Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handoyo Wahyu Purnawan
"ABSTRAK
Salah satu pemanfaatan hutan yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi
adalah pengelolaan hutan produksi dengan skema Hutan Tanaman Industri. PT.
BMH sebagai pemegang izin berkewajiban melaksanakan kemitraan
kehutanan. Gabungan Kelompok Tani Riding Bersatu Gapoktan dan PT.
Bumi Mekar Hijau PT. BMH telah menandatangani Naskah Kesepakatan
Kerjasama Kemitraan Kehutanan pada areal bergambut seluas 10.000,8 ha
yang saat ini belum berjalan. Fokus Utama Exploratory Research ini ialah
realisasi kemitraan kehutanan yang akan terjadi di Tahun 2022. Riset ini
memiliki tujuan mengidentifikasi faktor pendorong driving force yang
mempengaruhi realisasi kemitraan kehutanan, menemukan faktor penting yang
memiliki ketidakpastian yang tinggi critical uncertainty serta
memproyeksikan realisasi kemitraan kehutanan pada tahun 2022. Riset ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif sesuai dengan
tahapan analisis skenario. Faktor pendorong driving force yang paling
mempengaruhi kemitraan kehutanan adalah budaya bertani, kelembagaan,
pasar dan paduserasi kebijakan perhutanan sosial degan kebijakan
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut. Faktor penting dengan
ketidakpastian tinggi critical uncertainty yang mempengaruhi realisasi
kemitraan kehutanan adalah paduserasi kebijakan perlindungan dan
pengelolaan ekosistem gambut dan budaya bertani. Skenario terbaik pada
tahun 2022 adalah skenario gambut emas, dimana kemitraaan kehutanan
yang terdiri dari agroforestri dan kemitraan tanaman pokok dapat berjalan jika
perusahan mengganti akasia Acacia crassicarpa dengan alternatif bahan baku
pulp dan kertas yang sesuai dengan ekosistem gambut.

ABSTRACT
One of the forest uses that contributes to economic growth is the management
of production forests under the Industrial Plantation Forest scheme. PT. BMH
as the permit holder is obliged to implement forestry partnerships. Riding
Farmers Group Gapoktan and PT. Bumi Mekar Hijau PT. BMH has signed
the Forestry Partnership Cooperation Agreement Manuscript of 10,000.8 ha
peatland ecosystem which is currently not running. The main focus of this
Exploratory Research is the realization of forestry partnerships that will occur
in 2022. This research aims to identify driving forces that influence the
realization of forestry partnerships, finding critical uncertainty and projecting
possible forestry partnership future occurred in 2022. This research uses a
qualitative approach with qualitative methods according to scenario analysis.
The driving force that most influences forestry partnerships is the culture of
farming that adapts to peat ecosystems, institutions, markets and the
sincronization of social forestry policies and protect and manage peat
ecosystems policies. Critical uncertainty that affect the realization of forestry
partnerships are the implementation of policies to protect and manage peat
ecosystems and farming culture. The best scenario that might occur in 2022 is
the gold peat scenario, where forestry partnerships consisting of agroforestry
and partnership on staple crops can work if the PT. BMH replaces acacia
Acacia crassicarpa with an alternative pulp and paper raw material that is
compatible with the peat ecosystem."
[, ]: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T52140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revidia Rahma Sani
"Kebakaran lahan merupakan kebakaran yang terjadi di kawasan luar kawasan hutan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Kebakaran ini dapat terjadi di wilayah lahan gambut maupun lahan non-gambut. Di Indonesia kejadian kebakaran sebagian besar berlokasi di lahan gambut. Desa Bunsur dan Desa Mengkapan Kabupaten Siak merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang masuk ke dalam desa prioritas penanggulangan kebakaran karena banyaknya hotspot dan luasnya lahan gambut yang dapat meningkatkan potensi terjadinya kebakaran lahan. Potensi kebakaran lahan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengolah sebaran data hotspot menggunakan metode Kernel Density Estimation (KDE). Selain kondisi fisik lingkungan, aktiviyas manusia juga menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kebakaran lahan yang ditinjau berdasarkan potensi kebakaran lahan, distribusi lahan gambut, dan pola aktivitas manusia yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu aktivitas pembukaan lahan, aktivitas pertanian, dan penguasaan lahan di wilayah penelitian yang dianalisis berdasarkan jarak dari permukiman. Hasilnya diketahui bahwa potensi kebakaran lahan memiliki keterkaitan spasial dengan distribusi lahan gambut dan pola aktivitas manusia. Dapat diketahui bahwa semakin tipis ketebalan lahan gambut maka semakin mudah kering dan semakin tinggi juga potensi kebakaran lahannya. Hal ini dikarenakan daya penyaluran air di lahan gambut bekerja secara mendatar atau horisontal. Hal ini juga berkaitan dengan pola aktivitas manusia, semakin jauh jarak dari permukiman maka semakin tinggi pula potensi terjadinya kebakaran lahannya yang dikelola oleh kelompok/individu masyarakat dengan penggunaan lahan pertanian sawit, karet, dan sagu.

Land fires are fires that occur in the forest, whether or not or outside the area. These fires can occur in areas of peatland or non-peat land. In Indonesia, major fires are located on peatlands. BunsurVillage and Mengkapan Village, Siak Regency are one of the areas in Riau Province that are included in the fire priority villages because of the large number of hotspots and the extent of peatlands that can increase the potential for land fires. The fire potential in this study was obtained by processing the distribution of hotspot data using the Kernel Density Estimation (KDE) method. In addition to the physical condition of the environment, human activities are also the main cause of fires. This study aims to determine the spatial pattern of activity fires based on the potential for land fires, distribution of peatlands, and patterns of human activity in terms of several aspects, namely land clearing, agriculture, and land tenure activities in the analyzed area based on the distance from the fire. The results show that the potential for land fires has a spatial relationship with the distribution of peatlands and patterns of human activity. It can be seen that the thinner the peat land, the easier it is to dry and the higher the potential for land fires. This is because the distribution of air in peatlands works horizontally or horizontally. This is also related to the pattern of human activity, the farther the distance from use, the higher the potential for land fires managed by community groups/individuals with the use of oil palm, rubber, and sago land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Budi Triadi
"Degradasi di lahan rawa gambut umumnya diakibatkan oleh alih fungsi lahan menjadi lahan dengan komoditas ekonomi skala besar yang dapat menyebabkan kerusakan lahan gambut, apapun komoditas ekonomi yang ditanam. Alih fungsi lahan yang disertai dengan pembuatan drainase menyebabkan lahan menjadi kering, mudah terbakar, subsiden, banjir, emisi CO2 dan permasalahan sosial-ekonomi. Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur terkait persoalan dan solusi pemulihan lahan gambut terdegradasi melalui restorasi hidrologi dengan metode sekat kanal dan penanaman jenis tanaman yang tidak membutuhkan drainase (paludikultur). Terdapat empat tipe sekat yang biasa digunakan, yaitu sekat papan, sekat isi, sekat plastik, dan sekat geser. Pemilihan tipe sekat sangat tergantung kepada kondisi biofisik, dimensi kanal, topografi gambut, ketersediaan material dan aksesibilitas ke lokasi penabatan. Dari studi pustaka ini diketahui adanya korelasi yang kuat antara keberadaan sekat terhadap penambahan ketinggian muka air tanah, dimana sekat bermanfaat untuk menaikkan muka air tanah dan melembabkan tanah. Penerapan paludikultur di gambut tropis Indonesia, diketahui bahwa komoditas tertentu lebih tahan terhadap genangan namun tetap memiliki nilai ekonomi seperti: Metroxylon spp, Nypa fruticans Wurmb, Alseodaphne spp., Nothaphoebe spp., dan Shorea spp. Agar dapat bertahan hidup jenis-jenis tanaman tersebut harus dipilih, disesuaikan dengan ketinggian air yang terdapat di lahan gambut dan terutama berpotensi merestorasi lahan yang telah terdegradasi."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
551 JSDA 16:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kupu-kupu merupakan serangga dari ordo lepidoptera yang paling banyak dikenal melalui bentuk dan warna sayapnya. Kupu-kupu banyak ditemukan di berbagai ekosistem termasuk pemukiman di Desa Pangandaran yang letaknya berbatasan dengan Cagar Alam Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu di wilayah pemukiman Pangandaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey dengan melakukan penjelajahan di seluruh wilayah pemukiman. Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 selama seminggu. Kupu-kupu yang ditemukan ditangkap dengan menggunakan insect net dan diawetkan untuk kepentingan identifikasi. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran parameter lingkungan berupa suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kecepatan angin serta pencatatan jenis tumbuhan di sekitar lokasi penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 7 species kupu-kupu dari family nympalidae, 4 species dari family papilonidae dan 9 species dari family pieridae."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This article argues that learning organization will be the organization of the 21 century Most organization that we have today, however, are defensive ones, so they have to make special efforts for transforming themselves. The process of trnasformation involves a fundamental shift of mind as well as a set of continous behavioral practices...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I. Supardi
Bandung: Alumni, 1994
304.2 SUP l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seda, Francisia Saveria Sika Ery
"The relationship between general environmental and development is examined and analyzed by comparing the developmental implications of the Indonesian forestry sector with the Indonesian Oil and LNG sector. Specifically the Indonesian teak forests based on the data provided by Nancy Lee Peluso's book "Rich Forests, Poor People," (1992) on the island of java and the Indonesian Oil and LNG industries in Bontang, East Kalimantan Based on the writer's research data (1997). The general environment and development relations of the energy and forestry sectors have both similarities and differences and they are compared during the New Order period (1966-1997) with specific emphasis on the role of the state within the Indonesian political economy."
Depok: LabSosio, Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu sossial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
301 MAS 13:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Riza
Jakarta: WALHI, 2006
304.2 DAM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rahadiansyah
"ABSTRAK
Tesis ini menjelaskan tentang proses lobi dan strategi negosiasi Alliance of Small Island States AOSIS dalam mengadvokasi hak-hak pengungsi lingkungan. Pengungsi di sini dimaksudkan kepada orang-orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya disebabkan oleh ancaman serius dari bahaya lingkungan yang diperparah oleh perubahan iklim. Hak-hak pengungsi lingkungan mencakup hak-hak untuk memiliki akses terhadap sumber daya alam, termasuk tanah, tempat tinggal, pangan, air, dan udara, juga termasuk hak ekologis yang lebih baik. Konsep organisasi antarpemerintah, advokasi dan lsquo;peminjaman rsquo; kekuatan lsquo;borrowing rsquo; power dengan kerangka metode pengusutan proses process tracing digunakan dalam tesis ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa negara-negara pulau kecil tidak memiliki kekuatan tradisional untuk memengaruhi pembuat kebijakan internasional. Namun, ketika menghadapi masalah yang sama, dapat menyampaikan isu migrasi dan perpindahan terkait perubahan iklim ke dalam sistem PBB dengan cara membangun solidaritas di antara negara-negara pulau kecil, mencari dukungan dari negara lain, dan memanfaatkan bukti ilmiah yang disediakan oleh aktor nonnegara. Tesis ini memberikan sebuah kontemplasi tersendiri bahwa isu lingkungan adalah salah satu isu global yang harus dipahami dan ditangani dengan sungguh-sungguh demi umat manusia itu sendiri.

ABSTRACT
This thesis explains the lobbying process and negotiation strategy adopted by Alliance of Small Island States AOSIS in advocating environmental refugee rights. The refugees here are refer to the people who are forced to leave their homes because of the serious threat of environmental hazards exacerbated by climate change. The environmental refugee rights include rights of having access to natural resources such as land, shelter, food, water and air, as well as better ecological rights that support them to live and survive. The concepts of intergovernmental organization, advocacy and 39 borrowing 39 power with the framework of process tracing method are employed in this thesis. The results of this research indicate that of small island states do not have the traditional power to influence international policymakers. However, these states are facing similar problems related to climate change. They respond the such problem by handing over the issue of climate change related migration and displacement to the UN system. This goal is pursued by building solidarity among small island nations, seeking support from other countries, and utilizing the scientific evidence provided by non state actors. This thesis provides a distinctive contemplation that environmental issues are one of the global issues that must be understood and addressed seriously for the sake of the human race itself."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Renosori
"Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di tempat pengabdian, menyebabkan air tanah semakin banyak dibutuhkan, tetapi kondisinya saat ini semakin menipis karena kurangnya lahan resapan. Hal ini disebabkan alih fungsi lahan yang tinggi sehingga lahan menjadi kedap air. Banyak warga yang membeli air bersih ketika musim kemarau tetapi ketika musim hujan banyak genangan air di halaman rumah dan jalan akibat kapasitas dari drainase yang tersedia tidak mencukupi lagi. Lebih jauh limpasan air hujan di daerah tersebut berkontribusi pada banjir di wilayah Jatinangor dan Rancaekek. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penyuluhan guna mengubah, paradigma pengelolaan air hujan yang asalnya hanya menyalurkan ke saluran drainase menjadi memaksimalkan penyerapannya dengan cara mengajak masyarakat untuk menbuat LRB. Dipilihnya LRB karena merupakan salah satu teknologi tepat guna yang mudah dilakukan, relative murah, ramah lingkungan dan merupakan cara yang efektif untuk konservasi air bawah tanah dapat mengatasi krisis air, dan berkontribusi secara nyata dalam mengurangi sumbangan bencana banjir. Manfaat yang telah dirasakan warga dengan membuat LRB adalah menghilangkan genangan air di halaman dan jalan, dan lebih jauh dapat menjadi cadangan air tanah. Karena LRB tersebut dapat diiisi dengan sampah organik, yang dapat berubah menjadi kompos, maka manfaat lain nya ialah dapat meningkatkan pengolahan sampah organik menjadi kompos."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>