Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathul Jannah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) di Indonesia masih menempati urutan ke-3 di dunia.
Anak dengan tuberkulosis umumnya mengalami defisiensi zinc dan vitamin A. Defisiensi
zinc dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh dan mengganggu sintesis
retinol binding protein sehingga dapat menghambat proses penyembuhan TB.
Penambahan zinc dan vitamin A dapat membantu meningkatkan respon kekebalan tubuh
pada penderita TB.
Tujuan: Membuktikan pengaruh suplementasi zinc dan vitamin A dalam meningkatkan
status gizi dan perbaikan gejala klinis pada anak usia 5-10 tahun dengan tuberkulosis
paru.
Disain: Penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pre post design dengan kontrol.
Sebanyak 84 anak yang telah diseleksi dan terdiagnosis TB Paru yang berada di empat
wilayah Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat diambil menjadi subyek penelitian.
Kelompok perlakuan dibagi secara acak menjadi dua kelompok yakni kelompok I yang
mendapatkan Obat anti Tuberkulosis Standar DOTS dan suplemen (berisi 20 mg zinc
elemental dan vitamin A asetat 1500 IU) dan kelompok II yang hanya mendapatkan OAT
saja. Obat dan suplemen diminum setiap hari selama pengobatan TB. Respon
kesembuhan dapat diukur dari membaiknya gejala klinis dan status gizi dibandingkan
pada saat awal sebelum pengobatan. Analisis untuk melihat perbedaan dua kelompok
menggunakan uji T-Test. Gejala klinis diukur dengan chi-square.
Hasil: 84 Subyek terdiri atas kelompok intervensi (n=38) dan kelompok kontrol (n=46).
Pada fase inisial (bulan ke dua) perubahan nilai zinc, retinol dan IMT-U pada kelompok
intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, grup I dengan nilai p=0,087;
p=0,002; p=0,449 berturut-turut. Perubahan kadar albumin dan hemoglobin kelompok
kontrol lebih tinggi dibanding kelompok intervensi denan nilai p=0,000; p=0,142. Pada
bulan ke enam terjadi kenaikan pada retinol, hemoglobin, IMT-U, kelompok intervensi
lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan p=0,879; p=0,142; p= 0,216. Perubahan kadar
albumin lebih tinggi pada kelompok kontrol p=0,005. Kadar zinc mengalami penurunan
pada kedua kelompok p=0,153. Perbaikan gejala klinis lebih cepat terjadi pada kelompok
intervensi dan bermakna secara klinis namun tidak bermakna secara statisik.
Simpulan: Pemberian suplemen disarankan pada anak TB yang mendapat OAT hingga
bulan ke dua, karena dapat meningkatkan status gizi dan perbaikan gejala klinis.

ABSTRACT
Background: Indonesia is the 3rd in the world on Tuberculosis (TB). Most children with
tuberculosis commonly have zinc and vitamin A deficiency. Zinc deficiency caused
immune system disorders and disturb the synthesis of retinol binding protein, it inhibited
the healing process of TB. Supplementation of zinc and vitamin A helped to improve the
immune response in TB patients.
Objective: To prove the effect of zinc and vitamin A supplementation in improving the
clinical symptoms and nutritional status in children 5-10 years of tuberculosis.
Design: This study was quasi experimental, was conducted in a pre post design. A total
of 84 children who were selected and diagnosed with pulmonary TB in the four districts
of the Public Health Center in Central Jakarta were invited as research subjects. Subjects
were divided into two groups. Group I received the standard DOTS ATT and supplement
(containing 20 mg zinc element, as a zinc sulfate and acetate vitamin A 1500 IU), while
group II only received ATT. These drugs and supplements are taken daily during TB
treatment. The recovery response can be measured by observing the improvement in
clinical symptoms and nutritional status compared to the time before treatment. The
analysis used to see the differences between the two groups is the T-Test. Clinical
symptoms are measured by chi-square.
Results: There are 84 subjects taken in the intervention group (n = 38) and the control
group (n = 46). In intensive phase, delta of zinc, retinol, BMI/A on intervention group
was higher than control ( p=0,087; =0,002; =0,449, respectively). Delta albumin and Hb
were higher ol control than intervention (p=0,000; =0,142). On the 6th mo, delta of
retinol, Hb increased higher than control (p=0,879; =0,142; =0,216, respectively). But
zinc level decreased on both groups (p=0,153). Clinical symptoms provide good results
and are clinically meaningful but not significant.
Conclusion: Supplementation was valueable with ATT treatment up to two months due
to it could improve nutritional status and clinical symptoms.

"
2019
D2622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Elly
"Penelitian ini membahas pengaruh kadar vitamin D dan kalsium terhadap panjang dan berat lahir bayi. Jenis penelitian cross sectional melibatkan 144 ibu hamil trimester 3 dan bayi yang dilahirkan. Pemeriksaan vitamin D menggunakan biomarker 25(OH)D dan kalsium menggunakan kalsium total dari serum darah tali pusat. Pengukuran panjang dan berat lahir dilakukan terstandar segera setelah lahir dengan alat merk Seca tipe 231/231. Analisis menggunakan uji korelasi, t test, ANOVA dan analisis regresi linier ganda untuk melihat pengaruh status vitamin D dan kalsium terhadap panjang dan berat lahir dengan memperhatikan variabel pengganggu (umur, paritas, tinggi badan ibu dan ayah, kesesuaian penambahan berat badan ibu selama hamil sesuai IMT pra hamil, status anemia, aktifitas fisik, kecukupan gizi ibu dan merokok).
Hasil yang diperoleh: rata-rata panjang dan berat lahir adalah normal 48.7 cm dan 3090.4 gram, panjang lahir pendek 31.2 % dan BBLR 8.3%. Rata-rata kadar serum 25(OH)D adalah 27.6 ng/dL, status vitamin D kurang mencapai 62,5%. Rata-rata kadar kalsium 10 ng/mL dan hipokalsemia 24.3%. Kadar vitamin D dan kalsium berpengaruh bermakna terhadap panjang lahir setelah dikontrol tinggi badan ibu, kadar haemoglobin dan kecukupan asupan energi ibu. Setiap peningkatan 10 ng/dL kadar vitamin D akan menambah panjang lahir sebesar 0,4 cm dan setiap kenaikan 10 ng/mL kadar kalsium akan menambah 2,22 cm. Kadar vitamin D dan kalsium berpengaruh bermakna terhadap berat lahir setelah dikontrol tinggi badan ibu, kadar haemoglobin, kecukupan asupan energi ibu dan kesesuaian penambahan berat badan ibu selama hamil. Setiap peningkatan 10 ng/dL kadar vitamin D akan menambah 100,9 gram berat lahir dan setiap peningkatan 10 ng/mL kadar kalsium akan menambah 448 gram berat lahir bayi. Hasil penelitian menyarankan ibu hamil perlu meningkatkan asupan vitamin D dan kalsium termasuk zat gizi lain sesuai standar kecukupan gizi ibu hamil dan mendorong agar kulit mendapatkan paparan sinar matahari.

This study discusses the effect of vitamin D and calcium levels on the length and birth
weight of babies. This type of cross sectional study involved 144 third trimester pregnant women and babies born. Vitamin D examination using biomarkers of 25(OH)D and calcium using total calcium from cord blood serum. Measurements of length and birth weight are standardized immediately after birth with the Seca brand type 231/231. Analysis using correlation test, t test, ANOVA and linear regression analysis to see the effect of vitamin D and calcium status on length and birth weight by considering confounding variables (age, parity, maternal and paternal height, suitability of maternal weight gain during pregnancy according to BMI pre pregnancy, anemia status, physical activity, nutritional adequacy of mother and family smoking).
Results obtained: the average length and birth weight were normal 48.7 cm and 3090.4 grams, short birth length 31.2% and LBW 8.3%. The average serum level of 25(OH)D is 27.6 ng/dL, vitamin D status is less than 62.5%. The average calcium content is 10 ng /mL and 24.3% hypocalcemia. Vitamin D and calcium levels had a significant effect on birth length after control of maternal height, hemoglobin level and adequacy of maternal energy intake. Every 10 ng/dL increase in vitamin D levels will increase the birth length by 0.4 cm and every 10 ng/mL increase in calcium levels will add 2.22 cm. Vitamin D and calcium levels had a significant effect on birth weight after control of maternal height, hemoglobin level, adequacy of maternal energy intake and suitability of maternal weight gain during pregnancy. Every 10 ng/dL increase in vitamin D levels will add 100.9 grams of birth weight and each 10 ng/mL increase in calcium levels will add 448 grams of baby's birth weight. The results suggest that pregnant women need to increase their intake of vitamin D and calcium, including other nutrients according to the nutritional adequacy standards of pregnant women and encourage the skin to get sun exposure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
D2623
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Rachmat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi pajanan timbal di udara terhadap kejadian anemia diantara anak-anak berusia 7 hingga 13 tahun yang tinggal di sekitar lokasi daur ulang aki bekas informal di wilayah Jabotabek. Sebuah studi Cross-sectional dilakukan di tiga lokasi (Tangerang, Bogor, Bekasi dan Depok) yang terdapat kegiatan daur ulang aki bekas informal. Populasi penelitian adalah anak usia 7 hingga 13 tahun di wilayah daur ulang aki bekas informal, dengan total sampel 418 orang. Sampel lingkungan adalah mengukur kosentrasi timbal di udara mengunakan High Volume Air Sampler (HVAS) dan dianalisis dengan spektrometri serapan atom (AAS). Untuk mengatahui kejadian anemia dilakukan pengukuran Hb darah dengan HemoCue® Hb 201+ System. Analisis multivariat dilakukan untuk mengevaluasi faktor yang terkait dengan kejadian anemia pada anak. Hasil penelitian didapatkan rata-rata konsentrasi timbal di udara (n=52) adalah 2,96 μg/m3 dengan kisaran 0,01 hingga 78,05 μg/m3 dan standar deviasi 13,23. Rata-rata kadar Hb darah anak-anak adalah 11,89 g/dL kisaran 7,7 hingga 16,10 g/dL, dengan prevalensi anemia 51,2%. Konsentrasi timbal tinggi di udara sangat terkait dengan peningkatan kejadian anemia pada anak (OR: 3,96; 95% CI: 1,83-8,56) setelah di kontrol faktor prilaku konsumsi kalsium (OR: 0,68; 95% CI: 0,46-1,01). Studi ini menunjukan hubunan antara paparan timbal di udara dengan kejadian anemia dan menyoroti perlunya memperkuat kebijakan, pengawasan dan pengembangan strategi untuk mengurangi paparan timbal.

This research aims to determine the relationship between the concentration of lead's exposure in the air to the incidence of anemia among children between 7 and 13 years, living around an informal recycling site of the used battery in the Jabotabek region. A Cross-sectional study was conducted at three locations (Tangerang, Bogor, Bekasi, and Depok) which have recycling activities of the former informal battery. The research population is a 7-to 13-year-old child in the recycling area of used battery, with a total sample of 418 people. The lead concentration in the air is measured by using the High Volume Air Sampler (HVAS) and analyzed by atomic absorption spectrometry (AAS). To be in the event of anemia done measurements of Hb blood with HemoCue® Hb 201+System. Multivariate analyses were conducted to evaluate the factors related to the incidence of anemia in children. The results of the study obtained an average of the lead concentration in the air (n = 52) were 2.96 μg/m3 with a range of 0.01 to 78.05 μg/m3 and a standard deviation of 13.23. The average rate of Hb blood of children is 11.89 G/dL range 7.7 to 16.10 G/dL, with the prevalence of anemia is about 51.2%. The high lead concentration in the air is associated with an increased incidence of anemia in children (OR: 3.96; 95% CI: 1.83-8.56) after control of calcium consumption behavior factor (OR: 0.68; 95% CI: 0.46-1.01). The study showed a relationship between exposure to lead in the air and the incidence of anemia and highlighted the need to strengthen policy, supervision and development strategies to reduce lead exposure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mulyana
"Sediaan sirup multivitamin banyak beredar di pasaran dewasa mi; dan digunakan untuk inengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin,, mencegah defisiensi vitamin dan untuk merangsang perturnbuhan.
Komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam sirup multivitamin adalab : vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, nikotinarnid, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, Vitamin D, Ca-panthotenat dan asarn amino. Sulit untuk nienetapkan ka dar beberapa koinponen tersebut serempaR tanpa melakukan pemisahan terlebih dahulu. Metoda krointografi cair kinerja tinggi digunakan untuk rnemisahkan komponen-kornponen yang terdapat dalam sirup multivitarnin.
Tujuan penelitian mi adalah untuk memperoleh kondisi analisa yang optimum untuk penetapan kadar vitamin Bi, vitamin 32, vitamin 36 dan nikbtinamid secara serepac, yang terdapat dalam sirup multivitamin.
6 sampel sirup multivitamin (A,B,C) Droduk PMDN dan (D',.E,.F) produk PMA, telah ditetapkan kadar vitamin Bi, vi tamin B2, vitamin B6 dan nikotinamid-nya; dengan kondisi analisa : fasa gerak campuran metanol-air yang mengandung 5 mN Na-oktansulfonat, 1,36% YB2PO4: pH 3,5 ( 3:7 ); kecepatan aliran. 0,5 ml per menit; dan deteksi UV (270 nm.).
Dari 6 sampel tersebut, kadar vitamin B2 cderung rendah ( 20,41-47,44% ) cian pada tiga sampel (L, .E F) ka dar nikotinamid juga cenderung rendab ( 86,29-88,30% ).

There are a lot of multivitamin syrup preparations On the market to day, they are used in therapy of avitaminosis diseases, preventing vitamin deficiency and stimulatinggrowth.
The common componentst of multivitamin syrup are vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, niacinamide, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, Ca-panthotenate and amino acid. The simultaneous determination of--the components without preceeding separation are complicated. The method of high performance liquid chromatography is used to separa te the components of multivitamin syrup.
The purpose of this study is to find an optimal condition, for simultaneous determination of vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6 and niacinamide in multivitamin syrup.
6 sample of multivitamin syrups .( A,B,C from PJ4DN 1 s ma nufacture and D,L,F from PMA's manufacture); vitamin Bl, vi tamin B2, vitamin B6 and nia,cinamide concentration have been- determinated. The conditions mobile phase are 30% inetha nol-70% 5:mN sodium octanesulfonate in 1,36% KH 2PO4 pE 3,5; flow rate 0,5 ml per minute and detection by UV at 270 rim.
Concentration of vitamin Bi in all sample are low (20,41-47,44%) and concentration of niacinamide in three sample (L',E & F) are low as well (86,29-88,90%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofwan
"Telah dilakukan studi perbandingan terhadap tiga cara analisa vitamin C, yakni titrasi dengan 2,6-dikiorofenolindofenol, titrasi dengan N-bromosuksinimida dan spektrofotometri dengan menggunakan ferrosen. Titrasi dengan N-bromosuksinimida lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan 2,6-dikiorofenolindofenol, terutama bila contoh mengandung ion Fe tinggi. Untuk cara spektrofotometri diperlukan kemurnian dari kristal ferrisiniurn trikioroasetat agar diperoleh persesualan hasil yang balk. Hasil analisa terhadap berbagai merek sari buah jeruk dalam pasaran di Bandung, menunjukkan bahwa kadar vitamin C amat bervariasi yaltu dari 4,4 sampai dengan 44,1 mg/100 ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biran Gufran
"Karet alam yang saat ini telah dipergunakan oleh sebagian besar industri manufaktur ban merupakan sistem koloid yang disebut lateks. Bahan ini memiliki sifat elastisitas yang sangat baik dan mudah dalam memprosesnya. Namun karet alam memiliki kemampuan yang rendah dalam mencengkram, sehingga dapat menimbulkan gesekan besar yang mengakibatkan berkurangnya usia pakai ban serta menimbulkan banyak kebisingan. Solusi untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan cengkramnya menggunakan selulosa karena sifat mekanis dan akustiknya yang baik. Pada penelitian ini difokuskan untuk melakukan sintesa karet alam hibrida dengan mencangkok selulosa, menggunakan metode Glow Discharge Electrolysis Plasma (GDEP) katodik. Sehingga menghasilkan plasma yang memiliki energi tinggi, untuk menghasilkan radikal-radikal bebas yang dapat menginduksi polimerisasi dengan terbentuknya karet alam hibrida. Komposisi selulosa (33,33%, 66,67%, dan 100% wt) dan jenis elektrolit (NaCl, KCl, dan MgCl2) divariasikan untuk menentukan kondisi optimal agar menghasilkan karet alam hibrida. Karakterisasi produk menggunakan FTIR, uji persen yield produk, sessile drop, dan STA,. Keberhasilan produk karet alam hibrida dalam penelitian ini dapat dilihat dari terbentuknya ikatan antara selulosa dan karet alam yang ditunjukkan pada FTIR dimana terdapat bilangan gelombang ciri khas dari karet alam yaitu 1600 cm-1 dan ciri khas dari selulosa yaitu 1000 cm-1 pada karet alam-selulosa hibrida. Hasil pengamatan untuk peningkatan yield produk berbanding lurus dengan peningkatan komposisi selulosa, dengan pencapaian nilai optimal pada 100 wt% sebesar 32,62%. Sedangkan pada jenis elektrolit, produk yield terbesar dihasilkan oleh MgCl2 sebesar 10,78% dibandingkan jenis elektrolit lainnya. Penurunan sudut kontak karet alam hibrida dibandingkan dengan karet alam murni membuktikan terbentuknya ikatan akibat metode GDEP yang menurunkan hidrofobisitas karet alam. Pengamatan terhadap penurunan sudut kontak berbanding terbalik dengan peningkatan komposisi selulosa, dengan perolehan sudut kontak optimal pada komposisi 100 wt% sebesar 52,62⁰. Sedangkan pada jenis elektrolit sudut kontak optimal didapatkan pada jenis MgCl2 sebesar 68,17⁰. Hasil STA menunjukkan pencangkokkan karet alam dengan selulosa tidak menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap stabilitas termal. Pencapaian kondisi optimal pada variasi tersebut diperoleh pada larutan dengan komposisi selulosa 100 wt% dan elektrolit MgCl2.

Natural rubber which is currently used by most tire manufacturing industries is a colloidal system called latex. This material has excellent elasticity properties and is easy to process. However, natural rubber has a low ability to grip, so that it can cause large friction that results in reduced tire life and causes a lot of noise. Solution to increase mechanical strength and grip using cellulose because of its good mechanical and acoustic properties. This research is focused on synthesizing hybrid natural rubber by grafting cellulose, using the cathodic Glow Discharge Electrolysis Plasma (GDEP) method. So as to produce plasma which has high energy, to produce free radicals which can induce polymerization by the formation of hybrid natural rubber. Cellulose composition (33.33%, 66.67%, and 100% wt) and electrolyte types (NaCl, KCl, and MgCl2) varied to determine the optimal conditions to produce hybrid natural rubber. Product characterization using FTIR, product yield percent test, sessile drop, and STA ,. The success of hybrid natural rubber products in this study can be seen from the formation of bonds between cellulose and natural rubber shown at FTIR where there is a characteristic wave number of natural rubber which is 1600 cm-1 and the characteristic of cellulose is 1000 cm-1 on natural rubber- hybrid cellulose. The observation results for an increase in product yield is directly proportional to an increase in cellulose composition, with the achievement of an optimal value at 100 wt% of 32.62%. Whereas in the type of electrolyte, the largest yield of product produced by MgCl2 was 10.78% compared to other types of electrolytes. The reduction in contact angle of hybrid natural rubber compared to pure natural rubber proves the formation of bonds due to the GDEP method which decreases the hydrophobicity of natural rubber. Observation of the decrease in contact angle is inversely proportional to the increase in cellulose composition, with the acquisition of an optimal contact angle at a composition of 100 wt% by 52.62⁰. Whereas the optimal contact angle electrolyte type was found in MgCl2 type at 68.17⁰. The results of the STA show that transplanting natural rubber with cellulose does not produce significant changes in thermal stability. Achievement of optimal conditions in these variations is obtained in solutions with 100 wt% cellulose composition and MgCl2 electrolytes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hondli Putra
"Benzena adalah salah satu zat yang bersifat toksik dan mudah menguap yang dikenal dengan Volatile Organic Compounds VOCs . Benzena dapat menyebabkan kanker dan leukemia. Salah satu biomarker benzena dalam tubuh untuk lingkungan udara ambien adalah S-Phenylmercapturic Acid S-PMA . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi benzena di udara dan konsentrasi S-PMA dalam urin serta hubungan antara keduanya. Perlu juga di ketahuinya kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dengan variabel umur, lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah, garasi kendaraan dan penggunaan masker. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi potong lintang cross sectional . Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Bandung pada bulan Mei 2017. Jumlah sampel sebesar 33 sampel murid kelas VIII dengan pemilihan sampel adalah acak sederhana. Konsentrasi benzena diukur dengan teknik gas kromatografi metode NIOSH 1501 dan S-PMA di ukur dengan metode LC-MS/MS. Hasil pengukuran didapatkan konsentrasi benzena di udara tidak terdeteksi < 0,092 ppm pada 10 titik pengukuran. Rata-rata konsentrasi S-PMA pada urin siswa yaitu sebesar 1,39 g/g kreatinin. Tidak ada hubungan antara konsentrasi benzena dengan konsentrasi S-PMA di urin. Kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dalam urin dengan variabel umur, lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah dan penggunaan masker dapat digambarkan dengan persamaan regresi linier: Kadar S-PMA = 1,646 ndash; 0,179 lama pajanan 0,337 status merokok 0,596 transportasi 1,021 penggunaan masker ndash; 0,108 umur. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap penentuan peningkatan konsentrasi S-PMA di urin adalah penggunaan masker diperoleh p value = 0,040 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan masker dengan peningkatan konsentrasi S-PMA. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar memperhatikan metode pengukuran benzena ke tingkat yang lebih rendah ppb."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Chrisantha Yogawisesa
"ABSTRACT
Penggunaan kadaver sebagai alat bantu pembelajaran di pendidikan kedokteran menimbulkan masalah ketika kadaver tersebut telah selesai digunakan dan hendak dikebumikan kembali dengan metode deep burial karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan. Penggunaan cairan fiksatif formalin 10% merupakan konsentrasi standar. Penelitian dengan mengurangi konsentrasi formalin yang digunakan menjadi 4% dilakukan dengan harapan akan mempercepat proses dekomposisi ketika kadaver sudah dikebumikan. Penelitian ini menggunakan mencit Mus musculus, terutama otot tungkai belakangnya, yang diawetkan dengan cairan fiksatif formalin 10% dan 4% dan membandingkan kecepatan proses dekomposisi yang terjadi perminggu selama 6 minggu penguburan deep burial. Kecepatan dekomposisi dinilai dengan mengukur massa otot tungkai dan massa total mencit perminggu penguburan. Didapatkan hasil penurunan massa total yang berbeda secara signifikan yang terjadi antara kelompok Formalin 10% dan 4%, pada minggu 3-5. Hal ini diduga karena dekomposisi otot yang memang baru terjadi pada tahap lanjut. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya sebelum dapat diterapkan sebagai dasar pengelolaan kadaver manusia yang telah digunakan untuk kepentingan pendidikan dokter

ABSTRACT
.use of human cadaver as an educational tool in medical education may cause many problems when the cadaver is no longer being used and is to be buried, such as environmental problems and health problems. Cadavers are preserved in standardized 10% formalin solution. This research aims to reduce the concentration of formalin solution used to be a solution of 4% to accelerate the decomposition process of the deep buried cadaver, using Mus musculus mice as the samples, specifically the lower limb muscle. The lower limb muscle of the mice is preserved in 10% and 4% formalin solution, and are deep buried. The samples are compared by the decrease of the mass of lower limb muscle and the total mass of the mice per week in a total of 6 weeks period. Significant different results of comparasion are obtained in the total mass of the mice in 10% and 4% formalin solution. The decrease of lower limb muscle mass only significantly differs in week 3-5, presumably due to the decomposition process of muscle tissues that happens in the latter stages of decomposition. This research is expected to be the foundation of further research of comparasion of 10% and 4% formalin solution, before is able to be done in medical education human cadaver."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Nur Rahman
"Penelitian mengenai polikristalin perovskite manganit telah dilakukan, dimulai dengan mensintesis material La0,7(Ba0.97Ca0.03)0.3Mn1-xCuxO3 (x = 0; 0,03; 0,05; 0.07 dan 0,10) dengan menggunakan metode sol-gel, karakterisasi menggunakan X-ray diffractometer, menunjukkan sampel memiliki struktur kristal rhombohedral dengan space group R-3c, substitusi Cu yang dilakukan tidak mengubah struktur kristal sampel akan tetapi hanya merubah parameter latis, volume unit sel, ukuran kristalit rata-rata, Panjang ikatan dan sudut ikatan antara Mn/Cu terhadap oksigen. Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa terjadi perubahan ukuran grain yang membesar saat konsentrasi Cu ≤ 5% dan ukuran grain akan mengecil kembali saat kosentrasi melebihi 5%. Karakterisasi menggunakan VSM menunjukkan bahwa terjadi penurunan magnetisasi seiring penambahan konsentrasi Cu. Hasil uji kelistrikan menunjukkan bahwa resistivitas menurun drastis ketika konsentrasi Cu ≤ 5% dan meningkat kembali ketika konsentrasi Cu melebih 5 %. Hasil permodelan menggunakan persamaan perkolasi menunjukkan penurunan Tcmod seiring dengan penambahan konsentrasi Cu.

Research on polycrystalline perovskite manganite has been carried out, starting with materials synthesizing La0.7(Ba0.97Ca0.03)0.3Mn1-xCuxO3 (x = 0; 0.03; 0.05; 0.07 and 0.10) using the sol-gel method, characterization using X-ray diffractometer, shows the sample has a rhombohedral structure with R-3c space group, Cu substitution that is not changing the crystal structure of the sample, but only change lattice parameters, unit cell volume, average crystallite size, bond length and the bond angle between Mn / Cu and oxygen. Characterization of SEM showed changes in grain size which increase when concentration of Cu ≤ 5% and grain size will decrease when Cu concentration increases by 5%. Characterization using VSM showed a decrease the magnetization. Electrical characterization results showed that the resistivity decrease dramatically while Cu concentrations ≤ 5% and increased while Cu concentrations increased by 5%. The modeling results using the percolation equation showed the Tcmod decrease according to the ratio of Cu concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sivawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>