Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munnazakiyatul Hayati
"ABSTRAK
Karya ilmiah ini menjelaskan amanat tentang patriotisme dalam drama Mr. Sunshine. Isu patriotisme di Korea sudah ada pada zaman Joseon. Oleh karena itu penulis akan meneliti drama Mr. Sunshine untuk melihat pesan patriotisme yang ada dalam drama tersebut. Untuk penelitian ini penggunaan drama dibatasi pada episode 1, episode 7, episode 8, episode 9, episode 17, episode 18, episode 22, dan episode 24 dari 24 episode yang ada. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana penyampaian isu tentang patriotisme yang terdapat dalam drama Mr.Sunshine. kemudian penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Langkah-langkah penelitiannya yaitu pertama menonton drama Mr. Sunshine berulang-ulang, kemudian mempelajari dan mendalami teori patriotisme, dilanjutkan dengan mencari adegan-adegan dalam drama Mr. Sunshine yang terdapat isu tentang patriotisme untuk selanjutnya dianalisis penyampaian isu patriotisme seperti apa yang terdapat pada drama tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai patriotisme yang ada di dalam drama ini terdapat nilai cinta tanah air dan benci hal yang berbau asing, nilai berkorban sepenuhnya demi mempertahankan Joseon saat perang, nilai kerasionalan dalam patriotisme disertai dengan adanya misi dalam melawan musuh, nilai yang mendahulukan kepentingan membantu sesama warga negara, nilai patriotisme kreatif, dan nilai membantu sesama warga negara.

ABSTRACT
This research explains some message about patriotism in a drama entitled Mr. Sunshine. The issue of patriotism in Korea dates back to the Joseon period. The author will examine the drama to see some message of patriotism in the drama. The use of the drama is limited to episode 1, 7, 8, 9, 17, 18, 22, and 24 of the 24 episodes. The problem statement of this research is how the issue of patriotism is conveyed within the drama. This research s method is descriptive qualitative methods. The steps are, first, watching drama Mr. Sunshine repeatedly, then studied and explored the theory of patriotism, followed by searching for scenes in drama, where there is an issue about patriotism, then analyze the issue of patriotism as stated in the drama. The results indicate that the values of patriotism in this drama are the value of the love of the homeland and hate foreign things, the value of sacrificing fully to maintain Joseon during war, the rational value in patriotism accompanied by a mission to fight the enemy, the value of prioritizing the interests of helping fellow citizens, the value of creative patriotism, and the value of helping fellow citizens.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Kurnia Sari
"Penelitian ini membahas tentang nilai nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Ae-shin dalam drama Mr. Sunshine. Mr. Sunshine merupakan drama Korea Selatan yang disutradarai oleh Lee Eung-bok dan tayang perdana pada pertengahan tahun 2018. Drama ini menceritakan tentang perjuangan lima tokoh dalam mempertahankan Joseon dari pengaruh Jepang dan berlatar belakang di akhir abad ke-19. Pada akhir abad ke-19 pula, paham nasionalisme dan pergerakan nasional di Korea pertama kali muncul. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan nilai nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Aeshin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Representasi Stuart Hall dan nasionalisme Korea. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan peran perempuan Korea yang didasari oleh sikap nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Ae-shin. Selain itu, ada pula nilai nasionalisme Korea pada tokoh Go Ae-shin yaitu keinginan mempertahankan bangsa dan menentukan nasib bangsa sendiri, nilai kesetiaan dan rela berkorban, serta keterlibatan dalam gerakan nasionalis Euibyeong.

This study discusses the value of Korean nationalism represented by character Go Ae-shin in drama Mr. Sunshine. Mr. Sunshine is a South Korean drama directed by Lee Eung-bok and premiered in the mid-2018. This drama tells about the struggles of five characters in defending Joseon from Japanese influences in the late 19th century. At the end of the 19th century, the notion of nationalism and the national movement in Korea first emerged. The purpose of this study is to explain the value of nationalism represented by character Go Ae-shin. This research was conducted using a descriptive qualitative method. The theory used in this study is Stuart Hall’s Representation theory and Korean nationalism. The result of this study indicates a change in the role of Korean women based on the attitude of nationalism represented by the character Go Ae-shin. In addition, there is also the value of Korean nationalism in Go Ae-shin’s character, namely the desire to defend the nation and determine the fate of the nation itself, the value of loyalty and self-sacrifice, and involvement in the Euibyeong nasionalist movement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratna Budhi Pratiwi
"Skripsi ini menganalisis tentang budaya kerajaaan Joseon yang direpresentasikan di dalam drama televisi Dae Jang geum. Namun, penulis membatasi masalah ini pada budaya yang berkembang di dalam lingkungan istana kerajaan, yaitu budaya kuliner dan budaya berbusana khas istana kerajaan Joseon yang direpresentasikan dalam drama tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif studi kepustakaan. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian adalah teori representasi dari Stuart Hall yang dipadukan dengan metode analisis signifying order dari Danesi.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa representasi budaya Joseon yang ada di dalam drama televisi Dae Jang Geum lebih mendekati sistem representasi refleksi dan rekonstruksi. Dari representasi budaya Joseon dalam drama Dae Jang Geum dapat diketahui bahwa nilai-nilai budaya masa Joseon memiliki hubungan yang sangat erat dengan stratifikasi sosial yang berlaku pada masa itu.

This thesis analyzed the kingdom of Joseon royal culture that represented in the TV drama Dae Jang Geum. This research focuses on culinary and clothing culture of Joseon royal palace representated at drama. Research approach is qualitative study of reference. Research theory is the representation theory of Stuart Hall which is combined with analytical methods signifying order from Danesi.
The result of the research shows that existing Joseon cultural representation at TV drama Dae Jang Geum is representation of reflection and reconstruction system. Through the result of this research can be known that representation of Joseon culinary and clothing culture in Dae Jang Geum drama shows us the strong influence of the social stratification at Joseon dynasty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryn Scania
"Kesan pertama sangat penting dalam hubungan sosial masyarakat Korea Selatan. Bagi wanita Korea Selatan, kecantikan adalah sebuah keharusan agar dapat terlihat unggul di antara yang lain. Kecantikan adalah sebuah keharusan yang harus dimiliki seorang wanita agar dapat memperoleh pekerjaan dan penghargaan di tengah masyarakat. Wanita Korea Selatan rela melakukan apa saja untuk mendapatkan paras yang cantik, termasuk melakukan operasi plastik. Namun, kesadaran akan keharusan untuk menjadi cantik sudah ada sejak zaman Kerajaan Joseon. Jurnal ini memaparkan keutamaan kecantikan bagi masyarakat Korea pada zaman Joseon (1392-1897). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja keutamaan kecantikan bagi masyarakat Korea zaman Joseon (1392-1897). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan deskriptif analisis. Penelitian ini menemukan bahwa penampilan, table manner, dan skill merupakan standar utama yang harus dipenuhi wanita zaman Joseon jika ingin diakui kecantikannya.
First impression is the most important thing in the societal relations of South Korean society. For South Korean women, beauty is a must to look better than the others. Beauty is a necessity that a woman must have in order to find jobs and recognition in the society. South Korean woman are willing to do anything to get a beautiful face including plastic surgery. However, this consciousness of beauty turns out has been existed since the era of Joseon Dynasty. Therefore, the purpose of this journal was to describe the principles of Korean Beauty from the Joseon Era (1392-1897). This research applied qualitative research method and analytical descriptive method. The study found that there were sets of standards of beauty to be met, such as outer appearance, table manner and skill that a Joseon woman should have to be recognized its beauty."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jungmann, Burglind
London : Reaktion Books, 2014
759.951 9 JUN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siska Putri Prameswari
"Kesuksesan selebgram diukur dari jumlah pengikut, likes, share, dan komentar. Namun, banyak selebgram yang tidak lagi mengedepankan kebenaran dari hal yang diunggah. Dampaknya, pengikut mereka tidak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan palsu. Keadaan ini disebut sebagai hiperrealitas atau realitas yang lebih nyata dari yang nyata. Fenomena hiperrealitas adalah fenomena dunia yang juga terjadi di Korea Selatan. Bentuk hiperrealitas pada selebgram Korea Selatan dapat dilihat dalam drama berjudul Celebrity (2023). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hiperrealitas dalam drama Celebrity. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis penokohan tokoh. Mengacu kepada gagasan hiperrealitas oleh Jean Baudrillard, penulis melakukan analisis bentuk hiperrealitas melalui karakter dan hal yang dilakukan selebgram. Penelitian ini menyimpulkan bahwa drama Celebrity merupakan representasi fenomena hiperrealitas di Korea Selatan. Bentuk hiperrealitas yang ditunjukkan di dalam drama ini adalah menyembunyikan masa lalu, menutupi tindakan konsumsi psikotropika, membentuk citra setia kawan, menyewa dan meniru barang mewah, serta menggunakan teknologi deepfake. Hal tersebut menunjukkan bahwa media sosial menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.

This research uses a qualitative descriptive method by analyzing characterizations. Referring to the idea of hyperreality by Jean Baudrillard, the author analyzes the form of hyperreality through the characters and things that celebrities do. This research concludes that Celebrity drama is a representation of the phenomenon of hyperreality in South Korea. The forms of hyperreality include hiding the past, covering up psychotropic consumption, forming a loyal friend image, renting and imitating luxury goods, and using deepfake technology. This shows that social media has become part of the lifestyle of modern society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Son, Key-young
"PART I: Theorizing comprehensive engagement -- 1. The concepts of containment and engagement -- 2. Does comprehensive engagement exist in international politics? -- 3. The conceptual framework of comprehensive engagement -- PART II: Operationalizing comprehensive engagement -- 4. Hyundai projects and the Inter-Korean Summit: a by-product or a buy-out? -- 5. North Korea?s nuclear ambitions: a bargaining chip or a bargaining goal?"
New York: Routledge, 2006
KOR 327.151 9 SON s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Redita Devi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perkembangan Kristen di Korea tahun 1784 hingga 1910 sejak masa awal masuknya di Korea hingga masa akhir kerajaan Joseon. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan Kristen di Korea melalui sikap dan respon masyarakat Korea dalam berbagai kebijakan pemerintah Joseon, serta beberapa peristiwa yang terkait dengan benturan antara kebijakan pemerintah dengan sikap masyarakat pendukung dan penganut Kristen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kristen di Korea pada masa Joseon dianggap sebagai ilmu baru oleh kaum pelajar Konfusian. Akan tetapi, dalam perkembangannya Kristen mengalami berbagai hambatan, terutama disebabkan oleh kebijakan anti-Kristen dari pemerintah di masa akhir Joseon.

ABSTRACT
This Thesis discusses about the development of Christian in Korea in 1784-1910, from the first Christian introduced in Korea until the late of Joseon era. This research aimed to explain the development of christianity in Korea through some government policies in Joseon era, also some incidents that related to the impact of government policy and Korean christian attitude. This research applies historical method with descriptive design. The result of this research shows that Confucians scholar in Joseon era regarded Christian as a new science. However, Christianity in Korea had to face many obstacles, especially the anti-christian policy that government of Joseon era enacted."
2016
S64298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>