Penggunaan dan pengembangan energi baru terbarukan terus meningkat seiring waktu, salah satunya adalah energi surya. Untuk pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik, dibutuhkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tentunya menggunakan panel surya. Dalam penggunaannya, panel surya sangat bergantung terhadap cuaca dan iradiasi matahari yang berubah-ubah seiring waktu sehingga keluaran daya dari panel surya tidak selalu mencapai potensi maksimalnya. Pada sistem panel surya ini, dibutuhkan inverter untuk mengubah listrik DC yang dihasilkan panel surya menjadi listrik AC. Pemanfaatan inverter ini akan memengaruhi karakteristik hasil keluaran dari panel surya, salah satunya adalah disturbansi. Pada frekuensi rentang 9 -150 kHz, peralatan listrik dengan inverter akan menghasilkan disturbansi pada sistem. Sehingga, pada tulisan ini, penelitian dilakukan untuk mengamati karakteristik disturbansi frekuensi 9-150 kHz sistem PLTS on-grid terhadap variasi beban dan iradiasi matahari pada sistem kelistrikan di SPBU Kuningan sehingga dapat dijadikan pedoman untuk penelitian disturbansi kedepannya. Dari hasil penelitian tegangan disturbansi di frekuensi 9-150 kHz yang didapat, frekuensi 18 kHz menjadi frekuensi yang paling dominan disturbansinya. Persentase kenaikan nilai disturbansi dari iradiasi matahari terendah (500 W/m2) ke iradiasi matahari tertinggi (900 W/m2) adalah sebesar 10%-12% dan persentase kenaikan nilai disturbansi dari daya beban terendah (500 W) ke daya beban tertinggi (2500 W) adalah sebesar 3% - 8%.
The use and development of new renewable energy continues to increase over time, one of which is solar energy. To use solar energy into electricity, a solar power plant is needed which of course uses solar panels. In its use, solar panels are very dependent on weather and solar irradiation that changes over time so that the power output of solar panels does not always reach its maximum potential. In this solar panel system, an inverter is needed to convert dc electricity produced by solar panels into ac electricity. The use of this inverter will affect the characteristics of the output of solar panels, one of which is disturbance. At a frequency range of 9-150 kHz, electrical equipment with an inverter will produce a disturbance in the system. So, in this thesis, the study was conducted to observe the characteristics of the disturbance frequency of 9-150 kHz on-grid solar system to the variation of load and solar irradiation in the electrical system at the Kuningan gas station so that it can be used as a guide for future disturbance research. From the results of the study of disturbance voltages at frequency of 9-150 kHz, the frequency of 18 kHz is the most dominant frequency of the disturbance. The percentage of increase in disturbance value from the lowest solar irradiation (500 W/m2) to the highest solar irradiation (900 W/m2) is 10%-12% and the percentage of increase in disturbance value from the lowest load power (500 W) to the highest load power (2500 W) is 3% - 8%.
"
Penggunaan energi baru terbarukan di dunia semakin meningkat, begitu juga dengan Indonesia. Ketertarikan ini didukung oleh sifatnya yang ramah lingkungan dan salah satu cara yang efektif untuk melawan pemanasan global. PLTS adalah pembangkit listrik yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energy listrik menggunakan panel surya.Namun,PLTS memiliki ketergantungan pada energy surya,ini karena energi surya dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi awan yang mungkin bisa berubah dalam waktu singkat.Tentu di saat ada perubahan pada energi surya maka keluaran dari panel surya pun juga berubah. PLTS pada umumnya memiliki komponen elektronika daya yaitu inverter. Inverter digunakan untuk mengubah keluaran panel surya yang berupa arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC).Penggunaan komponen elektronika daya seperti inverter, ditambah keluaran panel surya yang cenderung fluktuatif merupakan disturbansi.Pada umumnya, inverter mempunyai frekuensi switching di atas 1Khz, atas dasar ini pada rentang 9-150 Khz inverter bisa menghasilkan disturbansi pada sistem PLTS.Namun, standardisasi untuk persyaratan emisi yang ada untuk inverter pada frekuensi 9 kHz-150 kHz kurang. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dilakukan penelitian mengenai karakteristik disturbansi pada frekuensi 9kHz-150 kHz pada sistem PLTS On-Grid di SPBU Kuningan. Pengukuran dilakukan di sisi keluaran dari inverter dan sisi output grid-tie inverter. Berdasarkan hasil dari pengolahan data, nilai disturbansi pada frekuensi ini cenderung konstan terhadap daya atau irradiasi, namun jika perubahan terjadi secara cepat maka nilai disturbansi juga mengalami perubahan.
The usage of renewable energy is increasing in many countries, Indonesia included. This spike of interest is supported by its environmental-friendly nature and the fact that it is one of the most effective ways to combat global warming.Solarpower plants are electricy generators with the ability to convert solar energy to electricity by using solar panels.However, solar power plants are indubitably dependent on solar energy, which can cause a fluctuation of output because solar energy is affected by weather and the clouds condition.Generally, solar power plants have a power electronics component called an inverter. Inverters are used to convert the output of solar panels, the direct current (DC), to alternating current(AC). The usage of power electronics such as inverters plus the fluctuation of the solar panelcommonly cause disturbansis.Invertes usually have a switching rate higher than 1 Khz, which can cause disturbansis in the range of 9-150 Khz throughout the whole system.However, there is little to none standardization regarding how much emission it is allowed to radiate at the 9-150Khz. With the aforementioned concerns in mind, this writing discusses research regarding the characteristics of disturbansis on the 9-150Khz frequency on the On-Grid solar power plants located at SPBU Kuningan.Measurement is done on the output side of the bidirectional inverter and the output side of the grid-tie inverter. The results of this disturbansi research shows that the disturbansi produced remains constant in correlation with changes in irradiance or power, however the disturbansi produced increases as the power output changes during a short interval.
"