remaja yang pernah melakukan perilaku agresi yaitu tawuran di RW 16 Kelurahan Kapuk Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini mejelaskan bahwa mereka yang pernah melakukan tindak agresif tawuran masih memiliki perilaku asertif yakni berupa sikap keterbukaan, menghargai, menolak sesuatu yang tidak rasional dan mengekspresikan kekecewaan atau kemarahan di situasi atau kondisi yang tepat.

ABSTRACT
The phenomenon of brawl is an action that is included in the category of aggressive behavior that may endanger the safety of themselves better for individuals who do or for others around him. This phenomenon often occurs in the settlements let alone the slums of the solid condition all round marginal. This phenomenon is commonly done by teenagers who are in the search of identity, full of pressure and often hit by stress. It takes a skill in the individual to prevent or did not commit such actions. One of the abilities or skills is social skills in the aspect of assertive behavior. Assertive behavior is a behavior which is dominated by the ability the ability that makes the individual can show proper behavior in a situation that is expected. This study aims to describe the assertive behavior of adolescents who ever did the behavior of aggression, namely the brawl at the RW 16 Kelurahan Kapuk Cengkareng, West Jakarta. This research is qualitative research with descriptive research type. The results of this study explain that they ever do follow aggressive brawl still has assertive behavior."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Astuti Jalil
"Kelurahan Kapuk merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Cengkareng yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 150.144 jiwa dan kepadatan penduduk tertinggi. Banyaknya jumlah penduduk berpengaruh pada timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Saat ini sampah yang dihasilkan dari tiap RW di Kelurahan Kapuk hanya di kumpulkan pada Tempat Penampungan Sementara TPS dan diagkut ke TPA tanpa pengolahan. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya TPS dan TPS-3R yang memadai di kelurahan Kapuk. Keterbatasan sarana yang disediakan mengakibatkan banyaknya masyarakat yang membuat TPS ilegal, sehingga sampah hanya dibiarkan menumpuk di angkut ke TPA oleh petugas karena tidak terdaftar sebagai TPS resmi kelurahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan TPS di Kelurahan Kapuk, sehingga diperlukan pengukuran terhadap timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan setiap harinya dengan mengacu pada SNI 19-3964-1994.
Dari hasil penelitian didapatkan timbulan sampah sebesar 0,26 kg/orang/hari dan timbulan sampah total kelurahan Kapuk sebesar 3.841 kg/hari atau 3,841 ton/hari. Komposisi sampah terbesar berasal dari sampah sisa makanan dengan presentase sebesar 35,9 . Estimasi kebutuhan TPS menggunakan acuan SNI 3242-2008. Hasil pengolahan data menunjukkan jumlah TPS yang harus disediakan pada tahun 2017 adalah 5 TPS. Untuk mengetahui jumlah TPS di masa mendatang dilakukan proyeksi sampai 20 tahun kedepan yaitu tahun 2037 dengan hasil perkiraan timbulan sampah sebesar 60.492 kg/hari 60,492 ton/hari dan jumlah TPS yang diperlukan sebanyak 8 TPS.

Study of Waste Generation and Composition of Household waste as the basis determination TPS. Case Study Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat Kapuk is one of the urban villages located in Cengkareng district which has the larger populations of 150.144 as well as highest population density. The amount of population is positively correlated with the amount of household waste disposal. Currently the household waste produced by each community association RW in Kapuk village are only gathered in solid waste transfer stations TPS and being moved to final disposal TPA without any further process. This is due to the lack of the availability of TPS and TPS 3R in that village. Under this condition, people are forced to establish illegal TPS in particular areas. Therefore, the waste becomes uncontrollable and piled because the existing TPS is unregistered.
This research aim to examine the needs of registered TPS in Kapuk Village, hence it requires measuring the total of wasteand its compositions that are produced everyday based on SNI 3964 1994.
The findings reveals that the total waste is about 0,26 kg person day and the total waste in Kapuk village is 3.841 kg day 3,841 ton day. Biggest composition of waste resulted from food waste with the precentage 0f 35,9 . The need of solid waste transfer station TPS is esyimated using SNI 3242 2008 as reference. The finding shows that 5 TPS should be established in 2017. By using a forecastng for 20 years ahead, in 2037 the estimated amount of waste is 60.492 kg day 60,492 ton day with total TPS needed is 8 TPS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.T. Saraswati
"Pertumbuhan penduduk perkotaan merupakan fenomena yang sedang dihadapi di Indonesia dimana saat ini jumlah penduduk perkotaan mencapai 36% dari total jumlah penduduk Indonesia. Selain daripada itu akibat tingginya laju urbanisasi tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan, menyebabkan berkembangnya kawasan permukiman padat penduduk dan kumuh di wilayah perkotaan. Akibatnya terjadi peningkatan kualitas orang-orang yang datang dan menetap di kota menjadikan kota semakin padat. Sebagian besar penduduk kota adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
Krisis ekonomi yang terjadi semakin mempercepat penurunan kualitas lingkungan fisik di kawasan permukiman padat penduduk dan kumuh. Kemampuan daya beli masyarakat menjadi menurun termasuk pemeliharaan prasarana dan sarana di kawasan permukiman, pula krisis tersebut meningkatkan jumlah penduduk miskin termasuk di wilayah permukiman kumuh.
Dan dalam rangka mengupayakan percepatan pengentasan kemiskinan, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah adalah menata kawasan permukiman kumuh di perkotaan dengan meluncurkan program-program penataan kawasan kumuh yakni program perbaikan fisik permukiman, program perbaikan dan peningkatan ekonomi serta program pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan dan peningkatan sosial - budaya masyarakat. Kebijakan yang diterapkan dalam pelaksanaan program tersebut melalui konsep pendekatan Tribina dan pengembangannya dengan konsep Catur Bina Teknologi. Namun dalam pelaksanaannya program-program tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar, bahkan masyarakat tidak peduli akan pelaksanaan program tersebut. Hal ini dikarenakan masih berlakunya sistim top down programme yang diberlakukan oleh pemerintah walaupun skalanya kecil serta tidak adanya sosialisasi peluncuran program secara transparan, sehingga masyarakat tidak mempunyai kesempatan untuk mengusulkan keinginannya sesuai dengan kepentingan masyarakat, sehingga hal tersebut menimbulkan konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat.
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh konflik kepentingan tersebut, dan untuk memecahkan penelitian, maka ditentukan lokasi studi kasus yaitu Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng Kodya Jakarta Barat dengan pertimbangan wilayah tersebut termasuk permukiman yang tingkat kekumuhannya di DKI Jakarta sangat tinggi. Selain itu kondisi ,wilayahnya sangat tidak mendukung, berada 1-2 meter diatas permukaan laut, yang mengakibatkan wilayah tersebut mudah sekali tergenang banjir, sehingga setiap kali program perbaikan kampung dilaksanakan, hanya dapat bertahan sampai dengan 3 tahun. Setelah itu rusak kembali atau kumuh kembali; selain itu juga tidak adanya dukungan partisipasi dari masyarakat setempat.
Bertolak dari kenyataan tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsep dan kebijakan untuk penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan, sejauh mana tingkat keberhasilannya dan berupaya untuk dapat memecahkan konflik kepentingan yang sering terjadi antara pemerintah dan masyarakat di kelurahan Kapuk.
Analisa dilakukan dengan menggunakan metode Game Theory dengan AHP untuk memecahkan konflik kepentingan yang terjadi dan menentukan alternatif kebijakan yang baik yang dapat diterima oleh masyarakat dan pemerintah yang seimbang sehingga setiap program yang diluncurkan dapat dilaksanakan secara terpadu dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Dengan kata lain masyarakat dapat merasa memiliki seluruh hasil pembangunan baik fisik, ekonomi dan sosial - budaya.
Dari hasil analisa dengan AHP dan Game Theory didapatkan hasil akhir payoff antara pemerintah dan masyarakat terjadi keseimbangan strategi yaitu pada strategi peningkatan usaha masyarakat yaitu dengan memberikan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang produktif kepada masyarakat sehingga mendapatkan niiai tambah dan mendukung usaha-usaha masyarakat serta membangun, merehabilitasi dan melengkapi fasilitas usaha seperti prasarana dan sarana tempat usaha, yang merupakan strategi terbaik dalam menghadapi strategi masyarakat yakni menempati bangunan rumah seadanya yang notabene non standard dengan tujuan utama dapat berteduh dari panas dan hujan untuk selanjutnya dapat mengkonsentrasikan diri dalam mencari nafkah, demikian pula sebaliknya. Kedua strategi tersebut (pemerintah dan masyarakat) sama kuatnya.
Dengan berjalannya waktu dan perubahan-perubahan yang akan terjadi maka tugas Pemerintah termasuk pemerintah daerah lebih terkonsentrasi sebagai regulator dan pembuat kebijakan. Untuk itu analisis yang sangat mungkin terjadi adalah masyarakat menentukan terlebih dahulu strategi yang akan dijalankan, kemudian diikuti dengan strategi yang dipilih oleh pemerintah yaitu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam segala bidang pembangunan baik ekonomi, fisik dan sosial - budaya. Dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi lagi konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat.
Dan kebijakan pemerintah dengan membiarkan warga menempati bangunan seadanya merupakan kebijakan dalam jangka pendek mengingat kondisi perekonomian negara masih dalam kondisi krisis, dimana masyarakat yang berpenghasilan rendah mengutamakan mencari nafkah tanpa mempedulikan kondisi bangunan tempat tinggal maupun lingkungannya.
Selanjutnya untuk mencapai target yang telah ditentukan dapat direkomendasikan kebijakan untuk jangka menengah dan panjang, yang mengacu dari hasil analisa Game Theory yaitu pertama kebijakan peningkatan dan pengembangan kesempatan kerja dan kegiatan usaha baik usaha yang bersifat tradisional maupun pengembangan usaha baru; kedua kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan, melalui kelompok-kelompok swadaya masyarakat dan ketiga kebijakan pembangunan rumah susun sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.
Sedangkan dari hasil analisa sensitivitas secara keseluruhan menunjukkan bahwa hirarki kurang sensitif terhadap perubahan prioritas, artinya apabila prioritas kriteria yang dilakukan oleh pemerintah di rubah, maka strategi kebijakan yang paling baik dilaksanakan oleh pemerintah adalah peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam setiap kegiatan pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Sedangkan hasil analisa sensitivitas dari hasil analisa konflik yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa strategi kebijakan yang paling baik saat ini dalam arti untuk jangka pendek dilaksanakan oleh pemerintah adalah meningkatkan dan mendukung usaha-usaha masyarakat dengan memberikan kesempatan kerja dan kesempatan usaha produktif seluas-luasnya kepada masyarakat serta membangun dan merehabilitasi fasilitas-fasilitas seperti prasarana dan sarana tempat usaha.
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik bahwa bagaimanapun bentuk program penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan dilaksanakan, maka yang paling penting dilakukan oleh pemerintah adalah mengajak serta masyarakat untuk ikut andil mulai dari usulan program, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengoperasiannya dan pemeliharaannya, sehingga program-program tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu yang tidak kalah pentingnya yakni pemerintah harus duduk bersama-sama dengan masyarakat untuk mensosialisasikan program-program yang akan dilaksanakan secara transparan sehingga masyarakat mengerti benar akan hal-hal yang harus dilaksanakan sesuai dengan kapasitasnya sebagai penerima program."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T7159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aifa Destriani
"ABSTRAK
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Program Bedah Rumah dilaksanakan oleh Yayasan Budha Tzu Chi dikawasan Kelurahan Pademangan Barat bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan penghuninya. Penelitian ini menggunakan disain penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program Bedah Rumah berhasil memperbaiki kondisi fisik rumah yaitu dinding, lantai, langit-langit, ventilasi, jendela kamar tidur, lubang asap dapur, dan sarana sanitasi yaitu sarana air bersih dan jamban, selain itu berhasil merubah perilaku hidupbersih dalam hal perilaku mencuci tangan. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan hubungan antara variabel kondisi fisik rumah dengan penyakit ISPA dan variable sanitasi rumah dengan penyakit diare. Perbaikan kondisi rumah ternyata berhasil menurunkan angka prevalensi penyakit ISPA dari 0,41 menjadi 0,12 kasus per 1000 penduduk dan prevalensi diare dari 0,12 menjadi 0,04 kasus per 1000 penduduk. Perbaikan kondisi fisik rumah saja tidak cukup, perlu ditunjang oleh penataan dan perbaikan lingkungan sekitarnya untuk meningkatkan kualitas pemukiman yang sehat.sekitarnya untuk meningkatkan kualitas pemukiman yang sehat

ABSTRACT
Housing is one of human’s basic needs. The construction of the house and the environment which do not comply with health standards can bring risks of various contagious illnesses, especially environment-based ilnesses. The Bedah Rumah programme conducted by Tzu Chi Buddhist Foundation in Pademangan Barat district aims to improve the people’s quality of life and health. The findings of this study show that the Bedah Rumah programme has been able to improve the physical environment of the participants such as wall, floor, sailing, bed room window, ventilation and chimney condition and also sanitation condition such as water sanitation and toilet condition, in the otherside this programme can also increase hand washing behaviour of people who are living in that house. Moreover, this programme has improved the people’s health condition as can be seen from the decrease of Acute Respiratory Infection (ARI) prevalence ranging from 0,41–0,12 cases per 1000 people and diarrhea prevalence ranging from 0,12-0,04 cases per 1000 people respectively. The findings show that there is a correlation between the houses’ physical conditions and of acute respiratory infection cases and correlation between sanitation condition and of diarrhea cases. The improvement of the housing’s physical condition would not be sufficient without being supported by the betterment of the environment and city planning to continuously improve the housing condition."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Nurcahaya
"Tuberkulosis (TB) Paru adalah penyakit infeksi yang menular melalui udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberadaan ART dengan riwayat terkena TB Paru (≤ 9 bulan) terhadap kejadian kasus sekunder TB Paru di rumah tangga permukiman kumuh Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Administrasi Jakarta Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain studi potong-lintang dengan variabel independen adalah keberadaan ART dengan riwayat terkena TB Paru (≤ 9 bulan) dan variabel perancu mencakup perilaku penggunaan ventilasi buatan, frekuensi membuka jendela, frekuensi mengganti sprei dan sarung bantal, frekuensi menjemur kasur dan bantal, etika batuk, kepadatan hunian rumah, dan persentase ventilasi permanen dan ventilasi insidentil. Analisis dilakukan dengan uji Chi-square hingga analisis > 2 variabel. Analisis statistik memberikan hasil proporsi kejadian kasus sekunder TB Paru sebanyak 1%. Variabel yang berhubungan secara signifikan dan sekaligus menjadi variabel dominan secara statistik adalah keberdaan ART dengan riwayat terkena TB Paru (≤ 9 bulan) (23,7 (95% CI = 2,1-270,5).

Pulmonary tuberculosis is an infectious disease transmitted through the air. This study aims to determine the relationship between the existence of household members with history of pulmonary TB (≤9 months) with the incidence of secondary cases of pulmonary TB in slum household of Sub-district of Kapuk, District Cengkareng, West Jakarta in 2018. This study uses a cross-sectional study design with independent variable is the existence of household member with a history of pulmonary TB (≤ 9 months) and confounding variabels included the using of artificial ventilation, opening window frequency, changing of bed sheets and pillowcase frequency, drying mattress and pillow, cough ethics, house density, and the percentage of permanent and incidental ventilation. The analysis was done by Chi-square test until analysis > 2 variables. Statistical analysis show that secondary cases of pulmonary TB proportion is 1%. Variable of the existence of household member with a history of pulmonary TB (≤ 9 months) is the only statistically significant variable and being statistically influential variable (23,7 (95% CI = 2,1-270,5)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>