Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wening Dharmastuti
"ABSTRAK
Penelitian mengenai aktivitas amilolitik kapang dan sakarolitik khamir penghasil alkohol dari ragi tapai telah dilakukan. Sebanyak 22 isolat kapang dan 10 isolat khamir berhasil diisolasi dari ragi tapai yang berasal dari 5 daerah berbeda, yaitu Aceh, Bengkulu, Medan, Pontianak, dan Sulawesi. Penapisan isolat kapang secara kualitatif dan semi-kuantitatif dilakukan dengan metode iodin. Aktivitas amilase kapang secara kualitatif ditentukan berdasarkan ukuran zona bening setelah diteteskan dengan pereaksi iodin. Penapisan aktivitas amilase secara semi-kuantitatif diukur dengan spektrofotometer pada 620 nm. Hasil penapisan secara kualitatif menunjukkan bahwa isolat ZMDN1, ZMDN2, dan ZRS1 masing-masing memiliki diameter zona bening yang sama sebesar 85 mm. Penapisan secara semi-kuantitatif menunjukkan bahwa isolat ZMDN1 dan ZRS1 memiliki nilai transmitan (T) sebesar 96%, sedangkan isolat ZMDN2 memiliki nilai transmitan (T) sebesar 45%. Aktivitas amilase tiga isolat kapang terpilih diukur lebih lanjut menggunakan metode Dinitrosalicyclic Acid (DNS). Hasil menunjukkan bahwa isolat ZMDN1 memiliki nilai aktivitas amilase tertinggi sebesar 8,53 U/mL sedangkan aktivitas terendah, 4,88 U/mL dihasilkan oleh isolat ZRS1. Berdasarkan pengamatan karakter morfologi makroskopis dan mikroskopis, ketiga isolat kapang terpilih diduga merupakan anggota genus Amylomyces. Hasil penapisan khamir berdasarkan pertumbuhan sel dan pembentukan gas CO2 di dalam tabung Durham menunjukkan bahwa ketiga isolat khamir YPN2, YBKL1, dan YPN1 mampu tumbuh baik pada medium PDB dengan penambahan 15% glukosa. Produksi alkohol berdasarkan pembentukan CO2 oleh YPN2 telah terlihat dalam 24 jam, sementara isolat khamir YBKL1 dan YPN1 terlihat dalam 48 jam. Ketiga isolat khamir terpilih diduga merupakan anggota filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan kemampuan memfermentasi glukosa untuk menghasilkan alkohol dan CO2.

ABSTRACT
A research on screening of amylolytic molds and saccharolytic yeasts from ragi tapai has been done. Twenty two isolates of mold and ten isolates of yeast were isolated from ragi tapai originating from five regions in Indonesia. The five regions are Aceh, Bengkulu, Medan, Pontianak, and Sulawesi. Qualitative and semi-quantitative screening of mold isolates were carried out by iodine method. The amylase activity of molds were qualitatively determined based on the formation of clear zones after flooding with iodine reagent. Semi-quantitative screening of amylase activity was measured by spectrophotometer based on the highest transmittance value at 620 nm. Qualitative screening results showed that ZMDN1, ZMDN2, and ZRS1 isolates have the same clear zone diameter of 85 mm. Semi-quantitative screening showed that ZMDN1 and ZRS1 isolates have 96% transmittance value, whereas ZMDN2 isolates has 45% transmittance value. Based on the screening results, the three mold isolates were thought to have the highest amylase activity. The amylase activity of the three selected molds was measured further using the Dinitrosalicyclic Acid (DNS) method. The highest amylase activity value was produced by ZMDN1 isolate (8.53 U/mL), while the lowest amylase activity value was produced by ZRS1 isolate (4.88 U/mL). Based on the macroscopic and microscopic morphological characteristics, the three selected isolates belong to the genus Amylomyces. Yeast screening results based on cell growth and formation of CO2 gas in Durham tubes showed that the three yeast isolates were able to grow well on the PDB medium with the addition of 15% glucose. Alcohol production based on CO2 formation by YPN2 was detected in 24 hours, while YBKL1 and YPN1 was detected in 48 hours. The three selected yeast isolates are members of the phylum Ascomycota, based on morphological characteristic and ability to ferment glucose to produce alcohol and CO2."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washila Nurlaila
"ABSTRACT
Isolasi dan penapisan kapang dan khamir dari lima jenis ragi tapai asal beberapa kota di Jawa Barat telah dilakukan. Berdasarkan hasil isolasi, didapatkan tiga belas isolat kapang dan tujuh isolat khamir. Penapisan kapang amilolitik dilakukan secara kualitatif menggunakan uji iodin. Uji kualitatif dilakukan dengan mengukur zona bening pada medium starch agar yang telah ditumbuhi kapang dan kemudian ditetesi iodin. Hasil uji menunjukkan isolat (ZC1, ZC2, ZGJ2) memiliki diameter zona bening sebesar (69,95 mm, 58,73 mm, 56,85 mm). Aktivitas amilase ketiga isolat kapang terpilih diukur menggunakan metode DNS (Dinitrosalicylic Acid). Hasil uji menunjukkan bahwa isolat ZGJ2 merupakan isolat kapang dengan aktivitas tertinggi (6,30 U/mL) sedangkan isolat kapang dengan aktivitas terendah (3,03 U/mL) dihasilkan oleh isolat ZC2. Penapisan khamir penghasil alkohol dilakukan berdasarkan pertumbuhan sel dan gas  yang terperangkap dalam tabung Durham, dalam medium PDB yang ditambah glukosa 5%, 10%, dan 15%. Ketiga isolat mampu tumbuh dengan baik pada medium dengan konsentrasi glukosa 15%. Namun pembentukan gas  hanya terjadi pada penambahan 10% glukosa oleh isolat YC1 (4+) dan YC3 (3+)  serta penambahan 5% glukosa oleh isolat YC2 (2+). Hasil pengamatan karakter makroskopis dan mikroskopis isolat ZC1 dan ZGJ2  diduga merupakan genus Rhizopus, sedangkan isolat ZC2 masuk ke dalam genus Mucor. Isolat khamir terpilih diduga termasuk ke dalam filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan fisiologi.

ABSTRACT
Isolation and screening of molds and yeasts from five types of ragi tapai from several cities in West Java had been done. Based on the results of isolation, thirteen mold isolates and seven yeast isolates were obtained. Screening of amylolytic mold was done by qualitative assay using iodine. Iodine assay was done by measuring clear zones on starch agar medium which had been grown with mold and then flooded with iodine. The results of iodine assay showed that three isolates (ZC1, ZC2, ZGJ3) formed clear zones diameter (69.95, 58.73, 56.85). Amylase activity of the three selected mold isolates were measured using the DNS (Dinitrosalicylic Acid) method. The results showed that ZGJ2 had highest activity (6.30 U / mL) meanwhile the mold isolate with the lowest activity (3.03 U / mL) was ZC2. Alcohol-producing yeasts were screened based on cell growth and  trapped in Durham tubes, in the medium of PDB added with glucose 5%, 10%, and 15%. The best three isolates were able to grow in a medium with 15% glucose concentration. However the formation of  only occurs in the addition of 10% glucose by YC1 (4+) and YC3 (3+) and the addition of 5%  glucose by YC2 (2+). Based on observation of the macroscopic and microscopic characters, ZC1 and ZGJ2 assumed belong to the Rhizopus genus, meanwhile ZC2 belongs to the Mucor genus.The selected yeasts are assumed to belong to the Ascomycota phylum based on morphological and physiological characters."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohman Arif Anasa
"ABSTRAK
Dua puluh satu isolat kapang dan tujuh isolat khamir telah diisolasi berdasarkan perwakilan morfologi koloni dari setiap jenis ragi tapai menggunakan metode tebar dan streak plate method. Beberapa sampel ragi tapai didapatkan dari lima daerah (Surakarta, Grobogan, Purwokerto, Klaten, dan Kalasan) di Jawa Tengah, Indonesia. Penapisan aktivitas amilase dilakukan secara kualitatif dengan metode iodin dan hasil diekspresikan sebagai diameter zona bening. Isolat terpilih kemudian diukur aktivitas amilasenya menggunakan metode DNS pada panjang gelombang 540 nm. Penapisan khamir toleran terhadap konsentrasi gula tinggi dan penghasil alkohol dilakukan pada medium PDB yang ditambahkan 5%, 10%, dan 15% glukosa. Penapisan didasarkan atas pertumbuhan sel dan dan gas CO2 terbentuk dalam tabung Durham. Berdasarkan hasil penapisan kapang, tiga isolat dipilih berdasarkan diameter zona bening terbesar yaitu ZSL3 (57,52 mm), ZN1 (54,96 mm), dan ZGN1 (54,47 mm). Hasil uji menunjukkan bahwa isolat ZGN1 memiliki aktivitas enzim amilase tertinggi (13,18 U/mL) dan isolat ZN1 memiliki aktivitas terendah (5,95 U/mL). Hasil penapisan khamir menunjukkan isolat YN1, YN2, dan YK1 merupakan tiga isolat khamir terpilih. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa YN1 adalah isolat terbaik berdasarkan pertumbuhan sel dan gas CO2 yang terbentuk pada medium uji dalam 24 jam. Berdasarkan karaktermorfologi makroskopis dan mikroskopis, Isolat kapang ZSL3 diduga merupakan genus Rhizopus, sedangkan isolat kapang ZGN1 dan ZN1 merupakan genus Mucor. Isolat khamir YN1, YN2, dan YK1 diduga merupakan filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan kemampuan memfermentasi gula untuk menghasilkan etanol dan CO2.

ABSTRACT
Twenty one mould and seven yeast isolates have been isolated based on colony morphology that are representative from each ragi tapai sample using spread method and streak plate method. Ragi tapai samples were obtained from five regions (Surakarta, Grobogan, Purwokerto, Klaten, and Kalasan) in Central Java, Indonesia. Amylase enzyme activity was screened qualitatively using iodine method and the clear zone diameter was measured. Then, three isolates amylase activity was measured using DNS method on 540 nm wavelength. Sugar-tolerant and alcohol producing yeast screening was assayed in PDB + glucose (5%, 10%, and 15%). Screening was based on growth and gas produced in Durham tube. Based on the mould screening result, three isolates with the largest clear zone were selected. The selected isolates were ZSL3 (57,52 mm), ZN1 (54,96 mm), and ZGN1 (54,47 mm). The DNS assay resulted ZGN1 has the highest amylase enzyme activity (13,18 U/mL) and the ZN1 as the lowest (5,95 U/mL). The yeasts screening result showed that YN1, YN2, and YN3 were selected isolates. The result also showed that YN1 was the best isolate based on growth and gas produced in 24 hours. Isolate ZSL3 was assumed to belong to genus Rhizopus and isolate ZGN1 and ZN1 were assumed to belong to genus Mucor based on its morphological characters. Isolate YN1, YN2, and YK1 were assumed to belong to phylum Ascomycota based on its morphological characters and ability to ferment the sugar to produce ethanol and CO2."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Khoerunnisa Ratnasari Puteri Setiabudi
"Kajian perancangan ini menggunakan proses fermentasi pada limbah makanan sebagai basis dari perancangan arsitektur yang berkelanjutan. Dengan kajian ini, saya berusaha untuk menantang hierarki yang kerap memisahkan elemen subnatural berupa limbah makanan dari sistem produksi dan konsumsi makanan. Untuk menantang pemahaman mengenai hierarki terkait proses makanan, berarti untuk meletakkan aspek natural (makanan) dan subnatural (limbah makanan) secara sejajar dan berhimpitan. Ambrosia hadir sebagai sebuah upaya untuk menjalin sistem produksi dan konsumsi makanan dengan limbah makanan yang menyusun lanskap Bumi. Melalui tiga distrik, Mycostria, Marenus dan Frigus, limbah makanan tersebut akan diproses dengan basis fermentasi yang spesifik terhadap lokasi distrik tersebut, menjadi material infrastruktur sistemnya dengan bahan dasar limbah makanan. Dalam prosesnya, arsitektur dan makanan tidak hanya berkembang bersama lagi, tetapi juga memiliki hubungan sebab akibat yang penting untuk keberlanjutan siklus produksi dan konsumsi makanan.

This manuscript aims to explore the fermentation process in food waste as a basis for designing a sustainable architecture. Through this study, I attempt to reexamine the hierarchical separation commonly observed between natural elements, such as food, and subnatural elements, namely food waste, within the food consumption and production system. Therefore, I recognize the importance of repositioning the natural (food) and subnatural (food waste) aspects on an equal and interrelated footing. Ambrosia emerges as an architectural design that intertwines the food production and consumption system with food waste, shaping a new Earth landscape. By exploring the fermentation process of food waste and studying typology-anti typology, the world of food will be arranged into three districts: Mycostria, Marenus, and Frigus. The food waste will be processed using specific fermentation methods tailored to each district’s location, thereby utilizing food waste as the primary material for the infrastructure system. Throughout this process, architecture and food not only evolve together but also construct a cause-and-effect relationship that is crucial for the sustainability of the food production and consumption cycle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Purba Geraldi
"Chikungunya merupakan penyakit yang menyebabkan kesakitan dan masih terjadi di Indonesia khususnya di Kecamatan Limo, Kota Depok pada bulan Juni 2018. Penanganan terbaik Chikungunya adalah dengan teknik pengendalian vektor yaitu Aedes aegypti. Salah satu teknik pengendalian yang dapat digunakan adalah ovitrap. Ovitrap adalah perangkap telur nyamuk yang menggunakan atraktan untuk menarik nyamuk betina bertelur. Attractant yang ada seperti air rendaman jerami sulit ditemukan dalam situasi sehari-hari, sehingga idenya adalah menggunakan air limbah rumah tangga sebagai attractant, yaitu air cucian beras hasil fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian eksperimen analitik pada lingkungan. Variabel yang diamati terdiri dari konsentrasi air cucian beras fermentasi yang terdiri dari konsentrasi 10%, 30%, dan 60% serta kontrol berupa air PAM. Variabel lain yang diamati adalah lokasi pemasangan di luar dan di dalam rumah. Atraktan juga dihitung parameter kimia dan fisik. Data yang diperoleh berupa data abnormal dengan perhitungan Saphirro-Wilk (p value > 0,05). Variabel konsentrasi dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel lokasi pemasangan dianalisis dengan Mann-Whitney dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p value < 0,05). Suhu, kelembaban, parameter kimia, parameter fisik, dan faktor lainnya dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Chikungunya is a disease that causes morbidity and still occurs in Indonesia, especially in Limo sub-district, Depok City in June 2018. Chikungunya is best treated with vector control techniques, namely Aedes aegypti. One control technique that can be used is ovitrap. Ovitrap is a mosquito egg trap that uses attractants to attract female mosquitoes to lay eggs. Existing attractants such as straw soaking water are difficult to find in everyday situations, so the idea is to use household wastewater as an attractant, namely fermented rice washing water. The research was conducted with an analytical experimental research design on the environment. The observed variables consisted of the concentration of fermented rice washing water which consisted of concentrations of 10%, 30%, and 60% along with the control in the form of PAM water. Another variable observed is the installation location outside and inside the house. Attractants are also calculated chemical and physical parameters. The data obtained in the form of abnormal data with the calculation of Saphirro-Wilk (p value> 0.05). Concentration variables were analyzed using Kruskal-Wallis and there were no significant differences. The installation location variable was analyzed by Mann-Whitney and the results showed that there was a significant difference (p value <0.05). Temperature, humidity, chemical parameters, physical parameters, and other factors may affect the research results."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Son Ch`al-lak
Soul: Green Home, 2008
KOR 641.5 SON u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Florentinus Gregorius Winarno
Bogor: M-BRIO press, 2007
637 WIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Alfarisi
"Serat sintetis yang banyak digunakan saat ini, memiliki potensi yang berbahaya bagi lingkungan, harga yang relatif mahal, dan sumber bahan baku yang tidak terbarukan. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah penggunaan serat alami yang terbarukan dan ramah bagi lingkungan. Serat alami selulosa kombucha SCOBY yang merupakan produk sampingan dari proses fermentasi teh kombucha dapat digunakan sebagai salah satu potensi pengganti serat sintetis. Dalam penelitian ini, telah dibandingkan 6 metode pemurnian yang sederhana dan bisa dikembangkan untuk skala industri untuk memurnikan membran matrix selulosa yang mengandung baktari, sel ragi, dan polifenol sebagai pengotor. Metode pemurnian yang menggunakan NaOH 1M selama 12 jam dan dilanjukan perendaman ke dalam air panas (80oC) selama 1 jam adalah metode paling efektif dan menghasilkan kekuatan tarik paling tinggi, 40,06 Mpa. Sampel yang telah dimurnikan kemudian dianalisis menggunakan FT-IR, TGA, Uji Tarik, dan SEM pada temperatur ruang.

Synthetic fibers that are widely used today can potentially be harmful to the environment, relatively expensive, and are non-renewable sources of raw materials. One solution that can be used is using natural fibers that are renewable and friendly to the environment. For example, SCOBY's kombucha cellulose fiber, a by-product of the kombucha tea fermentation process, can be a potential substitute for synthetic fibers. In this research, we compared six simple and industrial-scalable purification methods to purify cellulose matrix membranes containing bacteria, yeast cells, and polyphenols as impurities. The purification method using 1M NaOH for 12 hours and then immersion in hot water (80oC) for 1 hour is the most effective and produces the highest tensile strength, 40.06 Mpa. The purified samples were then analyzed using FT-IR, TGA, tensile tests, and SEM at room temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Handbook of fermented functional foods" ini merupakan sebuah buku panduan mengenai makanan beserta nutrisinya. "
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2008
R 613.28 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Gouda cheese analogue (GCA) diproduksi dengan menggunakan soya protein isolate (SPI) tepung susu skim (SMP) lemak (F) yaitu lemak nabati dan lemak butter dan air (W) dengan perbandingan optimal antara SPI : SMP : F : W = 14 : 6 : 20 : 60. Pengaruh lemak butter, sodium citrate, kultur starter keju pada sifat-sifat sensoris produk keju diuji dengan uji kesukaan, hedonic test, dan analisis profil tekstur (TPA) dari GCA. Asam lemak bebas, nitrogen terlarut air, penurunan nilai pH progel juga diukur. Penggunaan 100% lemak
butter (BF) menghasilkan aroma gouda yang kuat. Ini disebabkan kandungan asam lemak dalam lemak butter, sebaliknya produk dengan 100% lemak nabati (PF) menghasilkan gouda yang hambar. Ini mungkin
disebabkan oleh kandungan asam lemak dalam PF yang berupa rantai menengah dan rantai panjang. Kultur starter keju yang tunggal tidak dapat mengembangkan flavor gouda selama pemeraman. Penggunaan lemak campuran (50% BF dan 50% PF) dan kultur starter keju yang campuran bersama sama dengan Brevibacterium linens mengembangkan aroma karakteristik dari gouda selama pemeraman. Penambahan 0. 5% sodium citrate dapat memperbaiki aroma namun hal ini mereduksi stabiltas tekstur produk.

Abstract
Gouda cheese analog (GCA) was made using soy protein isolate (SPI), skim milk powder (SMP), fat (palm fat and butter fat), and water (W) at optimal ratio of SPI : SMP : F : W = 14 : 6 : 20 : 60. The effects of butter fat, sodium citrate, and cheese starter culture on the sensory properties of ripened product were assessed by preference test, hedonic test, and the texture profile analysis (TPA) of GCA. The
free fatty acids, water-soluble nitrogen, and reduction in pH
value of progel were also measured. The use of 100% butter fat (BF) produced strong Gouda flavor. It could be due to the fatty acids content in BF; in contrast, product with 100% palm fat (PF) produced tasteless GCA. It might be due to fatty acids content in PF, middle, and long chain fatty acids. Single cheese starter culture could not develop Gouda flavor during ripening. The use of mixed fat (50% BF and 50% PF) and mixed cheese starter culture together with Brevibacterium linens
developed a suitable characteristic flavor of Gouda product during ripening. The addition of 0.5% sodium citrate could improve the flavor; nevertheless, it reduced the stability of texture."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Institut Teknologi Indonesia, Banten. Program Studi Teknologi Industri Pertanian], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>