Ditemukan 120340 dokumen yang sesuai dengan query
Octa Puara Aryani
"Kualitas tegangan merupakan salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen. Walaupun suatu sistem mempunyai kualitas tegangan yang baik dan stabil, belum tentu sistem dapat mempertahankan tegangan tersebut karena jatuh tegangan akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Pada sistem transmisi, daya reaktif sangat berpengaruh pada kestabilan sistem.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perbaikan tegangan dengan menambahkan Static Synchronous Compensator (STATCOM) menggunakan aplikasi perangkat lunak DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM akan melakukan perbaikan tegangan dengan mengendalikan daya reaktif. Pengaturan daya reaktif oleh STATCOM terjadi dengan cara membandingkan besarnya nilai tegangan terminal antara STATCOM dengan sistem.
Simulasi dilakukan pada Bus Lengkong yang sering terjadi penurunan tegangan. Dengan penambahan STATCOM, tegangan rendah pada Bus Lengkong tersebut berhasil ditingkatkan dari 130,01 kV menjadi 135,13 kV. Kemudian dilakukan juga skenario 1 trip pembangkit pada PLTU Teluk Naga 3. Pada saat dilakukan simulasi trip pembangkit, STATCOM tidak memberikan pengaruh apapun terhadap sistem. Untuk skenario 2, ketika dilakukan penurunan kapasitas pada pembangkit yang sama, STATCOM berhasil menaikkan tegangan di sistem tetapi berada dibawah toleransi yang diizinkan SPLN.
Voltage quality is one of the requirements of the reliability of the electric power distribution system that must be met for a service to consumers. Although a system has a good quality and stable voltage, not necessarily the system can maintain the voltage due to voltage drop will occur in all parts of the system and will change with the change in load. In the transmission system, reactive power influences the stability of the system. In this paper will discuss the improvement of voltage by adding Static Synchronous Compensator (STATCOM) using a software application DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM will make improvements voltage by controlling the reactive power. STATCOM reactive power by setting occurs by comparing the value of the terminal voltage between the STATCOM system. Simulations performed on Bus Lengkong frequent voltage drops. With the addition of STATCOM, the voltage drop on the bus Lengkong successfully upgraded from 130,01 kV to 135,13 kV. Then do the trip scenarios in PLTU Teluk Naga 3. During the simulation, STATCOM not give any influence on the system. For scenario 2, when performed on a capacity decrease in the same plant, STATCOM raise the voltage in the system but is below the allowed tolerance SPLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59260
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Haidar Ali
"Energi listrik merupakan sumber energi yang penting bagi kehidupan manusia. Saat ini permintaan tenaga listrik terus meningkat, namun disaat yang sama perluasan pembangkit tenaga listrik dan pembangunan saluran transmisi cukup terbatas. Oleh karena itu, terjadi pola pembebanan yang dipaksakan pada pembangkit tenaga listrik dan transmisi yang terlampau berat. Pembebanan yang dipaksakan dapat menyebabkan gangguan pada saluran transmisi yang dapat mengakibatkan lepasnya saluran transmisi, sehingga terjadi penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik.
Lokasi penelitian yang dilakukan adalah pada Subsistem Cibatu34-Mandirancan. Terdapat jatuh tegangan yang cukup besar ketika 2 saluran transmisi Indramayu-Kosambibaru lepas. Lepasnya 2 saluran transmisi tersebut menyebabkan 14 dari 17 gardu induk mengalami penurunan tegangan hingga dibawah 5 mengacu pada standar IEEE/ANSI C84.1. Maka, dilakukan pemasangan teknologi Flexible AC Transmission System (FACTS) berupa Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada subsistem Cibatu34-Mandirancan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pada penelitian ini, didapati penempatan STATCOM paling optimum pada subsistem Cibatu34-Mandirancan yaitu pada gardu induk Dawuan dan Haergeulis dengan masing-masing injeksi daya reaktif sebesar 175 MVAr dan 175 MVAr sehingga terjadi perbaikan profil tegangan pada seluruh Gardu Induk subsistem Cibatu34-Mandirancan hingga sesuai standar IEEE ANSI C84.1 yaitu adalah 5.
Electrical energy is an important source of energy for human life. Nowadays, the demand for electricity continues to increase, but at the same time the expansion of power plants and the construction of transmission lines are quite limited. Therefore, forced loading occurs on the power plants and the transmission lines are too heavy. Forced loading may cause disturbances on the transmission lines which may lead to the release of the transmission lines, and lead to voltage drop on the power system. The location of the research is in the Cibatu34-Mandirancan subsystem. There is a significant voltage drop when two of Indramayu-Kosambibaru transmission lines are released. The release of these two transmission lines causes 14 of the 17 substations to experience a voltage drop below 5 according to the IEEE ANSI C84.1 standard. In this manner, a Flexible AC Transmission System (FACTS) device such as Static Synchronous Compensator (STATCOM) is installed in the Cibatu3&4-Mandirancan subsystem to overcome these issues. In this study, the most optimal STATCOM placement in the Cibatu34-Mandirancan subsystem is found at Dawuan and Haergeulis substations with reactive power injections of 175 MVAr and 175 MVAr respectively so that the voltage profile improves in all substations of Cibatu34-Mandirancan subsystem up to IEEE ANSI C84.1 standard which is 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Brian Na`iman Hadi
"Perubahan kondisi pembebanan dapat mempengaruhi kapasitas dan kemampuan pengiriman daya (power transfer capability) pada sistem tenaga listrik. Ketika kondisi pembebanan rendah, sistem tenaga listrik mengalami tegangan lebih akibat kelebihan suplai daya reaktif pada sistem. Selain itu, kondisi tersebut juga dapat menjadi penyebab penurunan kualitas daya pada saluran akibat deviasi tegangan yang melampaui batas nominal sesuai standar yang berlaku. Oleh sebab itu, peralatan Flexible AC Transmission System (FACTS) diperlukan untuk memperbaiki dan memitigasi permasalahan yang terjadi. Pada penelitian ini, peralatan FACTS yang dipasang yaitu Static VAR Compensator (SVC) dengan tujuan untuk memperbaiki profil tegangan dan tetap menjaga kondisi kestabilan tegangan di sistem transmisi DI Yogyakarta 150 kV ketika kondisi beban rendah Idul Adha 2023. Lokasi pemasangan SVC yang optimal ditentukan melalui Metode Novel Collapse Prediction Index (NCPI). Sementara itu, penentuan kapasitas optimal SVC akan dilakukan dengan beberapa variasi kapasitas TCR dan kemudian divalidasi dengan QV Curve pada busbar yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, lokasi pemasangan SVC dilakukan pada tiga lokasi busbar, yaitu KNTUNG/1 dengan kapasitas 161.5696 Mvar, BNTUL/2 dengan kapasitas 180.0023 Mvar, BNTUL/1 dengan kapasitas 245.0698 Mvar. Pemasangan SVC di beberapa lokasi tersebut berhasil menurunkan tegangan sebesar 5.499% pada busbar KNTUNG/1, 7.988% pada busbar BNTUL/2, dan 7.608% pada busbar BNTUL/1. Walaupun kondisi kestabilan tegangan terjaga, pemasangan SVC dapat menurunkan reactive power margin sebesar 20.47331% pada busbar KNTUNG/1, 27.96022% pada busbar BNTUL/2, dan 27.18405% pada busbar BNTUL/1.
Loading conditions can affect the power system's capacity and power transfer capability. The power system experiences overvoltage in low-loading conditions due to an excess reactive power supply. In addition, this condition can also cause a decrease in power quality on the line due to voltage deviations that exceed nominal limits according to applicable standards. Therefore, Flexible AC Transmission System (FACTS) equipment is needed to improve and mitigate the problems. In this study, the FACTS equipment installed is the Static VAR Compensator (SVC) to improve the voltage profile and maintain voltage stability in the DI Yogyakarta 150 kV transmission system during low load conditions Eid al-Adha 2023. The Novel Collapse Prediction Index (NCPI) method determines the optimal SVC installation location. Meanwhile, the optimal SVC capacity will be determined with several variations of TCR capacity and then validated with the QV Curve on the specified busbar. In this study, the SVC installation location was carried out at three busbar locations, namely KNTUNG/1 with a capacity of 161.5696 Mvar, BNTUL/2 with a capacity of 180.0023 Mvar, BNTUL/1 with a capacity of 245.0698 Mvar. Installing SVC at some locations reduced the voltage by 5.499% at the KNTUNG/1 busbar, 7.988% at the BNTUL/2 busbar, and 7.608% at the BNTUL/1 busbar. Although the voltage stability condition is maintained, the installation of SVC can reduce the reactive power margin by 20.47331% on the KNTUNG/1 busbar, 27.96022% on the BNTUL/2 busbar, and 27.18405% on the BNTUL/1 busbar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sibarani, Jodi Rezki
"Stabilitas tegangan telah menjadi salah satu masalah terpenting dalam sistem tenaga listrik. Kemampuan sistem untuk mempertahankan tegangan bus yang dapat diterima sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Oleh karena itu, penelitian yang dapat menentukan batas kapasitas maksimum sebelum tegangan jatuh harus dilakukan sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat diambil untuk menghindari kegagalan sistem. Penelitian ini membahas kestabilan tegangan sistem transmisi listrik Jawa Barat pada subsistem Balaraja 3,4 - Lontar - Kembangan 1 150 kV menggunakan Indeks Stabilitas Tegangan Cepat (FVSI) dan Line Stability Factor (LQP). Saluran akan dikatakan rentan terhadap ketidakstabilan tegangan ketika nilai indeks stabilitas tegangan mendekati 1. Subsistem ini dimodelkan dengan perangkat lunak ETAP 12.6.0 untuk simulasi aliran daya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketika pasokan generator dihilangkan, ada beberapa saluran yang memiliki lebih dari 1 FVSI dan indeks LQP, yaitu saluran dari New Balaraja ke Balaraja dengan nilai masing-masing 1,43201 dan 1,42459.
Voltage stability has become one of the most important problems in the electric power system. The ability of the system to maintain an acceptable bus voltage is very important in the electric power system. Therefore, research that can determine the maximum capacity limit before voltage drops must be carried out so that necessary precautions can be taken to avoid system failure. This study discusses the voltage stability of the West Java electricity transmission system in the Balaraja subsystem 3.4 - Lontar - Kembangan 1 150 kV using the Fast Voltage Stability Index (FVSI) and Line Stability Factor (LQP). The channel will be said to be susceptible to voltage instability when the voltage stability index value approaches 1. This subsystem is modeled with ETAP 12.6.0 software for power flow simulations. The calculation results show that when the generator supply is eliminated, there are several channels that have more than 1 FVSI and LQP index, namely channels from New Balaraja to Balaraja with values of 1.43201 and 1.42459, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gultom, Yohan Binsar Hasoloan
"Skripsi ini membahas tentang UnderVoltage Load shedding pada subsistem Balaraja jaringan PT. PLN APB Jakarta & Banten. Pelepasan beban dilakukan dengan 3 metode dengan mempertimbangkan daya reaktif terbesar dan mempertimbangkan fluktuasi beban terkecil dan fluktuasi beban terbesar. Pelepasan beban dilakukan dengan tujuan menaikkan tegangan sistem sampai batas toleransi nilai yang diizinkan yaitu +5 % dan -10 % (Aturan Jaringan, 2007) dari nilai tegangan nominalnya yaitu 150 kV. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak DIgsilent 14.1.3. Dengan mempertimbangkan daya reaktif beban yang dilepaskan 23.56%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terkeciil beban yang dilepaskan 26.81%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terbesar beban yang dilepaskan 30.68%. Dengan ini dapat dilhat bahwa Pelepasan beban dengan mempertimbangkan daya reaktif paling optimal.
This thesis examine about Under Voltage Load Shedding in Balaraja Sub-system on PT. PLN APB Jakarta & Banten grid. Load shedding is done by 3 methods by considering the greatest reactive power , greatest load fluctuations and consider the smallest load fluctuations. Load shedding is done with the aim of raising the voltage of the system to the extent the value of the permitted tolerance +5% and -10% (Network Rules, 2007) of the value of its nominal voltage of 150 kV. Simulations done using software DIgsilent 14.1.3. In considering the reactive power load is released 23:56% of full load. By considering the load smallest fluctuation, load is released 26.81%of full load. Taking into account By considering biggest fluctuations load, load is released 30.68% of full load. It can be seen that consider reactive power in load shedding is the most optimal method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64612
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Agus Budiansyah
"Fotovoltaik dikenal sebagai sumber energi intermiten sehingga dampak Kestabilan Tegangan perlu dihitung dengan baik oleh para pengembang Fotovoltaik (PV). Untuk memastikan pemasangan PV tidak menyebabkan keandalan sistem terganggu, pengembang PV diharuskan untuk melakukan studi stabilitas Kestabilan Tegangan pada jaringan setelah hubungan Integrasi PV. Dalam simulasi ini, studi stabilitas tegangan dilakukan dengan menggunakan berbagai kapasitas PV mulai dari 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp. Studi dilakukan dalam sistem dengan kapasitas mampu 123 MW dengan pertimbangan bahwa pada manajemen jaringan dmungkinkan hingga 35 dari produksi listrik berupa sumber energi intermiten. Radiasi matahari yang digunakan adalah pada saat kondisi paling maksimum pada kapasitasnya. Analisis menunjukkan sistem stabil dalam waktu rata-rata kurang dari 50 detik di mana gangguan tegangan tidak melebihi 10 untuk PLTS berkapasitas 5 dan 10 MWp yang dihubungkan dengan jaringan distribusi. Sementara itu PLTS berkapasitas 15 MWp memerlukan pelebasan beban agar sistem dapat kembali stabil.
Photovoltaic is known as an intermittent energy source so that Kestabilan Tegangant impact needs to be well calculated by the Photovoltaic (PV) developer. In order to ensure the presence of PV does not cause the reliability of the system interrupted, PV developers are required to perform the Kestabilan Tegangant stability study of the network after the PV generation source linkage. In this simulation, voltage stability studies are carried out using various PV capacities ranging from 5 MWp, 10 MWp, 15 Mwp on a systems with a capable capacity of 168.6 MW given that sufficient grid management would allow up to 35 of the electric production to be intermittent. Solar radiation that used is at the maximum conditions in its capacity. The analysis shows that the system is stable in an average time of less than 50 seconds where the voltage disturbance does not exceed 10 for PLTS with a capacity of 5 and 10 MWp which is connected to a distribution network. Meanwhile PLTS with a capacity of 15 MWp requires load release to stable again."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Firman
"Pertumbuhan beban elektrik di Sub Region Bali berkisar 7.7 ? 8.6 % per tahun. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, PT PLN P3B Jawa Bali telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2008 -2017 untuk menyediakan sistem tenaga listrik yang berkualitas di Bali. Rencana tersebut yaitu penambahan saluran transfer berkapasitas 105 MW pada tahun 2009, pembangunan PLTU Bali Utara berkapasitas 3 x 130 MW yang akan beroperasi tahun 2010, pembangunan PLTU Bali Timur berkapasitas 2 x 100 MW yang mulai beroperasi tahun 2011 serta pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV yang direncanakan beroperasi tahun 2016.
Namun demikian terlihat bahwa sistem tenaga listrik Bali masih tergantung pada pasokan dari pulau Jawa . Untuk menghindari ketergantungan pasokan energi dari pulau Jawa maka pada studi ini di kaji mengenai kemungkinan sistem tenaga listrik sub region Bali beroperasi secara mandiri.
Analisis kemandirian ini didasarkan pada rencana operasi PLN Sub Region Bali, dengan indikator berupa kualitas tegangan di pusat -pusat beban. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tanpa transfer dari Jawa, Bali baru bisa beroperasi mandiri pada tahun 2011 sampai 2013. Sementara jika transfer dari Jawa dan PLTD pesanggaran tidak dioperasikan, sistem hanya akan bisa beroperasi mandiri pada tahun 2011. Namun, jika PLTG juga tidak dioperasikan maka sistem Bali tidak bisa beroperasi mandiri karena kondisi tegangannya berada di bawah standar.
Electrical load growth in Bali Sub Region range from 7.7 to 8.6 percent annually. To anticipate this situation, PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali has arranged The Electrical Power Allocation Plan (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik/RUPTL) year 2008 -2017 to deliver good quality power system in Bali. The plan covered addition of undersea transfer line with capacity 105 MW in 2009, construction of North Bali Steam Generati on Plant 3 x 130 MW, which will operate in 2010, construction of East Bali Steam Generati on Plant 2 x 100 MW, operate in 2011 and construction of Extra High Voltage Overhead Line 500 kV operate in 2016. But, it is noticeable that Bali power system still dependent on supply from Java island. To avoid electricity supply dependency, this study analyzes the possibility of Bali power system to operate independently. This analysis based on PLN Sub Region Bali operation plan, taking voltage quality in load central as indicator . Simulation result shows that without power transfer from Java, Bali can operate independently in 2011 until 2013. Meanwhile, if transfer from Java and Pesanggaran Diesel Generati on Plant were not operated, system can only operate independently in the year 2011. But, if the Gas Generation Plant were also not operated, Bali power system cannot perform the independent operation since the voltages are below the standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40484
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ade Rustiawati Wijaya
"Kestabilan tegangan merupakan salah satu syarat sistem operasi tenaga listrik. Tegangan pada sistem tenaga listrik akan mengalami collapse seiring dengan kenaikan beban yang terus menerus hingga mencapai batas maksimumnya. Selain itu terlepasnya unit-unit pembangkit dan sirkit penghantar juga merupakan salah satu penyebab jatuhnya tegangan.
Dalam studi kasus ini, tegangan krititis pada Subsistem Bekasi Cibatu dan Kembangan akan dianalisis dengan menggunakan metode kurva PV. Kurva ini menjelaskan hubungan antara daya aktif dan tegangan pada suatu bus. Dengan menaikkan beban, maka nilai tegangan kritis pada pembebanan maksimum dapat diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa susbistem yang diterapkan skenario lepas pembangkit Unit 8 PLTU Suralaya memiliki tegangan kritis terendah sekaligus penurunan tegangan kritis terbesar yaitu subsistem Cibatu dengan tegangan kritis sebesar 423.087 kV atau mengalami penurunan sebesar 5.192 % dari tegangan kritis kondisi normalnya.
Voltage stability is one of requirements among operation of electrical power system. Voltage on electrical power system will collapse along with continuously rising load until its maximum limit and due to lose of generator unit and conductor circuit. In this study case, critical voltage at these Subsystem Bekasi Cibatu and Kembangan will be analyzed using PV curve method. The curve explains relationship between active power and voltage on a load bus. Critical voltage value on maximum loading can be yielded when load is increased.This research resulted that application of lose scenario of PLTU Suralaya Unit 8 has the biggest impact of critical voltage drop at Cibatu subsystem. Critical voltage of Cibatu subsystem is 423.087 kV or its critical voltage decrease to 5.192 % from its critical voltage at normal condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58702
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kurniadi Ramadhan
"Gangguan dalam menghasilkan sistem tenaga listrik dapat menyebabkan ketidakstabilan tegangan pada sistem beban. Ketidakstabilan tegangan dalam sistem menyebabkan sistem beroperasi secara tidak normal yang menyebabkan keruntuhan tegangan atau pemadaman total di seluruh sistem. Makalah ini membahas analisis stabilitas tegangan statis dan dinamis dari Sistem Tenaga Senayan-Sambas dengan menggunakan perangkat lunak ETAP12.6.0 untuk simulasi aliran beban dan simulasi analisis sementara. Perubahan pengaruh persentase beban dan catu daya reaktif dari tegangan sistem akan diamati menggunakan analisis statis. Skema pelepasan beban dengan relai di bawah tegangan dan kompensator daya reaktif dalam beban, yang akan dilindungi ketika terjadi gangguan masif pada generator, akan digunakan sebagai sistem. Skema pelepasan beban disampaikan untuk mengembalikan dan menstabilkan tegangan sistem. Skema tersebut kemudian akan menjatuhkan beberapa beban prioritas tinggi dari sistem. 15 MVA atau 12,32% dari seluruh beban akan dihemat untuk mencegah beban dari tersandung kompensator daya reaktif yang digunakan dengan 30 capasitive rating MVAR.
Interference in generating electric power systems can cause voltage instability in the load system. Voltage instability in the system causes the system to operate abnormally which causes a voltage collapse or a total blackout throughout the system. This paper discusses the static and dynamic stress stability analysis of the Senayan-Sambas Power System using ETAP12.6.0 software for load flow simulations and transient analysis simulations. Changes in the effect of the percentage load and reactive power supply of the system voltage will be observed using static analysis. A load release scheme with a relay under voltage and a reactive power compensator in the load, which will be protected when there is massive interference with the generator, will be used as a system. The load release scheme is delivered to restore and stabilize the system voltage. The scheme will then drop some high priority loads from the system. 15 MVA or 12.32% of the total load will be saved to prevent the load from tripping over the reactive power compensator used with 30 MVAR rating capacities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhimas Permana
"
ABSTRACTProyeksi kebutuhan tenaga listrik di wilayah Balaraja cenderung mengalami kenaikan peningkatan beban, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengembangan sarana kelistrikan diantaranya pengembangan sistem transmisi. Pengembangan tersebut mengharuskan sistem proteksi pada sistem transmisi untuk disesuaikan dalam hal desain dan setting peralatannya. Salah satu peralatan penting dalam proteksi sistem transmisi adalah relai jarak yang dapat mendeteksi adanya gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini, pengembangan sistem transmisi di Balaraja terjadi dengan menambahkan Gardu Induk Spinmill sehingga akan membuat konfigurasi penyetelan relai jarak yang berada didekat Gardu Induk Spinmill akan berubah. Selain itu, secara keseluruhan bentuk konfigurasi saluran udara tegangan tinggi 150 KV di Balaraja adalah saluran ganda ke ganda yang akan berpengaruh terhadap kinerja relai jarak akibat pengaruh infeed dan mutual impedansi urutan nol sehingga penyetelan relai jarak akibat adanya penambahan Gardu Induk Spinmill perlu memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja relai jarak tersebut. Berdasarkan simulasi setting rekonfigurasi yang telah mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja relai jarak maka dapat diambil kesimpulan bahwa rekonfigurasi setting relai jarak di Balaraja sudah benar dikarenakan tidak ada zona pengaman yang tumpang tindih dan zona pengaman relai jarak memiliki jangkauan setting yang dapat melindungi saluran transmisi sesuai dengan kaidah penyetelan
ABSTRACTThe projection of electricity demand in Balaraja region tends to the load increase, so to fulfill the requirement, it is necessary to develop electricity facilities such as the developing of transmission system. The development requires protection systems on the transmission system to be customized in terms of design and equipment settings. One of the important device in the protection of transmission system is a distance relay that can detect a short circuit fault. In this thesis, the development of transmission system in Balaraja occurs by adding the Spinmill Substation so that it will make the configuration of the distance relay adjustment near the Spinmill Substation will change. In addition, the overall configuration of the 150 KV high voltage overhead transmission lines in Balaraja is double to double channel which will affect the relay distance performance due to the infeed and mutual impedance of zero sequence so that the distance relay adjustment due to the addition of the Spinmill Substation should take into consideration factors affect the performance of the distance relay. Based on the simulation of reconfiguration settings that have considered factors that may affect the performance of the distance relay it can be concluded that the reconfiguration of the relay distance settings in Balaraja is correct because there is no overlapping security zone and the relay distance safety zone has a range of settings that can protect the transmission line according to the setting rules. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library