Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Farid
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya energi. Kekayaan alam Indonesia sudah keharusan untuk kesejahteraan bangsanya. Namun, saat ini Indonesia belum termaksimalkan dalam pemanfaatan gas alam. Indonesia masuk dalam 11 besar negara terbesar penghasil gas alam. Cadangan gas alam Indonesia adalah per Januari 2017 mencapai 142.72 Triliun Standard Cubic Feet (TSCF), sebesar 100.36 TSCF merupakan cadangan terbukti dan 42.36 TSCF merupakan cadangan potensial. Program peningkatan elektrifikasi, mendorong pertumbuhan penggunaan gas alam. Distribusi LNG dari Kilang Badak menuju FSRU PLMTG Maumere akan menaikkan elektrifikasi wilayah NTT. Small LNG Carrier digunakan untuk mendistribusikan LNG ke FSRU. Pengadaan armada kapal dihasilkan kecepatan kapal 10 knot, frekuensi pengapalan 50 kali, PL 2479,8 ton, dan jumlah armada yang dibutuhkan 1 kapal. estimasi harga LNG Carrier US$20000000. Analisis keekonomian bisnis Small LNG Carrier menghasilkan output yaitu estimasi Capex dan Opex sebesar US$20000000 dan US$1656007 /tahun. PP sebesar 6,66 tahun, NPV sebesar  US$11794522 , dan IRR sebesar 13,9%. Hasil analisis investasi dapat dinyatakan bahwa investasi Small LNG Carrier 3000 layak untuk direkomendasikan dan diaplikasikan.

ABSTRACT
Indonesia is a rich country in energy resources. Indonesias natural gas is a must for the welfare of Indonesia people. However, currently Indonesia has not been maximized in the utilization of natural gas. Indonesia is one of the 11 largest producers of natural gas. Indonesia's natural gas reserves are as of January 2017 reaching 142.72 Trillion Standard Cubic Feet (TSCF), amounting to 100.36 TSCF as proven reserves and 42.36 TSCF as potential reserves. The program to increase electrification, encourages the growth of natural gas use. Distribution of LNG from the Badak Refinery to the PLMTG FSRU Maumere will increase the electrification of the NTT region. Small LNG Carrier is used to distribute LNG to the FSRU. The procurement of the fleet produced ship speeds of 10 knots, shipping frequency 50 times, PL 2479.8 tons, and the number of fleets needed by one ship. estimated LNG Carrier price of US $ 20000000. The economic analysis of the Small LNG Carrier business produces output, namely the estimation of Capex and Opex of US $ 20000000 and US $ 165,6007 / year. PP of 6.66 years, NPV of US $ 11794522, and IRR of 13.9%. The results of the investment analysis can be stated that the investment of Small LNG Carrier 3000 is feasible to be recommended and applied. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enrico Michael
"ABSTRACT
Manusia sampai kapanpun akan tetap membutuhkan energi dalam kehidupannya. Dengan energi, cita-cita bangsa Indonesia untuk maju pun dapat tercapai. Semua lapisan masyarakat berhak untuk terjamin perolehan energi khususnya energi listrik sebagai kebutuhan vital dalam beraktivitas. Mini FSRU menjadi solusi hilir untuk kontinuitas suplai listrik di daerah pesisir yang jauh dari sumber ladang gas. Mini FSRU juga menjadi bagian dari solusi penggunaan sumber energi primer yang lebih bersih dan ekonomis. Tugas akhir ini membahas analisis investasi mini FSRU untuk PLTMG Maumere agar dapat secara penuh menggantikan peran BBM sekaligus menghasilkan keuntungan dari segi bisnis dan berdampak positif untuk kemajuan negeri.

ABSTRACT
Human Beings will always need energy in their life. By energy, the aspirations of the Indonesian people to advance can be achieved. All levels of society have the right to secure the acquisition of energy, especially electricity, as a vital requirement for their activities. Mini FSRU is a downstream solution for the continuity of electricity supply in coastal areas far from the gas field sources. The Mini FSRU is also part of the solution to using cleaner and more economical primary energy sources. This final project discusses the analysis of Mini FSRU investment for PLTMG Maumere in order to fully replace the role of BBM while generating profits and having a positive impact on the progress of the country."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Glorius Pasikki
"Inti dari suatu kilang pencairan gas alam terletak pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam Pemanliaatan energi yang optimal pada unit pendinginan dan unit pencairan akan sangat berpengaruh pada biaya produksi. Metode analisis yang dapat digtmakan untuk menganalisa eiisiensi energi dari suatu plant diantaranya aclalah basil produk utama., recovery produk utama, konsumsi energi spesilik, investasi, kemampuan beroperasi dan pemeliharaan.
Pada penulisan slcripsi ini metode yang digunakan untuk menganalisa eftsiensi energi pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam di kilang LNG PT Badak NGL Co. adalah konsumsi energi spesiiik atau lebih dikenal dengan specific horse power. Makin kecil harga speciic horse power dari suatu kondisi operasi, makin eiisien pula pemenfaatan energinya. Pada skripsi ini juga al-can dibahas langkah-langkah pefhitungan untuk mencari harga specific horse power dan menyusunnya dalam sebuah program komputer dalam bahasa pemrograman Borland Delphi 2.0.
Salah satu variahel yang menentultan besar kecilnya harga specific horse power adalah komposisi re5'igeran komponen ganda atau MCR (Mix Coponem Refigeranr), yang idealnya terdiri clari nitrogen, metana, etana dan propana. Namun pada kenyataannya di lapangan selalu terdapat impuritis dalam MCR yang berupa iso-butana dan nonnal butana. Pengaruh impuritis dan juga pengaruh kornposisi MCR secara keseluruhan terhadap ltarga specilic horse power pada daerah laju produksi LNG tertentu untuk train D yang mennpalcan train lama dan E yang merupakan train baru akan diamati, dan hasilnya akan dituangkan dalam makalah skripsi ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Handayani Lulun Lande
"Perencanaan dan pengadaan fasilitas pembangkit listrik berikut fasilitas terminal LNG masih dilakukan terpisah. Dari sudut pandang teori, integrasi sistem pembangkit listrik dengan sistem regasifikasi pada terminal LNG masih belum optimal karena masih terdapat potensi pemanfaatan energi terbuang baik energi panas maupun energi dingin yang merupakan peluang perbaikan untuk meningkatkan efisiensi sistem keseluruhan. Integrasi sistem dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi panas pada air pendingin mesin dan pada gas buang dari proses pembangkitan energi listrik, sekaligus memanfaatkan energi dingin dari proses regasifikasi LNG untuk mendinginkan air pendingin mesin. Melalui metode analisis teknis, simulasi rancangan dengan pemanfaatan energi panas dari mesin pembangkit dapat dilakukan pada LNG Vaporizer tipe shell and tube.
Dari hasil simulasi teknis dapat diketahui dengan flow rate LNG sebesar 4 MMSCFD akan menghasilkan daya sebesar 17230 kW dengan efisiensi 35,2%, dimana efisiensi tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan efisiensi sistem yang tidak terintegrasi. Dalam analisis ekonomi pada pola pembebanan mesin pembangkit dengan faktor kapasitas 80% dan asumsi harga listrik yang digunakan sebesar cent US$ 12 /kWh, diperoleh nilai IRR 19,7% dimana nilai IRR tersebut lebih besar dari nilai WACC (7,49%) sehingga pengembangan disain integrasi sistem layak untuk dilakukan.

Planning and procurement process of electricity generation facilities and LNG terminal facilities are still carried out separately. From a theoretical point of view, the integration of the power plant system with the regasification system at the LNG terminal is not optimal because there is still potential utilization of wasted energy both heat and cold energy which is an opportunity to improve overall system efficiency. System integration can be done by utilizing heat energy in engine cooling water and exhaust gas from the electricity generation process, while utilizing the cold energy from the LNG regasification process to decrease temperature of engine cooling water. Through a technical analysis method, design simulation with the utilization of heat energy from the gas engine can be carried out on the shell and tube type LNG Vaporizer.
The results of the technical simulation can be seen that the LNG flow rate of 4 MMSCFD will produce power of 17230 kW with an efficiency of 35.2%, where the efficiency is higher compared to the efficiency of a standalone system. In the economic analysis, base on loading profile of gas engine with a capacity factor of 80% and the assumption of the electricity price at cent US $ 12 / kWh, an IRR value of 19.7% was obtained where the IRR value was greater than the WACC value (7.49%), the result shows that development of system integration design is feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigin Rizki Novrian Panji Handoyo Putro
"Pada pertengahan tahun 2015, Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan program Pembangunan Pembangkit 35.000 MW, hal ini bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan beban, dan pada wilayah tertentu diutamakan untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga listrik. Indonesia juga merupakan salah satu negara pemilik cadangan gas alam yang cukup besar, yaitu diperkirakan 150,4 TCF (Trilliun standard Cubic Feet) yang tersebar di berbagai pulau. Adapun Indonesia Wilayah Tengah yang terdiri dari 3 pulau besar yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, ketiganya memiliki banyak kepulauan kecil dan dikelilingi oleh lautan luas. Oleh karena itu untuk mempermudah penyaluran suplai LNG bagi pembangkit listrik tenaga gas di wilayah tersebut, maka digunakan small scale LNG carrier untuk penyalurannya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) yang dikombinasikan dengan linier programming serta Algoritma Greedy dengan fungsi objektif yaitu untuk memaksimalkan kapasitas muatan kapal. Selain itu juga dilakukan analisis keekonomian berdasarkan kelayakan finansial serta analisis terkait harga gas dunia. Hasil dari penelitian ini diperoleh 3 kluster rute yang akan di pasok menggunakan dua kapal untuk masing-masing kluster dengan rincian sebagai berikut, Kluster 1 Sulawesi menggunakan kapal ukuran 14000 cbm dan 7500 cbm dengan kecepatan rata-rata 13 knot, Kluster 2 Kalimantan menggunakan kapal ukuran 5000 cbm dan 10000 cbm dengan kecepatan rata-rata 15 knot, serta Kluster 3 Nusa Tenggara menggunakan kapal ukuran 7500 cbm dan 3587 cbm dengan kecepatan rata-rata 13 knot. Berdasarkan rute optimum yang didapat, maka sisa muatan untuk Kluster 1 Sulawesi adalah sebesar 1447,62 cbm atau 6,73% dari kapasitas total kapal, sisa muatan untuk Kluster 2 Kalimantan sebesar 697,86 cbm atau 4,65% dari kapasitas total kapal, dan sisa muatan untuk Kluster 3 Nusa Tenggara adalah sebesar 369,85 cbm atau 3,34% dari kapasitas total kapal. Dari analisa keekonomian menunjukan bahwa dengan total CAPEX sebesar US$ 1.087.439.857,67. Dan didapatkan margin harga penjualan LNG sekurang kurangnya sebesar US$ 2/MMBTU untuk kluster 1 dengan payback period dalam kurun waktu 7 tahun, US$ 2/MMBTU untuk kluster 2 dengan payback period dalam kurun waktu 10 tahun, serta US$ 5/MMBTU untuk kluster 3 dengan payback period dalam kurun waktu 9 tahun.

In mid-2015, the Government of Indonesia officially launched the 35,000 MW Power Generation Program, this aims to meet load growth, and in certain areas, it is prioritized to meet the shortage of electricity supply. Indonesia is also one of the countries with large natural gas reserves, which are estimated at 150.4 TCF (Trillion standard Cubic Feet) spread over various islands. As for the Central Region of Indonesia, consists of 3 large islands, namely Kalimantan, Sulawesi, and Nusa Tenggara, all three of them have many small islands and are surrounded by vast oceans. Therefore, a small-scale LNG carrier is used for distribution to facilitate the distribution of LNG supply for gas-fired power plants in the area. The method used in this research is the Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) combined with linear programming and the Greedy Algorithm with the objective function of maximizing the ship's cargo capacity. In addition, an economic analysis based on financial feasibility as well as analysis related to world gas prices was also carried out. The results of this study obtained 3 cluster routes that will be supplied using two ships for each cluster with the following details, Sulawesi Cluster 1 uses 14000 cbm and 7500 cbm ships with an average speed of 13 knots, Cluster 2 Kalimantan uses ships of 5000 cbm and 10000 cbm with an average speed of 15 knots, as well as Cluster 3 Nusa Tenggara using ships of 7500 cbm and 3587 cbm with an average speed of 13 knots. Based on the optimum route obtained, the remaining cargo for Cluster 1 Sulawesi is 1447.62 cbm or 6.73% of the total vessel capacity, the remaining cargo for Cluster 2 Kalimantan is 697.86 cbm or 4.65% of the total vessel capacity, and the remaining cargo for Nusa Tenggara Cluster 3 is 369.85 cbm or 3.34% of the total capacity of the ship. The economic analysis shows that with a total CAPEX of US$ 1,087,439,857.67. And the LNG sales price margin is at least US$ 2/MMBTU for cluster 1 with a payback period of 7 years, US$ 2/MMBTU for cluster 2 with a payback period of 10 years, and US$ 5/MMBTU for cluster 3 with a payback period of 9 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Perdana Surya
"

Abstrak

 

Nusa Tenggara adalah termasuk wilayah Indonesia bagian tengah dengan dua provinsi yang memiliki rasio elektrifikasi dibawah 90%. Akhir tahun 2017 rasio elektrifikasi daerah Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur adalah 84,11% dan 60,82%. Pembangunan pembangkit listrik tenaga gas bumi akan dilakukan oleh pemerintah di wilayah nusa tenggara. Suplai gas bumi yang dibutuhkan oleh pembangkit di Nusa Tenggara akan dilakukan dalam bentuk LNG atau liquefied natural gas. Asumsi yang digunakan adalah suplai diberikan oleh Badak LNG dan Tangguh LNG. Permintaan Listrik yang tidak tinggi sehingga volume LNG yang ditransportasikan relatif kecil, dapat dikategorikan sebagai Small Scale LNG (SSLNG). Penelitian ini akan memberikan analisis keekonomian yang dilakukan dari setiap skema distribusi SSLNG yang direncanakan hingga diperoleh harga jual LNG di tempat penerimaan. Metode distribusi yang diteliti adalah milk run, hub spoke, dan gabungan keduanya akan dibuat kedalam 10 skenario. Metode terbaik yang digunakan adalah metode milk run dengan dua kluster, dengan LNG disupplai dari Badak LNG yang memiliki harga $13,12/MMBTU sebagai plant gate price dengan permintaan 12,010,942.87MMBTU/Tahun.

 

Kata kunci: Distribusi LNG, LNG Skala Kecil, Rantai Suplai LNG, harga jual LNG, Nusa Tenggara.

 


Abstract

 

Nusa Tenggara is in the central part of Indonesia with two provinces which have electrification ratio below 90%. Electrification ratio of the West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara regions was 84.11% and 60.82%. Construction of a natural gas power plant will be carried out by the government in Nusa Tenggara region. Supply of natural gas needed by the plant in Nusa Tenggara will be carried out in the form of LNG or liquefied natural gas. assuming the supply is provided by Badak LNG and Tangguh LNG. Because electricity demand is low, so the volume of LNG transported is relatively small and categorized as Small-Scale LNG (SSLNG). This study will provide economic analysis carried out from each SSLNG distribution scheme planned to obtain LNG selling prices at the receiving place (plant gate price). Distribution methods used for study are milk run, hub spoke, and combination of those two methods. uses milk run methodology with two clusters for the Nusa Tenggara region. Based on the feasibility study conducted, demand for Nusa Tenggara overall is 12,010,943 MMBTU/Year. The LNG will be supplied from Badak LNG in Bontang with $13.12/MMBTU as Plant Gate Price.

 

Key word: LNG Distribution, Small Scale LNG, LNG Supply Chain, Plant Gate Price, Nusa Tenggara.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Akbar Maulana
"Gas alam merupakan sumber energi yang saat ini dibutuhkan oleh negara maju maupun negara berkembang. Selama ini gas bumi diangkut menggunakan pipa dari sumber gas ke pembeli gas, namun di Indonesia tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan, sehingga membangun jaringan pipa tentunya membutuhkan biaya investasi yang besar. Dalam proses komersialisasi LNG terjadi proses jual beli antara pihak-pihak yang berkepentingan, dimana proses jual beli ini akan dilakukan dengan metode custody transfer untuk menghitung volume LNG yang dibeli atau dimasukkan ke tangki penyimpanan di terminal penerima LNG. Perhitungan penentuan jumlah LNG mengacu pada beberapa standar yang telah disepakati antar pihak. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menentukan jumlah energi Liquefied Natural Gas (LNG) selama bongkar muat di terminal Floating Storage Regasification System

Natural gas is an energy source that is currently very much needed by both developed and developing countries. So far, natural gas has been transported using pipes from gas sources to gas buyers, but in Indonesia, of course, this will be a challenge considering that Indonesia is an archipelagic country that is dominated by waters, so building a pipeline will certainly require a large investment cost. In the LNG commercialization process, there is a buying and selling process between interested parties, where this buying and selling process will be carried out by Custody Transfer to calculate the energy of LNG purchased or put into storage tanks at the LNG receiving terminal. The calculation for determining the amount of LNG refers to several standards that have been agreed upon between parties. The objective of this paper is to share a method to determine the energy of Liquefied Natural Gas (LNG) during loading/unloading in FSRU/LNG terminal, as a result, given the understanding of LNG custody measurement in LNG operation and commercial terms.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Survei tikus dan ektoparasit telah dilakukan di pelabuhana Maumere, kabupaten Sikka, Flores. Survei ini bertujuan untuk mengetahui jenis tikus dan jenis ektoparasit, serta derajat infeksi tikus terhadap virus Hantaan di Pelabuhan Maumere. Survei dilakukan dengan menangkap tikus, di dalam pelabuhan (gudang dan kantor) dan di luar pelabuhan (pemukiman sekitar pelabuhan dan gudang). Jenis tikus yang ditemukan di pelabuhan Maumere dan sekitarnya adalah Rattus rattus, R.norveginus, dan Suncus murinus. R.rattus ditemukan dominan baik di dalam maupun di luar kawasan pelabuhan. Angka grviditas tikus rumah yang tertangkap pada bulan Juli 1991 adalah 22,1%, sedangkan pada bulan November 8,9% dengan jumlah embrio rata-rata 4-5 ekor. Ektoparasit yang ditemukan pada tikus-tikus yang tertangkap adalah 4 spesies tungau (Ascoschoengastia indica, Laelaps echidninus, L.nuttali dan satu spesies anggota Dermanyssidae), 1 spesies kutu (Polyplaxspinulosa) dan pinjal Xenopsylla cheopis. Derajat infestasi ektoparasit tertinggi terdapat pada tikus yang tertangkap di gudang dan di luar pelabuhan. Pemeriksaan serologi darah tikus menunjukkan bahwa 7,9 – 11,7% tikus rumah yang tertangkap positif mengandung Hantavirus sp.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hanif Ibrahim
"PLTGU Tanjung Batu merupakan salah satu andalan kelistrikan di Kaltim. PLTGU Tanjung Batu di bawah PT Z Wilayah Kaltimra menerima pasokan gas dari SKK Migas sebesar 40 MMSCFD secara kontinyu. Pipa gas yang digunakan untuk menyalurkan sumber gas didesain berlebih sebesar 80 MMSCFD. Namun, saat ini terdapat perubahan pasokan gas bumi ke PLTGU Tanjung Batu dari 40 MMSCFD turun menjadi 15 MMSCFD. Perubahan pasokan gas perlu dikaji untuk mengetahui kelayakan proyek pembangunan pipa gas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi teknis dan keekonomian proyek tersebut. Evaluasi teknis yang dikaji meliputi pola aliran, evaluasi penggunaan knock out drum sebelum flash stack, condensate drum dan slug cacther yang digunakan. Evaluasi pola aliran menunjukkan bahwa adanya ketidakstabilan pola aliran di sepanjang pipa dikarenakan kondisi topografi yang berubah-ubah. Hasil pola aliran stratified flow yang didapat pada pipa dengan kilometer 40-55 km menunjukkan bahwa pola aliran tidak menyebabkan perubahan massa liquid secara tiba-tiba pada peralatan Receiving Facility (RF). Desain peralatan RF yang digunakan tidak berbeda jauh dengan hasil perhitungan, dimana berdasarkan hasil perhitungan, desain slug catcher dan knock out drum adalah 48 in/12,5 feet dan 39,4 in/8,2 feet. Hasil evaluasi condensate drum menunjukkan bahwa pada kondisi pigging, dibutuhkan 3 truk tangki berkapasitas 25.000 liter dan pada kondisi operasi normal dibutuhkan 1 buah truk tangki berkapasitas 10.000 liter dengan tangki penampung tambahan berkapasitas 13.000 liter dengan waktu pengambilan setiap 1 minggu sekali. Evaluasi keekonomian proyek yang dikaji pada penelitian ini adalah nilai parameter Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP). Nilai parameter ekonomi yang didapat adalah NPV sebesar USD 7.868.080, IRR 10,47%, dan PBP 8,3 tahun dengan nilai toll fee pada laju alir pasokan gas 15, 40, 80 MMSCFD berturut-turut adalah 2,06 USD/MMBTU, 0,77 USD/MMBTU, 0,39 USD/MMBTU. Hasil sensitivity analysis menunjukkan bahwa toll fee merupakan variabel yang paling sensitif terhadap kelayakan ekonomi. Nilai laju alir ship or pay yang digunakan pada proyek ini adalah 48 MMSCFD dengan nilai toll fee 0,66 USD/MMBTU.

Tanjung Batu PLTGU is one of the mainstays of electricity in East Kalimantan. The Tanjung Batu PLTGU under the Z company of the East Kalimantan Region receives a continuous supply of gas from SKK Migas for 40 MMSCFD. The gas pipe used to transport the gas source is designed to be excess of 80 MMSCFD. However, currently there is a change in the supply of natural gas to the Tanjung Batu PLTGU from 40 MMSCFD down to 15 MMSCFD. Changes in gas supply need to be assessed to determine the feasibility of the gas pipeline construction project. This study aims to conduct a technical and economic evaluation of the project. The technical evaluations examined included flow patterns, evaluations of the use of knock out drums before the flash stack, the condensate drum and the slug cacther used. Evaluation of flow patterns shows that there is instability of flow patterns along the pipe due to changing topographic conditions. The results of stratified flow patterns obtained in the 40-55 km pipeline indicate that the flow patterns do not cause sudden changes in liquid mass on the Receiving Facility (RF) equipment. The design of the RF equipment used does not differ greatly from the calculation results, where based on the calculation results, the design of the slug catcher and knock out drum is 48 in/12,5 feet and 39,4 in/8,2 feet. The results of the condensate drum evaluation show that under the required pigging, it needs 3 tank truck with a capacity of 25.000 liters and under normal operating conditions, it needs 1 tank truck with a capacity of 10.000 liters with an additional holding tank with a capacity of 13.000 liters takes one time every week. The project economic evaluations examined in this study are the Net Present Value (NPV) parameter, the Internal Rate of Return (IRR), and the Payback Period (PBP). The economic parameter values obtained were NPV of USD 7.868.080, IRR of 10,47%, and PBP of 8,3 years with the toll fee on the gas supply flow rate of 15, 40, 80 MMSCFD respectively 2,06 USD/MMBTU, 0,77 USD/MMBTU, 0,39 USD/MMBTU. The sensitivity analysis results show that toll fee is the variable that is most sensitive to economic viability. The value of the ship or pay flow rate used in this project is 48 MMSCFD with a toll fee of 0,66 USD/MMBTU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Riefky Harsya
"Pengembangan kilang LNG Arun yang masa pengoperasiannya akan berakhir pada 2014 menjadi terminal penerima gas dapat membantu memenuhi kebutuhan gas di daerah Aceh dan Sumatera Utara. Kilang ini dapat dimodifikasi mejadi terminal penerimaan dan regasifikasi LNG karena sejumlah fasilitas yang tersedia masih baik dan layak untuk digunakan. Untuk mengetahui kelayakan proyek ini, dilakukan kajian keekonomian serta sensitivitas dengan masa pembangunan dan perbaikan selama 2 tahun, operasional selama 20 tahun serta pasokan LNG sebesar 400MMSCFD untuk tahun pertama dan meningkat sebesar 50 MMSCFD setiap tahunnya hingga mencapai 350 MMSCFD sebagai kapasitas produksi maksimum.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengkaji kelayakan proyek ini antara lain menganalisa kebutuhan peralatan tambahan untuk proses regasifikasi, menghitung kelayakan keekonomian melalui 4 parameter NPV, IRR, PBP, dan BC Ratio, serta uji sensitivitas dengan menggunakan random number generation simulator untuk mengetahui komponen yang paling sensitif terhadap perubahan.
Adapun hasil analisis keekonomian pemanfaatan kilang Arun menjadi receiving gas terminal menunjukkan bahwa proyek ini layak dijalankan dengan NPV sebesar 454.097.000 USD, IRR 15,4% terhadap MARR 15%, BC ratio sebesar 4, dan payback period jatuh pada tahun ke-6 bulan ke-2 pengoperasian. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa tax merupakan faktor yang paling mempengaruhi perubahan.

Utilization of LNG Arun refinery plant, which it’s operational contract will end on 2014, as a receiving gas terminal can help meet the needs of gas in Aceh and North Sumatera. This plant can be modified into a receiving gas terminal and LNG regasification because of some of the existing facilities are still in a good condition and ready to use. Economic analysis should be done to know the feasibility of this project with the construction time for 2 years, 20 years of operational, and 150MMSCFD of LNG supply for start up and increased as much as 50 MMSCFD each year until reach 350 MMSCFD as maximum production capacity.
The steps done to know the feasibility of the project are additional equipment for regasification process study, calculate the economic feasibility through 4 parameter of NPV, IRR, PBP and BC ratio, as well as sensitivity analysis using random number generation simulator to determine the component that is most sensitive to change.
The economic analysis result shows that this project is feasible with NPV of 454.097.000USD, 15,4% of IRR with MARR as much as 15%, BC ratio of 4, and the payback period falls on 2nd month of the 5th year of operational. Sensitivtiy analysis result shows that tax is the most influencing factor to change.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>