Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sasqia Putri Soniansi
"Pada penelitian ini dilakukan simulasi pencemaran logam berat Seng (Zn) pada kerang hijau (Perna viridis). Proses bioakumulasi kerang hijau melalui jalur pakan dengan perunut radioaktif 65Zn. Pakan yang digunakan dengan diberikan kontaminasi logam seng yakni Botryococcus braunii. Proses Bioakumulasi dilakukan pada variasi suhu air laut 30, 31, dan 32°C. Setiap hari seluruh hewan percobaan dianalisis menggunakan spektrometer gamma untuk memperoleh data pengambilan kontaminan dari aktivitas 65Zn. Untuk mengurangi kandungan logam yang terdapat pada biota uji dilakukan metode depurasi.
Metode depurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengaliran air berulang dan perendaman asam. Pada metode perendaman asam digunakan asam asetat dengan variasi waktu selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit serta variasi konsentrasi 0.025 %, 0,050%, 0,075%, dan 0,100 %. Setelah selesai, kemudian dilihat pengaruh metode depurasi terhadap kandungan pada protein Perna viridis dengan metode kjehdahl.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai ku yang didapat dari nilai faktor konsentrasi paparan ion logam Zn selama 7 hari yakni 0,17 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30oC, 0,18 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31oC dan 0,27 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Sementara nilai ke untuk perlakuan depurasi dengan metode pengaliran air berulang didapatkan 0,10 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30°C, 0,09 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31°C, dan 0,07 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Selanjutnya pada penelitian ini didapatkan nilai BAF sebesar 21,13 Bq/gram.hari untuk variasi suhu 30°C, 26,67 Bq/gram.hari untuk suhu 31°C, dan 61,67 Bq/gram.hari untuk suhu 32°C.

In this study a simulation of heavy metal zinc (Zn) ion contamination in green mussel (Perna viridis) was carried out. Bioaccumulation process of green mussel through food pathway using 65Zn radioactive tracer. Botryococcus braunii was used to be food of heavy metal zinc contamination. The bioaccumulation process is carried out at variations in sea water temperature 30, 31 and 32°C. Every day all green mussels were analyzed using a gamma spectrometer to obtain contaminant retrieval data from 65Zn activities. To reduce the metal content found in the test biota, needs depuration method.
The depuration method used in this study is a method of repetitive water flow recirculating depuration and using acid. The acid method uses acetic acid with a variation of time is 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes and variations in concentration of acetic acid 0.025%, 0.050%, 0.075%, and 0.100%. After that, the effect of the depuration method on green mussels was analyzed by kjehdahl method.
Based on the results, uptake value (ku) obtained from metal ion Zn exposure during 7 days is 0.17 Bq /gram.day for 30oC sea water temperature variation, 0.18 Bq/gram.day for 31oC sea water temperature variation, 27 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. While the depuration value (ke) treatment with water flow method is obtained 0.10 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 30oC, 0.09 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 31°C, and 0.07 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. Furthermore, in this study the BAF value was 21.13 Bq/gram.days for temperature variations of 30°C, 26.67 Bq/gram.days for 31°C, and 61.67 Bq/gram.days for 32°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fritania
"Studi bioakumulasi logam berat Zn dilakukan selama 7 hari pada kerang hijau yang berasal dari Muara Kamal. Selanjutnya dilakukan proses bioakumulasi melalui jalur air laut dan proses depurasi. Pada proses bioakumulasi dilakukan variasi salinitas dan konsentrasi Zn. Sedangkan, pada proses depurasi terdapat 2 metode yaitu metode laju alir air berulang dan perendaman asam sitrat. Proses bioakumulasi didapatkan salinitas optimum pada pada salinitas 29 dan konsentrasi Zn optimum pada konsentrasi 0,15 ppm dengan nilai Concentration Factor berturut-turut sebesar 38,07 mL/g dan 10,99 mL/g. Nilai konstanta laju pengambilan (ku) optimum pada variasi salinitas sebesar 4,3139 mL/g.hari dan pada variasi konsentrasi Zn sebesar 2,0489 mL/g.hari. Sedangkan, nilai konstanta laju pelepasan (ke) dari proses depurasi dengan metode pengaliran alir air berulang pada variasi salinitas adalah 6,3854 mL/g.hari dan variasi konsentrasi Zn adalah 7,4992 mL/g.hari.
Proses depurasi dengan metode perendaman asam sitrat pada kerang hijau yang berasal dari Muara Kamal dilakukan dengan variasi konsentrasi asam sitrat 0,025 %, 0,05 %, 0,075 % dan 0,1 % selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit. Aktivitas 65Zn yang terdapat pada tubuh kerang hijau di analisis menggunakan alat instrumentasi Spektrometer Gamma. Ditentukan juga kadar protein pada kerang hijau sesudah proses depurasi dengan metode Kjeldahl. Metode ini diharapkan dapat mengurangi kadar logam berat Zn pada kerang hijau sehingga aman untuk dikonsumsi (keamanan pangan) dan dapat dipergunakan dalam skala rumah tangga dan restoran.

Bioaccumulation study of Zn heavy metal is carried out for 7 days on green mussels originated from Muara Kamal, then the bioaccumulation process is done through seawater pathway and depuration process. The bioaccumulation process is done throughout variations in salinity and Zn concentration. Meanwhile, the depuration process is done with 2 method which are circulating water flow and submersion of citric acid. The bioaccumulation process obtained optimal salinity at salinity 29 and optimal Zn concentration at a concentration of 0,15 ppm with Concentration Factor values 38,07 mL/g and 10,99 mL/g. The optimal value of the retrieval constant (ku) for the salinity variation is 4,3139 mL/g.days and for the Zn concentration variation is 2,0489 mL/g.days, where the release constant (ke) depuration process with the circulating water flow method for salinity variation is 6,3854 mL/g.days and variation in Zn concentration is 7,4992 mL/g.day.
Depuration process with submersion method using citric acid on green mussels originated from Muara Kamal is done with citric acid concentration variations of 0,025 %, 0,05 %, 0,075 % and 0,1 % for 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes. The 65Zn activity in the body of green mussels ares analyzed using Gamma Spectrometer instrumentation. Protein levels are also determined in the green mussels after the depuration process using the Kjeldahl method. This method is expected to reduce zinc levels in green mussels in order for green mussels to be safe for consumption (food safety) and can be used on a household and restaurant scale.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Octavin Exaudina author
"Studi bioakumulasi ion logam berat kadmium dilakukan selama sepuluh hari pada kerang hijau yang berasal dari Pulau Laki dan didapatkan kadar logam berat kadmium yang terakumulasi di tubuh kerang hijau sebesar 4,03 mg/kg.hari. Selanjutnya dilakukan proses depurasi dengan metode pengaliran air berulang selama tiga hari dan didapatkan kadar ion kadmium sebesar 1,91 mg/kg. Sebagai pemodelan, didapatkan nilai konstanta pengambilan ku sebesar 0,48 mg/kg.hari dan nilai konstanta pelepasan ke dari proses depurasi adalah 0,18 mg/kg.hari. Dari nilai tersebut, hasil perhitungan nilai BCF adalah sebesar 2,67 mg/kg.hari dan nilai BAF sebesar 41,27 mg/kg.hari.
Sebagai tambahan, dilakukan juga proses depurasi dengan pengaliran air berulang dan perendaman menggunakan asam asetat dan asam sitrat pada kerang hijau yang berasal dari Muara Kamal dengan variasi konsentrasi 0,375, 0,75, dan 1,125 selama 150 menit. Kadar ion logam kadmium yang terdapat pada tubuh kerang hijau di analisis menggunakan alat instrumentasi AAS Spektroskopi Serapan Atom. Ditentukan juga kadar protein pada kerang hijau sebelum dan sesudah proses depurasi dengan metode Kjeldahl. Metode ini diharapkan dapat mengurangi kadar logam berat kadmium pada kerang hijau sehingga aman untuk dikonsumsi keamanan pangan dan dapat dipergunakan dalam skala rumah tangga dan restoran.

Bioaccumulation study of heavy metal cadmium ion was carried out for ten days on the green mussels which obtained from Laki Island, Kepulauan Seribu and the heavy metal content of cadmium accumulated in green mussel body obtained of 4,03 mg kg.day. Furthermore, the process of depuration method using water flow recirculating was analyzed for three days and the levels of cadmium ions contained of 1,91 mg kg. As the modeling, the uptake value ku obtained of 0,48 mg kg.day and the depuration value ke obtained of 0,18 mg kg.day. From that value, the BCF value equal to 2,67 mg kg.day and BAF value equal to 41,27 mg kg.day.
In addition, there was also a depuration process with water flow recirculating and depuration using acetic acid and citric acid in green mussels derived from Muara Kamal with concentration variations of 0,375, 0,75, and 1,125 for 150 min. Also, the levels of protein in the green mussel determined by Kjeldahl method. This method is expected to reduce the heavy metal content of cadmium in green mussels food safety so it is safe for consumption and can be used in household and restaurant scale.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Meisya
"Dalam penelitian ini dilakukan suatu simulasi pencemaran logam berat timbal Pb melalui jalur pakan. Sehingga didapatkan pemodelan bioakumulasi ion Pb pada Perna viridis yang diperoleh dari Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Perna viridis dalam mendapatkan makanannya dengan cara menyaring zooplankton, fitoplankton, detritus, diatom dan bahan organik dari perairan. Cara mendapatkan makanan yang demikian memungkinkan logam berat yang terlarut didalamnya ikut masuk kedalam tubuh Perna viridis. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar ion logam Pb yang terkandung di dalam Perna viridis dibutuhkan metode depurasi.
Metode depurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengaliran air berulang. Setelah itu, dilihat pengaruh metode depurasi pengaliran air terhadap kandungan pada protein Perna viridis.
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai ku yang didapat dari perlakuan paparan ion logam Pb selama 10 hari adalah 3,70 mg/Kg.hari-1. Nilai ke untuk perlakuan depurasi dengan metode pengaliran air berulang adalah 0,14 mg/Kg.hari-1. Nilai BCF pada jalur pakan adalah 26,43 mg/Kg.hari-1. Nilai BAF yang diperoleh adalah 214,29 mg/Kg.hari-1. Dilakukan pula pengukuran kadar logam Pb pada Perna viridis yang berasal dari Muara Kamal, Jakarta Utara dengan metode depurasi pengaliran air berulang dan perendaman asam asetat dan asam sitrat dengan berbagai konsentrasi dan waktu. Hal ini dilakukan sebagai informasi tambahan dalam upaya pemenuhan kondisi food safety, yang dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga maupun restoran.

This research was conducted on heavy metal contamination of lead Pb through food pathway. The bioaccumulation model of Pb ion was analyzed in Perna viridis which obtained from Laki Island, Kepulauan Seribu, North Jakarta. Perna viridis in getting food by filtering zooplankton, phytoplankton, detritus, diatoms and organic matter from water environment. Based on that way, heavy metals may dissolve in Perna viridis. Therefore, to reduce the level of Pb metal ion contained in the Perna viridis needs depuration method.
The method of depuration carried out in this research is the method of water flow recirculating. After that, seen the influence of depuration method of water flow recirculating depuration on protein content.
Based on the analysis results uptake value ku obtained from metal ion Pb exposure during 10 days is 3.70 mg Kg.day 1. The value to for depuration ke treatment with a water flow recirculating method is 0.14 mg Kg.day 1. The value of BCF in food pathway is 26,43 mg Kg.day 1. BAF values obtained were 214.29 mg Kg.day 1. Similarly, the measurement of Pb metal content in Perna viridis derived from Muara Kamal, North Jakarta with the method of depuration of water flow recirculating and depuration using acetic acid and citric acid with various concentrations and time. As additional information of fulfilling food safety conditions, which can be applied at a household and restaurant scale.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inang Fitri Maulina
"Isu pencemaran plastik di lautan semakin tahun semakin bertambah. Ditambah adanya kenaikan suhu dan peningkatan radiasi Ultra Violet (UV) dapat menyebabkan plastik terdegradasi di lautan. Fenomena ini dapat berdampak besar pada seluruh rantai makanan perairan, mulai dari produsen primer hingga predator tingkat tinggi, yang pada akhirnya mengancam kesehatan dan keanekaragaman hayati ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik di Laut Eretan Indramayu serta mempelajari bioakumulasi mikroplastik pada Perna viridis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Laut Eretan telah tercemar oleh mikroplastik dibuktikan dengan ditemukannya mikroplastik berjenis Polyethylene Terephthalate (PET) berbentuk fiber, granule, dan fragment dengan rata-rata kelimpahan pada sampel air laut sebesar 733 partikel/L air laut, sampel sedimen sebesar 1200 partikel/kg sedimen, dan sampel biota sebesar 623,8 partikel/kg biota. Hasil penelitian bioakumulasi menunjukan nilai Bioconcentration Factor (BCF) P. viridis pada beda salinitas sebesar 14,96 - 30.91 mL.g-1, dengan waktu paruh (t1/2) 7,53 - 14,96 hari. Kemudian pada P. viridis variasi beda bobot didapatkan nilai BCF sebesar 12,82 – 16,85 mL.g-1, dengan t1/2 sebesar 7-15 hari. Mikroplastik terdistribusi pada bagian mantel, insang dan bagian pencernaan P. viridi.

The issue of plastic pollution in the ocean is increasing every year. In addition, rising temperatures and increased Ultra Violet (UV) radiation can cause plastics to degrade in the ocean. This phenomenon can have a major impact on the entire aquatic food chain, from primary producers to higher-level predators, ultimately threatening the health and biodiversity of the ecosystem. This research aims to analyze the abundance of microplastics in the Eretan Sea of Indramayu and study the bioaccumulation of microplastics in Perna viridis. The results showed that the Eretan Sea has been polluted by microplastics as evidenced by the discovery of Polyethylene Terephthalate (PET) type microplastics in the form of fiber, granule, and fragment with an average abundance in seawater samples of 733 particles/L seawater, sediment samples of 1200 particles/kg sediment, and biota samples of 623.8 particles/kg biota. The results of bioaccumulation research show the Bioconcentration Factor (BCF) value of P. viridis at different salinities of 14.96 - 30.91 mL.g-1, with a half-life (t1/2) of 7.53 - 14.96 days. Then in P. viridis the variation of different weights obtained BCF values of 12.82 - 16.85 mL.g-1, with t1/2 of 7-15 days. Microplastics are distributed in the mantle, gills and digestive parts of P. viridis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farihah Rahma Harfiatin
"Dalam penelitian ini dilakukan studi bioakumulasi dan depurasi ion logam Nikel yang diamati dari spesies kerang hijau atau Perna viridis yang diperoleh dari Muara Kamal, Jakarta Utara. Kerang hijau yang mengandung ion logam Nikel apabila dikonsumsi masyarakat dalam jumlah banyak akan menimbulkan efek toksisitas. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar ion logam Nikel yang terkandung di dalam kerang hijau dibutuhkan metode depurasi. Terlebih dahulu, dilakukan bioakumulasi ion logam Nikel sebesar 0,13 ppm. Hasilnya, didapatkan logam berat Nikel yang terakumulasi di tubuh kerang hijau sebesar 12,12 mg/kg. Kemudian dilakukan depurasi dengan pengaliran air berulang selama tujuh hari, perendaman asam asetat dan asam sitrat dengan konsentrasi 0.75 , 1.5 dan 2.25 selama dua jam. Sehingga, didapatkan penurunan kadar ion logam Nikel yang terbesar dengan depurasi asam sitrat 2,25 menjadi 6,60 mg/kg. Penentuan kadar ion logam nikel menggunakan alat instrument SSA Spektroskopi Serapan Atom . Ditentukan juga kadar protein sebelum dan sesudah depurasi dengan metode kjeldahl. Kadar protein sebelum depurasi 18,51 dan setelah depurasi mengalami penurunan terbesar pada depurasi pengaliran air sebesar 11,07 . Diharapkan, dengan metode depurasi ini bisa dipergunakan dalam skala rumah tangga.

In this study, conducted studies bioaccumulation and depuration of ions metal nickel were observed from the species of green mussels or Perna viridis from Muara Kamal, North Jakarta. Green mussels containing ions metal nickel when consumed by the public in large quantities will cause toxic effects. Therefore, to reduce the levels of ions metals nickel contained in the green mussels required depuration method. First, bioacumulation metals of nickel is 0.13ppm. The result, obtained heavy metal Nickel that accumulates in the body of green mussels is 12.12 mg kg. Then, depuration with recurrent water drainage for seven days, soaking of acetic acid and citric acid with concentration 0.75 , 1.5 and 2.25 for two hours. Thus, the largest decrease of ion metal nickel content with citrate acid depuration 2.25 became 6.60 mg kg. Determination of the levels of metal ions using AAS Atomic Absorption Spectroscopy . Also, determined protein levels before and after depuration with kjeldahl method. Protein content before depuration was 18.51 and after depuration experienced the greatest decrease in water drain depuration by 11.07 . Hopefully, with this depurasi method can be used in a household scale."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidatul Zahroh
"Pada penelitian ini dilakukan pemodelan untuk mengetahui pengaruh pengasaman air laut terhadap pola bioakumulasi Zn pada Babylonia spirata. Jalur paparan kontaminan dilakukan melalui jalur air, di bawah pengaruh konsentrasi Zn dengan kisaran 0,1; 0,3; 0,5; 0,7 ppm, salinitas dengan kisaran 23, 25 dan 27 ppt, serta pengaruh pH dengan kisaran 7,1; 7,8; 8,3. Setiap hari seluruh biota uji dianalisis menggunakan spektrometer gamma untuk memperoleh data pengambilan kontaminan dari aktivitas 65Zn. Paparan dihentikan saat aktivitas 65Zn dalam tubuh biota uji tidak mengalami kenaikan (steady state). Selanjutnya, dilakukan proses pelepan kontaminan untuk mengurangi kadar logam pada biota uji menggunakan metode pengaliran air berulang. Selama proses pelepasan, setiap hari seluruh biota uji dianalisis aktivitas 65Zn menggunakan spektrometer gamma untuk memperoleh data pelepasan kontaminan. Pada eksperimen ini didapatkan nilai CF pada pengaruh konsentrasi, salinitas dan pH masing-masing sebesar 44,25-88,49 mL/g; 45,98-76,68 mL/g.; 36,46-52,03 mL/g.

In this study, modeling was carried out to determine the effect of ocean acidification on Zn bioaccumulation pattern in Babylona spirata. The contaminant exposure pathway was carried out through water with a variation of Zn concentration at range 0.1; 0.3; 0.5; 0.7 ppm, salinity at range 23; 25; and 27 ppt, and pH at range 7.1; 7.8; and 8.3. The biotas taking of contaminants was examined daily from their 65Zn activities using a gamma spectrophotometer. Contaminant exposure was stopped after constant 65Zn activity was observed (steady state). The contaminant release process was then carried out to reduce the metal content in experimental biota using a recurrent water flow method. During the releasing process, the biotas release of contaminants was examined daily by measuring 65Zn activities using a gamma spectrophotometer. In this study it was found that CF values on the effect of concentration, salinity and pH were 44.25-88.49 mL/g, 45.98-76.68 mL/g, and 36.46-52.03 mL/g respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Indro Buwono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikin Fathoniah
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau Perna viridis berbagai ukuran, mengetahui organ tubuh kerang hijau yang paling banyak menyimpan mikroplastik, serta mengetahui korelasi antara kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau, air, dan sedimen. Sampel kerang hijau, air, dan sedimen diambil dari 3 stasiun berbeda dengan jarak masing-masing sekitar 500 m. Analisis kelimpahan mikroplastik dilakukan dengan cara mengisolasi mikroplastik pada setiap sampel. Isolasi pada sampel kerang dilakukan dengan melarutkan kerang di dalam larutan HNO3 65, sementara sampel air dan sedimen dilakukan dengan cara pemisahan berdasarkan ukuran dan massa jenis dengan perendaman dalam larutan NaCl jenuh.
Hasil yang didapatkan, yaitu rata-rata kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau ukuran 3, 6, dan 9 cm, yaitu 5,35; 24,99; dan 39,00 partikel/gram. Mikroplastik kelompok fiber dominan pada sampel kerang. Rata-rata kelimpahan mikroplastik di air dan sedimen, yaitu 13,15 partikel/L air laut dan 0,92 partikel/g sedimen kering. Mikroplastik kelompok film dominan pada sampel air dan sedimen. Sementara, kelompok pelet tidak ditemukan pada ketiga sampel. Terdapat korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan ukuran cangkang kerang, maupun dengan kelimpahan mikroplastik kelompok film dan fiber pada air dan sedimen.

Research on abundance of microplastic in green mussel Perna viridis, water and sediments in Kamal Muara, North Jakarta has been done. The research determined the abundance of microplastic in green mussel of various sizes, the organ of the green mussels most storey microplastic, and the correlation between abundance of microplastic in green mussel, water, and sediment. Samples of green mussel, water and sediments were taken from 3 different stations with a distance of about 500 meters each. Analysis of abundance of microplastic was done by isolating microplastic in each sample. The isolation of the green mussel samples was done by dissolving the mussels in the HNO3 solution, while the water and sediment samples were performed by separation by size and density by immersion in a saturated NaCl solution.
The results obtained were, on average, abundance of microplastic in green mussel size 3, 6, and 9 cm ie, 5.35 24.99 and 39,00 particles gram. Microplastic fiber was dominant in mussel sample. The average abundance of microplastic in water and sediment are 13.15 particles L of sea water and 0.92 particles gram of dry sediment. Microplastic film was dominant in water and sediment samples. Meanwhile, pellet was not found in all three samples. There was a correlation between abundance of microplastic with green mussel size, as well as with abundance of microplastic of film and fiber in water and sediment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudis Ananda Putra
"ABSTRAK
Katalis dibentuk dengan cara metode impregnasi KCl terhadap cangkang kerang hijau yang kemudian akan di karakterisasi dengan alat instrumen seperti FTIR, XRD,FESEM, dan EDAX. seperti pada data FTIR yang dimana terdapat adanya serapan pada bilangan gelombang sebesar sekitar 900 cm-1 masing-masing puncak dihasilkan dari vibrasi ulur C-O tunggal. Terdapat perlakuan dekomposisi termal menyebabkan vibrasi C=O menjadi hilang sesuai dengan reaksi transformasi CaCO3 menjadi CaO. Selain itu juga dengan alat XRD terdapat puncak pada sudut 2 sebesar 33.33o dengan ukuran partikel 41.57 nm menandakan sudut CaCO3 dan setelah di lakukan proses kalsinasi terdapat puncak pada 2 sebesar 37.45o dengan ukuran partikel 29.81 nm ini menandakan sudut dari CaO. Dan ditandai juga dengan data EDAX terdapatnya persen rata-rata berat unsur Ca 48.79 ; O 27.34 ;Cl 11.56 dan K 12.31. Selanjutnya katalis ini digunakan untuk proses sintesis kimia organik melalaui reaksi kondensasi Knoevenagel antara benzaldehid dengan etil asetoasetat didapatkan keadaan optimum dengan persen yield sebesar 74.1 dengan suhu reaksi sebesar 60oC dan waktu reaksi selama 90 menit. senyawa hasil sintesis diidentifikasi menggunakan spektroskopi FTIR dan GC-MS.

ABSTRACT
Catalysts in the form of impregnation method KCl against green shells that would then be in characterization with instruments such as FTIR, XRD, FESEM, and EDAX. As in the FTIR data in which there is an absorption at a wave number of about 900 cm 1 each peak is produced from a single C O vibration. There is a thermal decomposition treatment causing the vibration C O to disappear in accordance with the transformation reaction of CaCO3 to CaO. Also with XRD tool there is a peak at 2 angle of 33.33o with a particle size of 41.57 nm indicating the angle of CaCO3 and after doing the calcination process there is a peak at 2 of 37.45o with a particle size of 29.81 nm this indicates the angle of CaO. And also marked with EDAX data in the presence of percentage mean weight of Ca element 48.79 O 27.34 Cl 11.56 and K 12.31 . Furthermore, this catalyst is used for organic chemical synthesis process through Knoevenagel condensation reaction between benzaldehid with ethyl acetoacetate obtained optimum condition with yield percentage of 74.1 with reaction temperature of 60oC and reaction time for 90 minutes. the synthesis compounds were identified using FTIR and GC MS spectroscopy."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>