Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelya Permata Sari
"

Tujuan : mengetahui pengaruh lampu meja LED invisible flicker dan visible flicker terhadap asthenopia pada mahasiswa di ruang perpustakaan. Metode : Penelitian ini adalah uji klinis tersamar ganda cross over. Empat puluh empat subyek dirandomisasi untuk menentukan urutan intervensi selama 90 menit antara 2 lampu meja yaitu lampu meja LED nvisible flicker dan visible flicker, dimana antar intervensi diberikan selang 1 hari sebagai periode istirahat (wash out). Data diambil dari pengisian kuesioner pasca intervensi, pengukuran near point convergence (NPC) dengan Royal Air Force Ruler serta pengukuran accomodative facility (AF) dengan menggunakan flipper lens sebelum dan sesudah intervensi. Hasil : Proporsi keluhan asthenopia dan nilai perubahan AF pada subyek yang menggunakan lampu meja LED invisible flicker tidak berbeda dengan subyek yang menggunakan lampu meja LED visible flicker. Keluhan mata panas lebih banyak pada subyek yang menggunakan lampu meja LED invisible flicker. Nilai perubahan NPC subyek yang menggunakan lampu meja LED invisible flicker lebih kecil dibandingkan dengan subyek yang menggunakan lampu meja LED visible flicker (invisible flicker: 0.67(-2.17 - 5.08) cm; visible flicker: 1.41(-1.67 - 12) cm, p=0.006). Kesimpulan : Studi ini menunjukkan penggunaan lampu meja LED invisible flicker meminimalisasi perubahan NPC setelah aktivitas melihat dekat selama 90 menit. 

 

 


This study aimed to compare the effect of invisible flicker LED desk lamp to visible flicker on asthenopia in college student at the library. This randomized, double blind, cross over clinical trial compared the asthenopia symptoms and to compared changes in the near point convergence (NPC), accomodative facility (AF) in subjects doing 90 minutes visual demanding task using both lamps, with a 1 day break between crossover. In 44 subjects, there were no difference in the proportion of asthenopia and changes in the value of AF. Invisible flicker LED desk lamp usage can minimize NPC changes after intervention.

 

"
2020
Sp-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sukran Tanaiyo
"Lampu sebagai salah satu pencahayaan buatan merupakan produk yang dibutuhkan didalam kehidupan sehari-hari. Produk lampu saat ini melakukan transisi ke produk lampu LED yang merupakan jenis lampu yang mempunyai kelebihan hemat energi, umur lampu lebih lama dan juga tidak mengandung merkuri. Penelitian ini melakukan kajian dampak lingkungan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) pada produk lampu LED Fluorescent. Analisis retrofit dilakukan untuk mengetahui penghematan energi, penghematan tagihan dan penurunan karbon dari proses penggantian lampu. Kajian LCA menggunakan software openLCA. Batasan sistem pada penelitian ini adalah gate-to-gate. Metode penilaian dampak menggunakan 2 metode yaitu CML-IA Baseline dan Cumulative Energy Demand (CED). Kajian retrofit melakukan analisis konservasi energi dan analisis biaya. Berdasarkan hasil analisis LCA produk lampu LED, penilaian dampak lingkungan dengan CML IA-Baseline menghasilkan nilai dampak tertinggi yaitu marine aquatic ecotoxicity sebesar 1,2E-01.Hasil penilaian dampak dengan menggunakan CED menghasilkan nilai dampak tertinggi adalah non-renewable energy sebesar 161,7 MJ. Hasil analisis retrofit menunjukkan bahwa dengan melakukan penggantian lampu dari lampu konvesional fluorescent ke lampu LED fluorescent maka akan terjadi penghematan energi sebesar 66.470,40 kWh/tahun. Penghematan tagihan sebesar Rp112.968.438,91/tahun. Dari hasil penghematan energi maka emisi karbon yang dapat dikurangi sebesar 55,84 ton CO₂/tahun. Dan diperoleh keuntungan dari hasil penjualan karbon sebesar Rp 3.886.125/tahun.

Lamps as one of the artificial lighting are products needed in everyday life. Recently, transition to LED lamp products is needed which is a type of lamp that has the advantages of being energy efficient, longer lamp life, and also does not contain mercury. In this study, an environmental impact study was conducted using the Life Cycle Assessment (LCA) method with the aim of determining the environmental impact value of LED fluorescent. Retrofit analysis was also carried out to determine the energy savings, bill savings, and carbon reduction from the lamp replacement process. The LCA study process was carried out using openLCA software. The system boundaries in this study are gate-to-gate. The impact assessment method is carried out using 2 methods, namely CML-IA Baseline and Cumulative Energy Demand (CED). The retrofit study was carried out by conducting an energy conservation analysis and the cost analysis. Based on the results of the LCA analysis of LED lighting products, the environmental impact assessment with CML IA-Baseline produced the highest impact value, namely marine aquatic ecotoxicity of 1.2E-01. The results of the impact assessment using CED produced the highest impact value, namely non-renewable energy of 161,7 MJ. The results of the retrofit analysis show that by replacing lamps from conventional fluorescent lamps with LED fluorescent lamps, there will be energy savings of 66,470.40 kWh/year and bill savings of Rp112,968,438.91/year. From the results of energy savings, carbon emissions can be reduced by 55,84 tons of CO₂/year. And the profit from the sale of carbon is Rp 3.886.125/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silfilistianingsih
"Konstanta Planck merupakan sebuah konstanta dasar yang digunakan untuk menghitung energi foton. Penghitungan Konstanta Planck dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya ialah menggunakan LED. Sistem pengukuran yang hendak dibuat ialah sistem pengukuran konstanta Planck dengan menggunakan LED, yang kemudian pengendalian dilakukan secara automasi dengan bantuan LabVIEW dan arduino nano. Pengukuran dilakukan dengan melakukan kalibrasi I dan V terhadap nilai ADC yang dihasilkan dari sistem pengukuran.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil nilai Vd dan Vr yang kemudian didapatkan grafik karakteristik I dan V untuk mengetahui tegangan treshold masing ndash; masing LED. Setelah mengetahui tegangan treshold masing ndash;masing LED, kemudian mencari nilai konstanta Planck untuk tiap LED yang digunakan. LED yang digunakan dalam penelitian ini ialah LED Infra Merah, LED Merah, LED Jingga, LED Kuning, LED Hijau, serta LED Biru. Hasil konstanta Planck penelitian sebesar 7.28361 1.70635 x 10-34 Js dengan kesalahan literaturnya sebesar 9.93351.

Planck Planck constant is a basic constant used to calculate photon energy. Calculation of Planck constant can be done with various methods, one of them is using LED. The measurement system to be made is a Planck constant measurement system using LED, which then control is done by automation with the help of LabVIEW and arduino nano. Measurements are made by performing calibration I and V against the ADC values generated from the measurement system.
Data retrieval is done by taking the values of Vd and Vr which then obtained graphs of characteristics I and Vto know treshold voltage each LED. After knowing the treshold voltage each LED, Planck constant value can be searched for each LED been used. LEDs used in this study are Infra Red LED, Red LED, Orange LED, Yellow LED, Green LED, and Blue LED. The result of Planck 39 s research constant is 7.28361 1.70635 x 10 34 Js with literature error of 9.93351.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Habibah
"Spirulina platensis memiliki kemampuan adaptabilitas yang tinggi terhadap berbagai lingkungan sehingga spesies ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam skala besar. Selain itu Spirulina platensis memiliki kandungan protein yang besar yaitu, 65,7%. Salah satu protein yang bernilai tinggi, memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang berpotensi dikembangkan untuk industri farmasi. Proses produksi biomassa pada mikroalga dibutuhkan sistem kultivasi yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan sel dengan proses fotosintesis. Pada proses ini, mikroalga Spirulina platensis memanfaatkan energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon dengan proses fiksasi CO2. Cahaya merupakan parameter operasi penting dalam sistem kultivasi mikroalga. Pada penelitian sebelumnya yang telah ada mengenai kultivasi mikroalga Spirulina platensis menggunakan lampu biru meningkatkan produksi pigmen protein fikosianin dan klorofil-a. Namun, peninjauan terhadap ukuran inokulum yang sesuai dengan intensitas lampu untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi energi belum banyak diteliti. Pada penelitian ini ukuran inokulum menjadi variabel yang ditinjau untuk mendapatkan intensitas cahaya optimum. Hasil biomassa yang diproduksi dengan pencahayaan alterasi akan diuji kandungan karbon, fikosianin, klorofil. Laju pertumbuhan spesifik mikroalga Spirulina platensis diolah dengan menggunakan pendekatan Monod. Laju pertumbuhan maksimum didapatkan oleh Laju pertumbuhan maksimum yang paling tinggi didapatkan oleh kultur dengan pencahayaan lampu putih pada 5000 lux dengan laju spesifik maksimum 0,0196/jam. Konsentrasi fikosianin dan klorofil tertinggi didapatkan pada lampu biru dengan konsentrasi masing-masing 0,236 dan 0,183 mg/mg alga

Spirulina platensis has high adaptability to various environments so this species has the potential to be developed on a large scale. Apart from that, Spirulina platensis has a large protein content, namely 65.7%. One of the high-value proteins, it has antioxidant and anti-inflammatory properties that have the potential to be developed for the pharmaceutical industry. The biomass production process in microalgae requires a suitable cultivation system to support cell growth through the photosynthesis process. In this process, the microalgae Spirulina platensis utilizes light energy into ATP energy for growth and the formation of carbon compounds using the CO2 fixation process. Light is an important operating parameter in microalgae cultivation systems. In previous research, the cultivation of the microalga Spirulina platensis using blue light increased the production of the protein pigments phycocyanin and chlorophyll-a. However, reviewing the appropriate inoculum size for light intensity to increase productivity and energy efficiency has not been widely studied. In this study, inoculum size was the variable considered to obtain optimum light intensity. The biomass produced by alternating lighting will be tested for carbon, phycocyanin and chlorophyll content. The specific growth rate of the microalga Spirulina platensis was processed using the Monod approach. The maximum growth rate was obtained by The highest maximum growth rate was obtained by culturing with white light lighting at 5000 lux with a maximum specific rate of 0.0196/hour. The highest concentrations of phycocyanin and chlorophyll were obtained in blue light with concentrations of 0.236 and 0.183 mg/mg algae respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Denggano Patiguna
"Provinsi DKI Jakarta memiliki potensi yang besar terutama dari segi perekonomian. Berbagai kalangan datang ke DKI Jakarta untuk mencari nafkah. Kesempatan ini dimanfaatkan sebagian kalangan untuk mempromosikan barang atau jasa mereka kepada publik. Namun, promosi tersebut ternyata membuat wajah ibukota tertutupi oleh tiang-tiang reklame. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya melakukan pengalihan reklame papan menjadi reklame LED. Kenyataanya, penyelenggaraan reklame LED masih belum optimal, terutama dari sisi penerimaann pajaknya. Penelitian ini dilakukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Teori utama yang digunakan adalah teori administrasi perpajakan dan Model 7-S McKinsey. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses administrasi perpajakan telah dilakukan sesuai aturan. Penyelenggaraan reklame LED saat ini memasuki tahap peralihan, sehingga masih dibutuhkan beberapa perbaikan. Kebijakan terkait reklame LED harus dievaluasi kembali agar tidak terlalu membebani wajib pajak. Faktor lain seperti struktur, strategi, sistem, skill, dan staff juga turut berimplikasi pada proses administrasi perpajakan.

DKI Jakarta Province has great potential, especially in terms of economy. Various people come to DKI Jakarta to earn a living. This opportunity is used by some circles to promote their goods or services to the public. However, the promotion turned out to make the face of the capital covered by billboards. Therefore, the Provincial Government of DKI Jakarta seeks to change the billboard into LED billboards. In fact, the implementation of LED billboards is still not optimal, especially in terms of tax revenue. This research was conducted in South Jakarta Administration City.
The main theory used is the theory of tax administration and 7 S McKinsey Model. This research was conducted with post positivist approach with data collection technique using in depth interview and literature study. The results concluded that the tax administration process has been done according to the rules. The operation of LED billboards is currently entering the transitional phase, so it still needs some improvements. Policies related to LED billboards should be re evaluated in order not to overload the taxpayer. Other factors such as structure, strategy, system, skill, and staff also have implications for the tax administration process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Elizhabet
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak sumber sinar Light Emitting Diode (LED) terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill. Resin komposit bulk-fill Tetric® N-Ceram Bulk-Fill, shade IVA (setara dengan warna VITA A2-A3) dibuat menjadi 30 spesimen berbentuk silinder dengan ukuran tebal 3 mm dan diameter 6 mm. Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok variasi jarak penyinaran, yaitu 0 mm, 3 mm dan 5 mm. Penyinaran menggunakan LED Light Curing Unit Bluephase® Style (Ivoclar-Vivadent, Liechtenstein) dengan durasi penyinaran selama 10 detik sesuai instruksi pabrik. Data dianalisis secara statistik menggunakan metode ANOVA satu arah. Hasil analisis tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05) pada semua kelompok. Jarak sumber sinar LED ≤ 5 mm tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill.

This study aimed to evaluate the effect of LED light source distance on diametral tensile strength of bulk-fill composite restorative material. Bulk-fill composite Tetric® N-Ceram Bulk-Fill, shade IVA (equal to VITA shade A2-A3) was formed into 30 cylindrical specimens with 3 mm in thickness and 6 mm in diameter. Specimens were divided into 3 groups with various curing distance: 0 mm, 3 mm and 5 mm. All groups were polymerized by LED Light Curing Unit Bluephase® Style (Ivoclar-Vivadent, Liechtenstein) for 10 seconds based on manufacturer’s instruction. Data were statistically analyzed by one-way ANOVA The result showed insignificant differences in all groups (p>0,05). LED light source distance ≤ 5 mm was not significantly affected the diametral tensile strength of bulk-fill composite."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Ajisaka
"Labelisasi energi pada peralatan rumah tangga semakin dirasakan penting sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan penghematan energi, sehubungan dengan semakin tingginya harga energi listrik akhir-akhir ini. Saat ini lampu LED Light Emitting Diode telah banyak digunakan sebagai pengganti lampu konvensional sebelumnya, seperti lampu compact- fluorescent CFL dan lampu pijar, dan merupakan solusi dalam menghemat listrik, karena konsumsi energinya yang rendah. Namun demikian lampu LED termasuk jenis beban non linier yang dapat menimbulkan distorsi harmonik pada sistem tenaga listrik. Penggunaan lampu LED yang semakin meningkat dan terpasang dalam jumlah besar pada sistem tenaga listrik dapat meningkatkan distorsi harmonik yang cukup signifikan pada sistem tersebut.
Sampai saat ini belum adanya aturan atau panduan teknis mengenai labelisasi dan pengelompokannya, maka penelitian ini bertujuan mengelompokkan lampu LED melalui pengukuran parameter tingkat efikasi dan kualitas daya, meliputi faktor daya PF dan harmonik THD-i yang dihasilkan dan dikelompokan berdasarkan efikasi dan kualitas daya. Sampel lampu LED yang diuji berjumlah 64 buah mulai dari daya pengenal 2 - 13 watt, mengikuti prosedur uji SNI IEC 62612:2016. Tanda pelabelan efisiensi energi 1 menggunakan tanda bintang berwarna kuning untuk peringkat efikasi.
Tanda pelabelan efisiensi energi 2 menggunakan tanda bintang berwarna biru untuk peringkat kualitas daya. Hasil pengujian dikelompokkan dalam pelabelan lampu LED berdasarkan jumlah gambar bintang yang terdiri dari bintang 1, 2, 3 dan 4. Hasil pengujian dan pengelompokkan menunjukkan tingkat efikasi lampu LED sebesar 85 dari jumlah populasi lampu yang diuji berada pada kisaran nilai efikasi 63-104 lm/W, tingkat faktor daya 0.21-0.86, dan nilai THD-i 33-189 . Sebagai bagian dari pemahaman masyarakat tentang penghematan energi, diperkirakan penggunaan pelabelan lampu LED akan berkontribusi pada penghematan energi sebesar 18 GWh.

Labeling of household appliances in terms of energy consumption has been considered as one of the efforts to increase people awareness on energy saving. Recently, light emitting diode LED lamps have been widely utilized for lighting, replacing the conventional compact fluorescent and incandescent lamps, due to its low energy consumption. Because LED lamps work with switching procedures, it may produce distortion to the electrical power system. Furthermore, so far there are no rule or technical guidelines in Indonesia on labeling and grouping of the LED lamps.
This study firstly aimed at classifying the LED lamps through measuring the level of efficacy and power quality parameters, including power factor PF and total harmonic distortion of current THD I generated by LED lamps and grouped it based on efficacy and power quality. A numerous test of 2 13 W LED lamps was performed, following the procedure of Indonesian national standard SNI that adopted IEC 62612 2016. We employed the blue stars to indicate efficacy and yellow stars to indicate power quality level, respectively.
The results were then grouped for labeling using the number of stars 1, 2, 3 and 4. We found that the efficacy level of the most measured LED lamps 85 was in the range 63 ndash 104 lm W with PF and THD I of 0.21 0.86 and 33 189, respectively. As part of improved society understanding on energy saving, we predicted the labeling of the LED lamps will contribute to the energy saving of 18 GWh.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachman Firdaus
"Pemakaian LCU dengan irradiansi tinggi secara medis berpotensi merusak jaringan pulpa gigi akibat kenaikan suhu yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh prototipe LCU menggunakan High Power LED dengan 3 mode Pulse Width Modulation (PWM) untuk mengontrol sinar irradiansi sinar output pada mode 1 dengan irradiansi 800 mW/Cm2, mode 2 dengan irradiansi 900 mW/Cm2, mode 3 dengan irradiansi 1.000 mW/Cm2 yang berdurasi 5 detik, 10 detik dan 20 detik dan suhu sinar output ≤ 37 °C. Lampu yang digunakan LED biru high power komersial Model LZ4-00DB10 sebagai sumber sinar.
Pengukuran irradiansi dan suhu dengan menggunakan LED Radiometer dan Thermocouple. Pada penelitian ini dihasilkan Prototipe LCU LED dengan metode kombinasi Pulse Width Modulation pada Mode 3 irradiansi 999 ± 3,16 mW/cm2 dan suhu sinar output 38,76 °C dengan durasi waktu penyinaran 20 detik. Pengaturan kombinasi PWM perlu disempurnakan lagi agar irradiansi diatas 1000 mW/cm2 dapat tercapai, sedangkan suhu sinar output LCU LED dapat terkendali tidak melebihi ≤ 37 °C.

LCU with high irradiance medically potentially damage the dental pulp tissue due to the temperature rise caused objective of this study is to obtain a prototype LCU using High Power LED with 3 modes Pulse Width Modulation (PWM) to control the output light beam irradiance in mode 1 with irradiance of 800 mW / cm2, mode 2 with irradiance of 900 mW / cm2, mode 3 with irradiance of 1,000 mW / cm2 which lasts 5 seconds, 10 seconds and 20 seconds and the temperature of the output beam ≤ 37°C. Commercial high power blue LED as a light source LZ4- 00DB10 model.
Irradiance and temperature measurement using the LED Radiometer and Thermocouple. In this study produced prototype LED LCU with a combination method Mode Pulse Width Modulation at 999 ± 3 irradiance of 3.16 mW / cm2 and a temperature of 38.76°C output beam with a duration of 20 seconds exposure time. PWM combination settings need to be revised so that the irradiance above 1000 mW / cm2 can be achieved, while the temperature of the output beam can be controlled LED LCU not ≤ 37°C.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunan Nasikhin
"Konsumsi listrik sektor rumah tangga (residential) tahun 2014 sebesar 84,1 TWh (42% terhadap total konsumsi semua sektor), dengan pola konsumsi tiap tahun yang kurang lebih sama maka diproyeksikan pada tahun 2024 akan mencapai 464,2 TWh. Hasil studi Ditjen EBTKE ESDM, BPPT, JICA menyebutkan konsumsi energi listrik residential (R1: 450VA-900VA) khususnya untuk lampu pencahayaan sekitar 26% dan studi JICA sebelumnya pada sektor residential (R1-R2: 450VA-4.400VA) sekitar 5-14%. Sedangkan jenis lampu yang banyak digunakan sektor residential di Indonesia adalah Compact Flourecent Lamp (CFL) swabalast (50,3%), pijar (25%), Tube Lamp atau TL (24,4%) dan lainnya 0,35% dengan durasi pemakaian lampu rata-rata 9-16 jam perhari (sesuai hasil survei dan kajian BRESL). Berdasarkan referensi dari US Department of Energy, teknologi pencahayaan yang memiliki efisiensi tinggi dengan tingkat efikasi sekitar 131 lm/W dan umur pemakaian 30.000 - 75.000 jam atau lebih adalah lampu light emitting diode.
Penggunaan lampu LED memerlukan biaya awal (first cost) yang sedikit lebih besar dibandingkan jenis lampu lain, namun efisiensi yang lebih tinggi dan umur pakai yang lebih lama (akan mengurangi biaya penggantian lampu) sehingga bisa diyakinkan bahwa pencahayaan dengan lampu LED memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi. Penggunaan lampu LED untuk menggantikan CFL akan memberikan keuntungan ekonomis yang didapat dari penghematan setiap tahun sehingga akan menutupi biaya pembelian awal. Penerapan penggunaan lampu LED khususnya pada konsumen residential yang masih memperoleh subsidi akan didapat penghematan yang cukup besar sampai tahun 2024 dengan potensi penghematan energi antara 396-3.314 GWh dan penghematan subsidi listrik sekitar 0,34-2,83 triliun pertahun.

Electricity consumption of the household sector (residential) in 2014 amounted to 84,1 TWh (42% of the total consumption of all sectors), the consumption patterns of each year approximately the same then in 2014 is projected to reach 464,2 TWh. The study by DGEBTKE, BPPT, JICA mention the electrical energy consumption in residential (R1: 450VA-900VA) especially for lighting about 26% and the previous JICA study on the residential sector (R1-R2: 450-4.400VA) of about 5-14%. Types of lamps are widely used in the residential sector of Indonesia is the Compact Flourecent Lamp (CFL) (50.3%), Incandescent (25%), Tube lamp (TL) (24.4%) and another 0.35% with average light usage duration of 9-16 hours per day (according to survey and study of BRESL). By reference to the US Department of Energy, lighting technology which has high efficiency with efficacy levels about 131 lm/W and a service life between 30.000 - 75.000 hours or more is a light emitting diode lamp.
The use of LED lights require an initial cost (first cost) that is slightly larger than the other lamp types, but higher efficiency and longer service life (reducing the cost of replacement bulbs) so that it can be assured that the lighting with LED lights have a higher gain value. The use of LED lights to replace the CFL will provide economic benefits derived from savings each year so that it will cover the cost of the initial purchase. Application of the use of LED lights especially on residential consumers are still obtain the subsidy will get considerable savings until 2024 with the annual potential energy savings between 396 - 3314 GWh and annual electricity subsidy savings of about 0.34 - 2.83 trillion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arkhan Pradanugraha
"Gedung K FTUI memiliki beberapa ruang perkuliahan yang masih kurang dalam tingkat pencahayaan ruang. Studi ini bertujuan untuk mengganti sumber penerangan menggunakan lampu LED pada ruang perkuliahan sesuai standar pencahayaan yang berlaku, hemat energi, dan mengetahui biaya investasi dan operasional penerangan dalam ruang perkuliahan. Skenario penggantian pertama adalah mengganti jenis lampu tanpa merubah titik lampu yang telah terpasang. Skenario pertama ini berlaku pada ruang yang sesuai standar pencahayaan namun mengalami boros energi. Skenario penggantian kedua adalah mengganti jenis lampu dan titik lampu. Skenario kedua ini berlaku pada ruang yang belum sesuai dengan standar pencahayaan yang berlaku. Standar pencahayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNI 03-6575-2001 tingkat pencahayaan ruang kuliah sebesar 250 lux. Lampu dalam penelitian adalah lampu X dengan arus cahaya sebesar 2.500 lumen. Hasil audit penelitian ini adalah tingkat pencahayaan terendah 164 lux di ruang K205 dan tertinggi adalah 385 lux di ruang K106. Analisis arus cahaya menunjukkan jumlah lampu ideal ruang kuliah kecil adalah 16 buah dan ruang kuliah besar adalah 28 buah. Hasil analisis tingkat pencahayaan ruang menunjukkan perubahan tingkat pencahayaan tertinggi pada ruang K205 dari 164 lux menjadi 294 lux. Hasil analisis konsumsi daya menunjukkan pada kondisi eksisting adalah 11.200 watt dan pada kondisi skenario penggantian 1 dan 2 adalah 6.696 watt. Hasil analisis konsumsi energi menunjukkan pada kondisi eksisting adalah 2.240 KWh dan pada kondisi skenario penggantian adalah 1.339,2 KWh. Hasil analisis biaya skenario penggantian menunjukkan biaya investasi sebesar Rp128.629.000,00 dan persentase penghematan biaya operasional sebesar 29,21%.

Building FTUI has several lecture halls which are still lacking in the level of room lighting. This study aims to replace the lighting sources using LED light in the lecture room according to applicable lighting standards, energy saving, and know the cost of installation and operation lighting in a lecture room. This research method uses of two scenarios. The first replacement scenario is to change the type of lamp without changing the installed light points. The first scenario applies to spaces that are in accordance with lighting standards but experience energy waste. The second replacement scenario is to replace the type of lamp and the point of the lamp. This second scenario applies to spaces that are not in accordance with applicable lighting standards. The lighting standard used in this study is SNI 03-6575-2001 for the lighting level of lecture rooms by 250 lux. The audit results of this study are the lowest lighting level of 164 lux in room K205 and the highest is 385 lux in room K106. Light current analysis shows ideal number of lamps for small lecture halls are 16 and large lecture halls are 28. The results of the analysis of the room lighting level showed change in the highest lighting level in the K205 from 164 lux to 294 lux. The result of the analysis of power consumption show that the existing conditions are 11.200 watts and the replacement scenario are 6.696 watts. The result of the energy consumption analysis show that the existing condition is 2.240 KWh and the replacement scenario is 1.339,2 KWh. The result of the replacement analysis show the installation costs are Rp128.629.000,00 and the percentage of operational cost savings of 29,21%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>