Ditemukan 92082 dokumen yang sesuai dengan query
Aida Renata Anjari
"Pada Tahun 1917 di Rusia, Revolusi Bolshevik timbul atas ideologi baru yang diusung sebagai pengganti kosongnya pemerintahan setelah bergulingnya kekaisaran Rusia. Gerakan seni Konstruktivisme dibuat sebagai alat penyampaian Komunisme dalam Revolusi Bolshevik yang umum agar dapat diterima oleh masyarakat. Mengangkat ideologi Komunisme oleh Karl Marx bahwa Komunisme adalah untuk pembebasan proletar, Kelompok Para Pekerja Konstruktivis sepakat bahwa konstruksi seni Konstruktivisme yang sebenarnya adalah untuk kepentingan dan kegunaan semua. Contoh kegunaan dalam Konstruktivisme yang paling konkrit adalah dalam arsitektur. Dasar dari Arsitektur Konstruktivisme merupakan kebutuhan untuk mengembalikan keadaan ekonomi Rusia dengan ambisi membangun lingkungan yang dapat meningkatkan keadaan sosial dan teknologi yang menguntungkan negara. Perbedaan translasi mengenai Arsitektur Konstruktivisme oleh seniman dan arsitek dalam perancangan arsitektur mencerminkan perbedaan pemahaman mengenai Konstruktivisme yang sesuai dengan Komunisme oleh Marx melalui Lenin. Skripsi ini akan membahas mengenai Arsitektur Konstruktivisme pada masa Revolusi Bolshevik di Rusia 1917 dengan dua studi kasus perancangan terkenal; Monumen Propaganda Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin dan rancangan bangunan publik Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov dalam merepresentasikan Arsitektur Konstruktivisme dalam konteks sosial Revolusi Bolshevik dengan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx. Tujuan dari perbandingan ini adalah mengkaji kesesuaian perancangan Konstruktivisme dengan Komunisme melalui Teori Karl Marx sebagai penulis The Communist Manifesto. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa berdasarkan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx, Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov lebih sesuai dalam merepresentasikan Konstruktivisme daripada Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin.
In 1917, Bolshevik Revolution rises as a new ideology to replace the vacuum of regime after Monarchy roll-over in Russia. Constructivism art movement was made as a tool to deliver Bolshevik Revolution to be acceptable to the community. Carrying Communism by Karl Marx, that Communism is for the liberation of the proletariat, The Working Group of Constructivists agreed that the actual goal for Constructivism construction is for the peoples purposes and interests. Architecture is an example of a concrete form of Constructivism in serving purposes. The primary purpose of Constructivism Architecture is to serve function to restore economic condition of Russia with the ambition of constructing environment in order to improve the social and technology state for the benefit of the nation. Differences in Constructivism Architecture translation from the artists and architect in designing architecture shows a difference in understanding Constructivism in accordance to Communism by Marx through Lenin. This thesis discussed Constructivism Architecture during Bolshevik Revolution in Russia 1917 within two study case of renowed architecture design; Propaganda Monument of Monument to The Third International by Vladimir Tatlin, and design of public place Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov in representing Constructivism Architecture in social context of Bolshevik Revolution with Base and Superstructure Theory by Marx. The aim of this comparison is to review the conformity of Constructivism design from Communism through Karl Marxs Theory as the author of The Communist Manifesto. Based on the study, it is obtained that: based on Base and Superstructure Theory by Marx, Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov is more fitting in representing Constructivism than Monument to The Third Internationtal by Vladimir Tatlin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Piscesia Dwi Ratih
"Skripsi ini membahas tentang makna Konstruktivisme dalam ciri dan bentuk yang terdapat dalam poster iklan produk yang beredar pada periode New Economy Policy 1923-1929. Penulis menggunakan teori semiotik dan metode penelitian dekriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam poster-poster dengan gerakan seni Konstruktivisme yang beredar pada periode New Economy Policy masih terdapat pengaruh Suprematisme dan Futurisme dengan konsentrasi bukan lagi semata-mata untuk seni melainkan suatu karya yang dapat berkontribusi dalam pembangunan kemajuan negara dan dapat digunakan sebagai alat propaganda pemerintah.
The focus of this study discusses about the characteristic and form of Constructivism contained in posters of product advertisement that circulated in New Economy Policy period 1923-1929. The author uses semiotic theory and research method analysis descriptive. The results showed that the posters with Constructivism art that circulated in New Economy Policy got Suprematism and Futurism influence with concentration aimed not just for art sake but must have contribution to country development and can be used as government propaganda tool."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43063
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Carr, Edward Hallet
"Buku ini berisi mengenai hal-hal penting dalam perkembangan Revolusi Bolshevik dari tahun 1917-1923."
London: Macmillan, 1952
947.084 CAR b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fadia Fadilah
"Revolusi 1989 menandai perubahan penting dalam sejarah Eropa Timur, dengan kejatuhan rezim komunis, yang tidak hanya memunculkan demokrasi tetapi juga mengubah dinamika partisipasi masyarakat dalam politik. Transisi ini memerlukan pembaruan sosial untuk memastikan warisan komunisme tidak tertinggal dalam fondasi demokrasi yang sedang dibangun. Dekomunisasi, sebagai proses menghilangkan pengaruh komunis dan menegakkan keadilan moral atas masa lalu, menjadi kunci utama untuk memperkuat demokrasi di Eropa Timur. Tugas karya akhir ini akan berusaha membahas terkait proses dekomunisasi di enam negara Eropa Timur—Polandia, Republik Ceko, Republik Slovakia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria—setelah Revolusi 1989. Melalui penelusuran terhadap 44 literatur yang mencerminkan proses dekomunisasi di Eropa Timur, tulisan ini menggunakan metode taksonomi berdasarkan tiga tema utama, yaitu: (1) dasar hukum dekomunisasi, (2) lembaga dekomunisasi di Eropa Timur, (3) identitas baru sebagai transformasi sosial dan politik, dan (4) peran great power dalam pengaruh dekomunisasi. Penulis menemukan bahwa proses dekomunisasi di Eropa Timur pasca Revolusi 1989 merupakan sebuah proses yang kompleks dan beragam. Setiap negara menghadapi tantangan yang berbeda, baik dari faktor internal maupun pengaruh eksternal–seperti Barat–yang turut memainkan peran aktif. Meskipun dekomunisasi dianggap sebagai langkah penting menuju demokrasi, namun dalam implementasinya diperlukan pendekatan yang lebih mendalam untuk mencapai keadilan yang berkelanjutan.
The 1989 Revolution marked a significant change in the history of Eastern Europe, leading to the downfall of communist regimes and the emergence of democracy, along with a transformation in the dynamics of citizen participation in politics. This transition necessitated social renewal to ensure that the legacy of communism did not linger in the foundations of the burgeoning democracy. Decommunization, as the process of eliminating communist influence and establishing moral justice for the past, became a key factor in strengthening democracy in Eastern Europe. This thesis aims to explore the decommunization process in six Eastern European countries—Poland, the Czech Republic, Slovaks Republic, Hungary, Romania, and Bulgary—following the 1989 Revolution. Through an examination of 44 pieces of literature reflecting the decommunization processes in Eastern Europe, this paper utilizes a taxonomy method based on three main themes: (1) the legal basis of decommunization, (2) decommunization institutions in Eastern Europe, (3) new identity as a social and political transformation, and (4) the role of great powers in the influence of decommunization. The author finds that the decommunization process in Eastern Europe after the 1989 Revolution is a complex and diverse process. Each country faces different challenges, both from internal factors and external influences, such as the West, which also plays a significant role. While decommunization is considered a crucial step towards democracy, its implementation requires a deeper approach to achieve sustainable justice."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Joarn Viko Momongan
"
ABSTRAKPenelitian ini menganalisis hubungan Rusia dan Eurasian Economic Union dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme. Teori yang digunakan adalah Regional Security Complex, sebagai instrumen untuk menganalisis penelitian ini. Teori RSC melihat suatu kerjasama kawasan dari dua variabel yaitu variabel internal yang menekankan pada kedekatan geografis negara-negara di kawasan yang membentuk pola interdependensi keamanan. Variabel ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor sejarah dan budaya. Variabel berikutnya adalah kekuatan dari luar yang mendorong suatu kawasan membentuk Regional Security Complex. Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Rusia dengan Armenia, Belarus, Kazakhstan dan Kirgistan dalam kerangka kerjasama Eurasian Economic Union EAEU . Tujuan berikutnya adalah untuk memahami forum kerjasama EAEU dalam kepentingan nasional Rusia dan bagaimana EAEU memberi dampak bagi negara-negara anggota lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif-eksplanatif. Jenis penelitian dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Temuan dari penelitian ini adalah peran dan pengaruh Rusia di kawasan Eurasia masih sangat besar, namun kehadiran Uni Eropa lewat kebijakan Eastern Partnershipnya menjadi ancaman bari Rusia. Hal ini mendorong Rusia untuk mempercepat pembentukan EAEU. Faktor yang sangat berpengaruh dalam integrasi Eurasia adalah kesamaan identitas yang dipengaruhi oleh faktor sejarah dan budaya Rusia yang melekat di negara-negara anggota. Temuan berikutnya adalah efektifitas EAEU pasca terbentuknya masih belum memberi dampak yang signifikan kepada negara anggota khususnya dalam bidang ekonomi. Dibutuhkan compliance negara-negara anggota untuk keberhasilan integrasi Eurasia melalui EAEU.
ABSTRACTThis study analyzes the relations between Russia and Eurasian Economic Union using Constructivism as the perspective. This study also used Regional Security Complex Theory RSCT as an analytical instrument to understand the security interdependence in the region. RSCT has two variables to analyze a regional cooperation which is internal and external variables. The internal variables emphasize the geographical proximity of the countries in the region that form the pattern of interdependence of security. This variables influence by two factors, namely historical and cultural factors. The next variables is the external forces that drive a region to form a Regional Security Complex. The aim of this research is to know the relationship between Russia with another membership countries of the EAEU. The other goal is to understand the EAEU cooperation forum in Russia rsquo s national interest and how EAEU impacts other member states. The method used in this research is descriptive explanative. The type of research in this thesis using a qualitative approach. This research argue that the role and the influence of Russia has a significant impact in the Eurasian region. This researh also find that Russia as an identity has a major influence in Eurasian integration. Finally, this research find that the compliance of the member states of the EAEU need to improve for the successful integration of Eurasia."
2018
T51407
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wisnu Mudito
"Arsitektur bersifat transparan terhadap ideologi karena arsitektur dapat beperan sebagai institusi selain sebagai proses produktif. Arsitektur sebagai institusi adalah tempat di mana terjadi penyatuan nilai-nilai dan norma-norma yang terefleksikan dari masyarakatnya. Sementara itu, di setiap kelompok sosial masyarakat, kejayaan eksistensi adalah kebutuhan. Ini juga berarti terjaminnya nilai-nilai sosial yang mereka anut untuk terus ada. Dengan sifatnya yang seperti itu, arsitektur memiliki fungsi sosial dalam hal mendukung terwujudnya kekuatan hegemoni suatu kelompok sosial.
Konstruktivisme lahir segera setelah revolusi sosial Rusia, di bawah bayang-bayang ideologi komunisme. Ideologi ini mengikat kaum proletarian untuk berfikir dengan tujuan yang sama yaitu masyarakat sosialis. Ideologi terbentuk sebagai penteorian nilai secara individual ataupun kolektif. Sebagai sistemasi cara berpikir tentang ide dan impian. Dalam komunisme, Marxisme sebagai ideologi resmi negara sosialis Sovyet adalah suatu sistem kelas masyarakat yang bersifat kolektif. Kita dapat menelusuri Marxisme ini sebagai cara berpikir, mereduksinya sebagai Dialektika Materialis, suatu dasar cara berpikir yang dengannya Karl Marx mengklaim teori-teorinya tentang sejarah manusia sebagaj ilmiah.
Konstruktivisme yang merefleksikan ideologi komunis dengan demikian dapat dijelaskan sebagai proses berpikir secara dialektika materialis. Skripsi ini adalah mengenai dialektika materialis dalam konstruktivisme Rusia. Untuk tujuan itu, konstruktivisme harus dilihat melalui prinsip-prinsip dasarnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48460
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Risqi Gusdita Rahmadi
"
ABSTRAKRevolusi telah berkontribusi dalam pembentukan masyarakat di dunia. Fenomena tersebut mengubah nilai-nilai fundamental dan memberikan suatu pandangan baru di dalam masyarakat. Dengan berubahnya nilai fundamental, masyarakat pun berubah, dan hal hal yang sebelumnya diterima sebelum revolusi, menjadi kurang menarik ataupun tidak lagi diterima di dalam masyarakat. Pandangan baru ini membentuk sebuah selera dan kebutuhan baru, seperti halnya sebuah tren. Hal ini tampak pada perubahan di dalam dunia seni dan arsitektur. Arsitektur dan Revolusi: Perkembangan Arsitektur di Hindia Belanda dan Perubahan dalam Masyarakat Kolonial tidak membahas revolusi kemerdekaan Indonesia, melainkan membahas bagaimana konteks dan isu sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi di Hindia Belanda membentuk sebuah revolusi dalam masyarakat kolonial pada periode akhir kolonial Belanda. Dimulai dengan analisis mengenai revolusi yang terjadi di Eropa, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis korelasi antara revolusi tersebut dan perubahan di dalam gaya arsitektur di Eropa dan Rusia setelah revolusi. Akan tetapi, keadaan masyarakat kolonial di Hindia Belanda memiliki konteks yang berbeda dengan masyarakat Eropa. Oleh karena itu, saya menganalisis konteks tersebut dan bagaimana sebuah revolusi terbentuk. Pembahasan kemudian saya akhiri dengan menganalisis perubahan Arsitektur di Hindia Belanda untuk menekankan adanya sebuah upaya dalam merepresentasikan ide baru yang terbentuk pasca revolusi melalui sebuah bentuk yang konkrit, yaitu arsitektur.
ABSTRACTRevolution changes the fundamental values in the society. As the fundamental values change, the society also changes, and things that were used to be agreeable before the revolution may become less appealing, or no longer accepted. This new value formed a new taste and necessity in the society. As a result, the process of designing will be influenced by this newfound value. This writing does not discuss the revolution of Indonesian Independence. It discusses how the social, economy and political context and issues in the Dutch East Indies formed a revolution within the colonial society during the late colonial era. It starts with the analysis of revolutions throughout Europe & Russia, then continues to analyze changes in the Architectural Styles in Europe after the revolutions. However, the European and Russian society were essentially different than the Dutch East Indies society, which was, a colonial society. Therefore, I analyze the context of the Dutch East Indies society and how the revolution was formed. The discussion subsequently analyzes the changes in the Indies Architecture to further emphasize an effort to represent the new ideas that formed after the revolution into a concrete form, which is architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deutscher, Isaac
"Buku ini merupakan mengenai perspektif mengenai revolusi yang terjadi di Rusia selama pemerintahan Uni Soviet."
New York: Oxford University Press, 1967
947.084 DEU u
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Rio Wicaksono
"Tesis ini membahas tentang Rusia dalam Forum negara-negara BRICS dan Organisasi Regional SCO 2010-2017 dalam Perspektif Konstruktivisme. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan sumber data berupa buku, artikel jurnal dan dokumen resmi. Analisa penelitian menggunakan dua teori yaitu regional security complex untuk SCO dan World system untuk BRICS. Penelitian ini menemukan bahwa Rusia berperan penting dalam SCO dan BRICS. Di SCO, Rusia bersama Cina berperan penting sebagai penentu kebijakan dan agenda SCO. Sementara di BRICS, Rusia berperan sebagai koordinator kebijakan supaya negara BRICS memiliki kebijakan yang sama.
Penelitian ini juga menemukan bahwa SCO dan BRICS merupakan alat yang berguna bagi kebijakan luar negeri Rusia. SCO berguna untuk menjaga pengaruh Rusia di Asia Tengah, Sementara BRICS berguna untuk menyuarakan perubahan tatanan dunia yang ada. Karena pentingnya kedua organisasi ini bagi kebijakan luar negeri Rusia, tidak heran Rusia berperan penting dalam organisasi ini.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Rusia berperan penting di SCO dan BRICS karena kedua organisasi ini merupakan alat yang berguna bagi kebijakan luar negeri Rusia. Faktanya adalah agenda di SCO dan BRICS sebenarnya merupakan agenda kebijakan luar negeri Rusia. Supaya SCO dan BRICS tetap relevan bagi kebijakan luar negeri Rusia maka Rusia harus meningkatkan pendekatan diplomatik dengan negara anggota SCO dan BRICS. Hal ini penting dilakukan supaya SCO dan BRICS solid. Sebab, SCO dan BRICS yang solid akan menguntungkan Rusia dalam jangka panjang.
This Thesis examine Russia in the BRICS Forums and SCO Regional organization 2011 2017 In Constructivism Perspective. This thesis used qualitative method with data sources in form of book, journal article and official documents. The Research analysis uses two theories regional security complex for SCO and World system for BRICS. This research found that Rusia plays important role both in SCO and BRICS. In SCO, Rusia with China plays important roles as policy and agenda makers. In BRICS, Russia acts a policy coordinator to ensure all the members have same policy. This research also found that SCO and BRICS is a useful tools for Russia rsquo s foreign policy. SCO is useful to keep Russian influence in Central Asia. Meanwhile BRICS is useful for advocating changes in world order, it is no wonder Russia plays important roles in both organizations. This research concludes that Russia plays an important role in SCO and BRICS because both organizations is a useful tool for Russian foreign policy. In fact, SCO and BRICS rsquo s agenda is actually Russian foreign policy agenda. In order to for SCO and BRICS to remain relevant to Russian foreign policy, Russia must improve its diplomatic approaches to SCO and BRICS member states. This is im portant to make SCO and BRICS a solid organization. A solid SCO and BRICS will benefit Russia in the long term."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T50373
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arif Ardiansyah
"Karya tulis ini dilatarbelakangi ketertarikan penulis terhadap perubahan kondisi Libya masa kepemimpinan Qaddafi dan pasca revolusi dengan judul penelitian 'Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi'. Topik ini membahas mengenai pengaruh yang terjadi pada masyarakat Libya masa kepemimpinan Qaddafi serta situasi dan kondisi yang terjadi pasca revolusi dan kematian Qaddafi pada tahun 2011. Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang bersumber dari surat kabar, skripsi, dan media online mengenai pemerintahan Qaddafi dan pasca revolusi Libya. Kepemimpinan Qaddafi terhadap Libya mempunyai pengaruh yang besar. Kebijakan-kebijakan yang dibuat Qaddafi memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Libya. Kebijakan yang dibuatnya mencakup beberapa kondisi yang ada di Libya. Kondisi yang dimaksudkan mencakup kondisi sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, keamanan dan kesukuan yang ada di Libya. Hipotesa yang terdapat pada penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan tersebut juga memberikan dampak bagi masyarakat pasca revolusi pemerintahan Qaddafi. Namun dampak yang terjadi bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Libya saja tetapi juga dirasakan oleh bangsa barat seperti invasi yang dilakukan NATO pada Libya dengan memanfaatkan keadaan Libya pasca revolusi.
This paper is motivated interest in authors to changing conditions during leadership Qaddafi and the Libyan post revolution with the title 'After the Libyan Revolution Muammar Al Qaddafi Leadership'. This topic discusses the influences that occur in the leadership of Qaddafi. Libyan people and the circumstances that occur after the revolution and Qaddafi's death in 2011. The author uses descriptive method to approach literature sourced from newspapers, theses, and online media on governance and post Qaddafi. Libyan revolution Qaddafi against the Libyan leadership has a great influence. The policies that made Qaddafi has an influence on the lives of the Libyan people. Made policy covers several conditions that exist in Libya. Conditions are intended to include social, political, economic, governance security and tribalism in Libya. Hypotheses contained in this study stated that these policies also have an impact on society after the revolution Qaddafi government. However the impact of which occurs not only felt by the people of Libya but also perceived by Western nations such as the NATO invasion of Libya is done by utilizing state of the post revolution Libya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library