Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamri Hamdika
"Uang elektronik adalah salah satu bentuk mata uang yang memungkinkan transaksi tunai melalui jaringan komunikasi di bawah perlindungan privasi, dimana pada prosesnya uang elektronik membutuhkan verifikasi identitas pengguna untuk menentukan apakah pengguna yang memakai uang elektronik tersebut valid atau tidak. Metode verifikasi identitas ada berbagai macam, salah satunya adalah Groth-Sahai proof. Pada penelitian ini digunakan Groth-Sahai proof dengan menambahkan tahapan proses batch verification untuk verifikasi identitas pengguna. Metode ini diperkenalkan oleh Blazy dkk pada tahun 2010. Proses metode batch Groth-Sahai diterapkan pada proses verifikasi untuk uang elektronik.

Electronic cash is a form of electronic currency, which allows cash transactions through communication networks under the protection of privacy. The process of electronic money requires verification of the user's identity to determine whether a user of electronic money is valid or not. There are various types of identity verification methods, one of which is Groth-Sahai proof. In this study, the Groth-Sahai proof is used by adding the processing steps of batch verification for identity of user verification. This method was introduced by Blazy dkk in 2010. The results of the batch Groth-Sahai method process were applied to the verification process for electronic money."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaduddin Sahabat
"Sejak diperkenalkan penggunaan media pembayaran elektronis terus berkembang, namun proprosi uang tunai masih dominan digunakan dalam pembayaran transaksi rumah tangga di Indonesia. Besarnya penggunaan uang tunai, disamping kurang efisien juga berdampak terhadap aktivitas transaksi ekonomi yang tidak tercatat shadow economy. Peningkatan efisiensi transaksi pembayaran telah menarik peneliti dan pembuat kebijakan mengkaji dan mendorong konsumen rumah tangga lebih banyak menggunakan media pembayaran elektronis dibandingkan dengan media pembayaran uang tunai less cash society. Studi ini menganalisis keputusan rumah tangga dalam memilih media pembayaran untuk bertransaksi, dengan perhatian utama pada dua hal. Pertama, mengkaji pengaruh persepsi rumah tangga terhadap atribut kemudahan identifikasi transaksi anonymity terkait besarnya penggunaan media pembayaran uang tunai. Kedua, mengkaji dan mengidentifikasi pengaruh atribut yang melekat pada media pembayaran seperti keamanan, kemudahan, biaya, reward, dan acceptance terhadap keputusan rumah tangga dalam menggunakan media pembayaran elektronis serta bagaimana proses pengambilan keputusan pilihan rumah tangga tersebut dilakukan. Studi ini menggunakan data hasil survei terhadap rumah tangga perkotaan di dua provinsi yang dianggap mewakili wilayah dengan penggunaan media elektronis tertinggi di Indonesia. Hasil pengumpulan data diolah dan dianalisa untuk melihat faktor yang berpengaruh terhadap pilihan media pembayaran dengan menggunakan model pilihan diskrit. Metode ordered logit, digunakan untuk mengetahui perubahan kategori bertingkat kelompok pengguna uang tunai. Sedangkan metode nested logit, dipilih untuk mengkaji dampak atribut terhadap pilihan penggunaan media pembayaran elektronis dan proses pengambilan keputusan rumah tangga. Hasil studi pertama menunjukkan bahwa persepsi terhadap kemudahan teridentifikasinya transaksi media pembayaran akan berpengaruh terhadap besarnya penggunaan uang tunai. Namun, pada kelompok rumah tangga dengan kelas pendapatan tertentu menengah, kemudahan identifikasi transaksi diperlukan untuk memonitor pengeluaran budget control. Selain itu, pembayaran upah dengan uang tunai dan tipe transaksi bulanan akan meningkatkan penggunaan uang tunai lebih besar. Dari faktor sosial ekonomi, penggunaan uang tunai dalam jumlah besar dipengaruhi oleh pendidikan kepala rumah tangga yang rendah, tingkat pendapatan, jumlah anggota rumah tangga yang banyak, dan kepala rumah tangga yang tidak bekerja. Sedangkan hasil studi kedua memperlihatkan bahwa keamanan, biaya, reward, dan acceptance secara signifikan memengaruhi probabilitas penggunaan media pembayaran elektronis. Selain itu, hasil estimasi marginal effect menunjukkan perubahan persepsi atribut media pembayaran yang memiliki pengaruh besar adalah tingkat keamanan, pemberian reward, dan biaya. Dapat juga dicatat bahwa rumah tangga pengguna kartu debit dan transfer kredit sangat sensitif terhadap perubahan tingkat persepsi atribut keamanan, biaya, dan acceptance; sedangkan rumah tangga pengguna kartu kredit relatif sensitif terhadap perubahan persepsi atribut reward. Estimasi juga menghasilkan nilai koefisien inclusive value sebesar 0,661 yang menunjukkan proses keputusan rumah tangga dalam menggunakan media pembayaran bersifat bertahap dan membuktikan adanya korelasi di antara media pembayaran elektronis. Kebijakan untuk mendorong penggunaan media pembayaran elektronis dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan rumah tangga tentang kualitas atribut media pembayaran melalui pendidikan dan pemberian informasi. Selain itu, peningkatan kualitas atribut media pembayaran dengan memanfaatkan berbagai fitur teknologi dan efisiensi transaksi juga diperlukan. Dari sisi karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, faktor usia, pendidikan, pendapatan, dan status kepala rumah tangga bekerja, memiliki probabilitas tinggi untuk menggunakan setiap media pembayaran elektronis lebih banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembayarna elektronis lebih segmented pada kelompok berpendidikan dan berpendapatan tinggi serta usia produktif. Kebijakan yang dapat diambil harus tepat sasaran pada target kelompok tersebut.

Although in recent years the use of electronic payment media has been growing rapidly in the world and have impacts on economic efficiency, the use of cash for economic transactions is still dominant. Existing studies focused on the macro impact of such transaction in developed countries. However, the studies on the payment method use are relatively limited. This is mainly due to the data limitation at the individual level. Various micro studies to identify the socio economic factors on the choice of cash usage have been attempted, but the focuses to identify the effects of media attribute payments are still limited. This study attempts to analyze household's decision associated with preference of cash and electronic payments using data of 936 urban households in six municipalities in Jakarta and East Java, focusing on the effect of payment system characteristics on the preferred payment method. Discrete choice model is employed as the household's decision can be assumed to follow a sequential process.The use of cash still represents the dominant role in the payment transaction. Cash payment has unique attributes compared to other payment media as it relates to the unidentified transaction factor. This study examines the impacts of the perception of the media attributes of specific payment transactions, specifically the ease of the payment media identification and the effects of characteristics of domestic cash transactions on the amount of use of cash in Indonesia. The study shows that an ordered logit model has been able to explain the factors that influence the magnitude of the use of cash. The results estimation shows that perceptions of the ease of transaction identification on medium of payment will affect the magnitude of the use of cash. In households with middle income class, the ease of transaction identification is required to monitor the expenditure budget control . In addition, the payment of wages in cash and monthly transaction type will magnify the cash usage. Based on the findings in this study, the electronic payment media needs to be utilized on payroll systems and routine household transactions. The amount of cash usage is also influenced by the behavior of cash withdrawal and the amount of money held by households. This findings show that the holding the money is intended for transaction purposes.Thus, to reduce the use of cash, a policy that can be implemented is to build the awareness to reduce the level of households 39 perceptions of the ease of identification of the payment media. In addition, the provision of information related to transaction monitoring can be more precisely implemented. Efforts from the authority to monitor transactions can be done discretely, where the data recording of transactions is carried out as part of the process of filling the transaction order. This procedure is expected to make households feel more comfortable doing transactions. To accommodate the needs of monitoring of transactions by households budget control ,a recording facility providing payment transactions could be one of the viable options for households.The use of payment via electronic payment methods, such as credit transfers, debit cards, credit cards, e money e banking, has several advantages compared to cash payment method. It is due to the reasons that electronic payment methods have time efficiency, lower cost of cash handling and cash management as well as lower security risk. The estimation results indicate that the use of the payment is determined by a variety of variables. Based on the estimation of the nested logit models, it can be shown that security, cost, reward and acceptance significantly affect the probability use of electronic payment methods. In addition, the marginal effect estimation result indicates that the payment method attributes have major influence on the level of security, reward and transaction costs. It should be noted that debit card and credit transfer users are the most sentitive to a change in unit of security, cost and acceptance, and credit card users are more likely affected by the changes in reward. In terms of socio economic characteristics of households, age, education, income, and employment status of household heads have increased the probability to use more electronic payment methods with various result. The ease of access to banking significantly affects the use of all electronic payment methods. These variations may imply that policymakers are required to apply different strategies in different attribute of payment methods and social economics characteristics. The estimation result also indicate that the use model of payment methods is made via sequential decision a nested model , as the inclusive value showed the coefficient of 0.661, which remained consistent with utility maximization framework. This implies that one payment method is more likely to compete with another payment method of the same electronics payments than the payment methods of cash payment alternative. In conclusion, this study confirms attributes that are influential to further induce household's use of electronic payment methods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
D2032
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas William
"Uang elektronik berbasis server dapat meningkatkan pengalaman bagi pelanggan yang mencari sistem pembayaran yang efisien dalam perihal kelancaran, kenyamanan, dan aksesibilitas multi-channel. Dalam jangka panjang, transaksi elektronik dapat menciptakan sistem pembayaran yang efisien, aman, dan andal sehingga dapat memperluas akses finansial kepada unbanked population di Indonesia. Indonesia berkomitmen untuk mendorong perubahan sistem pembayaran melaui gerakan nasional non-tunai GNNT. Namun, mekanisme jangka panjang untuk meningkatkan adopsi uang elektronik berbasis server dianggap belum memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu adopsi uang elektronik berbasis server. Sebuah model penelitian yang menggabungkan unified theory of acceptance and use of technology UTAUT2, diffusion of innovations theory DOI, dan perceived risk digunakan. Penelitian ini menggunakan 211 tanggapan dari survey yang dilakukan di Indonesia, sedangkan data dianalisis menggunakan structural equation modeling, khususnya metode partial least square SmartPLS 3.0.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan performance expectancy, social influence, facilitating conditions, compatibility, dan perceived risk memiliki efek langsung yang signifikan terhadap adopsi uang elektronik berbasis server, sementara effort expectancy dan innovativeness memiliki efek tidak langsung.

Server based electronic money has the ability to improve the experience for customers who look for a streamlined payment experience in terms of speed, convenience, and multi channel accessibility. In the long term, electronic transactions would create and maintain an efficient, secure, and reliable payment system that broadens the access to previously unbanked populations and presumably increase financial inclusion. Indonesia is currently committed to reinforcing changes to existing payment systems through the national non cash movement. However, a long term mechanism to increase the adoption of server based electronic money is yet to be seen.
This study aims to identify the main determinants of server based electronic money adoption. In doing so, a research model combining two theories, the unified theory of acceptance and use of technology UTAUT2 and diffusion of innovations theory DOI, was used along with perceived risk. The research was tested using 211 responses from a survey conducted in Indonesia while data was analyzed using structural equation modeling, specifically partial least square method Smart PLS 3.0.
The findings of this research show performance expectancy, social influence, facilitating conditions, compatibility, and perceived risk have significant direct effects toward the adoption of server based electronic money, while effort expectancy and innovativeness have indirect effects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredy Pranajaya Gusti Ngurah Putu
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek kehidupan, temasuk salah satunya dalaminstrumen pembayaran. Sehingga saat ini bermunculan berbagai produk uang elektroni k emoney yang dapatdigunakan masyarakat. Salah satu produk uang elektronik tersebut adalah UNIK yang telah hadir sejak Juli2015 namun perkembangan uang elektronik ini bersifat stagnan dikarenakan total transaksi dan total penggunahanya mencapai setengah dari yang ditargetkan. Untuk meningkatkan pengguna UNIK maka penelitiandilakukan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi penggunaan uang elektronik oleh masyarakat.Penelitian menggunakan model TAM, dengan tambahan variabel yaitu trust, perceived security, dan socialinfluence. Metode pengumpulan data dengan survei, metode pengolahan dan pengumpulan data dengan analisisSEM PLS, dan alat bantu SmartPls. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhipenggunaan uang elektronik berbasis server adalah trust, social influence, perceived ease of use, serta perceivedusefulness

ABSTRACT
Developments in information technology today has affected all aspects of life. Including payment instruments,so in the mean time there are various electronic money money products popping up which can be used bythe people. One example is UNIK, an server based electronic money that has been present since July 2015 butthe development of this server based electronic money is to be stagnant because of total transactions and totalusers only achieve the desired half from the targeted for increasing the total users and total transactions soresearch conducted to determine the factors that influence the use of server based electronic money The researchmodel that will be used is TAM, with survey data collection methods, data processing and conclusion method isSEM with AMOS21 as the tools. The result of this researches show that the factors that influence the use ofserver based electronic money such as, trust, social influence, perceived ease of use, and perceived usefulness"
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Budi
"Perdagangan elektronik -- yaitu penerapan transaksi bisnis dalam berbagai bentuk dan jenisnya secara elektronis - merupakan suatu trend dan berkembang pesat serta tidak dapat dihindari penggunaannya dalam era globalisasi sekarang ini. Salah satu inovasi terbaru dari perdagangan elektronik adalah penggunaan smartcard sebagai uang elektronik.
Thesis ini akan melakukan analisis terhadap sistem uang elektronik yang ada dan membuat desain sistem uang elektronik untuk diterapkan di Indonesia. Penelitian melakukan studi kasus terhadap sistem uang elektronis yang memiliki jaringan maupun perkembangan global untuk rnengetahui struktur, cara kerja. arsitektur pembayaran, serta keamananya. Dari studi kasus ini, penelitian dilakukan untuk mendesain sistem uang elektronik yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Studi kasus yang dilakukan menunjukkan adanya dua sistem utama yang mendominasi uang elektronik di dunia, yaitu Mondex dan Proton. Perbedaan utama kedua sistem ini ada pada arsitektur pembayarannya. Mondex menggunakan arsitektur Independent - dimana pembayaran tidak memerlukan pihak ketiga, sedangkan Proton menggunakan arsitektur Closed loop - dimana pembayaran melibatkan pihak ketiga untuk melakukan settlement.
Dari studi kasus tersebut, penelitian melakukan analisis uang elektronik dengan metoda SWOT Analysis dan Five Forces Analysis, untuk kemudian menentukan Critical Success Factors.

Electronic commerce - which means conducting transaction in any form and any type electronically - is becoming a trend and it is growing very fast that nobody can avoid to use it in this globalization era. One of the latest innovation in electronic commerce is the usage of smart card as electronic money.
This thesis will analyze currently available electronic money systems dan design a new systems to be implemented in Indonesia. Research will conduct case studies of electronic money systems which have global network and development in order to know the structure, how it works, payment architecture, and security. From these case studies, research is conducted to design an electronic money system which is suitable to be implemented in Indonesia.
The case studies show that there are two systems which dominate global electronic money systems, i.e. Mondex and Proton. The main difference between these two systems is the payment architecture. Mondex use "Independent" architecture - where there is no need for third party during payment transaction, while Proton use "Closed loop" architecture - where a third party is needed for payment settlement.
From the case studies, this research will analyze electronic money system using SWOT Analysis and Five Forces Analysis, afterward Critical Success Factors can be determined.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Her Pranandha
"Tugas akhir ini membahas mengenai sistem pembayaran elektronik menggunakan ACR120S contactless smart card reader. Ini merupakan perangkat yang berdiri sendiri tanpa membutuhkan koneksi ke PC maupun internet. Perangkat ini terhubung pada mikrokontroler lewat komunikasi serial dan bekerja dengan cara memotong data saldo yang terdapat pada smart card tipe mifare 1KB sesuai dengan tagihan yang diterima dan menyimpan kembali saldo setelah proses pembayaran ke dalam kartu.

This final project is about electronic payment system using ACR120 contactless smart card reader. This is a stand alone system that doesn’t require connection to a computer or internet. The reader connected with microcontroller using serial connection and cut the balance from mifare 1KB smart card for the payment according to the bill. The system will restore balance after the payment back into the smart card."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyo Hartono
"Sebagai salah satu langkah untuk mengatur dan memelihara sistem pembayaran dalam transaksi kiriman uang (transfer) antara bank dalam jumlah besar dan dengan cara yang real time, Iembaga perbankan di beberapa negara telah menerapkan sistem pembayaran dengan menggunakan sistem RTGS.
Di Indonesia, Bank Indonesia sejak tanggal 17 November 2000 telah mengimplementasikan sistem RTGS yang merupakan sistem penyelesaian gross yang secara elektronis mempunyai hubungan on-line antara Bank Indonesia dengan bank-bank peserta yang dikenal dengan nama BI-RTGS. Keanggotaan bank-bank komersial dalam BI-RTGS diakomodasi dengan Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Bank Indonesia dengan bank peserta yang merupakan hubungan kontraktual dalam pelaksanaan BI-RTGS antara Bank Indonesia sebagai provider BI-RTGS dengan bank-bank peserta sebagai user BI-RTGS.
Namun, mengingat di Indonesia belum ads Undang-undang Electronic Fund Transfer, maka untuk mengakomodasi pelaksanaan transaksi BI-RTGS tersebut, bank-bank peserta dengan difasilitasi Bank Indonesia sepakat untuk membuat Lndonesian Bankers Bye-Laws & Regulation (Bye-Laws) sebagai acuan dan pedoman bagi-bagi peserta serta terdapat pedoman yang disebut dengan Bye-Laws Committee Guidelines (Pedoman Komite Bye-Laws) dimana berdasarkan pedoman tersebut dibentuk Komite Bye-Laws yang akan memeriksa dan memutus sengketa BI-RTGS yang diajukan oleh bank-bank peserta."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T19848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Hidayati
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya perubahan skema pembayaran dari tunai ke non tunai. Pada saat ini, alat pembayaran non tunai melakukan inovasi dengan diterbitkannya uang elektronik untuk melayani pembayaran transaksi bernilai kecil. Akan tetapi, jumlah pengguna uang elektronik di Indonesia masih tergolong rendah. Melalui penelitian ini, penulis ingin meningkatkan jumlah pengguna uang elektronik di Indonesia dengan memfokuskan pada uang elektronik chip-based yang diterbitkan oleh bank. Untuk meningkatkannya penulis akan meneliti fitur uang elektronik yang diinginkan masyarakat dengan proses conjoint analysis.
Hasil yang didapatkan yaitu minimum top up sebesar Rp 20.000, tidak ada minimum saldo yang harus tersedia di uang elektronik dalam melakukan pembayaran, tidak ada minimum pembayaran dalam satu kali transaksi, adanya batas masa berlaku kartu yaitu selama 5 tahun dan terdapat jenis keamanan berupa PIN. Selanjutnya dilakukan perancangan roadmap produk dan teknologi sebagai strategi penguat uang elektronik hingga tahun 2025. Perancangan roadmap produk dan teknologi ini diharapkan dapat menjadi sebuah standardisasi uang elektronik chip-based di Indonesia untuk mewujudkan interoperability antar uang elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan pemakaian uang elektronik.

The developments of technology have an impact in people’s lives. One of these development is the scheme of payment from cash to cashless technology. At this time, cashless payment instrument are innovating with electronic money published to serve micropayment. However, users of electronic money in Indonesia are still low. Through this research, the author would like to increase the number of electronic money users, specifically focus on chip-based that issued by bank. The author will examine features of electronic money based on consumer preference with conjoint analysis.
The result of conjoint analysis are a minimum top up of Rp 20.000, no minimum balance that must be available on electronic money in making payment, no minimum payment in one transaction, there is a limit on the card will be valid for 5 years and there is a type of security that is PIN. This research also designing product and technology roadmapping as the amplifier strategy of electronic money until 2025. Design of product and technology roadmapping is expected to be a standardization of electronic money based on chip to achieve interoperability that is expected to increase the number of electronic money users.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Setyasari Hadiwinoto
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis serta membandingkan sistem pembuktian di Indonesia dan di Amerika Serikat, khususnya mengenai alat bukti dan beban pembuktian. Alat bukti dan beban pembuktian dalam penelitian ini dikhususkan pada aspek mengenai transfer dana. Amerika Serikat sebagai negara adi daya dijadikan perbandingan dikarenakan pengaturan transfer dana di Indonesia dilatar belakangi dengan kegiatan transfer dana di Amerika Serikat. Dalam hal ini pengaturan mengenai transfer dana di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana, hal tersebut sebagai bukti pengaturan secara materi mengenai transfer dana. Dan Electronic Fund Transfer Act sebagai pengaturan secara materi mengenai transfer dana di Amerika Serikat. Dimana ketentuan tersebut mengatur mengenai alat bukti yang sah dan beban pembuktian. Dalam pengaturan di kedua negara tersebut, alat bukti elektronik dianggap sebagai alat bukti yang sah di pengadilan.Adapun dalam beban pembuktiannya, kedua negara tersebut sama-sama menganut mengenai beban pembuktian biasa dan beban pembuktian terbalik. Pada dasarnya kedua produk hukum tersebut bertujuan untuk melindungi nasabah atau para pihak dari penyelenggara transfer dana.

The purposes of this research are to compare, to analyze, and to explai the syste, of evidence, particulary on evidence and burden of proof used on fund transfer between Indonesia and United States of America. Using United States if America law as comparison variable to Indonesia law in this research is regarding to the superpower status of America and its difference to the Indonesia law system. The most recent law that enacted by Indonesia goverment concerning fund transfer is Law Number 3 Year 2011. According to this research, researcher compared the Law Number 3 Year 2011 to Electronic Fund Transfer Act. Both regulations regulate transfer of fund in each country and consider that electronic evidence as a legitimate evidence to be used in court. Both regulations use common burden of prood and reversed burden of proof. At least, both regulations were enacted ti protec customer from the service provider of fund transfer."
2012
S42947
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"[Perkembangan e-commerce di Indonesia semakin pesat dilihat dari banyaknya toko-toko online yang bermunculan. Hal ini membuka peluang bagi penggunaan jenis-jenis e-payment sebagai media pembayaran pada toko online. PT XYZ mengembangkan produk uang elektronik bernama uang elektronik M sebagai salah satu solusi untuk sistem pembayaran dengan e-payment. Pada pelaksanaannya, perkembangan produk uang elektronik ini masih jauh dari target jumlah nasabah yang diharapkan yaitu baru mencapai 1776 dari target 142616 nasabah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam implementasi produk uang elektronik PT XYZ. Objek penelitian ini adalah pengguna dan pengelola produk uang elektronik M. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada nasabah uang elektronik M sebanyak 125 orang yang terdiri dari 93 nasabah yang pernah bertransaksi dan 32 nasabah yang belum pernah bertransaksi. Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui wawancara kepada ketua tim dan manajer pemasaran uang elektronik M serta kepada 9 orang nasabah uang elektronik M. Penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa hambatan yang dihadapi uang elektronik M meliputi keterbatasan merchant, keterbatasan metode akses, keterbatasan channel transaksi, biaya transaksi, kompetitor produk sejenis, serta faktor sosial budaya yaitu kebiasaan menggunakan metode pembayaran selain uang elektronik. Tantangan yang dihadapi PT XYZ dalam pengembangan uang elektronik M adalah tingkat kompetisi produk sejenis yang tinggi, adanya pengaruh barang substitusi serta tingginya ekspektasi nasabah untuk memperoleh layanan uang elektronik yang aman, nyaman, dan terpercaya., E-commerce development in Indonesia has been increasing since more online shops are established. This development of e-commerce triggers the use of e-payment as the payment instrument in online shops. XYZ company as a payment solution provider in Indonesia developed an electronic money product named M e-money. By the end of 2014, the M e-money users reach the number of 1776 while the number of users targeted in the business plan was 142616. This research is intended to identify the challenges and obstacles XYZ company faces in implementing M e-money product. The data was collected through questionairres and interviews. The respondents of the survey consisted of 125 M e-money users, where 93 of the respondents have experienced using M e-money, and 32 of the respondents have never used M e-money. The qualitative data was collected through interviews to the M e-money team in XYZ company. Interviews were also conducted to 9 users of M e-money. The research concludes barriers and challenges faced by XYZ company in the implementation of M e-money. The barriers faced by the M e-money users are the limitation of merchants, limitation of access method, limitation of transaction channel, the cost of transaction, other e-money products existed, and socio-cultural factor. These barriers leads to challenges faced by the company. The challenges faced by the company in the implementation of M e-money are the high competition among similar products, the influence of substitute products, and high expectation from users to have a safe, convenient, and trusted e-money services.]"
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>