Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurnianing Isololipu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses perkembangan entrepreneurial ecosystem sebuah wirausaha dari Stam dan Spigel (2016) dengan mendasarkan pada entrepreneurial human capital yang dijelaskan Skuras dkk. (2005). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggali perkembangan entrepreneurial ecosystem yang digerakkan oleh entrepreneurial human capital yang dimiliki oleh seorang individu wirausaha perempuan, yaitu pemilik bisnis Martha Tilaar Group (MTG). Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan entrepreneurial ecosystem dari MTG dapat terjadi karena interaksi dari elemen-elemen yang ada dalam ekosistem. Interaksi antar elemen ini dapat terjadi karena peran sentral dari pemilik MTG ini. Pemilik MTG memiliki entrepreneurial human capital yang mendukungnya untuk bergerak membesarkan wirausahanya. Entrepreneurial ecosystem berkembang dari sederhana dengan keterbatasan ketersediaan elemen hingga menjadi kompleks sesuai dengan ukuran wirausaha yang terus berkembang. Inovasi hadir dalam setiap aspek di entrepreneurial ecosystem. Pemilik MTG berperan sebagai activators, browsers dan creators dalam entrepreneurial ecosystem.

The objective of this research is to analyze the development process of entrepreneurial ecosystem of an entrepreneurship which is based on the theory of entrepreneurial human capital. This research uses qualitative method to analyze the development of entrepreneurial ecosystem that is influenced by the entrepreneurial human capital owned by the owner of Martha Tilaar Group (MTG). This research reveals that the development of entrepreneurial ecosystem occurs because of the interaction among elements in the ecosystem. The interaction among elements is materialised as the result of the role of the entrepreneurial human capital owned by the owner of Martha Tilaar Group (MTG). The entrepreneurial ecosystem is developing from the simple one and is reaching its complex form as the elements in the ecosystem is also enlarged. Innovation exist in every aspect of entrepreneurial ecosystem. The owner of MTG has role as activators, browsers and creators in entrepreneurial ecosystem."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2563
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmiah
"Tesis ini menggunakan pendekatan kultural dan struktural karena keduaaspek ini yang menghambat perempuan usaha mikro dalam mengaktualisasikan dirinya baik sebagai perempuan maupun sebagai pengusaha. Adanya persoalan kultural menunjukkan bahwa Nilai-nilai patriarki yang diyakini masyarakat menjadikan laki-laki memiliki kontrol yang kuat terhadap kehidupan perempuan, termasuk tubuh perempuan.
Adanya Persoalan sruktural menunjukkan bahwa perangkat kebijakan pemerintahan kita belum adil terhadap perempuan dan semakin memarginalkan perempuan dengan hilangnya akses terhadap sumbersumber usaha. Rendahnya akses perempuan terhadap informasi, pasar, pengambilan keputusan dan representasi mereka dalam masyarakat akan memengaruhi secara timbal balik pola relasi perempuan dalam keluarga dan usahanya.

This thesis applied cultural and structural approaches because this aspects inhibiting women?s micro business in self actualization as a woman or entrepreneur. Cultural matter figured that the value of convinced patriarchy in society put strong control on man upon woman?s life, include woman?s body.
Structural matter shows that the justice in our government policies seem not balance upon men and women also it marginalized women by eliminating the access of business sources. Slightly access of women over information, market decision statement and their representation in society would be influencing the relationship pattern of women in their family and businesses mutually."
2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuanaya, Sauda Distiawati
"Motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang untuk bertindak sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. Pada penelitian ini dilakukan analisa mengenai Faktor-faktor motivasi serta pengaruhnya terhadap keputusannya menjadi entrepreneur, ini bertujuan untuk melihat sejauh mana hubungan diantara keduanya pada wanita entrepreneur di kota Depok. Penelitian ini mengambil penelitian ini diolah dengan software SPSS, Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa faktor pendorong dan faktor penarik memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap keputusan wanita menjadi entrepreneur, namun motivasi faktor sosial, faktor psikologis, faktor keuangan, dan faktor masalah yang berhungan dengan pekerjaan.

Motivation is an active energy that causes a change in someone to act in something due to the goals, needs, or desires to be satisfied. In this study conducted an analysis of the factors of motivation and its influence on decision to become entrepreneurs, aims to see how far the relationship between them on the woman entrepreneur in the city of Depok. This study takes this research is processed by SPSS 17 software, data processing results show that the driving factors and pull factors have a significant direct influence on the decision of women to be entrepreneurs. But motivation of social factors, psychological factors, financial factors, and factors work related problem have significant with job."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vinda Firzia
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan entrepreneur wanita Jepang menggunakan analisis SWOT. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang entrepreneur wanita dalam majalah Asahi Shinbun edisi khusus akhir tahun 2005 dan sebagai data pelengkap digunakan data 100 orang entrepreneur Kyushu dalam buku Yume wo Kanaeru 100 Nin Josei Kigyouka yang diterbitkan tahun 2013. Adapun faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan entrepreneur wanita Jepang dibagi menjadi dua faktor. Yang pertama adalah faktor internal berupa kekuatan sekaligus kelemahan bagi entrepreneur wanita tersebut, yaitu usia, status pernikahan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja. Yang kedua adalah faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Peluang berupa dukungan dari keluarga maupun pemerintah Jepang. Sedangkan ancaman berupa kurangnya pengetahuan dan skill dalam berwirausaha.

ABSTRACT
This study discusses the supporting factors and obstacles of successful Japanese women entrepreneurs using SWOT analysis. The data we used in this study was taken from 100 women entrepreneurs in the magazine Asahi Shinbun (2005). As supplementary data, we used data of 100 people in the book entrepreneur Kyushu Yume wo Kanaeru 100 Nin Josei Kigyouka published in 2013. The factors that support and hinder the successful of Japanese women entrepreneurs are divided into two factors. The first factor is the internal factor such as the strength and weakness for women entrepreneurs, such as age, marital status, educational background, and work experience. The second factor is the external factor, are opportunities and threats. Opportunity such as support from family and the Japanese government. While the threat can be such as lack of knowledge and skills in entrepreneurship, This study discusses the supporting factors and obstacles of successful Japanese women entrepreneurs using SWOT analysis. The data we used in this study was taken from 100 women entrepreneurs in the magazine Asahi Shinbun (2005). As supplementary data, we used data of 100 people in the book entrepreneur Kyushu Yume wo Kanaeru 100 Nin Josei Kigyouka published in 2013. The factors that support and hinder the successful of Japanese women entrepreneurs are divided into two factors. The first factor is the internal factor such as the strength and weakness for women entrepreneurs, such as age, marital status, educational background, and work experience. The second factor is the external factor, are opportunities and threats. Opportunity such as support from family and the Japanese government. While the threat can be such as lack of knowledge and skills in entrepreneurship]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ardian Aryanata Pallampa
"Salah satu penentu keberhasilan pembangunan dalam suatu negara adalah adanya masyarakat wirausaha yang tangguh. Di Indonesia sendiri masyarakat wirausaha seperti yang diidamkan masih belum terbentuk, terutama pada lapisan wirausaha yang berpendidikan tinggi. Sedangkan lapisan tersebut lebih memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan lapisan wirausaha berpendidikan rendah, dimana mereka memiliki kemampuan analitis dan wawasan pengetahuan yang luas untuk diterapkan pada kegiatan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan mahasiswa sebagai kelompok berpendidikan tinggi merasa enggan untuk menjadi wirausaha. Sampel diambil dari populasi mahasiswa FEUI tahun terakhir dan berjumlah 100 responden. Penelitian diarahkan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mahasiswa harapkan dari suatu profesi. Kemudian juga diteliti faktor lingkungan dan faktor dalam diri mahasiswa serta hubungannya dengan minat mereka untuk menjadi wirausaha. Variabel-variabel penelitiannya antara lain, pertama faktor lingkungan: latar belakang profesi keluarga, pengalaman organisasi, dan pengalaman kerja. Kedua adalah faktor dalam diri mahasiswa: persepsi, pengetahuan kewirausahaan, sikap pada dunia wirausaha, locus of control, dan kebiasaan mengambil resiko. Alat penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Dari hasil dan analisa diperoleh kesimpulan, ternyata dalam menentukan profesi yang akan ditempuh mahasiswa FEUI mendasarkan pada pertimbangan besarnya penghasilan, jenjang karir, dan kesempatan untuk pengembangan pribadi. Tetapi, mereka juga merasa enggan untuk langsung menjadi wirausaha setelah lulus, walaupun mereka menganggap profesi wirausaha mampu memenuhi keinginan-keinginan tersebut. Ini dikarenakan mereka merasakan adanya unsur resiko dan ketidakpastian dalam berwirausaha. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan latar belakang profesi keluarga mahasiswa dengan minat mereka untuk menjadi wirausaha, jadi dapat dikatakan mahasiswa yang memiliki keluarga wirausaha lebih berminat menjadi wirausaha dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki keluarga wirausaha. Untuk faktor dalam diri mahasiswa, ternyata mahasiswa yang mengerti cara mendirikan badan usaha juga lebih berminat untuk menjadi wirausaha jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengerti. Mahasiswa yang memiliki sikap positif terhadap dunia wirausaha juga terbukti lebih berminat untuk menjadi wirausaha jika dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki sikap negatif. Terakhir, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang berminat menjadi wirausaha memiliki sifat pengambilan resiko moderat serta locus of control internal. Saran dari penelitian ini, sebaiknya dalam mendorong terciptanya masyarakat wirausaha berpendidikan tinggi didukung dengan pemberian pengetahuan-pengetahuan yang relevan, balk yang sifatnya teknis maupun umum, dengan dunia kewirausahaan. Untuk penelitian lanjutan, dapat diteliti lebih dalam mengenai hubungan latar belakang keluarga wirausaha dengan minat menjadi wirausaha untuk mengetahui hal-hal apa saja yang terdapat dalam keluarga wirausaha yang mempengaruhi minat anggota keluarganya untuk menjadi wirausaha. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi masukan berarti bagi peminat studi kewirausahaan, dan tentu saja bagi calon wirausaha yang berasal dari pendidikan tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alkautsar
"Skripsi ini membahas pengaruh dari entrepreneur proclivity (kecen derungan wirausaha yang terdiri dari keberanian mengambil resiko, keproaktifan, kemandirian dalam pengambilan keputusan usaha, dan keagresifan dalam bersaing) terhadap pengetahuan akan sumber daya wirausahawan (pedagang pasar tradisional). Penelitian juga ingin mencari tahu apakah ada pengaruh pengetahuan akan sumber daya terhadap respon terhadap pasar dan kemudian pengaruh respon tersebut terhadap kinerja pedagang. Penelitian dilakukan di dua pasar yang pengelolanya berbeda, pemerintah (Palmeriam) dan swasta (BSD). Hasil temuan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang sig nifikan antara entrepreneur proclivity terhadap semua pengetahuan akan sumber daya wirausahawan. Semua pengetahuan akan sumber daya memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan pedagang merespon pasar (kecuali pengetahuan mengenai pesaing di pasar BSD dan pengetahuan mengenai peraturan di pasar Palmeriam). Selain itu, respon terhadap pasar juga pengaruh signifikan terhadap kinerja berdagang secara keseluruhan. Kata kunci: Pasar Tradisional, enterpreneur proclivity.

This thesis try to talk about the correlation between entrepreneur proclivity (consist of risk taking, proactiveness, autonomy, and com petitive aggresiveness) and knowledge resource of the entre preneur (traditional market seller). The research also talk about the corre lation between knowledge resource with market responsiveness and between market responsiveness with overall performance. The research is take placed in two market with different developer, government (Palmeriam) and private (BSD). The research show that there are correlation between entrepreneur proclivity with all aspects of knowledge research. There are also correlation between all aspects of knowledge resource with market responsiveness (except knowledge of competitior in BSD and regulatory agencies in Palmeriam) and market responsiveness with overall performance. Kata kunci: Traditional Market, Entrepreneur Proclivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6674
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah Jasmine
"Banyak penelitian dalam literatur kewirausahaan tertarik pada pertanyaan tentang mengapa seseorang memiliki atau tidak memiliki niat untuk membuat usaha mereka sendiri, terutama pada generasi muda seperti Gen Z dengan seperangkat nilai dan kreativitas baru. Dengan jumlah bisnis yang terus meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan jumlah wanita di industri bisnis yang semakin meningkat. Meningkatnya jumlah perempuan pengusaha dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah munculnya pemberdayaan perempuan di kalangan generasi baru. Teori perilaku terencana juga telah dipelajari dalam banyak studi bisnis sosial mengenai niat kewirausahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan dan niat berwirausaha di kalangan perempuan Generasi Z. Ini juga berfokus pada pemeriksaan peran efikasi diri, norma subjektif, dan sikap terhadap pengambilan risiko dalam membentuk niat kewirausahaan. Untuk mendukung penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada 202 perempuan yang lahir antara tahun 1997-2004 di Indonesia. Kuesioner yang disebarkan memiliki jenis pertanyaan tertutup, pertanyaan skala Likert. Software SEM-PLS digunakan untuk menganalisis penelitian ini.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa subjective norm dan attitude toward risk-taking yang dimiliki perempuan di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap entrepreneurial intention. Namun, empowerment dan self-efficacy telah ditemukan memiliki pengaruh negatif dalam niat kewirausahaan dimana penelitian ini menemukan bahwa memiliki empowerment dan self-efficacy tidak selalu mengarah terhadap kegiatan berusaha. Analisis data menunjukkan bahwa subjective norm memiliki pengaruh terbesar terhadap entrepreneurial intention. Artinya, wanita di kalangan Gen Z menunjukkan kecenderungan tertinggi untuk memulai usaha mereka sendiri ketika mereka mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar mereka atau yang pendapatnya mereka hargai yang juga menyarankan mereka untuk mempunyai bisnis sendiri.

Many researches in entrepreneurial literature have been interested in the question regarding why an individual has or has not the intention to generate their own venture, especially in the young generation such as Gen Z with their own new set of values and creativity. With the number of businesses continuously increasing over the years, along with the number of women in the business industry has increased. The rising number of women entrepreneurs can be caused by many factors, one of them being the rise of women empowerment among the new generations. The theory of planned behavior has also been studied in many social business studies regarding entrepreneurial intentions.
The purpose of this study is to investigate the relationship between empowerment and entrepreneurial intention among Generation Z females. It also focuses on examining the role of self-efficacy, subjective norm, and attitude toward risk-taking on shaping entrepreneurial intention. To support this study, a questionnaire is distributed to 202 females that are born between the years 1997-2004 in Indonesia. The questionnaire that is spread is a close-ended type of question, the Likert scale questions. SEM-PLS Software is used to analyze this study.
The results revealed that the subjective norm and attitude toward risk-taking of young women in Indonesia have a significant influence on their intention to pursue entrepreneurial endeavors. However, empowerment and self-efficacy has been found to have a negative influence in entrepreneurial intention as this research found that having empowerment and self-efficacy does not specify towards the act of entrepreneurship. The data analysis shows that subjective norm have the biggest impact on entrepreneurial intention. That is to say, female Gen Z showed the highest propensity to launch their own enterprise when they have the support from the people around them or whose opinions they value that also have a preference for them to have their own business.
"
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Raising entrepreneurial capital guides the reader through the stages of successfully financing a business. The book proceeds from a basic level of business knowledge, assuming that the reader understands simple financial statements, has selected a specific business, and knows how to write a business plan. It provides a broad summary of the subjects that people typically research, such as "How should your company position itself to attract private equity investment?" and "What steps can you take to improve your company's marketability?"
Much has changed since the book was first published, and this second edition places effects of the global recession in the context of entrepreneurship, including the debt vs. equity decision, the options available to smaller businesses, and the considerations that lead to rapid growth, including venture capital, IPOs, angels, and incubators. Unlike other books of the genre, Raising entrepreneurial capital includes several chapters on worldwide variations in forms and availability of pre-seed capital, incubators, and the business plans they create, with case studies from Europe, Latin America, and the Pacific Rim."
London: Elsevier, 2013
e20427666
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: World Scientific, 2010
338.04 CRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
William Alexander Tosin
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pelaku usaha fintech yang menawarkan pinjaman dana berbasis teknologi informasi kepada masyarakat. Belum adanya peraturan yang secara rinci mengatur mengenai fintech mengakibatkan kekosongan hukum yang dapat menimbulkan potensi masalah ke depannya. Permasalahan tersebut berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab hukum pelaku usaha fintech bersangkutan serta kedudukannya ditinjau dari perspektif hukum pembiayaan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan pengaturan yang ideal bagi pelaku usaha fintech yang menawarkan pinjaman dana berbasis teknologi informasi. Oleh karenanya penelitian ini akan menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dimana keseluruhan data yang diperoleh kemudian diolah dengan metode kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa dalam kegiatan usahanya menawarkan pinjaman dana kepada masyarakat, pelaku usaha fintech memiliki tanggung jawab hukum berdasarkan pasal 15 UU ITE untuk dianggap selalu bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sistem elektroniknya presumption of liability principle . Selanjutnya ditinjau dari perspektif kaidah hukum pembiayaan yang berlaku, pengaturan kedudukan yang ideal bagi pelaku usaha fintech tersebut adalah Perusahaan Pembiayaan. Penelitian ini menyarankan perbaikan atas aspek-aspek yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi POJK No. 77/POJK.01/2016 yakni: i perumusan definisi dan ruang lingkup fintech, ii kedudukan para pihak dalam POJK No. 77/POJK.01/2016 dimana menurut penulis, posisi pelaku usaha fintech harus dipertegas dalam kedudukannya selaku penyelenggara sistem elektronik yang menawarkan pinjaman dana kepada masyarakat, iii bentuk tanggung jawab hukum yang harus diemban, dan iv kepemilikan asing pada industri fintech dihapuskan karena dikhawatirkan akan bersaing dengan Bank Perkreditan Rakyat.

ABSTRACT
This research discusses the fintech businesses that offer technology based loan to society. The absence of detailed regulations concerning fintech result in a legal vacuum that could lead to potential problems in the future. The problems related to the obligation and legal responsibility of fintech entrepreneurs concerned and their status to be reviewed from perspective of financing law. The purpose of this research was to find the ideal setting rule for Fintech Financial Technology Business Offering Technology Based Loan To Society. Therefore, this study will answer these problems by using normative juridical research method in which the overall data obtained are then processed with qualitative methods. This research found that in the normal course of business to offer loans to society, fintech businesses have a legal responsibility under Article 15 of ITE Law to be considered always responsible for the implementation of the electronic systems presumption of liability principle . Furthermore, from the perspective of applicable financing law principles point of view, the proper position for fintech businesses are finance companies. This research suggests improvements on the aspects set out in the Regulation of Financial Services Authority No. 77 POJK.01 2016 on Information Technology Based Loan Services POJK No. 77 POJK.01 2016 , namely i formulation of definitions and fintech scope, ii the position of the parties in POJK No. 77 POJK.01 2016 which according to the author, position of fintech entrepreneurs should be emphasized, in his capacity as the operator of electronic systems that offer technology based loans to society, iii forms of liability that must be carried, and iv foreign ownership on fintech industry to be eliminated fearing they would compete with BPR."
2017
T47283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>