Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nolia Nurcahyati
"Keputusan moral karyawan memiliki peran penting yang dapat memprediksi perilaku etis karyawan. Keputusan moral karyawan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat mengenai norma yang berlaku dalam lingkungannya serta karyawan yang lebih mindful dapat membuat dirinya lebih sadar akan adanya norma dan membuat keputusan yang lebih etis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mindfulness trait sebagai moderator terhadap hubungan antara konsensus sosial dan keputusan moral dengan melibatkan 90 karyawan.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsensus sosial dengan keputusan moral. Akan tetapi, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa mindfulness trait tidak memoderasi hubungan antara konsensus sosial dengan keputusan moral.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan bagi perusahaan, instansi atau organisasi untuk menciptakan lingkungan etis karena dapat memengaruhi penilaian karyawan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah literatur mengenai konsensus sosial dan mindfulness trait yang memengaruhi pengambilan keputusan etis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Son Kow
"Dalam tempat kerja, karyawan biasanya akan dihadapkan dengan masalah moral. Karyawan sering kali menggunakan standar sosial untuk mengurangi ambiguitas. Prinsip-prinsip etika serta aturan yang berlaku dapat memandu karyawan dalam membuat pilihan dan bertindak saat mengatasi masalah moral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral dan dimoderasi oleh conscientiousness. Trait kepribadian conscientiousness diperkirakan akan memperkuat hubungan antara konsensus sosial dengan penilaian moral seseorang. Individu yang tinggi pada tingkat conscientiousness cenderung memiliki karakteristik yang berkomitmen, teratur, dan berhati-hati dalam bertingkah laku. Terdapat 375 karyawan yang terlibat dalam penelitian ini dan hasil korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsensus sosial dan penilaian moral. Namun, hasil analisis moderator menunjukkan bahwa conscientiousness tidak memoderasi hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral individu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Hezer
"Dilema etis merupakan hal yang dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Saat menghadapinya, pengambilan keputusan yang tidak etis dapat merugikan berbagai pihak. Salah satu hal yang berperan dalam proses pengambilan keputusan etis adalah persepsi mengenai etika yang dimiliki oleh seorang individu. Di sisi lain, nilai yang dipegang seseorang juga diduga dapat memperkuat persepsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang dimiliki social consensus dan moral judgment, serta pengaruh moderasi conformity pada hubungan tersebut.
Hasil analisis terhadap 86 karyawan umum menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada hubungan antara social consensus dan moral judgment. Namun, hasil analisis untuk moderasi menunjukan conformity tidak memoderasi hubungan tersebut. Hasil penelitian ini memiliki implikasi saran pada perusahaan untuk membangun budaya etis sehingga dapat meningkatkan perilaku etis. Penelitian ini juga menambah pengetahuan mengenai hubungan social consensus dan moral judgment, serta pengaruh conformity dalam pengambilan keputusan etis pada karyawan secara umum.

People deal with ethical dilemma in everyday life. In dealing with ethical dilemma, unethical decision making could damage various parties. One of the leading role in ethical decision making process is the perception regarding ethic within a person. Moreover, personal value is also expected to strengthen ethical perception. This study intended to discover the relationship between social consensus and individuals moral judgment, and the moderation effect of conformity.
86 employees participated in the study and showed a positive and significant relationship between social consensus and individuals moral judgment. However, the moderation analysis result did not show that conformity could serve as a moderator in the relationship. The result had suggestion implication for companies to build a culture of ethic to increase ethical decision making. Furthermore, it also added up the knowledge about relationship between social consensus and individuals moral judgment, and the influence of conformity in ethical decision making on employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Tazkiadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah trait mindfulness dapat memoderatori hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur. Partisipan penelitian ini adalah karyawan startup dengan kelompok usia milenial yang bekerja di Jabodetabek. Jumlah partisipan perempuan sebanyak 93 orang dan jumlah partisipan laki-laki sebanyak 63 orang (N=150). Instrumen dalam penelitian ini adalah Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur, Job Stress Survey (JSS) untuk mengukur stres kerja, dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) untuk mengukur trait mindfulness. Hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p< .05) dengan 17,80% varians skor kualitas tidur dapat dijelaskan oleh stres kerja dan trait mindfulness. Stres kerja (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) dan trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) secara signifikan mempengaruhi kualitas tidur. Akan tetapi, trait mindfulness tidak ditemukan memoderasi kualitas tidur (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). Penelitian ini tidak membuktikan bahwa trait mindfulness dapat memberikan efek memoderasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur
The purpose of this study was to find out whether trait mindfulness moderates the relationship between job stress and sleep quality. Participant in this study were startup employee in millenial age which located in Jabodetabek. There are 93 female participants and 63 male participants (N=150) in total. Instruments used in this study were Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) for measuring sleep quality, Job Stress Survey (JSS) for measuring job stress, and Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) for measuring trait mindfulness. The result of this research found that statistic significant model (p< .05) with 17,80% variance of sleep quality was eplained by job stress and trait mindfulness. Job stress (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) and trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) were significant predictors for sleep quality. However, trait mindfulness did not significantly moderates the relationship between job stress and sleep quality (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). This research did not proven the moderation effect of trait mindfulness in relationship between job stress and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Nugraha
"Memutuskan hal-hal yang benar atau salah adalah langkah paling penting dalam menentukan apakah seseorang akan terlibat dan melakukan sesuatu yang etis atau tidak etis. Ketika membuat penilaian moral, orang sering menggunakan standar sosial untuk mengurangi ambiguitas yang mereka hadapi dalam satu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral pada sampel karyawan di negara berkembang dan kolektif. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dan menggunakan kuesioner yang berisi skenario dan instrumen konsensus sosial dan penilaian moral. Menggunakan survei online, ada 324 karyawan yang terlibat dalam penelitian ini, dan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral. Temuan ini menggambarkan bahwa ketika karyawan membuat keputusan etis, mereka juga mempertimbangkan perspektif sosial dalam situasi dilematis. Selain itu, perspektif sosial dalam budaya kolektivis lebih cenderung lebih kuat karena individu membuat penilaian berdasarkan kesejahteraan dan minat kelompok daripada individu itu sendiri.

Deciding what is right or wrong is the most important step in determining whether someone will be involved and do something ethical or unethical. When making moral judgments, people often use social standards to reduce the ambiguity they face in one situation. This study aims to investigate the relationship between social consensus and moral judgment on a sample of employees in developing and collective countries. This research is a cross-sectional study and uses a questionnaire containing scenarios and instruments of social consensus and moral judgment. Using an online survey, there were 324 employees involved in this study, and the results of the correlation analysis showed that there was a relationship between social consensus and moral judgment. These findings illustrate that when employees make ethical decisions, they also consider social perspectives in dilemmatic situations. In addition, social perspectives in collectivist cultures are more likely to be stronger because individuals make judgments based on the welfare and interests of the group than the individual itself."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Gracia
"Beberapa studi terdahulu menjelaskan bahwa perselingkuhan dalam perkawinan merupakan salah satu pelanggaran yang sulit untuk dimaafkan terutama pada individu dengan trait neuroticism. Mindfulness diketahui mampu membantu meningkatkan pemaafan pada individu yang diselingkuhi oleh pasangan dalam perkawinan. Penelitian dilakukan untuk menguji efek mindfulness sebagai moderator dalam hubungan antara trait neuroticism dengan pemaafan pada individu yang mengalami perselingkuhan rumah tangga. Data diambil menggunakan convenience sampling pada partisipan laki-laki dan perempuan berusia ≥ 18 tahun, heteroseksual, sudah menikah, pernah atau masih mengalami diselingkuhi oleh pasangan. Partisipan penelitian sebanyak 329 orang mengisi kuesioner Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) untuk mengukur variabel pemaafan, International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensi emotional stability untuk mengukur variabel trait neuroticism, dan Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) untuk mengukur variabel mindfulness. Melalui moderated regression analysis diketahui bahwa mindfulness tidak berperan secara signifikan dalam memoderatori hubungan antara trait neuroticism dan pemaafan. Meski demikian terdapat trend perubahan dalam bentuk pemaafan pada partisipan dengan trait neuroticism apabila ditinjau dari tingkat mindfulness. Hal ini mengindikasikan adanya potensi yang mengarah pada proses dinamis yang kemudian mampu membantu individu neuroticism untuk memaafkan.

Recent studies describe Infidelity in marriage as a serious offense and is difficult to forgive, especially for individuals with the neuroticism trait. Mindfulness is known to be able to help increase forgiveness in individuals who have been cheated on by their partners in marriage. The study was conducted to examine the effect of mindfulness as a moderator in the relationship between the neuroticism trait and forgiveness in individuals who experience marriage infidelity. Data were taken using convenience sampling on male and female participants aged ≥ 18 years, heterosexual, married, had or still experienced being cheated on by their partner. Research participants as many as 329 people filled out the Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) questionnaire to measure forgiveness, the International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensions of emotional stability to measure the neuroticism trait variable, and Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) to measure the mindfulness variable. Through moderated regression analysis, it was found that mindfulness did not play a significant role in moderating the relationship between the neuroticism trait and forgiveness. However, there is a trend of change in the form of forgiveness in participants with the neuroticism trait when viewed from the level of mindfulness. This indicates the potential that leads to a dynamic process which is then able to help neuroticism individuals to forgive."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Anistya Nurfaiza
"Menanggapi masalah moral dengan cara yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak yang merugikan berbagai pihak. Dalam menyelesaikan masalah moral di tempat kerja, individu sering kali menggunakan jalan pintas untuk mengurangi ketidakpastian dengan mengikuti standar sosial yang ada. Mereka cenderung untuk menjaga hubungan yang harmonis dan menghindari penyelesaian konflik yang akan merusak hubungan dalam kelompok. Akan tetapi, sense of power diduga dapat membuat individu menolak pengaruh lingkungan dalam menjalankan kehendaknya dalam arti mereka dapat melakukan sesuatu berdasarkan pilihannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara social consensus dan moral judgment serta pengaruh moderasi sense of power.
Hasil analisis korelasi pada 128 karyawan umum menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara social consensus dan moral judgment. Di sisi lain, hasil analisis moderasi tidak menunjukkan bahwa sense of power dapat menjadi alasan individu berbeda dari lingkungannya. Hasil penelitian mengimplikasikan anjuran bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan etis dalam rangka menekan perilaku tidak etis di tempat kerja. Lebih dari itu, penelitian ini menambah pengetahuan mengenai sense of power dalam ranah pengambilan keputusan etis.

Responding to moral problems in an inappropriate way could have a detrimental effect on other people. To solve moral problems in the workplace, people often use an easy way to avoid ambiguity by following existing social consensus. As an individual, they then tend to maintain harmonious relationships and avoid resolving conflicts that would harm the relationship in a group setting. However, with sense of power, it was argued that individuals could resist social influences in carrying out their will in a sense that they could do things based on their personal preferences. This study aimed to investigate the relationship between social consensus and individuals' moral judgment and the moderation effet of sense of power.
There were 128 employees involved in the study and the correlation analysis result showed that there was a positive and significant relationship between social consensus and moral judgment. However, the moderation analysis result did not show that sense of power would serve as a reason on why an individual might deviate from their society. The results implied recommendation for companies to create an ethical environment to suppress unethical behavior in the workplace. Moreover, it also added up our knowledge about sense of power in influencing ethical decision making.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanna Renita Hadipraja
"ABSTRAK
Mahasiswa dalam menjalani pendidikan di jenjang yang lebih tinggi memiliki tuntutan yang semakin tinggi juga untuk dipenuhi, salah satunya dalam hal akademik. Stres akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat menurunkan kemampuannya untuk meregulasi diri, yang dapat menghambat tercapainya tujuan. Kehadiran mindfulness dapat membantu mahasiswa dalam menampilkan tingkah laku yang teregulasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hubungan antara mindfulness dan regulasi diri dengan stres akademik sebagai moderator pada mahasiswa Universitas Indonesia. Mindfulness diukur dengan Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS , regulasi diri dengan Short Self-Regulation Questionnaire SSRQ , dan stres akademik diukur menggunakan Perception of Academic Stress Scale PAS . Data diolah menggunakan program PROCESS. Dari 185 partisipan, hasil menunjukkan bahwa stres akademik tidak memengaruhi hubungan antara mindfulness dan regulasi diri R2 = 0,1739, p = 0,0000 . Artinya, stres akademik tidak berkontribusi secara signifikan dalam hubungan antara mindfulness dan regulasi diri. Hasil penelitian juga bahwa menunjukkan laki-laki memiliki persepsi stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan tuntutan akademik yang berbeda di tiap fakultas dapat memengaruhi tingkat stres akademik yang dialami oleh mahasiswa.

ABSTRACT
Students in education at higher levels, have higher demands to be fulfilled, and one of them is academic. The academic stress experienced by students may reduce their ability to self regulate, which can inhibit the achievement of goals. The presence of mindfulness can help students in displaying the regulated behavior. This study was conducted with the aim to test the relationship between mindfulness and self regulation with academic stress as the moderator among undergraduates in Universitas Indonesia. Mindfulness was measured with Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS , self regulation with Short Self Regulation Questionnaire SSRQ , and academic stress with Perception of Academic Stress Scale PAS . The data was processed with PROCESS program. From 185 participants, the result shows that academic stress does not influence the relationship between mindfulness and self regulation. That is, academic stress does not contribute significantly to the relationship between mindfulness and self regulation. Result also shows men have higher level of academic stress than women, and the difference academic demands on every faculty can affect the level of academic stress experienced by undergraduates."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widuri Wiji Astuti Sofiani
"Counterproductive Work Behavior (CWB) adalah bentuk perilaku buruk yang secara sengaja dilakukan untuk membahayakan organisasi dan orang lain di dalamnya dan dapat meningkatkan kerugian pada perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah keterikatan kerja memediasi hubungan antara trait mindfulness dengan CWB. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja penuh waktu atau minimal 40 jam/minggu, yaitu 142 responden laki-laki dan 183 responden perempuan (N = 325). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9), dan alat ukur CWB-Checklist (CWB-C). Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa terdapat indirect effect = -.044, p < .01) dan direct effect (c = -.310, p < .01). Hasil tersebut menandakan bahwa keterikatan kerja memediasi secara parsial hubungan antara trait mindfulness dan CWB.

Counterproductive Work Behavior (CWB) is a form of bad behavior that is intentionally performed to endanger an organization and the people in it, and can increase the loss of the organization. The purpose of this study was to find out whether work engagement mediates the relationship between trait mindfulness and CWB. Respondent in this study were employee who worked full time or at least 40 hours/week, i.e. 142 male respondents and 183 female respondents (N = 325). Instruments used in this study were Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9), and CWB-Checklist (CWB-C).  The results analysis revealed that there were a significant indirect effect (ab = -.044, p < .01) and a direct effect (c = -.310,p < .01). This showed that work engagement partially mediates the relationship between trait mindfulness and CWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Eka Putri
"Counterproductive work behavior (CWB) merupakan perilaku secara sengaja untuk membahayakan organisasi dan orang lain di dalamnya yang dapat meningkatkan kerugian organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kecerdasan emosi memediasi hubungan antara trait mindfulness dengan CWB. Responden penelitian ini terdiri dari 134 pria dan 176 wanita (N = 310) yang bekerja penuh waktu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), dan CWB-Checklist (CWB-C). Berdasarkan hasil analisis, terdapat indirect effect (ab = -.046, p < .01) dan direct effect (c = -.225, p < .01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memediasi secara parsial hubungan antara trait mindfulness dengan CWB.

Counterproductive work behavior (CWB) is behavior intends to harm organization and other people inside it that increased organizational loss. The purpose of this study is to find out whether emotional intelligence mediates the relationship between trait mindfulness and CWB. Respondents of this study consist of 134 men and 176 women (N = 310) who work full-time. Instruments used in this study are Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), dan CWB-Checklist (CWB-C). Based on the result of analysis, there is significant indirect effect (ab = -.046, p < .01) and direct effect (c = -.225, p < .01). It has shown that emotional intelligence partially mediates the relationship between trait mindfulness and CWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>