Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Duangnate Pipatsatitpong
"ABSTRAK
Giardia duodenalis (G. duodenalis) is an intestinal flagellate protozoan, which infects in humans and animals. It can be causing giardiasis. The symptoms are acute or chronic diarrhea, abdominal pain, weight loss and dehydration. G. duodenalis can be transmitted by eating food or drinking water contaminated with infected stage cysts. Children who live and share facility in an orphanage are the high risk groups for infection. The objective of this paper is to study the prevalence and genotypes of G. duodenalis infection of asymptomatic individual in a child care center. This study was conducted in Mercy Centre orphanage, Klong Toey community. 289 stool samples were collected from children and childcare workers. Stool samples were extracted DNA. Small subunit ribosomal DNA (SSU-rDNA) and glutamate dehydrogenase (gdh) genes were amplified using Nested PCR. PCR products of gdh gene were cut using NlaIV and RsaI restriction enzymes. Genotypes were identified. The results of this study showed the prevalence of giardiasis in an orphanage, Klong Toey community, Thailand was 17.6% (51/289). PCR-RFLP analysis of 19 samples revealed that genotype AII was 63.2% (12/19), genotype BIV was 31.6% (6/19) and genotype BIII was 5.3% (1/19) respectively. Consequently, the study of prevalence and genotypes of G. duodenalis is beneficial for control planning of giardiasis in an orphanage, Klong Toey community."
Pathum Thani: Thammasat University, 2018
607 STA 23:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fauziyah
"Penelitian tugas akhir program magister ini dilatarbelakangi oleh tingginya penggunaan antibiotika dalam terapi empiris di ruang perawatan intensive care unit (ICU) dalam penanganan infeksi, tanpa harus menunggu hasil kepekaan bakteri. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara penggunaan antibiotika pada terapi empiris dengan kepekaan bakteri dengan menggunakan rancangan studi potong lintang (Cross Sectional), pengambilan data secara retrospektif terhadap rekam medik dan data dianalisis dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan antibiotika pada terapi empiris dengan kepekaan bakteri dengan nilai P = 0,000 (P lebih kecil dari α = 0,05), dengan hasil seftriakson merupakan antibiotika yang paling besar memberikan hubungan terhadap resistensi bakteri. Dalam penelitian ini disarankan agar dilakukan perputaran penggunaan antibiotika (antibiotic cycling) berdasarkan pada pola penggunaan antibiotika dan pola kepekaan bakteri.

The Relationship Between the Use of Antibiotics on Empirical Therapy with a Sensitivity of Bacteria in Intensive Care Unit at Fatmawati Hospital Jakarta Period January 2009 - March 2010. The research was motivated by the high use of antibiotics in empirical therapy in intensive care unit (ICU) for treatment of infection, without having to wait for the results of bacterial sensitivity. This study aims to find the relationship between use of antibiotics in empirical therapy with a sensitivity of bacteria by using cross-sectional study design (cross sectional), retrospective data collection of medical records and data were analyzed with logistic regression. Results showed a significant correlation between the intensity of the use of antibiotics in empirical therapy with a sensitivity of bacteria with P = 0.000 (P less than α = 0.05), with the results of antibiotic ceftriaxone is the greatest give the relationship of bacterial resistance. In this research suggests the use of antibiotic cycling based on usage patterns of antibiotic and patterns of sensitivity bacteria.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29036
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Irsandi Johan
"Penggunaan antibiotik dalam jumlah yang banyak dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat diduga sebagai penyebab utama tingginya jumlah patogen dan bakteri komensal resisten di seluruh dunia. Pengurangan jumlah kejadian penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan cara terbaik untuk melakukan kontrol terjadinya resistensi bakteri. Batas toleransi bagi masing-masing indikator untuk peresepan antibiotik pada penatalaksanaan ISPA non-pneumonia sebesar 20%, penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan diare non-spesifik 8%. Tujuan dari penyusunan laporan praktik kerja ini adalah untuk mengetahui peran apoteker dalam monitoring penggunaan obat rasional antibiotik pada pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik di Puskesmas Kecamatan Kalideres bulan Juni 2023. Pelaksanaan dilakukan secara observasional deskriptif, data penelitian diperoleh secara retrospektif dengan mengambil data resep bulan Juni 2023 melalui sistem setelah dilakukan pelayanan terhadap pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik. Dari monitoring yang telah dilakukan diketahui bahwa persentase penggunaan obat antibiotik pada pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik di Puskesmas Kecamatan Kalideres bulan Juni 2023 dapat dikatakan rasional dan telah sesuai dengan kriteria POR Nasional yaitu ≤ 20% untuk kasus ISPA non-pneumonia dan ≤ 8% untuk kasus diare non-spesifik.

The excessive use of antibiotics and inappropriate antibiotic use are suspected as the main causes of the high prevalence of resistant pathogens and commensal bacteria worldwide. Reducing the incidence of inappropriate antibiotic use is the best way to control bacterial resistance. The tolerance limit for each indicator for antibiotic prescribing in the management of non-pneumonia acute respiratory infections (ARIs) is 20%, while for the management of non-specific diarrhea, it is 8%. The purpose of this internship report is to understand the role of pharmacists in monitoring rational antibiotic use in patients diagnosed with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea at the Kalideres District Health Center in June 2023. The implementation was done descriptively through observational methods, with research data obtained retrospectively by collecting prescription data from June 2023 through the system after providing services to patients with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea. From the monitoring conducted, it was found that the percentage of antibiotic drug use in patients diagnosed with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea at the Kalideres District Health Center in June 2023 can be considered rational and has met the National POR criteria, which are ≤ 20% for non-pneumonia ARIs cases and ≤ 8% for non-specific diarrhea cases."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nina Sania
"Latar Belakang: Bakteri Gram negatif resistan multi obat (MDR-GNB) merupakan bakteri yang mendominasi di ICU, baik sebagai kolonisasi maupun penyebab infeksi, yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Pembawa bakteri MDR-GNB merupakan sumber penularan dalam transmisi bakteri resistan tersebut di rumah sakit yang mana pasien terkolonisasi bisa berkembang menjadi infeksi, dan data mengenai faktor risiko pembawa bakteri MDR-GNB masih terbatas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya kolonisasi MDR-GNB untuk mengoptimalkan strategi skrining saat awal masuk ICU, serta mendapatkan data fenotipik dan genotipik dari bakteri resistan tersebut. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain studi potong lintang. Subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi diambil secara konsekutif pada pasien awal masuk ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam periode Januari-Desember 2022 sampai memenuhi total besar sampel minimal. Sampel skrining menggunakan swab rektal. Data sosiodemografi, klinis dan hasil pemeriksaan mikrobiologi dikumpulkan dan diolah menggunakan analisis multivariat. Hasil Penelitian: Hasil studi dari 108 subjek penelitian didapatkan 172 kultur yang terdiri dari 165 isolat Gram negatif, 4 ragi, dan 3 tidak didapatkan pertumbuhan. Prevalensi pasien terkolonisasi bakteri MDR-GNB 51,85% (56/108), dan prevalensi isolat bakteri MDR-GNB 39,53% (68/172) dengan bakteri MDR-GNB terbanyak adalah E. coli 29,65% dan K. pneumoniae 19,44%. Gen resistan terbanyak yang ditemukan dari ESBL adalah CTX-M 75% dan dari gen resisten penghasil karbapenemase adalah NDM 5,88%. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya kolonisasi bakteri MDR-GNB adalah lama rawat sebelum masuk ICU (p=0,003) dan riwayat terapi antibiotik sebelumnya (p=0,036). Kesimpulan: Pada hasil penelitian ini didapatkan dua faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya kolonisasi bakteri MDR-GNB adalah lama rawat sebelum masuk ICU (p=0,003) dan riwayat terapi antibiotik sebelumnya (p=0,036). Kesimpulan: Pada hasil penelitian ini didapatkan dua faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya kolonisasi bakteri MDR-GNB, dengan prevalensi kejadian terkolonisasi bakteri MDR-GNB pada pasien awal masuk ICU masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pemilihan pasien skrining berdasarkan faktor risiko pada saat awal masuk ICU sangat penting dalam rangka program pengendalian infeksi untuk mencegah transmisi bakteri resistan tersebut.

Background: Multidrug-resistant Gram-negative bacteria (MDR-GNB) are microorganisms that dominate in the ICU setting, both as colonization and as causes of infection, which can increase patient morbidity and mortality. Carriers of MDR-GNB bacteria are a source of infection in the transmission of resistant bacteria in hospitals where colonized patients can develop infections, and the data regarding risk factors for carriers of MDR-GNB bacteria is still limited in Indonesia. This study aims to determine the prevalence and risk factors associated with MDR-GNB colonization to optimize screening strategies upon initial ICU admission, as well as obtain phenotypic and genotypic data on these resistant bacteria. Method: This research is an analytical observational study with a cross-sectional study design. Research subjects who met the inclusion criteria were taken consecutively from patient admitted to the ICU at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital in the period January-December 2022 until the minimum total sample size is reached. The screening sample is a rectal swab. Sociodemographic, clinical data, and microbiological examination results were collected and processed using multivariate analysis. Results: The results of the study from 108 research subjects showed that there were 172 cultures consisting of 165 Gram negative isolates, 4 yeasts, and 3 showed no growth. The prevalence of patients colonized with MDR-GNB bacteria was 51,85% (56/108), and the prevalence of MDR-GNB bacterial isolates was 39,53% (68/172) with the most common MDR-GNB bacteria were E. coli 29,65% and K. pneumoniae 19,44%. The most resistance gene found from ESBL was CTX-M 75% and from carbapenemase producer gene was NDM 5,88%. Risk factors associated with MDR-GNB bacterial colonization were length of stay before admission to the ICU (p=0,003) and history of previous antibiotic therapy (p=0,036). Conclusion: In the results of this study, two risk factors were found that were associated with the occurrence of MDR-GNB bacterial colonization, with the prevalence of MDR-GNB bacterial colonization in patients initially admitted to the ICU still quite high. Therefore, selecting screening patients based on risk factors at the time of initial admission to the ICU is very important in the context of infection control programs to prevent the transmission of resistant bacteria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Nafisa Shahab
"Latar Belakang: Bakteri resistan multiobat (MDR) dapat dibawa oleh pasien yang baru masuk perawatan inap dan menjadi sumber penyebaran di rumah sakit hingga menyebabkan. Namun, pemeriksaan deteksi bakteri MDR pada awal perawatan belum menjadi standar. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan media cair selektif yang digunakan dalam kultur bakteri untuk mengetahui prevalensi kolonisasi bakteri MDR pada pasien saat admisi rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode: Untuk mengembangkan media cair selektif, dilakukan uji stabilitas cakram carbapenem. Cakram carbapenem yang paling stabil digunakan untuk suplementasi media cair untuk bakteri batang Gram negatif resistan carbapenem (CR-GNB). Media cair selektif yang digunakan adalah tryptic soy broth (TSB) yang ditambahkan cakram antibiotik yang sesuai dengan bakteri resistan yang akan diperiksa. Media kemudian menjalani uji limit deteksi dan uji spesifisitas. Saat admisi rawat inap, subjek menjalani pengambilan spesimen dan pengisian kuesioner. Spesimen skrining yang digunakan adalah swab tenggorok, swab pusar, swab rektal, swab nasal, dan swab ketiak.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji stabilitas, cakram imipenem adalah yang paling stabil. Media cair selektif yang digunakan untuk CR-GNB, Enterobacterales penghasil beta-lactamase spektrum luas (ESBL-PE), dan Staphylococcus aureus resistan methicillin (MRSA) adalah TSB dengan vancomycin-imipenem (limit deteksi < 1,5×10-1 CFU/mL), vancomycin-cefotaxime (limit deteksi < 1,5×10-1 CFU/mL), dan cefoxitin (limit deteksi 1,5×100 CFU/mL), berurutan. Dari 100 pasien yang diikutsertakan dalam penelitian, prevalensi kolonisasi bakteri MDR saat admisi rawat inap adalah 63%. Faktor yang berhubungan dengan kolonisasi bakteri MDR adalah riwayat penggunaan alat medis invasif dan komorbiditas, sedangkan faktor yang berhubungan dengan kolonisasi CR-GNB adalah riwayat penggunaan antibiotik.
Kesimpulan: Prevalensi kolonisasi bakteri MDR pada pasien saat admisi rawat inap di RSCM tahun 2022 adalah 63% yang berhubungan dengan riwayat penggunaan alat medis invasif dan komorbiditas.

Background: Multidrug-resistant (MDR) bacteria could be carried by newly admitted patients and become a source of spread in the hospital amd causing infections. However, the detection of MDR bacteria on admission has not been a standard. Therefore, we developed selective liquid media to culture MDR bacteria to get the prevalence of MDR bacteria colonization in patients on admission in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
Method: To develop selective liquid media, we performed carbapenem disc stability testing. The most stable carbapenem disc was used to supplement the liquid media in detecting carbapenem-resistant Gram-negative bacilli (CR-GNB). Selective liquid media used for the detection was tryptic soy broth (TSB) with added antibiotics based on the target bacteria. We performed a limit detection test and specificity test on the developed media. While admitted to the hospital, we took samples from subjects and interviewed them to fill out a questionnaire. The specimens used for this study were throat swabs, navel swabs, rectal swabs, nasal swabs, and armpit swabs.
Results: Based on the stability test, imipenem disc was the most stable. Selective media used for CR-GNB, extended-spectrum beta-lactamase-producing Enterobacterales (ESBL-PE), and methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) were TSB with vancomycin-imipenem (detection limit < 1,5×10-1 CFU/mL), vancomycin-cefotaxime (detection limit < 1,5×10-1 CFU/mL), dan cefoxitin (detection limit 1,5×100 CFU/mL), respectively. Of 100 patients included in the study,the prevalence of MDR bacteria colonization on admission was 63%. Factors associated with MDR bacteria colonization were the recent use of invasive medical devices and comorbidity, while a factor associated with CR-GNB colonization was the recent use of antibiotics.
Conclusion: Prevalence of MDR bacteria colonization in patients on admission in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital in 2022 was 63% and was associated with the recent use of invasive medical devices and comorbidity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmila Sari
"Latar belakang : Kanker paru adalah kanker yang berasal dari epitel bronkus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pola kuman dari bilasan bronkus dan faktor-faktor yang memengaruhi pada pasien terduga kanker paru di RS Persahabatan pusat Respirasi Nasional. Metode : Jenis penelitian potong lintang. Jumlah sampel 226 pasien. Kriteria inkusi yaitu pasien terduga kanker paru, usia > 18 tahun, tidak menggunakan antibiotik satu minggu sebelum tindakan bronkoskopi. Hasil : Karakteristik pasien terduga kanker paru antara lain laki-laki (63,7%), rerata usia 60 ± 11,45 tahun. Keluhan respirasi batuk (78,3%) dan sesak napas (65,5%). Sebagian besar perokok berat (30,5%). Indeks massa tubuh normal (43,8%). Nilai leukosit normal (53,5%), neutrofil normal (66,4%), neutrofil limfosit rasio meningkat (67,3%). Data histopatologis terbanyak adalah adenokarsinoma (50,9%), EGFR tidak ada mutasi (34%) dan ALK negatif (29%). Foto toraks tampak lesi sentral (84,5%), > 3 mm (89,9%) dan konsolidasi (64,2%). CT scan toraks ada keterlibatan kelenjar getah bening (67,7%) dan ada metastasis (71,2%). Gambaran bronkus tampak massa infiltratif (27,9%) dan mukosa edematous (15,9%). Diagnosis terbanyak yaitu kanker paru (71,7%), T4 (85,2%), N2 (37,7%), M1a (42,6%), metastasis efusi pleura (54,9%), stage IV A (64,2%) dan PS 1 (49,4%). Bakteri terbanyak pada bilasan bronkus adalah Pseudomonas aeruginosa (13,7%) dan Klebsiella pneumoniae(11,1%). Kesimpulan : Bakteri terbanyak pada bilasan bronkus adalah Pseudomonas aeruginosadan Klebsiella pneumoniae. Batuk, nilai leukosit, letak anatomi foto toraks, letak anatomi CT scan toraks dengan kontras, ground glass opacity dan efusi pleura pada CT scan toraks dengan kontras memengaruhi ada atau tidak bakteri pada bilasan bronkus pasien terduga kanker paru.

Background: Lung cancer is cancer that originates from the epithelium of the bronchi. This study aims to determine microbial patterns from bronchial washing and influencing factors in suspected lung cancer patients at Persahabatan Hospital National Respiratory Center. Method: Cross-sectional research. The sample was 226 patients. The inclusion criteria are patients suspected of lung cancer, aged > 18 years, not using antibiotics one week before bronchoscopy Results: The characteristics of patients suspected of lung cancer include male (63.7%), average age 60 ± 11.45 years. Respiratory complaints of cough (78.3%) and shortness of breath (65.5%). Most were heavy smokers (30.5%). Normal body mass index (43.8%). Normal leukocyte values (53.5%), normal neutrophils (66.4%) and neutrophil-lymphocyte ratio increased (67.3%). The most histopathological data were adenocarcinoma (50.9%), EGFR no mutation (34%) and negative ALK (29%). Thoracic photographs appear as central lesions (84.5%), > 3 mm (89.9%) and consolidated (64.2%). Thoracic CT scan there was involvement of lymph nodes (67.7%) and there were metastases (71.2%). The bronchial appears as infiltrative masses (27.9%) and edematous mucosa (15.9%). The most diagnoses were lung cancer (71.7%), T4 (85.2%), N2 (37.7%), M1a (42.6%), metastatic pleural effusion (54.9%), stage  IV A (64.2%) and PS 1 (49.4%). The most common bacteria in bronchial washing are Pseudomonas aeruginosa (13.7%) and Klebsiella pneumoniae (11.1%). Conclusion: The most common bacteria in bronchial washing are Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae. Cough, leukocyte value, anatomy location based on thoracic photo and thoracic CT Scan with contrast, ground glass opacity and pleural effusion affect the presence or absence of bacteria in a bronchial wash of suspected lung cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitria
"Kontaminan yang paling sering dijumpai pada makanan adalah bakteri. Bakteri dapat berasal dari berbagai sumber di lingkungan, termasuk dari tinja manusia dan hewan yang tertular ke dalam makanan karena perilaku penjamah makanan, pencucian peralatan yang tidak bersih, dan penggunaan air pencuci yang berulang kali. Salah satu tempat pengolahan makanan yang mendapat perhatian adalah Kantin FKM UI, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa air bilasan dan piring makan yang tersedia di kantin tersebut telah terkontaminasi bakteri Coliform dan Faecal Coliform. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menurunkan jumlah bakteri kontaminan pada air bilasan dan piring makan dari kantin tersebut dengan cara penambahan asam cuka dengan volume tertentu ke dalam air bilasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam cuka sebanyak 9 ml pada 2 liter air bilasan hingga mencapai pH 4 berhasil menurunkan jumlah bakteri selain E. coli pada air bilasan dan pada piring makan. Sedangkan penurunan jumlah bakteri E. coli baru tampak setelah penambahan asam cuka sebanyak 90 ml pada 2 liter air bilasan hingga mencapai pH 3. Namun hal tersebut dianggap bias, karena keterbatasan teknik pemeriksaan bakteri dengan Total Plate Count yang sangat mengandalkan kemampuan penaamatan visual.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengamati efek penambahan asam cuka dalam air bilasan terhadap penurunan E. coli dengan menggunakan metode pemeriksaan laboratorium yang lebih khusus (menggunakan media selektif untuk pertumbuhan E. coli)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Tumbuhan Tanjung (Mimusops elengi Linn.) adalah tumbuhan tegak, tingginya mencapai 15 m. Buahnya berbentuk memanjang dengan panjang 2-3 cm, berwarna orange, sedangkan daunnya berbentuk panjang bulat telur atau bulat memanjang dengan panjang 9-16 cm. Tumbuhan ini banyak terdapat di kawasan India bagian selatan, Burma, Malaysia, Philipina dan Indonesia. Tumbuhan jenis ini banyak ditanam orang dihalaman dan tepi-tepi jalan sebagai tanaman perindang. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul senyawa kimia yang terkandung dalam buah tanjung, yang kemudian senyawa ini diharapkan mempunyai sifat aktivitas anti bakteri. Isolasi dilakukan dengan Cara maserasi terhadap serbuk daging buah tanjung dalam petroleum eter dan metanol. Kemudian komponen-komponen dipisahkan dengan kolom kromatrografi. Untuk mengetahui sifat aktivitas anti bakteri dari komponen yang berhasil diisolasi, maka dilakukan uji aktivitas anti bakteri dengan metode tabur langsung dengan menggunakan kertas cakram ("paper disc"). Penentuan struktur molekul dari komponen hasil isolasi menggunakan spektrofotometer infra merah (IR), spektrometer resonansi magnetik inti (1H-NMR) serta spektrometer massa (MS). Senyawa kimia yang berhasil diisolasi dan identifikasi diduga adalah senyawa asam dehidro ursolat dengan rumus molekul C30H46Q3 yang didapat dari fraksi metanol dan ternyata komponen tersebut tidak mempunyai sifat aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli, B. subtillis, S. aureus dan Klebsiella."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Santoso
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pH pertumbuhan optimum dari 3 strain Acetobacter xylinum yang dimiliki oleh Universitas Indonesia Culture Collection, yaitu strain UICC-B,UICC-P, dan UICC-T.
Substrat fermentasi berupa limbah cair tahu yang ditambahkan dengan 12,5% sukrosa (gala pasir) dan 0,5% NH4H2PO4 yang disterilisasi pada suhu 115°C selama 5 menit. Substrat dibagi atas 4 kelompok yang masing-masing diatur sehingga mempunyai pH awal 4,5 ; 5,0 ; 5,5 ; atau 6,0. Ke dalam setiap kalompok substrat fermentasi diinokulasikan dengan 105 (vlv) Axylinum UICC-B, UICC-P, atau UICC-T. Biakan diinkubasi pada suhu ruang selama 14 hari untuk strain UICC-P dan UICC-T sedangakan strain MCCB diperpanjang hingga 21 hari.. Pertumbuhan diukur melalui ketebalan nata yang terbentuk. Pada akhir fermentasi dilakukan juga pengukuran pH substrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan rata rata strain UICC-P (1,384 -1,514cm) dan. UICC-T (0,910 - 1,132 cm) lebih besar dari ketebalan rata rata UICC-B (0,420 - 0,978 cm), walaupun waktu inkubasi UICC-B telah diperpanjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa strain UICC-P merupakan strain terunggul dan berpotensi untuk dikembangkan dalarn industri fermentasi nata. Pertumbuhan ke dua strain, UICC-P dan UICC-T, tidak dipengaruhi oleh pH awal substrat fermentasi sedangkan strain UICC-B walaupun pertumbuhannya lambat, tampak akan tumbuh lebih baik pada pH di atas pH 5, 0."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>