Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Hindasyah
"Menurunnya kualitas citra radiografi neutron disebabkan oleh partikel gamma dan netron terhambur sekunder yang menumbuk CCD kamera serta kemampuan sensor skrin scintillator dalam mengkonversi berkas neutron menjadi cahaya tampak yang meninggalkan jejak berupa white spot noise (WSN) pada citra. Dalam penelitian ini dikembangkan suatu teknik baru untuk menghapus WSN pada citra radigrafi dengan tanpa merusak detail citra. Teknik ini merupakan kombinasi antara Global Threshold dengan algoritma Adaptive Switching Alternative Median (ASAM) filter. Proses menghapus WSN menggunakan teknik ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap deteksi intensitas, tahap deteksi posisi dan tahap denoising. Mengingat WSN pada citra radiografi memiliki intensitas yang random maka pada tahap deteksi intensitas diperlukan global threshold. Tahap deteksi posisi noise diperlukan agar proses denoising hanya dikenakan pada piksel yang terkontaminasi noise, sedangkan piksel yang tidak terkontaminasi noise tetap dipertahankan. Pada tahap denoising digunakan algoritma ASAM yang terdiri dari dua blok filtering yaitu blok filter utama dan blok filter sekunder atau blok filter alternatif. Blok filter utama digunakan pada saat kerapatan noise rendah sedangkan blok filter sekunder digunakan pada saat kerapatan noise tinggi. Pada kedua blok filter digunakan sliding window yang dapat berubah ukurannya sesuai dengan kerapatan noise. Blok filter sekunder merupakan algoritma baru dalam hal menghapus noise impulse kerapatan tinggi dan merupakan kontribusi utama dalam penelitian ini. Algoritma ASAM merupakan algoritma switching yang handal dan dapat menghapus noise impulse kerapatan tinggi pada citra, baik itu fix value impulse noise maupun random value impulse noise. Pengujian algoritma ASAM dilakukan dengan menggunakan beberapa citra standar yang diberi fix value impulse noise berupa Salt and Pepper (SNP) noise dan WSN secara simulasi. WSN dibentuk dari noise SNP dengan mengubah noise pepper menjadi noise salt. Selanjutnya pengujian dilakukan secara real pada citra radiografi neutron menggunakan kombinasi global threshold dengan algoritma ASAM. Dari hasil percobaan untuk pengujian dengan algoritma ASAM secara simulasi menggunakan citra Lena pada kerapatan noise SNP 98% diperoleh Peak Signal To Noise Ratio (PSNR) adalah 21,16 dB, Mean Square Error (MSE) adalah 459,55, Structural Similarity Index (SSIM) adalah 0,61 dan waktu eksekusi 8,9 detik. Sedangkan dengan menggunakan algoritma Switching Median Filter (SMF), Progressive Switching Median Filter (PSMF), Decisions Based Analysis (DBA), Noise Adaptive Fuzzy Switching Median Filter (NAFSM) dan Switching Non Local Mean (SNLM) diperoleh PSNR berturut-turut adalah 10,93 dB, 14,26 dB, 14,21 dB, 10,90 dB dan 11,38 dB, dan untuk pengukuran MSE, SSIM dan waktu eksekusi berturut-turut adalah 4843,54, 0,12 dan 4,8 detik untuk SMF, 2249,89, 0,40 dan 15,1 detik untuk PSMF, 2275,81, 0,36 dan 6,4 detik untuk DBA, viii Universitas Indonesia 4883,03, 0,11 dan 5,3 detik untuk NAFSM dan 4371,33, 0,19 dan 39,0 detik untuk SNLM. Pada percobaan pengujian kedua menggunakan simulasi WSN pada citra Lena dengan kerapatan WSN 98% menggunakan algoritma ASAM diperoleh PSNR adalah 21,30 dB, MSE adalah 445,44, SSIM adalah 0,62 dan waktu adalah 8,9 detik. Sedangkan dengan menggunakan algoritma pembanding lainnya seperti SMF, PSMF, DBA, NAFSM dan SNLM diperoleh PSNR berturut-turut adalah 9,10 dB, 4,99 dB, 10,63 dB, 5,69 dB dan 9,55 dB, dan untuk pengukuran MSE, SSIM dan waktu eksekusi berturut-turut adalah 7377,13, 0,12 dan 5,1 detik untuk SMF, 19046,07, 0,24 dan 0,1 detik untuk PSMF, 5186,02, 0,11 dan 6,9 detik untuk DBA, 16207,00, 0,12 dan 5,3 detik untuk NAFSM dan 6650,19, 0,19 dan 41,2 detik untuk SNLM. Dibandingkan dengan algoritma SMF, PSMF, DBA, NAFSM, SNLM , dari kedua percobaan ini menunjukkan bahwa nilai PSNR, MSE, SSIM algoritma ASAM jauh lebih baik, kecuali waktu yang lebih lama sedikit, namun hasil pengukuran kualitatif dan pengukuran parameter lainnya memperlihatkan hasil yang sangat baik. Pengujian juga dilakukan secara aplikasi real pada beberapa citra radiografi neutron menggunakan kombinasi antara global threshold dan ASAM. Dari hasil percobaan real pada citra radiografi objek valve air pada nilai threshold optimal T0=30 diperoleh jumlah noise terdeteksi 19,72% dan signal to noise ratio (SNR) adalah 33,17 dB, atau naik sebesar 36,0% dari SNR awal.

The quality of neutron radiographic images degraded due to random error in the neutron radiographic facility. The random error was caused by gamma particles and secondary neutron scattering that hit the CCD camera sensors, and the ability of the scintillator screen sensor in a conversion neutron beam into visible light which creates of White Spot Noise (WSN) in the image. In this study, we developed a new technique to remove WSN and preserved image details . The techique is a combination between Global Threshold and Adaptive Switching Alternative Median Filter (ASAM). The technique has three stages that are separating noise from the image, noise position detection, marking noisy and noise-free pixels, and removing the noise using the ASAM algorithm. The global threshold is needed at the detection stage because that WSN has a random intensity on radiographyc image. Noise position detection stage is needed so that the denoising process only applied to noise-contaminated pixels, while pixels that are not contaminated with noise are maintained. In the stage of denoising used the ASAM filter that consists of two blocks filtering, namely main and secondary block filtering, respectively. The main filter block is used when low noise density while the secondary filter block is used when high noise density. The two filtering blocks use a sliding window whose size can be adjusted automatically according to the noise density. Secondary block filtering is a novel algorithm in the high-density impulse noise removal and the main contribution in our research. The ASAM algorithm is a reliable switching algorithm and able to remove high-density impulse noise in the image both of fix value impulse noise or random value impulse noise. To test the ASAM, we applied the algorithm to standard images that are given simulated fix value impulse noise that Salt and Pepper Noise (SNP) and WSN. The WSN formed from the SNP noise by changing pepper noise into salt noise. Furthermore, we applied it to real neutron radiographic images using combination between global threshold and ASAM algorithm. The experiment results showed the simulation test using SNP noise on Lena image at the highest noise level of 98% obtained the Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) of 21,16 dB, Mean Square Error (MSE) of 459,55, Structural Similarity Index (SSIM) of 0,61 and processing time of 8,9 s. Whereas by using other comparison algorithm such as Median Filter Switching (SMF), Progressive Switching Median Filter (PSMF), Decisions Based Analysis (DBA), Adaptive Fuzzy Switching Median Filter (NAFSM) and Switching Non Local Mean (SNLM) obtained PSNR of 10.93 dB, 14.26 dB, 14.21 dB, 10.90 dB and 11.38 dB respectively. For the measurement of MSE, SSIM and execution times obtained of 4843.54, 0.12 and 4.8 seconds for SMF, 2249.89, 0.40 and 15.1 seconds for PSMF, 2275.81, 0.36 and 6.4 seconds for DBA, 4883.03, 0.11 and 5.3 seconds x Universitas Indonesia for NAFSM and 4371.33 , 0.19 and 39.0 seconds for SNLM respectively. From the experiment results of simulation test using WSN on Lena image, at the highest noise level of 98%, we obtained the PSNR of 21,30 dB, MSE of 445,44, SSIM of 0,62 and processing time of 8,9 s. Whereas by using other comparison algorithms such as SMF, PSMF, DBA, NAFSM and SNLM obtained PSNR of 9.10 dB, 4.99 dB, 10.63 dB, 5.69 dB and 9.55 dB respectively. For measurements of MSE, SSIM and execution times are 7377.13, 0.12 and 5.1 seconds for SMF, 19046.07, 0.24 and 0.1 seconds for PSMF, 5186.02, 0.11 and 6,9 seconds for DBA, 16207.00, 0.12 and 5.3 seconds for NAFSM and 6650.19, 0.19 and 41.2 seconds for SNLM. Compared with the SMF, PSMF, DBA, NAFSM, SNLM algorithms, from these two experiments, the PSNR, MSE and SSIM of ASAM algorithm are much better, except for a slightly longer time, but the results of qualitative measurements and other parameter measurements show very well. The tests also conducted in real applications on several neutron radiographic images using a combination of global threshold and ASAM.From the results of the real experiment on the radiographic image of the water valve object at the optimal threshold value T0 = 30, the amount of noise detected of 19.72% and the Signal to Noise Ratio (SNR) of 33.17 dB, or an increase of 35% from the initial SNR."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2584
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranggi Sahmura Ramadhan
"Pipa kalor telah terbukti efektif dalam memindahkan sejumlah besar kalor secara pasif, dan telah diujikan untuk berbagai aplikasi. Untuk dapat memahami fenomena aliran fluida, peristiwa penguapan-pendidihan, serta perpindahan kalor pada pipa kalor, dibutuhkan suatu pengujian yang komperhensif meliputi pengambilan data temperatur, tekanan dan visualisasi aliran fluida. Pada studi ini, pipa kalor berbahan dasar aluminium, bersumbu kapiler serbuk aluminium disinter dan berfluida kerja air dengan rasio pengisian fluida 10-90% diujikan, dengan parameter pengujian temperatur dan tekanan. Visualisasi aliran fluida pada pipa kalor juga dilakukan dengan metode radiografi neutron, menggunakan fasilitas radiografi neutron RN1 milik Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTBM-BATAN) Serpong.
Hasil pengujian menunjukan terdapat nilai optimum rasio pengisian fluida kerja terkait ketersediaan ruang uap dan tekanan dalam pipa kalor, dimana nilai optimum untuk desain pipa kalor pada pengujian ini berada pada rentang 50-70%. Sementara visualisasi aliran fluida dalam pipa kalor dengan radiografi neutron menghasilkan pencitraan yang dapat menggambarkan fenomena penguapan-pendidihan serta kondensasi pada bagian dalam pipa kalor.
Hasil pencitraan menghasilkan gambar yang dapat diolah lebih lanjut untuk mendapatkan besaran kuantitatif. Visualisasi dengan radiografi neutron menunjukan fenomena menarik pembentukan gelembung pada pipa kalor, serta membuktikan fungsi sumbu kapiler pada pipa kalor. Dari studi ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa radiografi neutron merupakan metode yang baik untuk digunakan sebagai metode.

visualisasi aliran fluida pada pipa kalor;Heat pipe is proven to be effective in transferring great amount of heat passively, and has been tested for many applications. To get better understanding about the fluid flow phenomenon, the evaporation-boiling occurrence and the heat transfer inside heat pipe, a more comprehensive testing including the acquisition of temperature and pressure data as well as the fluid visualization is needed. In this study, an aluminium-based heat pipe using sintered aluminium powder as wick and water as working fluid with 10-90% filling ratio is tested, with testing parameter of temperature and pressure. Visualization of fluid flow inside heat pipe was conducted using neutron radiography method, at neutron radiography facility RN1 owned by PSTBM-BATAN, Serpong.
The result shows that there is an optimum value of filling ratio, where the value for the design used in this study laid between 50-70%. Meanwhile the visualization of fluid flow inside the heat pipe producing images that could briefly explained the evaporation-boiling and condensation inside the heat pipe. The images could be further processed to give quantitative values.
The visualization shows the interesting phenomenon of bubble generation inside the heat pipe and proving the function of wick for heat pipe. From this study, it can be inferred that neutron radiography is a powerful visualization method especially for fluid visualization inside heat pipe."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T46949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Khusnia
"Citra dari suatu objek homogen (citra homogen) umumnya digunakan untuk mengetahui kinerja detektor melalui uji uniformitas, dengan memeriksa setiap elemennya apakah berfungsi dengan baik atau tidak mengandung artefak yang dapat mengganggu visibilitas citra. Citra homogen pada pesawat radiografi digital dapat dianalisis dengan metode uji uniformitas, karakterisasi noise menggunakan perhitungan SNR, dan karakterisasi noise menggunakan perhitungan varians (VAR) untuk dekomposisi noise. Analisis uji uniformitas secara kuantitatif terhadap citra radiografi digital dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode yang menggunakan 5 buah ROI berdasarkan IPEM Report No.91 dan Protokol Belgia untuk Kontrol Kualitas Tahunan Peralatan Sinar-X (RX-BHPA), serta metode yang menggunakan ROI half-overlapping yang diadopsi dari European Guidelines for Quality Assurance in Breast Cancer Screening and Diagnosis. Analisis citra radiografi digital ini dilakukan pada 2 pesawat AGFA DX-D100 Mobile dan 2 pesawat Siemens AXIOM Luminos dRF. Analisis uji uniformitas dilakukan terhadap citra radiografi digital untuk mengetahui nilai tipikal mean pixel value (MPV), varians (VAR), dan SNR terhadap nilai dosis atau faktor eksposinya. Selain itu, dapat diketahui juga nilai deviasi mean pixel value (MPV), varians, dan SNR. Pada penelitian ini, didapatkan batas nilai deviasi MPV˂5% di mana hal ini menjelaskan bahwa citra pada semua pesawat radiografi digital yang digunakan seragam. Didapatkan juga batas nilai deviasi varians sebesar ± 10% dan batas nilai deviasi SNR sebesar ± 5% yang dapat digunakan sebagai parameter uji uniformitas selanjutnya. Karakterisasi noise yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari European Guidelines for Quality Assurance in Breast Cancer Screening and Diagnosis. Analisis karakterisasi noise menggunakan perhitungan SNR dapat dilakukan terhadap citra radiografi digital dengan melihat hubungan linear dari grafik hubungan SNR2 dengan dosis. Selanjutnya, analisis karakterisasi noise menggunakan perhitungan varians (VAR) untuk dekomposisi noise dapat membedakan komponen noise pada citra menjadi quantum noise, electronic noise, dan structure noise. Quantum noise merupakan noise yang dominan dibandingkan electronic noise dan structure noise pada semua pesawat radiografi digital yang digunakan. Karakterisasi noise menggunakan perhitungan SNR dan dekomposisi noise ini diharapkan dapat menjadi parameter analisis kontrol kualitas untuk citra pesawat radiografi digital selanjutnya.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Analysis of nist srm 1633B and srm 1646A used by NAA method in order laboratory intercomparation. In order to get of valid and accurate test result, laboratory shall have high commitment related to quality assurance program..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iva Nistiyanti
"

Pada terapi radiasi, foton energi tinggi  diatas energi 10 MV dapat memproduksi neutron. Dosis neutron yang kecil dapat memberikan efek biologi pada tubuh pasien dalam jangka panjang dengan resiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dosis neutron ( Non Small Cell Lung Cancer- NSCLC) untuk target bergerak dan target tidak bergerak. Dosis neutron diukur dengan menggunakan TLD 600(Lif:Mg,Ti) dan TLD 100 (Lif:Mg,Ti) di dalam target tumor dan sumsum tulang belakang sebagai organ berisiko (OAR). Dalam penelitian ini, kami menggunakan phantom  thoraks dinamik in-house yang dapat dipindahkan secara translasi dan rotasi dalam amplitudo  5, 10, dan 15 mm. Kalibrasi TLD dibagi menjadi dua proses. Pertama, TLD 600 dan TLD 100 diiradiasi dengan menggunakan sumber Gamma 60Co untuk menentukan faktor koreksi pembacaan neutron-gamma. Kedua, TLD 600 terpapar dengan menggunakan 252Cf yang memancarkan neutron untuk mendapatkan faktor kalibrasi. Selain itu, kami mengekspos phantom pada teknik 3DCRT, IMRT, dan VMAT dengan energi sinar foton 15 MV. Hasil pengukuran penelitian dengan perhitungan menggunakan faktor kalibrasi termal menunjukkan rata-rata kenaikkan distribusi dosis target tumor pada amplitudo dengan teknik 3DCRT diperoleh masing-masing kenaikkan 9%, 34%, 68%. Sementara pada teknik IMRT diperoleh masing-masing kenaikkan 2%, 25%, 70%. Pada teknik VMAT diperoleh masing-masing kenaikkan 3%, 8%, 54% berturut-turut, semua pada pergerakan dengan amplitudo 5, 10 ,dan 15 mm terhadap statik. Hasil pengukuran penelitian dengan perhitungan menggunakan faktor kalibrasi termal menunjukkan rata-rata kenaikkan distribusi dosis spinal cord pada amplitudo dengan teknik 3DCRT diperoleh masing-masing kenaikkan 15%, 30%, 46%. Sementara pada teknik IMRT diperoleh masing-masing kenaikkan 10%, 15%, 42%. Pada teknik VMAT diperoleh masing-masing kenaikkan 8%, 17%, 30% berturut-turut, semua pada pergerakan dengan amplitudo 5, 10, dan 15 mm terhadap statik. Penilitian ini menunjukkan bahwa distribusi dosis neutron pada target tumor dan sumsum tulang belakang sebagai organ sehat meningkat dengan kenaikkan amplitudo. Sementara rata rata teknik VMAT memberikan dosis  neutron tinggi dari semua teknik iradiasi.

 


In radiation therapy, the high energy photon above 10 MV could produce neutron. The dose of small neutron tends to cause biological effect in patient’s body in a long term with high risk. The study aims to find out the distribution of neutron dose (Non Small Cell Lung Cancer - NSCLC) for the moving and non-moving target of tumor. The neutron dose was measured by using TLD 600(Lif: Mg,Ti) and TLD 100 (Lif: Mg.Ti) inside of tumor target and spinal cord as organs at risk (OAR). The study used In-House Dynamic Thorax phantom movable in translation and rotation within the amplitude of 5, 10, and 15 mm. The calibration of TLD was divided in two processes. First, TLD 600 and TLD 100 were got radiation by using the source of Gamma 60Co  to determine the correction factor of neutron-gamma reading. Second, TLD 600 was exposed by using 252Cf emitting neutron to obtain calibration factor. Moreover, the phantom was irradiated by the techniques of 3DCRT, IMRT, and VMAT using 15 MV. The results of the study measurements with calculations using thermal calibration factors show the average increase in the distribution of tumor target doses at amplitude with the 3DCRT technique obtained respectively an increase of 9%, 34%, 68%. Besides that, the IMRT technique was obtained by each increase of 2%, 25%, 70%. In the VMAT technique each increases is 3%, 8%, 54% respectively. All of the increases were in the movements of amplitude of 5, 10, and 15 mm to static.  The results of measurements of study with calculations using thermal calibration factors show the average increase in the distribution of spinal cord doses in amplitude with the 3DCRT technique obtained each increase of 15%, 30%, 46%. Then, the IMRT technique was obtained by each increase of 10%, 15%, 42%. In the VMAT technique, each increases 8%, 17%, 30% respectively. All of the increases were in the movements of amplitude of 5, 10, and 15 mm to static. This study gives conclusion that the distribution of neutron doses on target tumors and spinal cord as healthy organs increases along with the  increase of amplitude movemrnts. Besides that, the average VMAT technique provides high neutron doses of all irradiation techniques.

 

"
Lengkap +
2019
T55105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutoharoh
"[ABSTRAK
Telah dipelajari dan dikembangkan sebuah model sederhana untuk reaksi fotoproduksi
kaon pada neutron dari deuteron yaitu model isobar dengan menggunakan
pendekatan impuls. Nilai yang dicari adalah nilai penampang lintang diferensial
dengan variasi energi foton dimulai dari 1,15 GeV-3,55 GeV. Hasil penelitian ini
menunjukkan reaksi
+ n ! K++􀀀 dapat diektraksi dari reaksi
+ d ! K++􀀀
+ p. Selain itu dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian antara data teori dengan
data eksperimen berbeda jauh, data teori melampaui jauh diatas nilai data eksperimen.
Salah satu faktor yang menyebabkan hasil data teori dengan eksperimen
jauh berbeda disebabkan oleh elemen operator dimana nilai elemen operator yang
digunakan memiliki nilai maksimum 2 GeV sedangkan data ekperimen hingga mencapai
nilai 3 GeV. Hal inilah yang menyebabkan data teori dengan menggunakan
model missing resonans harus dikalikan dengan faktor pengali agar t dengan hasil
eksperimen.

ABSTRACT
Has been studied and developed A simple model for reaction of positive kaon on
neutron from deuteron in a isobaric model using impulse approximation. The calculation
covered di erential cross section. The value is analyzed with energy range
start from 1.15-3.55 GeV. The result show that the cross section for
+ n! K++􀀀
can be extracted from the reaction
+ d ! K+ + 􀀀 + p. The research can be
concluded that the result of theory is over predicted and the one of this factor is
operator elementary that the maximum value we used is 2 GeV, whereas the result
of experiment until 3 GeV. This is make me the theory data using missing resonance
must be times with a times factor to t with the experiment result, Has been studied and developed A simple model for reaction of positive kaon on
neutron from deuteron in a isobaric model using impulse approximation. The calculation
covered di erential cross section. The value is analyzed with energy range
start from 1.15-3.55 GeV. The result show that the cross section for
+ n! K++􀀀
can be extracted from the reaction
+ d ! K+ + 􀀀 + p. The research can be
concluded that the result of theory is over predicted and the one of this factor is
operator elementary that the maximum value we used is 2 GeV, whereas the result
of experiment until 3 GeV. This is make me the theory data using missing resonance
must be times with a times factor to t with the experiment result]"
Lengkap +
2015
T43804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmudin
"Dipelajari sifat-sifat bintang neutron statik dan berotasi dengan menggunakan pendekatan medan rata-rata relativistik dengan menggunakan parameter set NL3, TM1, FSUGold, FSUGZ03, dan FSUGZ06. Tekanan materi nuklir pada kerapatan tinggi yang diperoleh dengan menggunakan parameter set NL3 bersifat paling stiff sedangkan FSUGZ06 bersifat paling soft. Relasi massa dan jari-jari bintang neutron diperoleh dengan menyelesaikan persamaan Tollman-Oppenheimer-Volkoff (TOV) dengan input persamaan keadaan, baik dengan atau tanpa crust. Prediksi sifat-sifat bintang neutron statik berdasarkan model medan rata-rata relativistik menghasilkan massa maksimum berkisar antara 1,720 M⊙ -2,771 M⊙, sedangkan jari-jari antara 10,963 km - 13,356 km, juga kerapatan jumlah barion pada titik saturasi antara 0,145 fm−3 - 0,151 fm−3. Kerapatan jumlah barion di pusat bintang neutron pada saat massanya maksimum berkisar antara 0,668 fm−3 - 1,181 fm−3 dan kerapatan jumlah barion di daerah transisi dari materi homogen ke materi inhomogen antara 0,049 fm−3 - 0,074 fm−3, sedangkan tekanan materi nuklir pada daerah transisi tersebut berkisar antara 0,177 MeV fm−3 - 0,368 MeV fm−3. Prediksi momen inersia, momen kuadrupol, eliptisitas equator, dan amplitudo regangan gelombang gravitasi juga dipelajari.

Static and rotating neutron star properties prediction based on relativistic mean-field (RMF) approximation using NL3, TM1, FSUGold, FSUGZ03, and FSUGZ06 parameter sets have been studied. Pressure of nuclear matter at high densities predicted by NL3 parameter set is the stiffest, but FSUGZ06 is the softest. The mass and radius relation of neutron stars are obtained by solving Tollman-Oppenheimer-Volkoff (TOV) equation where the input is equation of state of neutron star matter and with or without taking into account the neutron star crust. RMF parameter sets predict the value of maximum mass between 1,720 M⊙ - 2,771 M⊙, while the radius between 10,963 km - 13,356 km, as well as the value of barion number density at saturation point between 0,145 fm−3 -0,151 fm−3. The value of barion number density at central of neutron star with maximum mass is between 0,668 fm−3 - 1,181 fm−3 and the barion number density at transition region from core to crust is between 0,049 fm−3 - 0,074 fm−3, while the corresponding pressure is between 0,177 MeV fm−3 - 0,368 MeV fm−3. The neutron stars inertia moment, quadrupole moment, equatorial ellipticity, and gravitational-wave strain amplitude predicted by RMF model also have been discussed.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21581
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Gustina Purwati
"Kontribusi terbesar pada penentuan persamaan keadaan di lapisan kulit luar bintang neutron adalah kontribusi dari inti kisi dan elektron Kami mempelajari sifat sifat lapisan kulit luar bintang neutron dengan menggunakan toy model yang pertama kali diperkenalkan oleh Roca Maza Toy model menggunakan dua asumsi yaitu inti atom sebagai tetes cairan dan elektron sebagai gas Fermi relativistik Hasil perhitungan numerik toy model kami cocokkan dengan tabel massa milik Audi untuk mengetahui variasi unsur yang ada di lapisan ini Sedangkan untuk melihat keakuratan toy model kami bandingkan dengan hasil dari referensi pada kerapatan drip dari neutron Hasilnya toy model ini memperlihatkan prediksi kerapatan drip dari neutron pada nilai kerapatan jenuh neutron sekitar 0.26424 MeV fermi kubik dan cocok dengan unsur Zirkonium 109.

The main contributions for determining the equation of state of the outer crust of neutron star are from nuclear electronic and lattice We have already studied a toy model developing first time by Roca Maza that use two assumptions i e nucleus are liquid drop LDM and electrons are relativistic Fermi gas For knowing the variations of elements in the outer crust the parameters of the model are obtained by fitting to atomic nuclear mass tables by Audi Wapstra 2003 To show the accuracy of toy model rsquo s calculation we compare it with the result of the neutron drip in this region This result calculation of toy model successfully showing the neutron drip on the value of neutron drip densities about 0 26424 MeV fermi cubic and that corresponding to the 109 Zirkonium element.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Adhitya
"

Sebagai lanjutan dari pekerjaan Ch. Chatzisavvas et al., penelitian ini menerapkan ”kompleksitas” berdasarkan definisi menurut Lopez-Ruiz, H.L. Mancini, dan X. Calbet kepada model bintang ´ neutron (selanjutnya disebut sebagai NS, dari neutron star) yang mempunyai kerak dan inti hyperon, dengan harapan bahwa akan ditemukan sesuatu yang menarik mengenai sifat dan struktur NS. Langkah pertama adalah penyusunan densitas Lagrangian model NS berdasarkan teori medan rerata relativistik untuk mendapatkan persamaan keadaan (EoS, dari equation of state), (ρ). EoS ini selanjutnaya digunakan sebagai masukan persamaan kompleksitas yang hasilnya, yaitu nilai-nilai C didapatkan secara numerik. Diagram kompleksitas-massa NS hasil plot data keluaran menunjukkan bahwa perilaku atau bentuknya serupa dengan diagram kompleksitas-massa sistem terisolir secara umum, yaitu dengan dua minima pada kedua ujung-ujungnya dan satu maksima diantaranya. Kecilnya nilai C (untuk nilai massa maksimal teoretis) juga menunjukkan bahwa NS adalah sistem yang sangat teratur, serupa dengan kristal walaupun NS dimodelkan sebagai cairan (karena ∼99% massanya adalah materi baryon). Terakhir, penambahan kerak (crust) ke dalam EoS menunjukkan hasil bahwa kerak NS juga merupakan sistem yang teratur, dengan tingkat keteraturan yang lebih rendah dari NS secara keseluruhan.



Continuing the work of K. Ch. Chatzisavvas and others, a measure of complexity proposed by R. Lopez-Ruiz, H.L Mancini, and X. Calbet was used to study a model of neutron star (NS) with crust ´ and hyperonic core. The author employed the relativistic-mean-field approximation theory to build the Lagrangian density model of the NS’s core and obtained the equation of state (EoS), (ρ). This EoS acts as an input for the complexity equation whose output (C-values) was obtained numerically. Plotted against the corresponding mass values, the NS’s complexity-mass diagram behaves very similarly to a complexity-phase diagram of an isolated system. If we take an NS with a theoretical maximum mass value, the results show that it’s a highly ordered system (very low C-value) - which is interesting since NS are modeled as liquids because they are mainly comprised of baryonic matter. Additionally, our results show that NS’s crust is also ordered, although not as highly as the baryonic matter.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alka Budi Wahidin
"Pada tesis ini penulis melaporkan dua buah pekerjaan, yaitu i)efek boson skalar terhadap sifat-sifat bintang gelap fermionik dan ii)efek peluruhan gelap pada bintang netron dengan hyperon. Pada pekerjaan yang pertama, penulis menghitung sifat-sifat makro dari bintang seperti massa radius, momen inersia dan deformasi tidal dari bintang tersebut. Efek skalar akan membuat bintang menjadi lebih mampat. Dengan mengatur kuat interaksinya maka kita dapat melewati batas C=0.22. Pada pekerjaan yang kedua, penulis menguji usulan Fornal dan Grinstein (2019) yang menyatakan bahwa mungkin saja netron mengalami peluruhan menjadi dark matter(materi gelap) pada bintang netron dengan Hyperon. Didapati bahwa mungkin saja materi gelap ada pada inti bintang netron, namun ia hanya muncul pada kerapatan tinggi dan populasinya kecil sekali dengan populasi maksimum sekitar 0.1%.

In this thesis two things have been done, i) the effect of the scalar boson on fermionic dark stars and ii) the dark decay effect on neutron stars with hyperon. In the first work, we calculated the macro properties of stars such as mass radius, moment of inertia and tidal deformability of the star. Scalar effects will make stars more compact. By controlling the interaction, we can exceed the C=0.22 limit. In the second work, we examined the proposals of Fornal and Grinstein (2019) which stated that perhaps neutrons experience decay into dark matter in neutron stars with Hyperon. It was found that dark matter may be present in the core of a neutron star, but it only appears at high densities and the population is very small with a maximum population of about 0.1%.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>