Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kambu, Yowel
"ABSTRAK
HIV/AIDS mengancam eksistensi manusia, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan penularannya. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV oleh ODHA. Desain penelitian adalah deskriptif analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada dua rumah sakit Pemerintah dan satu Klinik Yayasan Sosial Agustinus di Sorong Papua Barat. Jumlah responden yang diperoleh 75 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan HIV adalah umur (p= 0,040; α= 0,05). Pada analisis regresi logistik ganda diketahui bahwa umur merupakan faktor yang paling mempengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV (p= 0,031; α= 0,05; 95% CI: 1.169-26.423). Umur muda berisiko menularkan HIV karena cenderung melakukan seks tidak aman. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus berfokus pada intervensi konseling bagaimana menghindari perilaku seks tidak aman."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rr. Nova Utami Carmeliya
"Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mencegah dan obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS. HIV/AIDS masih dianggap sebagai penyakit yang menakutkan karena kurangnya informasi yang jelas dan benar mengenai HIV.AIDS di masyarakat. Sehingga masih ada diskriminasi dari masarakat terhadap Odha (Orang dengan HIV/AIDS).
Mengetahui dirinya telah terinfeksi HIV/AIDS membuat Odha menjadi stres, ditambah Iagl dengan sikap, tanggapan dan perlakuan masyarakat terhadap Odha. Masih banyak Odha yang dikucilkan oleh masyarakat sehingga dengan perlakuan tersebut para Odha berusaha untuk tidak tampil di masyarakat dan mengucilkan diri sebelum dikucilkan. Hal ini yang membuat para Odha menjadi stres. Dengan mengetahui apa sebenarnya yang rnenjadi sumber stres para Odha melalui penelitian ini akan didapat gambaran mengenai sumber-sumber stres yang dilami oleh Odha. Karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber stres apa saja yang dialami oleh Odha.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi kasus yang memungkinkan kita untuk mempelajari masalah secara mendetail dan mendalam, serta jumlah kasus dalam metode ini jauh Iebih kecil dari pada metode penelitian kuantitatif, mengingat subyek dalam penelitian ini sulit untuk didapat. Dengan menggunakan metode studi kasus maka dapat dilihat keunikan pengalaman individu. Pengumpulan data dalam penelitian ini didapat melalui wawancara dan observasi terhadap subyek.
Dari hasil wawancara dan observasi terhadap 3 orang Odha yang masih belum mempunyai gejala (belum pada tahap AIDS) diketahui sumber-sumber stres pada Odha adalah : Sumber stres internal, ketakutan akan bertambah parahnya penyakit dan perubahan penampilan fisik ; sumber stres eksternal, adanya sikap diskriminasi dari masyarakat terhadap Odha, Harga obat-obatan yang mahal, perencanaan masa depan, kerahasiaan identitas sebagai Odha, dan hasil diagnosa yang menyatakan positif HIV. Jadi selain sikap diskriminasi dan penyakit itu sendiri ada beberapa sumber stres lain yang dialami oleh Odha.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi Odha dalam menghadapi stres yaitu faktor internal, dimana Odha berusaha untuk menerima keberadaannya sebagai Odha dengan mendekatkan diri dengan Tuhan dan menambah informasi mengenai HIV/AIDS dan faktor eksternal yaitu,adanya dukungan sosial. Subyek (Odha) selain membutuhkan dukungan sosial dari keluarga, dokter dan para relawan juga membutuhkan dukungan dari masyarakat umum. Dukungan sosial tersebut berupa dukungan semangat, perhatian, penerimaan dan informasi.
Penelitian ini mudah-mudahan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian Iain yang berhubungan dengan Odha dan mungkin dapat Iebih mendalam Iagi memperoleh informasi mengenai Odha dan masalah-masalahnya, seperti misalnya sumber-sumber stres yang dialami oleh Odha yang telah memasuki tahap AIDS (Odha yang sudah mempunyai gejala) dan dengan jumlah subyek yang lebih banyak, sehingga akan memperoleh gambaran mengenai sumber stres pada Odha yang lebih lengkap dan mendalam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanitya Dwi Ratnasari author
"Pengetahuan pencegahan dan penularan HIV/AIDS merupakan pengetahuan mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang dikompositkan berdasarkan 5 hal: HIV dapat dicegah dengan berhubungan seksual dengan suami/istri saja, menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan berisiko, tidak menggunakan jarum suntik bersama, HIV tidak dapat ditularkan melalui makan sepiring dengan orang yang terkena HIV, dan melalui gigitan nyamuk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan pencegahan dan penularan HIV/AIDS penduduk umur ≥ 15 tahun menurut karakteristik kelompok umur, jenis kelamin, status kawin, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rumah tangga per kapita, berdasarkan data Riskesdas 2010. Desain studi penelitian ini adalah potong lintang. Populasi studi penelitian ini adalah seluruh responden Riskesdas 2010 dan diambil 101.604 responden sebagai sampel secara total sampling, yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil uji regresi logistik penelitian ini menunjukkan karakteristik kelompok umur, status kawin, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rumah tangga per kapita, memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS (nilai p ≤ 0,05). Sedangkan karakteristik jenis kelamin dan tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS (nilai p > 0,05). Berdasarkan analisis multivariat didapat faktor yang paling berpengaruh yaitu umur, status kawin, pekerjaan, dan pengeluaran. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS, intervensi peningkatan pengetahuan HIV/AIDS dapat ditujukan pada karakteristik yang paling memerlukan informasi.

Comprehensive knowledge of HIV/AIDS is a knowledge about transmission and prevention of HIV/AIDS which composed based on 5 things: HIV can be prevented by having sex only with husband/wife, using condom when having sex with risky partner, do not needles sharing, HIV can?t spread by eating within one plate with the people affected by HIV, and through mosquito bites. This study was conducted to determine factors associated comprehensive knowledge of HIV/AIDS at population aged ≥ 15 years old according to the characteristics of age group, gender, marital status, residence place, education, employment, and household expenditure per capita, based on Riskesdas 2010 data. Study design was cross-sectional. Study population of this research is all respondents of Riskesdas 2010 and taken as a sample of 101,604 respondents by total sampling methods, which appropriate with inclusion criteria.
Chi-squared test results of this study demonstrate the characteristics of the age group, marital status, education, employment, and household expenditure per capita, have significant value with comprehensive knowledge of HIV/AIDS (p value ≤ 0.05). While the characteristics of gender and residence place doesn?t have significant value with comprehensive knowledge of HIV/AIDS (p value > 0.05). Based on multivariate analysis obtained the most influential factors are age, marital status, occupation, and expenditure. By knowing factors associated comprehensive knowledge of HIV/AIDS, intervention programs to increase HIV/AIDS knowledge can be addressed on the most information needed of the characteristics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuapattinaja, Josetta Maria Remila
"AIDS (acquired immune dqficiency syndrome) adalah salah satu penyakit yang termasuk kaagori kronis, yang muncul sehubungan dengan adanya infeksi yang disebabkan oleh masuknya virus yang disebut HIV (human immunodeficienay virus).
HIV menyerang dan menurunkan fungsi kekebalan tubuh manusia, dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pertukaran cairan tubuh saat melakukan hubungan seksual, melalui darah, melalui air susu ibu yang terinfeksi HIV, sena melalui penggunaan jarum suntik bersama orang yang juga sudah terinfeksi HIV. Virus ini
secara bertahap membuat daya tahan tubuh semakin berkurang dan mengarah pada kematian Sementara kenyataan hingga saat ini adalah belum adanya vaksin yang bisa menyembuhkan atau membunuh virus tersebut. Hal ini dapat membuat pendedta AIDS
mengalami stres yang tinggi, yang jika tidak diintervensi, akan berdampak negatif bagi
kesehatan sehubungan dengan semakin menurunya fungsi kekebalan tubuh
Salah satu bentuk intewensi untuk mengatasi perasaan tertekan/stres adalah melalui dukungan sodal yang diberikan lingkungan terhadap orang yang mengalami stres tersebut Yang dimaksud dengan dukungan sosial adalah suatu bentuk bantuan dari orang-orang disekitar individu yang dianggap dekat secara emosional dan berfungsi
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis. Dukunan sosial dapat diberikan dalam bentuk informational supporl, emotional supporl, esteem support, instrumental' or tangible supporr, dan companionship support.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam mengumpulkan data tentang dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima dari tiga partisipan agar dapat memahami penghayatan subjektif yang dirasakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan
memperoleh informational support, emotional support, companionship mpport, dan esreem supporf dari orang-orang di Iuar keluarga maupun media komunikasi, sedangkan hanya satu partisipan yang mendapat instnimental or tangible support dari keluarga yang sejak awal sudah mengetahui kondisinya. Sekalipun demikian, ketiga partisipan tetap sangat membutuhkan emotional supporr yang lebih Iuas dari keluarga
dan anggota masyarakat, dan bagi dua partisipan yang ditolak keluarga membutuhkan instrumenral or tangible supporf dari pemerintah ataupun LSM yang peduli AIDS.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryantini B. Chatib
"Saat ini, jumlah individu yang terinfeksi HIV atau Odha (Orang dengan HIV/AIDS) di Indonesia sudah semakin meningkat karena itu diperlukan penanganan kebutuhan-kebutuhan psikologis yang muncul. Mengetahui telah terinfeksi virus yang belum ditemukan obatnya tentu saja menimbulkan beban bagi Odha Harga obat-obatan yang mahal, perjalanan penyakit yang terkadang membaik dan terkadang memburuk serta sikap masyarakat yang diskriminatif membuat stres yang dialami Odha semakin berat. Faktor yang banyak berperan dalam proses stres adalah dukungan sosial, karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dukungan sosial yang dibutuhkan Odha untuk menangani stresnya.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metodologi kualitatif yang memungkinkan peneliti mempelajari isu-isu tertentu secara lebih mendalam dan mendetail. Dengan demikian lebih dapat menggambarkan dinamika psikologis yang terjadi. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan pertanyaan tak terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka serta teknik observasi.
Dari hasil wawancara dan observasi dengan 3 orang Odha yang sudah tahap AIDS diketahui sumber-sumber stres pada Odha adalah: sikap diskriminatif dari masyarakat; harga obat-obatan yang mahal; komentar-komentar dari lingkungan yang mengabaikan perasaannya; perubahan-perubahan fisik; perjalanan penyakit; ketakutan telah atau akan menularkan virus ke orang lain; slogan-slogan kampanye AIDS yang kurang tepat; perubahan-perubahan yang teljadi karena status HIV.
Hasil penelitian juga menunjukkan subyek membutuhkan semua bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan integrasi sosial. Sumber dukungan sosial yang berarti adalah dokter, keluarga serta relawan AIDS.
Penelitian ini bisa dianggap sebagai studi awal dari penelitian tentang Odha, karena itu masih diperlukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam. Misalnya penelitian yang membahas sumber-sumber stres secara lebih spesifik, meningkatkan jumlah subyek sehingga dapat lebih menggeneralisasikan hasil penelitian serta mencakup subyek yang masih dalam tahap tanpa gejala."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Zafira
"Untuk menanggulangi masalah penyakit HIV & AIDS, upaya yang sering dilakukan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pemerintah, institusi kesehatan, maupun masyarakat kurang memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkan dari HIV & AIDS. Salah satunya adalah stigma terhadap ODHA. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakatmengenai HIV & AIDS.
Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana hubungan antara pengetahuan mengenai HIV & AIDS dengan tingkat stigma terhadap ODHA. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik survey 80 orang ibu di Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat stigma terhadap ODHA yang tinggi, cenderung memiliki pengetahuan yang rendah mengenai HIV & AIDS. Stigma terhadap ODHA terangkum dalam empat dimensi stigma yang terukur secara empiris.

Coping with HIV & AIDS disease, people often use some promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches. Goverment, health institutions, and society usually ignore about social effects of HIV & AIDS. One major problem is PLWHA stigma. In many cases, people usually lack of proper knowledge about HIV & AIDS.
This study describes the relationship between HIV & AIDS knowledge and PLWHA stigma. Using quantitative approach, this study conduct a survey of 80 woman in East Jakarta.
The result found that woman with higher PLWHA stigma tends to have a lower knowledge of HIV & AIDS. The emerging of PLWHA stigma is constructed by a well measured four stigma domain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nurpagi
"Latar Belakang: Jumlah kasus HIV yang dilaporkan hingga Juni 2019 terdapat 349.882 kasus, sedangkan untuk laporan kasus AIDS sebesar 116.977 kasus. Stigma dan diskriminasi menjadi penghambat ODHA dalam mencari pengobatan khususnya di kalangan dokter gigi. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui berbagai hambatan yang dialami Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut.
Tujuan: Untuk mengetahui hambatan yang dialami Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut.
Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 106 ODHA di sekitar Depok yang menggunakan kuesioner yang sudah diadaptasi lintas budaya dan diuji validitas dan reliabilitasnya
Hasil Penelitian: Didapatkan jumlah responden laki-laki sebesar 61% dengan kelompok usia dewasa awal (26-35 tahun) sebesar 40%. Hambatan internal ODHA mendapatkan perawatan gigi dan mulut ialah ketakutan yang dipikirkan oleh dokter gigi tentang status HIV mereka sebesar 80,7% dan hambatan eksternal ODHA yang belum ataupun sudah terdiagnosis HIV yaitu, hambatan biaya sebesar 44,9% dan 40,8%.
Kesimpulan: Pada penelitian ini kelompok usia didominasi dewasa awal (25-36 tahun), tingkat pendidikan SMA, pendapatan kurang Rp3.800.000,00, faktor penularan HIV melalui hubungan seks bebas. Hambatan internal ODHA dalam mendapatkan perawatan gigi dan mulut ialah ketakutan yang dipikirkan oleh dokter gigi tentang status HIV mereka dan hambatan eksternalnya yaitu, hambatan biaya.

Background: The number of HIV cases reported up to June 2019 there were 349,882 cases, while for AIDS case reports were 116,977 cases. Stigma and discrimination become obstacles to PLWHA in seeking treatment, especially among dentists. Thus, researchers want to know the various obstacles experienced by people with HIV/AIDS (PLWHA) to get dental and oral care.
Objective: To determine the barriers experienced PLWHA to get dental care.
Method: A cross-sectional descriptive study of 106 PLWHA around Depok using a questionnaire that was adapted across cultures and tested for validity and reliability.
Results: The number of male respondents was 61% with an early adult age group (26-35 years) of 40%. Internal barriers to PLWHA getting dental and oral care are the fear that dentists think about their HIV status by 80.7% and external barriers to PLWHA who have not yet been diagnosed with HIV, namely, cost constraints of 44.9% and 40.8%.
Coclusion: In this study the age group is dominated by early adulthood (25-36 years), high school education level, income less than IDR 3,800,000.00, HIV transmission factors through free sex. Internal barriers to PLWHA in obtaining dental and oral care are the fears that dentists think about their HIV status and their external barriers namely cost constraints."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rostini
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap petugas puskesmas terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kota Bandung melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan data primer di empat puskesmas (Salam, Kopo, Pasundan, dan Ibrahim Adji/Kiaracondong) di Kota Bandung pada bulan Oktober - Nopember 2010.
Hasil penelitian didapatkan 59.6% petugas puskesmas bersikap positif terhadap ODHA. Faktor yang berhubungan dengan sikap petugas puskesmas terhadap ODHA adalah pengalaman menolong ODHA dengan nilai p=0.016 (OR: 4.827, 95%CI: 1.343-17.349). Artinya, petugas puskesmas yang pernah menolong ODHA akan memberi sikap positif terhadap ODHA sebesar 4.8 kali lebih tinggi dibandingkan petugas puskesmas yang belum pernah menolong ODHA setelah dikontrol variabel dukungan rekan kerja. Hasil penelitian kualitatif ditemukan informasi tentang sikap negatif petugas Puskesmas terhadap ODHA dan mutasi petugas Puskesmas yang mengganggu kelancaran pelayanan kesehatan HIV-AIDS di Puskesmas.

The study was designed to explore the relationship of the factors of health center providers attitude toward People Living with HIV-AIDS (PLWH) in HIV-AIDS Care, through quantitative and qualitative approach using primary data in four health centers (Ibrahim Adjie/Kiaracondong, Kopo, Pasundan, and Salam) in Bandung in October - November 2010.
The result showed 59.6% health center providers had positive attitude toward PLWH. Only one factor was significant related to attitude of health center providers toward PLWH with p=0.16 (OR: 4.827, 95% CI: 1.343-17.349). Meaning, there was 4.8 chance for health center providers who had helped PLWH having positive attitude toward PLWH compared with those who never helped PLWH. The qualitative study found negative attitude of health centre providers toward PLWH and mutation of health centre providers was the problem in HIV-AIDS care at health centers in Bandung.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T21797
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>