Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Hibatullah
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang potensial dalam hal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah sudah menaruh perhatian dalam mengembangkan PLTS sebagai salah satu sumber energi terbarukan dalam mencukupi kebutuhan listrik baik di lokasi terpencil maupun di daerah perkotaan. Lokasi dan beban yang akan disuplai menentukan kapasitas PLTS yang akan terpasang. Khusus pada sektor industri, pemasangan PLTS on-grid di area atap perusahaan lebih bertujuan untuk mengurangi pemakaian energi listrik yang bersumber dari jaringan utilitas serta mengurangi emisi bahan bakar. Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan serta simulasi sistem PLTS on-grid pada salah satu industri pengolahan air di Jakarta untuk melihat potensi penghematan energi berdasarkan energi keluaran PLTS. Tidak hanya itu, pada penelitian ini akan sedikit dibahas mengenai analisis ekonomi dalam menilai proyek perancangan system PLTS di perusahaan terkait dapat mendatangkan keuntungan atau tidak. Dari hasil simulasi PVSyst menunjukkan bahwa dengan pemasangan PLTS atap berkapasitas 100 kW dapat memberi kontribusi daya sekitar 143,386 MW dalam satu tahun. Analisis ekonomi juga menunjukkan waktu pengembalian modal (payback period) proyek ini adalah selama 11,46 tahun.

ABSTRACT
Indonesia is one of the potential countries in terms of the construction of photovoltaic system (PLTS). In the past few years, the government has paid attention in developing PLTS as one of renewable energy sources to meet electricity demands both in place of isolated power and urban areas. The location and load profile determine the capacity of PLTS that can be installed. Especially in the industrial sector, installing grid-connected photovoltaic system in the rooftop is more to reduce electricity use from the utility grid and of course to reduce fuel emissions. In this research, a design and simulation of grid-connected photovoltaic system will be installed at the water treatment industriy in Jakarta to see how much energy saving based on energy output from grid-connected photovoltaic system. Not only that, in this study will be a little explanation about assessing PLTS design with economic analysis projects in related companies can bring profit or not. The PVSyst simulation results show that by installing PLTS with a capacity of 100 kW can provide power contribution of around 143,386 MW. Economic analysis also shows the payback period of this project is about 11.46 years.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Reinzini
"Sistem grid-connected inverter untuk penerapan pada pembangkit listrik tenaga surya, diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif selain mengandalkan layanan jaringan listrik. Dengan sistem ini maka akan dapat diperoleh dan kemudian dianalisa dari dinamika sistem yang muncul. Sistem grid-connected inverter yang dibangun merupakan sistem yang terdiri dari model sel surya - rangkaian boost converter - inverter - beban - jaringan listrik. Algoritma Maximum Power Point Tracker (MPPT), algoritma Phase Locked Loop (PLL) dan current control merupakan metode kendali yang digunakan dalam sistem ini. Melalui rancangan sistem grid-connected inverter ini kemudian dilakukan simulasi untuk memperlihatkan respon sistem ketika sel surya memberikan suplai ke beban; maupun ketika sel surya dalam keadaan grid-connected. Sistem gridconnected dengan metode kendali MPPT belum dapat memberikan arus suplai dan tegangan yang sefasa, namun algoritma MPPT yang diterapkan telah mampu mencari titik kerja optimal dari sel surya pada kondisi lingkungan yang bervariasi, namun demikian sistem grid-connected dengan metode kendali PLL dan current control telah dapat menghasilkan arus suplai dan tegangan yang sefasa.

Grid-connected inverter system for solar power application expected to become an alternative energy source in addition to relying on electricity network services. Through this system we will be able to obtain a detail model and then analyzed the dynamics of the system itself. Grid-connected inverter system consist of : solar cells - a series boost converter - inverter - load - the electricity grid. Maximum Power Point Tracker algorithm (MPPT) algorithm Phase Locked Loop (PLL) and the current control is a control method used in this system. This gridconnected inverter system then simulated to demonstrate the system's response when the solar cells supply the load; as well as solar cells in grid-connected. Gridconnected systems with MPPT control methods have not been able to provide supply current and voltage are in phase, but the MPPT algorithm has been able to find the optimal point of the solar cells on the various environmental conditions, however, grid-connected system with PLL and current control methods control has been able to produce current and voltage are in phase supply."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42454
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Fathah
"Energi surya merupakan sebuah energi terbarukan yang dapat menjadi energi listrik. Berdasarkan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 ayat 7 mengenai peralihan ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menginstalasi PLTS pada seluruh gedung pemerintah daerah. Indonesia mempunyai potensi energi bekisar 4,8 kWh/m2/hari yang dapat mengurangi polusi dari penggunaan energi fosil. Pemakaian energi pada hampir disemua sekolah cukup besar di siang hari dan saat malam hari hampir tidak adanya profil beban. Pembangkit Listrik Tenaga Surya mampu memberikan energi berkelanjutan dan penghematan biaya pemakaian listrik. Perancangan PLTS mempunyai standar kelayakan teknis dan ekonomis. Standar kelayakan teknis seperti, parameter irradiasi di lokasi, daya yang dihasilkan harus lebih besar 50% dari daya puncak beban, serta pemakaian luas area yang tersedia harus lebih besar dari yang terpakai untuk perancangan plts. Standar kelayakan ekonomis berdasarkan nilai NPV harus positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan baik secara teknis maupun secara ekonomis dari perancangan ini. Energi listrik yang dihasilkan PLTS berasal dari sel surya berjenis monokristalin yang mempuyai tingkat efisien 24% lebih tinggi dibandingkan jenis sel surya yang lain. Sistem perancangan PLTS yang digunakan terhubung langsung dengan PLN dengan menggunakan grid tie converter serta pencatat kWh expor-impor. Daya PLTS yang dihasilkan harus lebih besar dari 50% daya puncak beban yang ada. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa perancangan PLTS di SDN 01 Pejaten Timur mempunyai nilai kelayakan secara teknis maupun secara ekonomis. Penelitian ini layak secara teknis karena, tingkat irradiasi matahari yang ada di lokasi sebesar 4 kWh/m2/hari, daya PLTS yang dihasilkan sudah lebih besar dari 50% daya puncak beban, dan luas area yang terpakai untuk perancangan plts di area sekolah masih lebih kecil dengan luas area sekolah yang tersedia. Penelitian ini layak secara ekonomis karena, nilai NPV yang didapatkan positif selama 25 tahun umur PLTS. Perancangan PLTS ini mempunyai lama titik impas berada pada tahun ke 18 penggunaan dan sudah mendapatkan keuntungan.

Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Number 66 Year 2019 paragraph 7 regarding the transition to renewable energy and reducing dependence on fossil fuels by installing PLTS in all local government buildings. Indonesia has an energy potential of around 4.8 kWh/m2/day which can reduce pollution from the use of fossil energy. Energy use in almost all schools is quite large during the day and at night there is virtually no load profile. Solar Power Plants are able to provide sustainable energy and reduce electricity consumption costs. The design of PLTS has technical and economic feasibility standards. Technical feasibility standards such as irradiation parameters at the site, the power produced must be greater than 50% of the peak power, and the use of the available area must be greater than that used for the design of PLTS. Standard of economic feasibility based on NPV value must be positive. This study aims to determine the level of feasibility both technically and economically from this design. The electrical energy produced by PLTS comes from monocrystalline solar cells which have an efficient level of 24% higher than other types of solar cells. The PLTS design system used is connected directly to PLN using a grid tie converter and export import kWh recorder. The PLTS power generated must be greater than 50% of the existing peak load power. From the results of the research analysis it can be concluded that the design of PLTS in SDN 01 Pejaten Timur has technical or economic feasibility. This research is technically feasible because, the level of solar irradiation at the site is 4 kWh/m2/day, the solar power generation generated is greater than 50% of the peak load power, and the area used for designing solar power in the school area is still smaller with the size of the school area available. This study is economically feasible because, the NPV value obtained is positive for 25 years of PLTS. The design of this PLTS has a break even point in the 18th year of use and has already benefited."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Altyra Fakhri
"Indonesia dikenal dengan negara yang berada pada garis khatulistiwa yang memiliki potensi sinar matahari yang besar sehingga bisa di manfaatkan sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan di Indonesia, yaitu PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Guna meningkatkan perkembangan energi baru dan terbarukan, maka diperlukan pihak swasta untuk dapat menjalin kerjsama dan bersedia menanamkan modalnya atau investasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Penelitian ini secara umum secara analisis keekonomian menggunakan metode NPV, IRR, Payback Periode, dan WACC terhadap tiga skenario yang berbeda, skenario pertama sesuai dengan harga yang sesuai power purchase agreement PPA pada tahun 2014, skenario kedua melakukan financing scheme dengan diberikannya isentif terhadap perubahan harga beli listrik oleh pemerintah pada tahun 2017, dan skenario ketiga melakukan penyesuain terhadap teknologi solar panel terhadap fluktuatif itensitas radiasi matahari.
Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian diperoleh untuk skenario pertama didaptakan IRR sebesar 14,47 dan NPV sejumlah 2.821.177 dengan masa pengembalian selama 6,37 tahun, skenario kedua IRR sebesar 12,27 dan NPV sejumlah 1.304.373 dengan masa pengembalian selama 7,65 tahun, dan skema ketiga dengan IRR sebesar 14,89 dan NPV sejumlah 3.056.457 dengan masa pengembalian selama 6,23 tahun. Untuk Analisis risiko menggunakan metode analisis sensitivitas dan teridentifikasi risiko yang berpotensi dapat menggangu parameter resiko investasi IRR, NPV, dan Payback Periode adalah political risk dan natural and climate risk.

Indonesia is known as a country that is on the equator which has great sunlight potential so that it can be utilized as one of renewable energy source in Indonesia, that is Solar Power Plant. This study is generally analyzed economically using the NPV, IRR, Payback Period, and WACC methods against three different scenarios, the first scenario corresponds to the appropriate power purchase agreement PPA price in 2014, the second scenario financing scheme with the incentive Changes in electricity purchase price by the government in 2017, and the third scenario is adjusting the solar panel technology to fluctuating solar radiation itensity.
Based on the economic calculations obtain for the first scenario is obtain IRR of 14.47 and NPV of 2,821,177 with a payback period of 6.37 years, the second scenario is obtain IRR of 12.27 and NPV of 1,304,373 with a payback period of 7.65 years and the third scenario is obtain IRR of 14.89 and NPV of 3,056,457 with a payback period of 6.23 years.For risk analysis using sensitivity analysis methods and identified risks that could potentially disrupt investment risk parameters IRR, NPV, and Payback Period are political risk and natural and climate risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Agustinus
"Perusahaan tambang sangat tergantung pada bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan listrik dan kegiatan pertambangan seperti penggunaan alat berat. Oleh karena itu, emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil ini telah menjadi isu utama terkait dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan pertambagan. Energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bauran PLTS yang optimal pada pabrik pengolahan mineral di tambang emas Newmont Suriname. Perangkat lunak HOMER digunakan untuk mendesain bauran PLTS paling optimal. Perangkat lunak ETAP digunakan untuk menvalidasi desain secara teknis teknis melalui analisis aliran daya dan analisis arus hubung singkat. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas bauran PLTS paling optimal adalah 30 MW, dimana menurunkan Cost of Electricity (COE) dari cent $17,1/kWh menjadi cent $16,3/kWh dan emisi CO2 dari 142.682 ton/tahun menjadi 123.852 ton/tahun. Bauran PLTS ini layak secara teknis dimana level tegangan di semua bus masih dalam batas yang diperbolehkan menurut standar IEEE-1547-2018 dan arus hubung singkat maksimum tidak melebihi kapasitas dari switchgear terpasang.

Mining companies are highly dependent on fossil fuels to meet their electricity needs and mining activities such as the use of heavy equipment. Therefore, greenhouse gas emissions due to burning of fossil fuels have become a major issue related to the impact on the environment due to mining activities. Renewable energy such as Solar Power Plants (Photovoltaic) can be an alternative solution to overcome this problem. This study aims to examine the optimal photovoltaic penetration at mineral processing plant at Newmont Suriname gold mine. HOMER software is used to design the most optimal photovoltaic penetration. ETAP software is used to technically validate the design through power flow analysis and short-circuit analysis. The results showed that the most optimal photovoltaic penetration capacity is 30 MW, which reduced the Cost of Electricity (COE) from cent $17.1/kWh to cent $16.3/kWh and CO2 emissions from 142,682 tons/year to 123,852 tons/year. This photovoltaic penetration is ??technically feasible where the voltage level at all buses is within the permissible limits according to the IEEE-1547-2018 standard and the maximum short-circuit current does not exceed the capacity of the installed switchgear."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James Mikhail Emmanuel Haning
"Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan merupakan salah satu solusi yang ditawarkan dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa memiliki kesempatan besar dalam pemanfaatan energi matahari. Sistem PLTS atap merupakan sebuah sistem pembangkit yang memanfaatkan teknologi fotovoltaik untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik, yang ditempatkan pada atap sebuah bangunan. Penelitian ini akan membahas perencanaan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada gedung kantor PLN area Ciputat. Modal awal yang dibutuhkan untuk melakukan investasi pada sistem PLTS yang dirancang bernilai Rp752.470.500,00. Rata – rata energi yang dapat dihasilkan oleh sistem yang dirancang adalah sebesar 171,6 kWh/hari dengan nilai LCOE Rp633,66/kWh dengan potensi penghematan tagihan sebesar Rp8.015.381,00 setiap bulannya.

The use of renewable energy is one of the solutions offered in efforts to mitigate the impacts of climate change. The geographical location of Indonesia, which is on the equator, has a great opportunity in utilizing solar energy. Rooftop Solar System is an electric generating system that utilizes photovoltaic technology to convert solar energy into electrical energy, which is placed on the roof of a building. This study will discuss the planning of an on-grid rooftop solar system without using batteries in the PLN Ciputat office building. The initial capital required to invest in the designed solar system is Rp752,470,500,00. The average energy that can be produced by the designed system is 171,60 kWh/day with an LCOE value of Rp633,66/kWh with a potential bill saving of Rp8.015.381,00 per month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Syachril Rizki
"Pertumbuhan pendapatan per kapita di Indonesia dalam jangka panjang mempengaruhi konsumsi penggunaan energi terutama energi listrik sebesar 0.035% setiap 1% pertumbuhan pendapatan per kapita. Salah satu konsumen yang berpengaruh atas pertumbuhan pendapatan per kapita ini adalah sektor komersial. Dalam mewujudkan rencana Rendah Karbon (RK) dari pemerintah, sektor-sektor komersial diharapkan untuk ikut berpartisipasi langsung dalam penggunaan energi terbarukan. Oleh karena itu, skripsi ini melakukan analisis pada Studi Tekno-Ekonomis Implementasi Listrik Tenaga Surya Atap pada Instalasi Bangunan Komersil di DKI Jakarta. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak DIGSILENT dan HOMER. Aplikasi DIGSILENT digunakan untuk menganalisis aliran daya beserta kestabilan sistem tenaga lsitrik dari Single Line Diagram (SLD) data instalasi listrik bangunan komersil yang penulis rujuk. Didapatkan terjadi penurunan penggunaan listrik grid sebesar 10% saat PLTS menghasilkan 90% daya dari rating 1000kWp tanpa penurunan atau kenaikan nilai tegangan yang berarti. Kestabilan tegangan dan frekuensi tidak mengalami perubahan yang signifikan dan masih bertahan pada nominal tegangan 1 P.U dan frekuensi pada 50Hz. Aplikasi HOMER digunakan untuk menganalisis penurunan penggunaan listrik tahunan, biaya listrik tahunan, studi fisibilitas, dan penurunan emisi. Didapatkan penurunan harga listrik sebesar Rp 16/kWh dan Rp 24,49/kWh dengan variasi besar kapital Rp 17.000.000 dan Rp 11.000.000 dan penurunan emisi karbon dioksida sebesar 761ton/tahun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa implementasi PLTS atap menguntungkan secara ekonomi dan mampu menurunkan emisi dari penggunaan energi listrik.

The growth of income per capita in Indonesia in the long term affects the consumption of energy use, especially electrical energy by 0.035% for every 1% growth in income per capita. One of the consumers that has an influence on the growth of this per capita income is the commercial sector. In realizing the Low Carbon (RK) plan from the government, the commercial sector is expected to participate directly in the use of renewable energy. Therefore, this thesis analyzes the Techno-Economic Study of Roof Solar Electricity Implementation in Commercial Building Installations in DKI Jakarta. Simulations were carried out using DIGSILENT and HOMER software. The DIGSILENT application is used to analyze the power flow and the stability of the electric power system from the Single Line Diagram (SLD) data for the electrical installation of commercial buildings that the author refers to. It was found that there was a 10% decrease in grid electricity usage when PLTS produced 90% of the 1000kWp rating without a significant decrease or increase in the value of the voltage. The voltage and frequency stability did not change significantly and still remained at the nominal voltage of 1 P.U and the frequency at 50Hz. The HOMER app is used to analyze annual electricity usage reductions, annual electricity costs, feasibility studies, and emission reductions. There was a decrease in electricity prices of Rp 16/kWh and Rp 24,49/kWh with variations in capital of Rp 17.000.000 and Rp 11.000.000 with the decrease in carbon dioxide emissions of 761ton/year. Thus, it can be concluded that the implementation of rooftop solar panels is economically beneficial and can reduce emissions from the use of electrical energy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kerisna Manto
"

Penelitian dengan judul STUDI PENERAPAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PADA ATAP BANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN AIR, memliki rumusan masalah untuk menerapkan suatu sistem pembangkit listrk tenaga surya dengan metode on grid dengan menentukan spesifikasi dan desain dari modul surya, inverter, kabel dan sistem proteksi. Penerapan ini dibantu dengan perangkat lunak PVsyst. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa desain pembangkit listrik tenaga surya yang dilakukan sudah sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Dengan menggunakan 180 modul surya dengan daya 250 Wp dan 3 Inverter dengan daya 30 kW, sehingga menghasilkan kapasitas daya sebesar 90 kWp. Desain sistem PLTS yang dirancang memiliki nilai daya keluaran yang lebih kecil dibandingkan kurva bebannya. Sehingga, semua keluaran daya PLTS akan terpakai oleh beban dan tidak ada yang diekspor ke jaringan PLN. Sistem PLTS pada industri pengolahan air di penelitian ini menghitung dalam sisi ekonomi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai payback period adalah 7 tahun 7 bulan.

 


The research entitled STUDY OF IMPLEMENTATION SOLAR POWER PLANT SYSTEM ON ROOF OF THE BUILDING WATER PROCESSING INDUSTRIES, has a problem statement to implementation a solar power system with on grid method by determining the specifications and design from the solar module, inverter, cable and protection system. This implementation was supported by a software PVsyst. Based on the analysis of the data carried out, it was concluded that the design of the PLTS carried out was in accordance with the desired capacity. By using 180 solar modules with a power 250 Wp and 3 inverters with a power 30 kW, resulting in a power capacity of 90 kWp. Solar power plant system design has a lower output power than the load curve. So that all solar power plant output will be used by the load and nothing will be exported to the PLN network.  Solar power plant system in the water processing industries in this study count on the economic side. Time needed to reach the pay back period is 7 years 7 months.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Restu Pramesti
"ABSTRAK
Pada COP ke-26 tahun 2021 di Glasgow, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen tanah air untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada tahun 2060, seiring dengan aksi percepatan dalam rangka Paris Agreement dan United Nations Framework Convention on Climate Change. Fokus utama di sini adalah penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya energi surya yang memiliki potensi sangat besar di Indonesia dan dianggap menjadi pemegang peran penting dalam mewujudkan serangkaian pilar Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu affordable and clean energy; industry, innovations, and infrastructure; dan climate action. Dalam upaya mencapai target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025, Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan program pengembangan dari pemanfaatan PLTS atap, terutama untuk daerah perkotaan yang memiliki permasalahan keterbatasan lahan. Penelitian ini akan difokuskan terkait perancangan sistem PLTS atap on-grid pada Gedung Teknologi 3, BRIN yang mana memiliki intensitas radiasi matahari cukup tinggi sekitar 4,83 kWh/m2/hari dan potensi pemanfaatan area atap yang luas menggunakan perangkat lunak PVsyst. Selain itu, dilakukan perbandingan atas fixed tilted plane dengan seasonal tilt adjustment terhadap nilai optimum tilt angle (OTA) tertentu dalam rangka memaksimalkan radiasi matahari untuk dimanfaatkan oleh panel surya. Berdasarkan analisis dan evaluasi secara teknis maupun ekonomis melalui empat skenario yang mampu dilakukan berdasarkan kombinasi hasil perhitungan jumlah komponen dengan pengaturan orientasi, dihasilkan perancangan PLTS yang memiliki pembangkitan sebesar 106,015 kWp dengan kebutuhan komponen sebanyak 233 modul surya dan 4 inverter serta melalui pengaturan orientasi berupa seasonal tilt adjustment adalah berkinerja paling optimal. Menurut aspek teknis yang ditinjau, perancangan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap penggunaan energi listrik pada hari kerja sebesar 46% dan hari libur sebesar 61%, menghasilkan Performance Ratio (PR) sebesar 82,74%, dan menyediakan pembangkitan energi listrik sebesar 158.156 kWh per tahun dengan global incident in collector plane sebesar +2,4%, near shadings: irradiance loss sebesar -0,80%, dan IAM factor on global sebesar -1,84%. Sementara itu, menurut aspek ekonomis yang ditinjau, perancangan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap penghematan biaya tagihan listrik sebesar 37% per tahun, membutuhkan biaya investasi awal sebesar Rp2.220.984.249, menghasilkan Payback Period (PP) pada tahun ke-16, menyediakan Net Present Value (NPV) sebesar Rp2.612.851.243, dan membentuk Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,18 dengan umur proyek yang direncanakan selama 20 tahun.

ABSTRACT
At the 26th COP in 2021 in Glasgow, the Government of Indonesia emphasized the country's commitment to achieve net zero emissions (NZE) by 2060, along with accelerated action within the framework of the Paris Agreement and the United Nations Framework Convention on Climate Change. The main focus here is using renewable energy, especially solar energy, which has enormous potential in Indonesia and is considered to be an essential role holder in realizing a series of Sustainable Development Goals (SDGs) pillars, namely affordable and clean energy; industry, innovations, and infrastructure; and climate action. To achieve the 23% renewable energy target in the national energy mix by 2025, the Government of Indonesia is promoting a development program for using rooftop solar power plants, particularly in urban areas with limited land availability. This research will focus on designing an on-grid rooftop solar power plant system at Technology Building 3, BRIN, which has a high solar radiation intensity of around 4,83 kWh/m2/day and the potential to utilize a large roof area using PVsyst software. In addition, a comparison of the fixed tilted plane with the seasonal tilt adjustment to certain optimum tilt angle (OTA) values is carried out to maximize solar radiation to be utilized by solar panels. Based on the analysis and evaluation, technically and economically, through four scenarios that can be done based on the combination of the results of the calculation of the number of components with the orientation settings, the resulting solar power plant design has a generation of 106,015 kWp with a component requirement of 233 solar modules and 4 inverters and through orientation setting in the form of seasonal tilt adjustment is the most optimal performance. According to the technical aspects reviewed, the design can contribute to the use of electrical energy on weekdays by 46% and weekends by 61%, resulting in a Performance Ratio (PR) of 82,74%, and providing electrical energy generation of 158.156 kWh per year with a global incident in collector plane of +2,4%, a near shadings: irradiance loss of -0,80%, and a IAM factor on global of -1,84%. Meanwhile, according to the economic aspects reviewed, the design can contribute to savings in electricity bill costs of 37% per year, requiring an initial investment cost of IDR 2.220.984.249, generating a Payback Period (PP) in year 16, providing a Net Present Value (NPV) of IDR 2.612.851.243, and forming a Benefit Cost Ratio (BCR) of 1,18 with the planned project life of 20 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Adriandra Hadis
"Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki tujuan untuk menjadi kota yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon. Prinsip yang menjadi dasar bagi IKN untuk mencapai tujuan tersebut adalah memanfaatkan energi terbarukan untuk memasok kebutuhan energi listrik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pemenuhan kebutuhan energi listrik IKN perlu dilakukan dengan membangun sistem tenaga listrik berbasis grid-connected microgrid yang memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk pembangkitan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan kapasitas pembangkit listrik yang optimal dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE. Optimasi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE terdiri atas tiga opsi tujuan yang berbeda, yaitu menekan biaya, menekan emisi karbon, dan multi-tujuan untuk menekan biaya dan emisi karbon secara bersamaan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada optimasi menekan biaya, total biaya energi tahunan dapat ditekan dengan meningkatkan bauran pembangkit konvensional. Di sisi lain, pada optimasi menekan emisi karbon, total emisi karbon dapat dikurangi dengan meningkatkan bauran energi terbarukan dan impor energi listrik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa optimasi multi-tujuan memiliki total biaya energi tahunan yang tidak berbeda jauh dengan optimasi menekan biaya, sementara total emisi karbon yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan optimasi menekan emisi karbon.

Ibu Kota Nusantara (IKN) has a vision to become an environmentally friendly and low carbon emission city. The principle that becomes the basis for IKN to achieve this vision is to use renewable energy to supply the electrical energy needs. To realize the vision, IKN's electrical energy needs must be fulfilled by designing a grid-connected microgrid-based power system that utilizes renewable energy as a source of energy for generation. This research aims to determine the optimal type and capacity of power plants using XENDEE software. The optimization performed using XENDEE consists of three different objectives: reduce costs, reduce carbon emission, and multi-objective. The simulation results show that in the reduce cost optimization, the total annual energy cost can be reduced by increasing the conventional generation mix. On the other hand, in reduce carbon emission optimization, the total carbon emission can be reduced by increasing the renewable energy mix and importing electricity. The simulation results show that multi-objective optimization has a total annual energy cost that is not significantly different from reduce cost optimization, while the resulting total carbon emissions are not significantly different from reduce carbon emission optimization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>