Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vika Nurul Mufidah
"ABSTRAK
Penelitian ini mengamati hubungan antara konformitas dan perilaku prososial
terhadap toleransi beragama remaja muslim di wilayah DKI Jakarta. Penelitian
bersifat kuantitatif dengan metode pendekatan survei kuesioner yang dianalisis
dengan menggunakan teknik Analisa Regresi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner adaptasi Socio-Religious Tolerance, konstruk alat ukur Konformitas, dan kuesioner adaptasi Prosocial Tendencies Measure-Revised. Sampel penelitian adalah remaja muslim yang mengikuti kegiatan organisasi masyarakat yaitu Jama'ah Tabligh, FPI, dan Kelompok Tarbiyah. Pemilihan responden menggunakan teknik non probability dan convenience sampling dari tiga organisasi masyarakat di DKI Jakarta. Data primer yang diperoleh dari 300 responden (n=300) berusia 16-18 tahun. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2018. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yaitu konformitas dan perilaku prososial dengan uji F berpengaruh terhadap toleransi beragama. Hasil secara parsial dengan uji t menunjukkan bahwa, variabel konformitas dan perilaku prososial berpengaruh secara parsial terhadap toleransi beragama dengan tingkat
signifikansi 10,23% dan 15,07%.

ABSTRACT
This research observing the relationship between conformity and behavior prososial against one form of religious tolerance muslim teens in jakarta area. Quantitative methods of research with a questionnaire that survey analyzed by using a technique regression analysis. The questionnaires used is the questionnaire adaptation socioreligious tolerance, construct a measuring instrument conformity, and questionnaires adaptation prosocial measure-revised tendencies. The research sample is muslim teens who follow community organizations Jama' ah Tabligh, FPI, and clusters of preacher. The selection of respondents had to use the technique of non probability and convenience of sampling of three community organization in Jakarta. Primary
data obtained from 300 respondents ( n = 300 ) aged 16-18 years. The research was done in october to november 2018. The results of the study simultaneously shows that variables independent namely conformity and behavior prososial by test f impact on form of religious tolerance. The result in partial by test t shows that, variable conformity and behavior prososial influential in partial to form of religious tolerance with a significance 10,23 % and 15,07 %."
2019
T52513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinta Erstuputri Herawan
"ABSTRAK
Penelitian ini mengamati pengaruh gaya pengasuhan ibu otoriter, demokratis, dan permisif dan perilaku prososial remaja terhadap toleransi beragama remaja muslim. Gaya pengasuhan ibu merupakan variabel independen sedangkan perilaku prososial sebagai variabel mediator. Penelitian bersifat kuantitatif dengan melakukan survei kuesioner yang dianalisis menggunakan teknik analisis structural equation modelling SEM . Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner adaptasi Socio-Religious Tolerance Talib, 2009 , Parental Authority Questionnaire Buri, 1991 , dan Prosocial Tendencies Measure ndash; Revised Carlo, Hausmann, Christiansen, Randall, 2003 . Sampel penelitian adalah siswa muslim yang dipilih dengan teknik non probability and convenience sampling dari lima Sekolah Menengah Atas SMA negeri dan swasta di Kabupaten Bogor. Data primer diperoleh dari 213 responden n=213 berusia 15-18 tahun bulan Oktober dan November 2017. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan ibu otoriter, demokratis dan permisif tidak berpengaruh terhadap toleransi beragama remaja muslim di kabupaten Bogor. Gaya pengasuhan ibu otoriter dan demokratis terbukti memengaruhi perilaku prososial remaja tersebut, sedangkan gaya pengasuhan ibu permisif tidak memberikan pengaruh. Perilaku prososial memengaruhi toleransi beragama remaja muslim. Dengan demikian, perilaku prososial yang ada pada diri remaja muslim tersebut tebukti menjadi mediator yang menjelaskan hubungan antara gaya pengasuhan ibu dengan toleransi beragama remaja muslim di Kabupaten Bogor.Kata kunci: toleransi beragama remaja muslim, gaya pengasuhan ibu, perilaku prososial remaja.

ABSTRACT
This study observed the influence of mothers rsquo parenting styles authoritarian, democratic and permissive the prosocial behaviors of adolescents on religious tolerance behavior of Muslim adolescents in Bogor Regency. Mother rsquo s parenting styles are independent variables whereas prosocial behavior served as a mediator variable. This research was a quantitative research by using a questionnaire survey that was analyzed using the structural equation modeling SEM . The questionnaires used were adaptation of Socio Religious Tolerance Talib 2009 , Parental Authority Questionnaire Buri, 1991 , and Prosocial Tendencies Measure Revised Carlo, Hausmann, Christiansen, Randall, 2003 . The sample of the study was Muslim students, with non probability and convenience sampling technique, dari five public and private high schools in Bogor Regency. The data was collected dari 213 respondents n 213 aged between 15 18 years old in October and November 2017. The research findings showed that mother rsquo s authoritarian, democratic and permissive parenting styles do not affect the religious tolerance behavior of Muslim adolescents in Bogor Regency. The authoritarian and democratic parenting styles were proved to influence the prosocial behavior of the adolescent, whereas the permissive parenting style does not affect. The result also stated that prosocial behavior that exist in Muslim adolescents influenced their religious tolerance. Hence, prosocial behavior was proved to be a mediator variable which explained the indirect relationship between mother rsquo s parenting styles and the Muslim adolescents rsquo religious tolerance in Bogor Regency.Keywords Muslim adolescents religious tolerance, mothers rsquo parenting styles, prosocial behavior. "
2018
T51909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindha Ayu Pramesti
"Makalah ini membahas fenomena geng remaja dari perspektif komunikasi. Secara khusus, mengkaji konsep konformitas dan kepercayaan diri dengan fokus pada remaja anggota geng di Jakarta: kesenangan dan kesulitan remaja menjadi bagian dari geng demi pengakuan dan rasa hormat dari orang lain, motif di balik kenakalan remaja sebagai hasil dari konformitas selama proses penyesuaian, juga konformitas dan kepercayaan diri remaja dalam geng. Melalui analisis penelitian sebelumnya (tinjauan pustaka), penelitian ini menunjukkan hal-hal berikut sehubungan dengan fenomena geng remaja: (a) geng remaja adalah fenomena yang diakui secara luas yang memiliki peran positif dan negatif; (b) terdapat memiliki faktor internal dan eksternal yang memotivasi remaja untuk bergabung dengan geng; (c) konformitas adalah upaya remaja dalam mengurangi ketidakpastian; (d) kenakalan remaja merupakan salah satu akibat konformitas; dan (e) kepercayaan diri remaja anggota geng disumbangkan dalam konformitas selama proses penyesuaian.

This paper addresses the phenomenon of adolescent gangs from a communication perspective. Specifically, it examines the concepts of conformity and self-confidence with a particular focus on adolescents gang members in Jakarta: adolescents’ excitement and difficulty in being part of a gang for the sake of validation and respect from others, the motives behind juvenile delinquency as a result of conformity during the adjustment process, also adolescents’ conformity and self-confidence in gangs. Through the analysis of previous research (literature review), this research indicates the following with respect to the adolescent gang phenomenon: (a) adolescents gang are a widely recognized phenomenon that has both positive and negative roles; (b) adolescents have internal and external factors that motivate them to join gangs; (c) conformity is adolescents’ effort in reducing uncertainty; (d) juvenile delinquency is one of the outcomes of conformity; and (e) the confidence in adolescents gang members are contributed in conformity during the adjustment process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sofina Izzah
"Lelaki seks dengan lelaki (LSL) adalah populasi kunci terinfeksi HIV tertinggi di Indonesia terutama di DKI Jakarta pada tahun 2018. Namun, hingga tahun 2018, prevalensi HIV dari departemen kesehatan hanya mencapai 47% dari prediksi. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena terdapat beberapa hambatan untuk mengakses VCT seperti tingkat pengetahuan dan stigma terkait HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan stigma terkait HIV/AIDS terhadap perilaku periksa VCT pada LSL di DKI Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif analitik korelasi secara cross sectional. Sampel yang diteliti berjumlah 86 orang dengan metode convenience sampling. Instrumen yang dipakai adalah instrumen pengetahuan terkait HIV/AIDS dan VCT, Stigma terkait HIV yang dimodifikasi, dan Perilaku periksa VCT. Hasil analisis Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terkait HIV/AIDS dan VCT dengan perilaku periksa VCT (p= 0,000; α= 0,05). Selain itu, juga terdapat hubungan antara stigma terkait HIV/AIDS dengan perilaku periksa VCT (p= 0,000; α= 0,05). Dukungan dan edukasi terkait HIV/AIDS dan VCT dapat menjadi rekomendasi bagi perawat dan mahasiswa keperawatan sebagai upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan pengetahuan, mengurangi stigma yang ada, dan membangun kesadaran LSL untuk memanfaatkan VCT dengan baik.

Men who have sex with men (MSM) are the highest key populations infected with HIV in Indonesia, especially in DKI Jakarta in 2018. However, until 2018, the prevalence of HIV from Indonesian’s health department only reached 47% of predictions. That is probably due to several obstacles to accessing VCT such as the level of knowledge and stigma related with HIV/AIDS. This study aims to identify the relationship between knowledge and stigma related HIV/AIDS towards VCT behavior among MSM in DKI Jakarta. The method of this research is quantitative with descriptive analytic correlation design through cross sectional. The samples studied were 86 people with the convenience sampling method. The instruments used were knowledge instruments related to HIV/AIDS and VCT, HIV-related stigma which has been modified, and VCT check behavior. The results of Chi-square analysis showed that there was a relationship between knowledge related to HIV/AIDS and VCT towards VCT check behavior (p = 0,000; α = 0.05). In addition, there is also a relationship between the HIV/AIDS-related stigma towards VCT check behavior (p = 0,000; α = 0.05). HIV / AIDS and VCT support and education can be a recommendation for nurses and nursing students as promotive and preventive efforts to increase knowledge, reduce existing stigma, and build awareness of MSM to utilize VCT properly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafis Abiu Wira Negara
"Banyak penelitian yang telah menemukan hasil bahwa orientasi religius intrinsik berhubungan positif dengan perilaku prososial dan orientasi religius ekstrinsik berhubungan negatif dengan perilaku prososial. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis lanjutan dengan populasi yang berbeda, yaitu dengan melihat hubungan orientasi religius mahasiswa muslim dan perilaku prososial terhadap kelompok agama minoritas pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan metode korelasi untuk melihat hubungan antara dua variabel tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Allport Ross Religious Orientation Scale dan Prosocialnees Scale for Adults yang telah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 106 mahasiswa yang beragama Islam di Universitas Indonesia dengan rentang usia 18-26 tahun (M = 20,7, SD = 1,38). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua hipotesis penelitian diterima. Pertama, orientasi religius intrinsik berhubungan secara positif dan signifikan terhadap perilaku prososial. Kedua, orientasi religius ekstrinsik berhubungan secara negatif dan signifikan terhadap perilaku prososial.

Many studies have found results that intrinsic religious orientation is positively related to prosocial behavior and extrinsic religious orientation is negatively related to prosocial behavior. This study aims to conduct further analysis with a different population, which is to see the relationship between religious orientation of Muslim students and prosocial behavior toward religious minority groups in emerging adult. This study uses the correlation method to see the relationship between the two variables. The instruments used in this study are the Allport Ross Religious Orientation Scale and the Prosocialnees Scale for Adults which have been adapted in Indonesian language. The participants involved in this study amounted to 106 Muslim undergraduate students at the University of Indonesia with an age range of 18-26 years (M = 20.7, SD = 1.38). The results of this study showed that both research hypotheses are accepted. First, intrinsic religious orientation is positively and significantly related to prosocial behavior. Second, extrinsic religious orientation is negatively and significantly related to prosocial behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Anastasya Riwu Prasetya
"Penelitian mengenai binge eating belum banyak dilakukan di Indonesia. Binge eating adalah perilaku makan berlebihan yang merupakan salah satu mental disorder utama pada remaja, khususnya pada remaja yang berusia 15—19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan strategi regulasi emosi dan pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating pada remaja usia 15—19 tahun di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 388 remaja yang memenuhi kriteria inklusi dan didapatkan melalui teknik probability
sampling jenis cluster sampling. Sesuai dengan variabel-variabel yang ada, instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden, kuesioner Binge Eating Scale (BES), Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), dan Parental Authority Questionnaire (PAQ). Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji chisquare menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara strategi regulasi emosi dengan perilaku binge eating (p value=0,001; α=0,05) dan antara pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating (p-value=0,000; α=0,05). Rekomendasi dari penelitian adalah disusun dan dilaksanakannya pgrogram untuk remaja terkait cara meregulasi emosi yang adaptif. Selain itu, bagi orang tua perlu diingatkan mengenai pola asuh yang sesuai dengan karakteristik remaja.

There has not been much research about binge eating in Indonesia. Binge eating is a behavior of overeating which is one of the main mental disorders in adolescents, especially in adolescents aged 15-19 years. This study aims to look at the relationship between emotion regulation strategies and parenting styles with binge eating behavior in adolescents aged 15-19 years in DKI Jakarta. This research is a quantitative observational analytic type study with a cross sectional research design. The sample in this study was 388 adolescents who met the inclusion criteria and were obtained through a probability sampling technique with cluster sampling. According to the existing variables, the instruments used were the respondent characteristics questionnaire, the Binge Eating Scale (BES) questionnaire, the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), and the Parental Authority Questionnaire (PAQ). The results analyzed using the chi-square test showed that there was a significant relationship between emotion regulation strategies and binge eating behavior (p-value=0.001; α=0.05) and between parenting styles and binge eating behavior (p-value= 0.000; α=0.05). The recommendation from the research is to develop and implement programs for adolescents related to how to regulate emotions in an adaptive way. In addition, parents need to be reminded about parenting styles that are in accordance with the characteristics of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Anastasya Riwu Prasetya
"Penelitian mengenai binge eating belum banyak dilakukan di Indonesia. Binge eating adalah perilaku makan berlebihan yang merupakan salah satu mental disorder utama pada remaja, khususnya pada remaja yang berusia 15—19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan strategi regulasi emosi dan pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating pada remaja usia 15—19 tahun di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 388 remaja yang memenuhi kriteria inklusi dan didapatkan melalui teknik probability sampling jenis cluster sampling. Sesuai dengan variabel-variabel yang ada, instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden, kuesioner Binge Eating Scale (BES), Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), dan Parental Authority Questionnaire (PAQ). Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji chisquare menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara strategi regulasi emosi dengan perilaku binge eating (p-value=0,001; α=0,05) dan antara pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating (p-value=0,000; α=0,05). Rekomendasi dari penelitian adalah disusun dan dilaksanakannya pgrogram untuk remaja terkait cara meregulasi emosi yang adaptif. Selain itu, bagi orang tua perlu diingatkan mengenai pola asuh yang sesuai dengan karakteristik remaja.

There has not been much research about binge eating in Indonesia. Binge eating is a behavior of overeating which is one of the main mental disorders in adolescents, especially in adolescents aged 15-19 years. This study aims to look at the relationship between emotion regulation strategies and parenting styles with binge eating behavior in adolescents aged 15-19 years in DKI Jakarta. This research is a quantitative observational analytic type study with a cross sectional research design. The sample in this study was 388 adolescents who met the inclusion criteria and were obtained through a probability sampling technique with cluster sampling. According to the existing variables, the instruments used were the respondent characteristics questionnaire, the Binge Eating Scale (BES) questionnaire, the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), and the Parental Authority Questionnaire (PAQ). The results analyzed using the chi-square test showed that there was a significant relationship between emotion regulation strategies and binge eating behavior (p-value=0.001; α=0.05) and between parenting styles and binge eating behavior (p-value= 0.000; α=0.05). The recommendation from the research is to develop and implement programs for adolescents related to how to regulate emotions in an adaptive way. In addition, parents need to be reminded about parenting styles that are in accordance with the characteristics of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Fedra
"Latar Belakang: Halitosis subjektif merupakan masalah yang umum terjadi di masyarakat. Masalah psikologis remaja DKI Jakarta juga memiliki prevalensi yang tinggi. Penelitian mengenai pengaruh masalah psikologis seperti cemas, depresi, dan stres terhadap halitosis subjektif masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor psikologis terhadap halitosis subjektif.
Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan diuji menggunakan analisis Chi-square dan korelasi spearman.
Hasil: Masalah kondisi psikologis pada remaja DKI Jakarta yang berdomisili di DKI Jakarta pada tahun 2020 masih tinggi, khususnya tingkat kecemasan. Analisis dengan menggunakan uji korelasi spearman menunjukkan bahwa faktor psikologis seperti cemas, depresi, stress dan jumlah masalah psikologis memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya halitosis subjektif (p<0.05).
Kesimpulan: Masalah psikologis pada remaja yang berdomisili di DKI Jakarta memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya halitosis subjektif.

Background: Subjective halitosis is a common problem in society. Psychological problems in adolescents who live in DKI Jakarta in 2020 have a high prevalence. There are only few information about psychological problems such as anxiety, depression, and stress can affect subjective halitosis. The aim of the study is to determine the relationship between psychological problems and subjective halitosis.
Methods: The study is using cross-sectional design and analyzed with Chi-Square and Spearman correlation analysis.
Results: The prevalence of psychological problems is high, especially anxiety level. Analisis using the spearman correlation showed that psychological factors such as anxiety, depression, stress and amount of pcychologic problem had a statiscally significant relationship with the occurrence of subjective halitosis (p<0.05).
Conclusion: There is correlation between psychological problems in adolescents who live in DKI Jakarta with subjective halitosis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofwah Nur Athallah
"Zaman yang semakin maju menyebabkan perkembangan internet yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengguna internet terutama di kalangan remaja. Remaja berada ditahap perkembangan menuju dewasa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya jika tidak dapat menggunakan internet dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional pada 413 remaja sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode purposive sampling. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, kepemilikan gadget, akses ke internet, penggunaan internet harian, media sosial yang digunakan, tempat untuk mengakses internet, mengakses konten seksual, dan tergabung kelompok terkait seksual di media sosial. Variabel independen pada penelitian ini yaitu pengunaan internet. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara akses ke internet, media sosial yang digunakan, dan tempat untuk mengakses internet dengan pengetahuan seksualitas (p-value < 0,05). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara media sosial yang digunakan, mengakses konten seksual, tergabung kelompok terkait seksual di media sosial, dan penggunaan internet dengan perilaku seksual (p-value < 0,05). Peneliti menyarankan untuk mengawasi penggunaan internet pada remaja kepada orang tua, kemudian edukasi dan promosi oleh pelayanan kesehatan terkait pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual.

The Internet has developed rapidly with the increasingly advanced age. This is evidenced by the increase in the number of Internet users, especially among teenagers. Adolescents are in the stage of development towards adulthood. Therefore, it may affect their knowledge and behavior if they cannot use the Internet wisely. This study aims to determine the relationship of Internet use with sexuality knowledge and sexual behavior. This study used a cross-sectional approach on 413 adolescents according to the inclusion criteria through purposive sampling method. The characteristics of the respondents in this study are age, gender, gadget ownership, internet access, daily internet usage, social media used, place of internet access, access to sexual content, and joining sexually related groups on social media. The independent variable in this study is Internet use. The dependent variable in this study is sexuality knowledge and sexual behavior among adolescents. The results showed a significant relationship between access to the internet, social media used, and place to access the internet with sexuality knowledge (p-value <0.05). In addition, the results also showed a significant relationship between social media used, accessing sexual content, joining sexually related groups on social media, and internet use with sexual behavior (p-value <0.05). Researchers suggest to supervise the use of internet in adolescents to parents, then education and promotion by health services related to sexuality knowledge and sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Marlia Putri
"Peneliti ini bertujuan untuk melihathubungan religiosity dengan perilaku prososial remaja dengan menggunakan mediator kindness (prosocial values). Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur yaituProsocial Tendencies Measurement untuk mengukur perilaku prososial, Multidimensional Measurement of Religiosity/Spirituality untuk mengukur religiosity dan untuk mengukur kindness, peneliti hanya menggunakan 10 item dari Value In Action Inventory of Strengths yang khusus mengukur kindness. Hasil dari penelitian ini adalah kindness sebagai mediator hubungan antara religiosity dengan perilaku prososial secara signifikan mampu memprediksi hubungan antara keduanya, kecuali pada perilaku altruism dan dire.

This research is wanted to examine the relationship between religiosity with prosocial behavior in adolescent by using a mediator kindness (prosocial values). This study uses the measuring instruments are Prosocial Tendencies Measurement for measuring prosocial behavior, Multidimensional Measurementof Religiosity/Spirituality for measuring religiosity and to measure kindness, researcher use only 10 items from the Value In Action Inventory of Strengths special measure kindness. Results from this study is significantly kindness as mediatoris able to predict the relationship between religiosity with prosocial behavior relationship between the two, exceptonal truism and dire prosocial behaviors."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>