Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachman Surachman
"ABSTRAK
Limbah cair tahu yang dibuang langsung tanpa pengolahan lebih lanjut mencemari Sungai Ciliwung. Dalam penelitian ini dikembangkan suatu metode pengolahan komprehensif dari limbah cair tahu yang terdiri atas dua proses utama, yaitu koagulasi-flokulasi dan filtrasi membran. Dalam penelitian ini digunakan kombinasi proses koagulasi flokulasi dan membran ultrafiltrasi serta ditindaklanjuti dengan osmosis balik. Parameter bebas yang digunakan di dalam proses ini adalah tekanan transmembran ultrafiltrasi dan tekanan transmembran osmosis balik. Dosis koagulan tawas sebesar 300 ppm menghasilkan persen penyisihan TSS 84,04 %. Setelah perlakuan membran ultrafiltrasi CA-RO dengan tekanan transmembran optimum 1,5 bar untuk CA dan 6 bar untuk RO dihasilkan persen penyisihan TSS, TDS, turbiditas, dan COD berturut-turut 100 %, 99,84 %, 100 %, dan 99,88 %.

ABSTRACT
Tofu wastewater without further processing contaminates Ciliwung River. In this study a comprehensive treatment method of tofu wastewater was developed which consisted of two main processes, namely coagulation-flocculation and membrane filtration. In this research a combination of flocculation coagulation and ultrafiltration was used and followed by reverse osmosis. The free parameters used in this process are ultrafiltration transmembran pressure and reverse osmosis transmembran pressure. The result for tawas dosage is 300 ppm and produce the % TSS reduction 84,04%. After treatment for combination CA ultrafiltration RO membrane with optimum TMP for CA is 1,5 bar and optimum TMP for RO is 6 bar then produce % reduction of TSS, TDS, Turbidity, and COD respectively 100%, 99,84%, 100% dan 99,88%."
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Andria Wardani
"ABSTRAK
Industri tahu di daerah Kota Probolinggo yang bernama CV. Proma Tun
Saroyyan, pada tahun 2015 membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
anaerobik dan menghasilkan biogas untuk bahan bakar memasak. Disisi lain
kandungan organik pada effluent limbah cair pada IPAL tersebut masih belum
memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena
itu, tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja operasi optimum IPAL,
menganalisis persepsi masyarakat tentang manfaat biogas, dan pengembangan
potensi pemanfaatan effluent sebagai kerajinan tangan. Metode penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan evaluasi kinerja operasi optimum,
wawancara menggunakan kuesioner kepada masyarakat penerima biogas, dan
melakukan uji coba pembuatan nata dari effluent sebagai kerajinan tangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja operasi optimum IPAL memiliki efisiensi
83,38%. Persepsi masyarakat menunjukkan dampak positif, karena kegiatan
tersebut memberikan keuntungan ekonomi bagi warga sekitar. Alternatif potensi
pengembangan pemanfaatan effluent limbah cair, diperoleh hasil bahwa perlakuan
C1N1 menghasilkan ketebalan nata terbaik untuk kerajinan tangan yaitu sebesar
1,13 cm.

ABSTRACT
Tofu industry in Probolinggo City area named CV. Proma Tun Saroyyan, in 2015
built an anaerobic Wastewater Treatment Plant (WTP) which was producing
biogas for cooking fuel. While the organics matter in liquid effluent of WWTP
has not fulfilled the quality standard requirements that set by the government.
Therefore, the purpose of this study were evaluating the optimum operating
performance of WWTP, analyzing public perception about biogas, and try to
develope potential of effluent utilization as handicraft. This research method was
conducted using approach of the evaluation of the optimum operating
performance of WWTP, interviewing by questionnaires to the recipient
community of biogas, and testing the manufacture of nata from the effluent as
handicrafts.The results showed that the optimal performance WWTP has an
efficiency 83.38%. This can be caused by the degradation of solids in the previous
waste. The perception of the community has a positive impact, because the
activity provide economic benefit for local residents. For the alternative potential
development concerning effluent of wastewater, The obtain result showed that
C1N1 yield the best nata thickness for hand crafting equal to 1,13 cm.
"
Lengkap +
2018
T50370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derryadi Angputra
"Industri tahu merupakan salah satu industri pengolahan kacang kedelai yang sedang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Limbah industri tahu banyak mengandung senyawa-senyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein yang dapat mencemari lingkungan terutama pada ekosistem perairan. Penelitian ini menggunakan membran ultrafiltrasi polyvinylidene fluoride (PVDF) yang dibuat dengan teknik inversi fasa dengan pelarut N, N, dimethylacetamide (DMAc) dan aditif polyvinylpyrrolidone (PVP). Membran dibuat dengan variasi jumlah PVP 0,1 gram, 0,15 gram, dan 0,2 gram. Pada penelitian ini membran PVDF digunakan pada proses ultrafiltrasi untuk mengolah limbah cair tahu yang sudah diolah melalui koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan PAC dengan konsentrasi 300 ppm. Proses ultrafiltrasi menggunakan variasi tekanan 4 bar, 5 bar, 6 bar, dan 7 bar. Limbah cair tahu awal memiliki karakteristik BOD 3150 mg/L, COD 7350 mg/L, pH 4.01, TSS 501 mg/L, TDS 833 mg/L, dan kekeruhan 594 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan parameter limbah cair tahu terbesar terdapat pada komposisi larutan cetak 0,1 PVP dan tekanan umpan 4 bar dengan penyisihan COD 0%, TSS 99,1%, TDS 23,49%, kekeruhan 96,67% dan menaikkan pH hingga 8,21.

Tofu industry is one of the soybean processing industries that is currently in high demand by the people of Indonesia. Tofu industry waste contains many organic compounds such as carbohydrates, fats and proteins that can pollute the environment, especially in aquatic ecosystems. This research is using polyvinylidene fluoride (PVDF) ultrafiltration membrane made through phase inversion method with N, N, Dimethylacetamide (DMAc) as solvent and polyvinylpyrrolidone (PVP) as additive. Membrane was made with variation of 0,1 gram, 0,15 gram, and 0,2 gram PVP. In this research, PVDF membrane used in ultrafiltration to process the pre-treated tofu wastewater through coagulation-flocculaton with 300 ppm concentration PAC coagulant. Ultrafiltration process was using pressure variation of 4 bar, 5 bar, 6 bar, 7 bar. Tofu wastewater have the characteristic of BOD 3150 mg/L, COD 7350 mg/L, pH 4.01, TSS 501 mg/L, TDS 833 mg/L, and turbidity 594 mg/L. The results of this research shows that the best rejection of tofu wastewater parameters in casting solution with the addition of 0,1 gram PVP and 4 bar pressure with COD rejection 0%, TSS 99,1%, TDS 23,49%, turbidity 96,67% and increased pH to 8,21."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Sofiana Putri
"Pabrik tahu umumnya merupakan industri berskala rumah tangga, sehingga efisiensi penggunaan air pada proses serta pengolahan limbahnya kurang diperhatikan. Limbah cair tersebut sangat berbahaya apabila dibuang langsung ke lingkungan perairan, karena mengandung pencemar organik yang tinggi, yaitu kadar BOD 2900 mg/L, COD 7417-7857 mg/L, TSS 286-365 mg/L pH 3,6-3,8, TDS 910-1040 mg/L, kekeruhan 370-523 NTU. Optimalisasi sistem pengolahan diperlukan untuk memenuhi baku mutu limbah cair pabrik tahu yang ditetapkan pemerintah dan juga diperlukan agar memperoleh kinerja pengolahan limbah cair tahu yang lebih efektif dan efisien. Pengolahan limbah cair pabrik tahu menggunakan kombinasi koagulasi-flokulasi dan ultrafiltrasi menggunakan membran selulosa asetat diharapkan dapat menjadi alternatif penanganan yang tepat.
Perlakuan awal koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan Poly Aluminium Chloride PAC. Pada variasi waktu pengendapan 5, 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 menit didapatkan waktu pengendapan optimum adalah 30 menit, dengan rejeksi TSS 57, kekeruhan 60 dan COD 32. Perlakuan lanjutan dengan ultrafiltrasi membran selulosa asetat dengan ukuran pori 4,5 nm MWCO 20kDa menghasilkan fluks dan rejeksi yang semakin baik dengan meningkatnya tekanan yang diberikan. Pada variasi tekanan 1 bar, 2 bar, 3 bar, 4 bar dan 5 bar didapatkan fluks dan rejeksi optimal pada tekanan 5 bar, yaitu dengan fluks sebesar 38 L/ m2.jam dan rejeksi TSS 100, kekeruhan 99, COD 80, TDS 8 serta pH akhir 6,74.

Commonly tofu production plant is a home industry, so that the utilization and treatment of water in process is less considered. Tofu wastewater is very dangerous if directly throw to aquatic environment, because it is contain high organic pollutant, with concentration of BOD 2900 mg L, COD 7417 7857 mg LTSS 286 365 mg L, pH 3,6 3,8, TDS 910 1040 mg L, turbidity 370 523 NTU. Optimalization of this treatment system is needed for comply the standard that regulated by government and also to making performance improvement in tofu wastewater treatment in effectivity and eficiency. Wastewater in tofu production plant using combination coagulation flocculation and ultrafiltration of cellulose acetate membrane be expected as an alternative appropriate handling.
Pretreatment of coagulation flocculation using Poly Aluminium Chloride PAC as coagulant. Variation of settling time 5, 15, 30, 45, 60, 75 and 90 minutes result the optimum settling time in 30 minutes, with rejection of TSS 57, turbidity 60 and COD 32. Main treatment of ultrafiltration membrane celulose with pore size 4,5 nm results that flux and rejection is better in the higher pressure. Experiment with 1, 2, 3, 4 and 6 bar result the optimum performance and rejection is on pressure 5 bar, with flux 8 L m2.jam and rejection of TSS 100, turbidity 99, COD 80, TDS 8 and also pH 6,74.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andiny Widya Utari
"Permukiman kumuh muncul salah satunya disebabkan kondisi sanitasi yang buruk. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah salah satu upaya pemerintah untuk melakukan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berbasis masyarakat dan partisipasi pemerintah daerah. Salah satu kegiatannya adalah perbaikan sanitasi. Salah satu lokasi penerima program KOTAKU adalah kelurahan Sungai Bilu, yang mana pada salah satu wilayahnya yang semula kumuh saat ini menjadi destinasi wisata susur sungai, yaitu Kampung Hijau. Namun, masih terdapat masyarakat Kampung Hijau yang tidak menyadari perannya pada pengelolaan limbahnya. Tujuan penelitian adalah menganalisis sistem pembuangan limbah, kondisi sosial dan ekonomi, tingkat motivasi masyarakat, dan merancang model konseptual pengelolaan limbah berbasis komunitas. Metode penelitian adalah mixed methods, yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian yaitu pembuangan limbah di Kampung Hijau menggunakan sistem biofilter yang sudah sesuai dengan pedoman pembangunan, tetapi sering muncul bau yang mengganggu. Masyarakat sudah mengetahui bahwa limbah tinja yang langsung dibuang ke sungai adalah salah satu penyebab pencemaran, dan mengetahui cara untuk mengelola fasilitas pengelolaan limbah. Sikap masyarakat menerima dengan baik pembangunan fasilitas pengelolaan limbah di tempat tinggalnya. Masyarakat belum memiliki kesadaran pada pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah, menganggap bahwa masyarakat hanya sebagai penerima manfaat. Pendidikan terendah yang pernah ditempuh masyarakat adalah tidak tamat SD. Kemudian, perekonomian masyarakat Kampung Hijau didominasi oleh masyarakat dengan pendapatan dibawah upah minimum provinsi (UMP). Mayoritas masyarakat tidak bersedia jika dibebankan biaya untuk pembangunan atau perawatan fasilitas pengelolaan limbah. Kemudian, motivasi sudah mulai terbentuk, terlihat dari masyarakat yang bersedia untuk bergotong-royong membangun fasilitas pengelolaan limbah. Pada model konseptual yang dirancang, intervensi yang dapat diberikan agar pengelolaan limbah berbasis komunitas dapat berkelanjutan adalah mengadakan sosialisasi, edukasi, pelatihan secara rutin, dan pengawasan langsung oleh perangkat pemerintah.

Slums emerged due to poor sanitation conditions. Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) program was one of the government's efforts to prevented and improved the quality of community-based slum settlements and local government participation. One of the activities was improving sanitation. One of the locations for the program was the Sungai Bilu sub-district, which is one of its slum areas was now a riverbank tourism destination, namely Kampung Hijau. However, there were still people in Kampung Hijau who did not realize their role in wastewater management. The research objectives were to analyze the wastewater disposal system, social and economic conditions, the level of community motivation, and to build a conceptual model for community-based wastewater management. The research method was mixed methods, namely observation, interviews, and questionnaires. The results of this research were the wastewater disposal in Kampung Hijau used a biofilter system that was in accordance with the development guidelines, but a bad smell often appeared. The community has already known that feces that were directly disposed to the river was one of the causes of pollution, and they knew how to managed sanitation facilities. The attitude of the community welcomed the construction of sanitation facilities in their houses. The community had no awareness of maintaining sanitation facilities yet, considering that the community was only the beneficiary of it. The lowest education that the community had taken was not completing SD. Then, the economic status of the Kampung Hijau community was dominated by people with incomes below the provincial minimum wage (UMP). The majority of the community was not willing to be charged with building or maintaining sanitation facilities. Then, motivation has begun to form, it could be seen from the community that willing to work together to build sanitation facilities. In the designed conceptual model, interventions that could be provided so that community-based wastewater management could be sustainable were holding outreach, education, routine training, and direct supervision by government officials."
Lengkap +
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipta Laksono
"Limbah pewarna batik berbahaya bila dibuang ke badan sungai tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu, konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) pada air buangan limbah batik 1332-3192 mg/L. Pengolahan fisika, kimia, dan biologis dapat mengurangi kandungan kimia berbahaya air limbah batik. Untuk mengetahui kriteria desain dari pengolahan biologis maka diperlukan laju kinetika penguraian substrat. Laju kinetika penguraian substrat berpengaruh terhadap efisiensi dari pengolahan biologis dengan media biofilter. Reaktor biofilter dengan skala lab pada penelitian ini memiliki volume 36 liter, dan air limbah yang dipergunakan merupakan air yang telah melalui proses fisika dan kimia. Proses penelitian ini meliputi seeding yaitu proses pembiakan bakteri yang berasal dari air limbah perut sapi, aklimatisasi yang merupakan proses adaptasi bakteri rumen, dan feeding merupakan proses penguraian konsentrasi senyawa kimia pada air limbah batik. Proses penelitian ini berlangsung selama 68 hari. Waktu tinggal pada penelitian adalah 8 jam dengan debit 1,25 mL/s. Diperoleh laju kinetika penguraian yang diperoleh berkisar 0,174-0,244 hari-1, laju pertumbuhan sebesar 0,03584 hari-1, dan biomassa dengan nilai 0,2088 gVSS/gCOD. Penyisihan COD 60 - 90%, Suhu pada proses ini berkisar antara 27oC-30oC sedangkan pH pada penelitian antara 6,5-8,5.

Batik wastewater can damage the river ecosystem when discharged into water bodies without any prior treatment, Chemical Oxygen Demand (COD) content of the wastewater batik of 1332-3192 mg/L. Physical, Chemical, and Biological treatment can reduce the hazardous chemical constituents of wastewater batik. To determine the design criteria of the biological treatment, the kinetics rate of substrate decomposition is needed. The rate of decomposition kinetics of the substrate affect the efficiency of the biological treatment especially biofilter process. Lab-scale biofilter reactor in this research had a volume of 36 liters and the wastewater used in this research is water that has been through physics and chemical process. The research process includes seeding process, acclimatization, and feeding process. Seeding is the process of culturing rumen bacteria, Acclimatization is the process of adaptation of rumen bacteria in media biofilter, and feeding is the decomposition of chemical compounds in watewater batik by rumen bacteria. This research process lasted for 68 days. Residence time in the study was 8 hours with a flow rate of 1.25 mL/s. Decay rate from rumen bacteria between 0,174-0,244 Day-1, rumen bacteria growth rate is 0.03584 day-1, and biomass of 0.2088 gVSS / gCOD. COD removal 60-90%, the temperature in this process ranges from 27oC-30oC while the pH between 6.5 to 8.5."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Bayu Hari Utama
"Penelaahan ini dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai dampak pencemaran sampah mikroplastik terhadap gangguan sistem pernapasan manusia. Penelaahan ini menggunakan desai literature review. Total hasil penelaahan jurnal pada beberapa database jurnal elektronik adalah sebanyak 10 jurnal internasional yang meliputi dampak pencemaran sampah mikroplastik terhadap gangguan sistem pernapasan manusia. Sebagian database jurnal internasional berasal dari Brazil, Portugal, Spanyol, Amerika, Prancis, Turki Dan sebagian jurnal berasal dari asia yaitu, China dan Thailand. Jurnal internasional terlama yang digunakan dalam penelaahan ini adalah jurnal oleh William et al yang dipublikasi pada tahun 1999. Sedangkan jurnal internasional terbaru yang digunakan dalam penelaahan ini adalah jurnal oleh Sarawut Sangkham et al yang di publikasi pada tahun 2022. Kesimpulan dari penelaahan ini yaitu, Penyakit pernapasan yang di akibatkan oleh pencemaran sampah mikroplastik adalah penyakit pernapasan kronis meliputi (Dispnea, Asma, Emfisema, Pneumonia kronis, dan penyakit pernapasan akibat kerja). Regulasi dan kebijakan dunia baru mengatur mikroplastik primer, yaitu dengan pelarangan penggunaan kosmetik berbahan dasar scrub dan pembatasan penggunaan produk berbahan dasar plastik sekali pakai. Cara yang paling efektif untuk menghindari timbulnya mikroplastik adalah, dengan mengurangi produksi bahan plastik, mendaur ulang kembali produk plastik, dan menggunakan kembali produk plastik yang masih layak pakai.

This study was conducted to obtain information about the impact of microplastic waste pollution on human respiratory system disorders. This study uses a literature review design. The total results of the review of journals in several electronic journal databases are as many as 10 international journals covering the impact of microplastic waste pollution on human respiratory system disorders. Some of the international journal databases come from Brazil, Portugal, Spain, America, France, Turkey and some journals come from Asia, namely, China and Thailand. The oldest international journal used in this study is the journal by William et al which was published in 1999. While the latest international journal used in this study is the journal by Sarawut Sangkham et al which was published in 2022. The conclusion of this study is, Diseases Respiratory diseases caused by microplastic waste pollution are chronic respiratory diseases including (Dyspnea, Asthma, Emphysema, Chronic Pneumonia, and Occupational Respiratory Diseases). The new world regulations and policies regulate primary microplastics, namely by prohibiting the use of scrub-based cosmetics and limiting the use of single-use plastic-based products. The most effective way to avoid the emergence of microplastics is, by reducing the production of plastic materials, recycling plastic products, and reusing plastic products that are still fit for use."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Septia Nugraha
"Pabrik pengolahan air limbah ini berada di 594 km timur dari Perth di kota Kalgoorlie. Region ini dikenal dengan industri pertambangan emas, yang diketahui mengggunakan jumlah air yang besar dan jejak lingkungan yang ditinggalkan. Hasil riset dari CSIRO mengatakan bahwa operasional tambang emas membutuhkan lebih dari 250ML air untuk memproduksi 1 ton emas. Selain itu, situasi pertambangan emas saat ini di Kalgoorlie meninggalkan efek yang cukup drastic pada lingkungan sekitar. Di Kalgoorlie terdapat 26 sumber air yang dipergunakan untuk industri pertambangan. Selain itu, bendungan yang dipergunakan untuk menyimpan air hasil proses berbahaya bagi lingkungan sekitar. Tujuan utama dari pabrik ini merupakan untuk mendapatkan air proses pertambangan dari industri pertambangan emas untuk diolah kembali agar dapat dipergunakan kembali. Air yang dihasilkan akan menjadi 80% kelas C dan 20% kelas B.

The wastewater treatment plant (WWTP) is located 594km east of Perth in the town of Kalgoorlie. This region has a prolific gold mining industry, an industry well known for its large water consumption and large environmental footprint. Research from CSIRO found that a gold mine operation requires over 250ML of water to produce a single tonne of gold. Moreover, current gold mining operations over the last few decades have devastated the natural landscape and quality of local waterways through the excessive sourcing of water from ground water reserves. There are a total of twenty-six operational bore fields in Kalgoorlie to supply water to all mining operations. Furthermore, tailing dams used to store processed mine water have caused further damage to waterways through the continual seepage back into underground reserve which has affected drinking water supplies. The sum of this reported damage over many years, further exacerbated by the call for more sustainable mining operations has allowed Gold Wastewater to see the benefits and longevity of investing in the area. Ultimately, the main purpose of the plant is to receive mine tailings from local gold mining operations, to process the tailings water up to re-use quality, and to return this water to the same mine operations in large quantities thus reducing the load on local water supplies. The water to be returned to mining operations will fall under Class C and will make up 80% of the water produced. The remaining 20% of water will undergo further processing to Class B, available for watering of parks, gardens and sports facilities, supporting the green vision of Kalgoorlie’s community."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putty Ekadewi
"

Masalah lingkungan seperti polusi sistem perairan telah mendorong urgensi penyusunan teknologi pengolahan limbah yang lebih baik. Nitrat adalah salah satu target pencemar yang digunakan dalam asesmen kualitas air. Saat ini, proses biologis untuk eliminasi nitrat dari sistem perairan sedang dikembangkan sebagai alternatif untuk proses-proses fisika-kimia yang sering digunakan. Microbial electrolysis cell (MEC) adalah teknologi baru yang diajukan untuk tujuan tersebut. Penelitian ini bertujuan memasangkan proses eliminasi nitrat dengan produksi biohidrogen (bio-H2) di sistem MEC. Cakupan studi ini adalah dua sistem yang disebut mini-MEC dan MEC. Kedua sistem tersebut dibedakan berdasarkan volumenya. Parameter optimum operasi (Vext dan sumber karbon) ditetapkan pada sistem mini-MEC sebelum beralih ke sistem MEC. Kondisi optimum ditentukan pada Vext 0,7 V dengan asetat sebagai sumber karbon terbaik. Sistem dievaluasi berdasarkan performa luaran elektrikal (Id, Pd), eliminasi nitrat (RE%, RNO3-), dan produksi bio-H2 (Hmax, RH2, dan YH2). Konsorsium desain (kode konsorsium: IS dan IW) disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dengan kinerja eliminasi nitrat dan lokasi isolasi sebagai kriteria desain. Konsorsium desain dibandingkan dengan konsorsium alam (S) di MEC skala 100 mL untuk proses simultan eliminasi nitrat dan produksi biohidrogen. Konsorsium IS memberikan hasil terbaik dari segi profil produksi biohidrogen dengan Hmax 10,6515 mg L-1, YH2 6,491 mg g-1, dan Rmax 0,0867 mg L-1 jam-1. Konsorsium alam S memberikan performa terendah dari ketiga konsorsium yang diuji. Data dari konsorsium IS dievaluasi terhadap model untuk pertumbuhan dan produksi biohidrogen. Model Gompertz dan logistik termodifikasi dapat mendeskripsikan data dengan baik berdasarkan parameter fit R2. Estimasi parameter model dilakukan melalui metode non-linear least square. Hasil estimasi parameter model Gompertz yang telah dioptimasi adalah 0,1659 untuk Rmax, 10,2495 untuk Hmax, dan 30,0607 untuk l. Selanjutnya, studi ini dapat dikembangkan ke arah penyusunan model prediktif profil bio-H2 pada sistem MEC berdasarkan hubungan linear antara profil bio-H2 dan pertumbuhan sel.



Environmental problems, especially pollution to water systems have urged research into cleaner wastewater treatment strategies. Nitrate is one of the main targets for water quality control. The use of biological processes to remove nitrate from water systems is being studied as alternatives to current physico-chemical practices. Microbial electrolysis cell (MEC) emerged as a new technology that is appropriate for this purpose. This research aim to pair nitrate elimination with biohydrogen production in MEC. The study worked on two scales of MECs, referred to as mini-MEC (20 mL) and MEC (100 mL). Operating parameters (Vext and carbon source) was determined on mini-MEC using axenic cultures of known denitrifying bacteria. Vext was set at 0.70 V and CH3COONa was selected as carbon source for subsequent experiments. System was evaluated based on electrical outputs (Id, Pd), nitrate elimination (RE%, RNO3-), and biohydrogen production (Hmax, RH2, and yield). Synthetic microbial consortia were designed based on isolates obtained in a previous research using nitrate elimination and site characteristics as design criteria. Designed consortia (IS and IW) was compared against naturally occurring soil microbial consortium (S) in 100 mL MEC for simultaneous biohydrogen production and nitrate elimination. Consortium IS yield better biohydrogen production profile with Hmax of 10.6515 mg L-1, YH2 at 6.491 mg g-1, and Rmax 0.0867 mg L-1 h-1. Consortium S performed the worst out of three with declining H2 concentration curves at later operation period. The data from consortium IS was evaluated against models for bio-H2 production. Modified Gompertz model could describe the data well based on comparison of fit parameter R2 against modified logistic model. Model optimization was carried out by non-linear least square methodology. Optimized parameter values were 0.1659 for Rmax, 10.2495 for Hmax, and 30.0607 for l. Future studies should explore the design of a predictive model for H2 production based on microbial growth in MEC inoculated with microbes with similar profile to IS consortium.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ghina Octaviani Minhaj
"Dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memegang peranan penting dalam mengolah air limbah agar sesuai dengan baku mutu sebelum di buang ke lingkungan. Akan tetapi tidak semua IPAL telah bekerja secara maksimal sehingga evaluasi secara berkala harus dilakukan untuk mengetahui masalah dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengolahan IPAL tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi terhadap IPAL 1 Jababeka yang berfungsi untuk mengolah air limbah pada Kawasan Industri 1 dan Kawasan Industri 7 yang berada di dalam Kawasan Industri Jababeka (KIJ). Evaluasi dilakukan dengan membandingkan efisiensi pengolahan aktual dengan literatur terkait, selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap parameter desain dan standar operasional prosedur (SOP). Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan melakukan simulasi proses dan opeasi IPAL dengan menggunakan perangkat lunak STOAT. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk efisiensi penyisihan IPAL 1 Jababeka pada pengolahan primer diperoleh nilai efisiensi BOD 50%; efisiensi COD 20,5% dan efisensi TSS 18,45%, pada pengolahan sekunder diperoleh nilai efisiensi penyisihan BOD 80%; efisiensi COD 91,22% dan efisiensi TSS 95,24% serta efisiensi IPAL secara keseluruhan adalah sebesar BOD 90%; efisiensi COD 93,02% dan efisiensi TSS 96,12%. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa masih perlu dilakukan peningkatan efisiensi dari unit-unit pengolahan IPAL 1 Jababeka. Parameter desain dari unit pengolahan IPAL 1 Jababeka juga belum seluruhnya memenuhi kriteria desain hal ini dikarenakan desain IPAL yang ada saat ini diperuntukan untuk mengolah air limbah dengan debit sebesar 18.000 m3/hari sedangkan rata-rata air limbah yang diolah oleh IPAL 1 Jababeka saat ini adalah sebesar 12.431 m3/hari. Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya juga dilakukan permodelan dengan menggunakan STOAT untuk mengetahui parameter apa saja yang paling signifikan dalam peningkatan efisiensi pengolahan IPAL yang kemudian diketahui bahwa debit air limbah merupakan parameter paling signifikan dalam mempengaruhi efisiensi penyisihan parameter TSS dan BOD.

In order to control the environmental pollution, wastewater treatment plant (WWTP) plays an important role in treating the wastewater to meet the quality standards before discharged to environment. However, not all WWTP have worked optimally so periodic evaluation must be carried out to find out the problem and effort can be made to improve the quality of WWTP treatments, this study conducted an evaluation of Jababeka’s WWTP 1 that fuctions to treat wastewater of Industrial Zone 1 and Industrial Zone 7 at Jababeka Industrial Estate (KIJ). Evaluation is conducted by comparing the actual process efficiency with related literature, in addition the evaluation is also carried out on design parameters and standard operational procedures (SOP). In addition, the evaluation was also conducted by simulating the process and operation of WWTP using STOAT software.The test results show that the removal efficiency for BOD, COD and TSS at primary treatment are 50%, 20.5% and 18.45% respectively, at secondary treatment are 80%, 91.22% and 95.24% respectively and WWTP’s overall efficiency are 90%, 93.02% and 96.12% respectively. Based on this result, it can be inferred that is still necessary to increase the removal efficiency of these unit. The design parameters of Jababeka’s 1 WWTP treatment units also do not fully meet the design criteria because the existing WWTP design is intended to treat wastewater with a discharge of 18,000 m3/day while the average wastewater treated by Jababeka’s 1 WWTP currently is amounting 12,431 m3/day. Based on the data obtained thereafter also carried out modeling using STOAT to find out which parameters are the most significant in increasing the efficiency of WWTP treatment which later found that the discharge of wastewater is the most significant in order to remove the TSS and BOD parameter."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>